"Nona, semua anak-anak sangat beruntung karena ada bantuan nona," ucap pengurus itu.
"Ini tidak seberapa, yang penting adalah bisa membantu mereka," kata Angel yang bangkit dari tempat duduk.
"Terima kasih, karena sudah banyak membantu," ucap pengurus itu yang ikut berdiri.
"Sama-sama," jawab Angel yang memakai kaca mata hitam dan meninggalkan ruangan kantor pengurus itu.
Angel berjalan ke halaman sambil menghirup udara segar, di siang itu cuaca mendung tanpa cahaya matahari. ia berjalan ke tempat yang di mana Lee sedang berdiri di sana.
Dan di saat yang sama Lee yang ingin meninggalkan halaman itu ia pun berpaling ke belakang dan berhadapan dengan Angel yang tidak jauh darinya.
Lee dan Angel saling bertatapan selama beberapa menit, mereka terdiam dan tentu saja merasa tidak asing.
"Kenapa gadis ini tidak asing bagiku? apakah kami pernah bertemu sebelumnya?" batin Lee. ia tidak ingat lagi bahwa sepuluh tahun yang lalu ia pernah bertemu dengan gadis itu.
"Siapa pria ini? sepertinya aku pernah melihatnya," batin Angel.
"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Lee.
"Sepertinya tidak," jawab Angel yang melepaskan kaca mata.
"Mungkin aku hanya salah ingat saja," kata Lee yang melangkah pergi.
Angel melihat kepergian pria itu, ia mengingat semula saat dirinya pernah menembak pria itu.
"Ternyata dia, wajahnya tidak banyak berubah, hanya badannya berubah lebih tegap dari dulu. tatapannya memiliki aura membunuh dibandingkan dulu," batin Angel.
"Dia pasti tidak mengenalku lagi, sudah sepuluh tahun lamanya. saat itu aku baru berusia empat belas tahun. suatu saat kami pasti akan berhadapan. kelompok Black Eagle adalah musuh berat bagi Rose Hitam," gumam Angel.
Lee yang meninggalkan panti asuhan ia langsung menuju ke suatu tempat untuk menyelesaikan misinya.
"Lucas Sandero, aku harus menemukanmu, malam ini aku akan mengurus salah satu anak buahmu," ucap Lee yang sedang menyetir.
Malam hari.
Lee menghentikan mobilnya di depan rumah besar dan luas yang memiliki dua mobil mewah. rumah itu di kelilingi oleh pagar yang tinggi. Lee membawa pisau yang adalah senjata favoritnya yang selama ini dia gunakan untuk menyiksa lawannya.
"Thiaro Santoz, luar biasa. rumah dan mobil yang mewah dari hasil rampokan dan nyawa yang hilang di tanganmu. selagi aku masih hidup jangan berharap aku akan melepaskanmu," ucap Lee dengan senyum.
Lee lalu memanjat pagar tinggi dan melompat ke halaman depan rumah itu. bukan suatu halangan baginya untuk masuk ke dalam rumah mewah tersebut.
Lee berjalan dengan santai menghampiri pintu itu.
Tuk...tuk...tuk...
Ketukan pintu yang dilakukan oleh Lee.
Tuk...tuk...tuk...
Setelah beberapa menit kemudian seorang wanita datang membuka pintu.
Klek.
"Kamu siapa? berani sekali masuk ke dalam halaman kami," bentak wanita itu.
Lee tersenyum dan bertanya," apakah kamu adalah istri Thiaro Santoz?"
"Iya, kenapa?" tanya wanita itu dengan ketus.
Lee langsung menikam bagian perut wanita itu.
Srek...
"Aauhkk...," jeritan wanita itu yang kesakitan.
"Apakah sakit?" tanya Lee sambil menjambak rambut wanita itu dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya sedang menikam wanita itu.
"Ke-kenapa k-kau?" tanya wanita itu sedang menahan sakit.
Lee mencabut pisaunya dan menarik rambut wanita itu kamudian ia melangkah masuk ke dalam.
"Aarrgh...," rintihan wanita itu yang kesakitan dan tidak berdaya, luka tikamannya mengeluarkan banyak darah.
"Malam-malam siapa yang datang?" tanya seorang pria yang berjalan menuruni tangga.
Lee memandang ke arah pria itu dengan penuh rasa dendam.
"Tolong aku!" rintihan wanita itu yang sedang kesakitan.
"Kau siapa? berani sekali melukai istriku," bentak Thiaro yang mengeluarkan senjata dari sakunya.
