"A-apa yang Anda lakukan, Tuan Muda Jiazhen? Bukankah dia Gurumu-?" Seorang wanita terkejut bukan main, dia begitu kenal dengan Wang Tian dan tanpa keraguan, Jiazhen Yan memukulnya di depan murid lain. Sebuah penghinaan bagi lelaki itu, Wang Tian berdiri dengan muka yang kalap.
Dia terlihat seperti akan mengamuk sebentar lagi, tetapi Jiazhen Yan bersikap tidak peduli.
"Tinggalkan saja bedebah itu, malas sekali aku melihat wajahnya."
Jiazhen Yan memaksa Xue Zhan pergi, karena dia tahu tempat itu pasti akan ramai dan tidak menutup kemungkinan orang yang dikenalnya akan berdatangan. Dia sendiri sudah terbiasa terlibat dalam masalah, karena itu Jiazhen Yan masih bisa terlihat anteng.
Namun belum sepuluh meter berjalan, seorang laki-laki yang wajahnya hampir mirip dengan Jiazhen Yan berdiri di depan mereka bersama puluhan pelayan klan. Tatap mata merah membara itu terlihat dingin. Tersirat kemarahan di balik sorot matanya. Tidak perlu mengucapkan kata-kata, Jiazhen Yan langsung terdiam membisu.
"Ternyata anakku sudah memiliki teman baru."
Xue Zhan gemetar hanya karena melihat wajah lelaki itu. Dia adalah kepala klan Jiazhen, sebuah keluarga bangsawan terpandang yang berkontribusi banyak untuk kekaisaran. Pakaian yang dia kenakan saja dirajut dengan jalinan benang berkualitas tinggi. Kharisma di wajah dan pembawaannya yang tegas mengingatkan Xue Zhan pada Kaisar Ziran.
"Ada banyak gosip yang beredar tentangmu, anak muda." Lelaki itu berjalan ke arah Xue Zhan, berusaha menyentuh pundaknya. Namun tiba-tiba Jiazhen Yan menepis pelan tangan tersebut.
"Ada yang ingin Ayah bicarakan denganku?"
Ayahnya kembali menarik tangan, mendapatkan tatapan tak suka dari anaknya, dia mengurungkan niat dan hanya menatap Xue Zhan sekali lagi. Xue Zhan merinding, mata merah itu seperti berusaha membunuhnya.
"Oh, tentu saja."
Jiazhen tidak mengatakan apa-apa dan langsung pergi bersama ayah dan pengawalnya.
Lagi-lagi, Xue Zhan sendiri. Dia berusaha melihat sekitar.
Semua anak seusianya saling berteman dan bercanda satu sama lain. Hanya dirinya yang sendiri di sana. Ketika dia berjalan, orang-orang segera menyingkir memperlakukannya seperti kriminal.
Di balik punggungnya mereka terus berbisik, mencemoohnya dan bahkan jelas-jelas mengatainya sebagai iblis busuk.
Sebuah batu terlempar mengenai keningnya. Xue Zhan melirik ke arah sekelompok anak muda yang seusia dengannya. Mereka menertawakannya dan masih melemparkan batu, satu kali lagi mengenai keningnya dan membuat Xue Zhan berdarah.
Xue Zhan mengeratkan kepalan tangannya, dia tidak boleh lemah dan terima ditindas seperti itu. Langkah kakinya berpacu cepat, dia langsung menarik kerah baju ketua sekelompok bocah berandalan itu. Mereka kelihatannya sekumpulan murid di perguruan yang sama.
Pemuda bergaya seperti preman itu bergidik ngeri, dia hampir kencing di celana langsung berhadapan dengan Xue Zhan. Karena desas-desus mengatakan iblis itu bisa membunuh siapa saja tanpa ampun.
"Berhenti melakukan itu atau-"
Xue Zhan belum menyambung kalimatnya dan jeritan kencang terdengar dari kawan bocah itu.
"Iblis ini ingin membunuh temanku! Tolong, tolong, tolong! Siapa pun! Dia akan membunuh temanku!" Suara itu bergema di seluruh halaman, bukan hanya dia seorang, dua temannya yang lain ikut membantu berteriak. Hingga seorang pengawas datang dan memisahkan Xue Zhan dengan bocah tadi.
Xue Zhan sempat menerima peringatan dari pengawas tersebut, karena memang tidak didapati luka sama sekali Xue Zhan dilepaskan.
Xue Zhan memejamkan mata. Sepertinya ini bukan pertama kalinya dia mencoba melawan orang-orang yang menghinanya. Tapi akhirnya selalu sama. Dia yang dianggap telah berbuat jahat, meski sebenarnya orang lain yang mengganggu dirinya.
