"Jangan sakiti istriku! aku mohon padamu. semua ini adalah kesalahanku. kau bisa membalasnya
terhadapku," pinta Thiaro sambil menangis.
"Sepuluh tahun yang lalu, kalian dengan bersenang-senang membunuh keluargaku, papaku harus menerima siksaan kalian. dia menangis dan memohon agar istri dan anaknya dilepaskan. dia rela menyerahkan semua hartanya. akan tetapi kalian tidak peduli. kalian sengaja memper.kosa adikku di depan kami. dan mamaku juga menjadi korban sehingga rela mati dari pada mendapat penghinaan ini," bentak Lee.
"Di saat itu kalian sama sekali tidak membiarkan kami hidup. kalian tidak peduli perasaan orang lain. kalian bahagia di atas penderitaan orang lain. kalian merebut semua milik kami. membunuh keluargaku dan harta milik keluarga kami. sekarang kau menikmati hidup mewah dari hasil rampok dan dengan tidak tahu malunya kau melakukan hal yang bejat. semua perbuatan masa lalumu harus kau tanggung akibatnya malam ini," ketus Lee yang memotong lima jari wanita itu lagi.
"Aarrghh...," teriakan istri Thiaro yang merasa sakit yang luar biasa.
"Betty...," teriak Thiaro yang berusaha bangkit ingin merangkak ke arah istrinya.
Dor.
Tembakan dari Lee menembus punggung Thiaro.
"Aarrggh...," jeritan Thiaro yang lagi-lagi harus menahan sakit.
"Bunuh saja aku!" pinta Thiaro yang mengeluarkan air mata.
Lee menghampiri Thiaro yang dalam posisi terlungkup dengan bersimbah darah akibat tembakan dari Lee.
"Bukankah di saat itu kau sangat hebat? kenapa hari ini kau menjadi lemah begini? di mana kehebatanmu yang di saat itu?" bentak Lee dengan kesal.
"Bunuh aku untuk membalas dendammu!" ujar Thiaro.
"Kau tenang saja! aku pasti akan melakukannya, tapi aku harus menyiksamu dulu," kata Lee dengan senyum sinis.
Lee menendang perut Thiaro berulang kali sehingga musuhnya itu muntah darah.
Bruk..
"Aarrgh...," jeritan Thiaro.
Bruk..
"Aarrgh...."
Bruk..
"Aarrgh...."
Lee menendang dari bagian perut hingga bagian dada Thiaro, setiap tendangan yang dilakukan olehnya sangat keras dan penuh dengan kebencian.
Bruk..
"Aarrgh...."
Bruk..
"Aarrgh...."
"Di saat itu kau sangat menikmatinya, dan malam ini aku juga ingin kau menikmatinya," bentak Lee yang sambil menendang dengan keras.
Bruk..
"Aarrgh...."
Bruk..
"Aarrgh...."
"Bukan hanya kau saja yang akan ku bunuh, semua komplotanmu akan ku siksa sebelum mati," bentak Lee.
Bruk..
"Aarrgh...."
Bruk..
"Aarrgh...."
"Ingin cepat mati? jangan berharap sebelum aku puas menyiksamu dan istrimu," bentak Lee yang menendang dengan sepakkan yang sangat keras sehingga musuhnya itu terlempar menghantam dinding.
Bruk..
"Aarrgh...," rintihan Thiaro yang muntah darah.
Pria itu tidak berdaya dan tidak sekuat dulu, kini dia hanya bisa pasrah menerima siksaan dari putra Javier Anderson yang nyaris tewas di saat itu.
Setelah menyiksa Thiaro, Lee menghampiri Betty yang sedang tergeletak tidak berdaya sambil menahan sakit pada dua tangannya yang barusan di potong jari-jarinya..
Lee lalu menginjak dada wanita itu dengan hentakan yang sangat kuat sehingga wanita itu muntah darah.
"Betty...," ucap Thiaro dengan suara pelan.
"Apakah kau sakit hati saat istrimu disiksa?" tanya Lee dengan sengaja.
"Le-lepaskan...dia...," pinta Thiago yang sedang sekarat
"Ha-ha-ha-ha...kau merasa sakit hati? bagus sekali. ini adalah keinginanku. sekarang kau harus menikmatinya!" ucap Lee sambil tertawa, ia tertawa bukan karena merasa puas melainkan karena merasa sakit hati mengingat kejadian yang menimpa setiap anggota keluarganya.
Lee menyiksa pasangan suami istri itu selama dua jam, istrinya harus menerima siksaan yang cukup sadis, selain sepuluh jarinya dan telinganya dipotong, ia juga dipijak oleh Lee di bagian dadanya sehingga muntah darah karena luka dalam. sementara Thiaro ditembak dan juga ditendang hingga luka dalam.
Setiap siksaan yang dilakukan oleh Lee sangat menyakitkan pasangan suami istri itu.
Di malam itu teriakan dan tangisan mereka terdengar selama dua jam lamanya. Betty yang sudah kritis tidak membuat Lee melepaskan dirinya.
Pria yang penuh dengan kebencian itu mencongkel mata wanita itu di depan mata suaminya.
"Jangan...," teriak Thiaro yang melihat mata istrinya dicongkel.
"Aarrghh...," teriakan Betty yang kesakitan tidak terhingga. setelah puas mencongkel sebelah mata istri dari musuhnya itu, ia menghampiri Thiago yang sudah sekarat.
Thiago menangis saat melihat istrinya telah tidak sadarkan diri dan hanya tergeletak diam di depannya.
"Bunuh saja kami! kamu sudah puas menyiksa kami," ujar Thiaro.
"Puas...aku sangat puas," jawab Lee dengan sengaja.
"Bunuh saja aku! bunuh saja!" pinta Thiaro yang sekarat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅Pisces
blom sbnding kok Lee,siksa sja mrka
2022-12-23
0
G
lanjut
2022-12-20
1
Rangrizal28
penyiksaan Lee blm sebanding dgn penyiksaan adik dan mama lee.semangat Lee...
2022-12-19
1