Lee yang memiliki tatapan tajam ia langsung melempar pisau ke arah Thiaro sehingga berhasil menancap tangannya.
Srek.
"Aah...sia.lan," ketus Thiaro yang terluka dan terduduk sambil memegang besi tangga. pistol miliknya terjatuh karena telapak tangannya ditembus oleh pisau.
"Thiaro...," teriak istrinya yang rambutnya ditarik oleh Lee hingga ke ruangan tengah yang di mana Thiaro sedang terduduk di anak tangga.
"Kau siapa? kenapa menyerangku?" tanya Thiaro sedang menahan sakit.
"Kau sudah lupa denganku yang pernah menjadi korbanmu?" tanya Lee dengan senyum.
"Aku tidak mengenalmu," jawab Thiaro.
"Di mana Lucas Sandero? katakan!"
"Tidak tahu!"
"Tidak tahu atau tidak mau beritahu? mungkin saja kau ingin istrimu ini mati dengan mengenaskan," kecam Lee yang mengeluarkan pistolnya dan menembak kaki wanita itu.
Dor..
"Aarrggh...," teriakan wanita yang kesakitan.
"Jangan menyakitinya! lepaskan dia!" teriak Thiaro yang berusaha berdiri.
Dor...
Tembakan dari Lee yang menembus kaki kiri Thiaro.
"Aauhkkk...," rintihan Thiaro yang terjatuh dari tangga.
Lee menyimpan kembali pistolnya dan mengeluarkan pisau yang dia selipkan di sepatunya.
"Jangan main-main denganku lagi, kau tidak ingin memberitahu di mana bosmu. tidak apa-apa juga. aku masih bisa bertanya pada yang lain," ujar Leo yang memotong telinga wanita itu.
Srek..
"Aarrghh...," teriakan wanita itu yang mengerang kesakitan.
"Sakit...," teriak wanita yang berguling-guling di lantai.
"Betty...," teriak Thiaro yang dalam posisi terlungkup.
"Thiaro Santoz, bagaimana rasanya saat melihat istrimu disiksa olehku?" tanya Lee.
"Apa maumu? siapa kau sebenarnya?" tanya Thiaro dengan nada tinggi.
"Apa kau sudah lupa denganku? apa kau sudah lupa sepuluh tahun yang lalu kau menembakku dan juga memperk*sa adikku sehingga dia meninggal, keluargaku kalian bunuh. nyawa mereka kalian anggap mainan. apa kau tidak ingat lagi denganku?" tanya Lee dengan kesal.
"Kau...," ucap Thiaro yang masih tidak ingat dengan pria itu.
"Aku adalah Lee Anderson, papaku adalah Javier Anderson yang harus tewas di tangan sekelompok binatang seperti kalian," bentak Lee.
"Kau adalah pemuda itu? tidak mungkin...tidak mungkin...dia pasti sudah mati," ujar Thiaro yang tidak percaya.
"Nyawaku sudah di ujung tanduk, aku beruntung ada yang membawaku pergi saat itu, sehingga aku bisa bangkit dan membalas dendam. tujuan ku ingin membunuh kalian semua dan tentu saja aku akan menyiksa kalian. agar aku merasa puas," ujar Lee.
"Jangan...jangan...lepaskan istriku dia tidak tahu apa-apa!" pinta Thiaro.
"Tidak tahu apa-apa? di saat kami memohon padamu apakah kau ada memikirkan kami tidak tahu apa-apa? kalian adalah binatang. merampok, memperko.sa dan membunuh. sekarang kau memohon padaku karena merasa sakit hati melihat aku menyiksa istrimu," bentak Lee dengan nada tinggi.
"Bunuh saja aku! aku mengaku salah,"ucap Thiaro.
"Mengaku salah tidak ada gunanya, kau yang di saat itu sama sekali tidak memberi kesempatan untuk kami. semua kejadian itu masih jelas dalam ingatanku. dan kau akan melihat penderitaan istrimu sebelum kau mati," ketus Lee yang memotong jari-jari wanita itu.
Srek...
"Aaarrggh...," teriakan wanita itu yang semakin kesakitan, ia menangis histeris karena sakit dia rasakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
sadis keren keren keren keren keren lanjutin
2023-01-07
1
🍒⃞⃟🦅Pisces
ayo siksa mereka LBH sadih lee
2022-12-23
0
Rangrizal28
semangat Lee..buat lucas cs,tersiksa.siksa dan siksa.
2022-12-19
1