Sesaat Xue Zhan merindukan kehidupannya yang dulu. Hanya ada sang kakek dan adik, kehidupan tenang tanpa banyak berinteraksi dengan manusia lain. Dia menyentuh tanduk di kiri kepalanya.
"Andaikan aku terlahir sebagai manusia biasa, apakah hidupku lebih baik dari ini?"
Terkadang penyesalan datang tiba-tiba, Xue Zhan sampai mempertanyakan hal bodoh. Bagaimana pun dirinya adalah campuran darah iblis dan manusia. Sebuah legenda mengatakan percampuran darah ini akan melahirkan sebuah kekuatan yang disebut dengan Dosa.
Namun hingga detik ini Xue Zhan masih tidak mengetahui sepenuhnya soal itu.
"Aku sudah berjanji pada kakek untuk tidak menyesali hal ini. Semua ini pasti memiliki alasan..."
Dia berbelok arah ke sebuah lorong yang tampak ramai oleh guru-guru. Langkah Xue Zhan tertahan, karena begitu banyaknya orang tidak ada yang menyadari kehadirannya. Xue Zhan menangkap seseorang yang dicarinya sejak tadi tengah berbincang-bincang dengan guru lain di bawah pohon rindang. Di halaman itu di kelilingi oleh kolam buatan berisi ikan koi dan bunga teratai. Pancuran air di kolam itu membuatnya terlihat makin cantik.
Namun tampaknya keindahan kolam itu tidak meleburkan kepahitan di hati Xue Zhan ketika mendengar apa yang diperbincangkan teman gurunya itu.
"Tidak kusangka, dari banyaknya murid genius yang memintamu menjadi gurunya kau mengabaikan mereka semua dan malah memilih iblis lemah penuh dosa itu. Dia begitu kotor dan jahat, kau ingin menempa sebuah kekuatan yang akan menghancurkan dirimu dan orang banyak?"
Guru tua renta memberikan tatapan kecewa, yang lain menimbrungi.
"Dia tidak seharusnya dibiarkan hidup. Aku setuju jika Kaisar Ziran memutuskan untuk membunuhnya. Lain kali kau harus lebih serius memilih murid. Lemah atau kuat tidak ada bedanya. Jika dia lemah, kau akan malu memiliki murid sepertinya. Menjadi kuat pun, dia berpotensi besar membawa masalah ke Kekaisaran kita."
Sama halnya dengan Guru muda di samping Kang Jian, dia juga sependapat dengan guru-guru lain.
"Jika Senior tidak keberatan aku memiliki sejumlah daftar nama murid angkatan ini yang paling menonjol. Saya yakin Senior mampu membimbing calon pendekar terhebat di Kekaisaran kita, tapi orangnya bukanlah iblis itu. Mohon pertimbangkan sekali lagi," ujarnya dengan jujur.
Kang Jian tidak merespon banyak, tapi meski muridnya tengah dicela dari berbagai sisi dia masih tetap tenang. Hingga mulutnya terbuka, Xue Zhan masih mendengarkan pembicaraan mereka diam-diam.
"Aku percaya," ucapnya. "Dia adalah murid yang selama ini kucari. Instingku mengatakan dia adalah orangnya."
"Bagaimana bisa Anda begitu percaya diri-"
"Senior, Anda harus mencari murid lain yang lebih berkompeten. Ada begitu banyak yang menginginkan Anda untuk menjadi guru mereka!"
"Aku tidak mengerti lagi, jika kau bersikeras aku yakin setelah ini ada banyak yang ikut membencimu, saudara Kang Jian."
Xue Zhan berjalan menjauh. Dia mengurungkan niatnya untuk menemui Kang Jian, seharusnya dia tidak usah mendengarkan itu semua.
Namun Kang Jian terlihat begitu mempercayainya. Xue Zhan tidak ingin menyia-nyiakan hal itu. Dia ingin membalas perkataan Guru-guru tadi dengan membuktikan bahwa dirinya tidak selemah atau seberbahaya yang mereka katakan. Dia adalah Xue Zhan, itu tidak pernah berubah.
"Tidak peduli dengan orang membenciku, aku tidak akan mengecewakan mereka yang mempercayaiku. Guru, aku berjanji akan berlatih keras dan membeli omongan mereka semua. Pegang janjiku ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments
Yaser Levi
kadang kebencian orang terhadap diri kita akan menampa kita menjadi lebih kuat dan bermental baja
2024-07-23
0
Jhonny Afrizon
agak mengherankan,udah tau muridnya di benci banyak orang,malah di tinggal sendiri,hadeh
2023-04-29
1
dementor
pegang janjiku tapi bukan uangku yang kalian pegang.. nanti uangku kalian habiskan.. terlalu!!!!
2023-03-13
2