"begini rencananya..." Wert memberitahukan rencana yang sudah dibuatnya dengan Lynn sebelumnya.
"tapi, bukankah itu agak..."
"sudahlah kau ingin keluar dari sini bukan? maka lakukan saja itu."
"yah, tapi..."
Wert mengkoordinasikan anak buahnya untuk melakukan apa yang dititah oleh Lynn sebelumnya, Wert benar-benar menunjukkan ambisinya untuk keluar dari kekangan dan tekanan yang telah diterimanya sejak lama.
Fakta bahwa dirinya tak mempunyai nama adalah sebuah bukti kalau dia tak pernah merasakan udara kebebasan, dia sejak lahir sudah dijual oleh orang tuanya untuk dua buah keping emas.
Wert tak terlalu pintar dalam mengerjakan sesuatu jadi saat menemukan orang yang tepat untuk memikirkan cara keluar dia memanfaatkannya dengan baik dan rela melakukan apapun untuknya asalkan upayanya untuk keluar dapat terwujud.
Dengan terbiasanya disiksa dari kecil dia menjadi penasaran dengan bagaimana orang-orang seusianya di luar sana hidup dengan 'normal' karena Wert... dia benar-benar tak pernah mendapatkan kehidupan itu meskipun hanya sekejap.
Kehidupannya yang berpindah dari satu tempat menuju tempat lainnya karena diperjual-belikan membuatnya semakin penasaran dengan kehidupan orang lain.
Wert terus berpikir bagaimana cara untuk keluar dari tempat yang memperbudaknya karena jika ingin keluar dengan bermodalkan upah yang hanya 1 keping perunggu setiap satu bulan, akan memakan waktu seumur hidupnya untuk bisa keluar.
Harapan itu hanya ada saat ada seseorang yang baik hati datang dan membelinya untuk memerdekakan dirinya atau dia dengan berinisiatif pergi.
Tapi kembali ke masalah awal lagi, Wert kurang dalam berpikir jernih.
Dan saat dia dengar ada seorang budak yang melarikan diri di ladang tempatnya bekerja.
Wert... Dia tertarik untuk membuat sebuah kerja sama karena dia rela melakukan apapun demi membuat impiannya terwujudkan.
...
"Hei Elija, aku datang sesuai dengan apa yang kau katakan." Wert datang menemui Lynn di kandang isolasi setelah menunda kedatangannya selama dua hari untuk pergi ke sini.
"baguslah, aku sedikit khawatir kau datang atau tidak, jadi bagaimana dengan situasi orang yang kau teror?"
"seperti katamu, kita melakukan sebuah teror dan memperhatikan semua gerak-geriknya, dan sekarang dia sedang mengalami stress yang cukup berat, maksudku dia menjadi lebih berhati-hati dan selalu melihat keadaan sekitarnya."
"baguslah, sekarang kau suruh awasi terus hingga dia kembali pada pihak kita.. apa yang sudah dia tanam harus dia petik sendiri."
"baiklah, omong-omong bagaimana dengan luka di punggung mu itu? kemarin mereka mencambukmu dengan lebih keras dibandingkan sebelumnya."
"heh.. ini tak sebanding dengan apa yang pernah kudapatkan sebelumnya."
"... baiklah, jadi bagaimana situasinya."
"selama dua hari ini aku memperhatikan semuanya, rutinitas para penjaga, tata letak, kesempatan keluar, semuanya."
Wert terpaku dengan obrolan Lynn yang terlihat sangat meyakinkan.
"yahh, kurasa sebuah takdir telah mempertemukan kita."
"sebenarnya bisa dibilang seperti itu."
"yahh jadi, sekarang bagaimana?"
"lakukan saja seperti biasanya, teror orang itu sampai dia kembali pada kita."
"baiklah."
Wert cukup kegirangan dengan apa yang direncanakan oleh Lynn dia berpikir kalau takdir akhirnya akan memberikan jalannya untuk dirinya menghirup udara bebas.
...
"oi Wert, jadi bagaimana... apakah ada kemajuan." Uona salah seorang pasukan Wert yang berencana keluar dari ladang itu adalah orang yang rela melakukan apapun asalkan bisa keluar seperti Wert.
"yahh, sepertinya kita menemukan orang yang tepat, terowongan yang kita lewati sudah benar-benar mengeluarkan cahaya." Wert memberikan sebuah harapan.
"tapi apakah orang itu benar-benar bisa dipercaya." Meru agak ragu kalau rencana ini akan berjalan dengan lancar.
"setidaknya kita memiliki kesempatan dari yang tadinya buta arah."
"yahh kurasa kau benar, jadi sekarang apa Wert?"
"dia menyuruh kita untuk tetap memberikan teror pada Fed sampai dia kembali pada kita, dia bilang akan gawat jika dia memberitahukan rencana kita pada para penjaga itu."
"yahh, kurasa kau benar... bagaimana dengannya sekarang?"
"Dia tertidur di sana, awasi saja dia."
Fed yang pura-pura tertidur di pojok itu mendengar semua percakapan ketiga orang itu, dia semakin ketakutan setelah mendengar apa yang baru saja dibicarakan oleh para budak yang berencana untuk kabur itu.
Budak yang lain? mereka tak peduli dengan omong kosong yang diucapkan oleh kumpulan orang yang mempunyai mimpi itu, mereka hanya ingin tertidur dengan tenang supaya besok dapat bekerja dengan keras.
"aku semakin tak sabar Wert, cahaya itu terus memenuhi harapanku, aku sudah tak sabar menghirup udara kebebasan." Uona berbicara mengenai mimpinya.
"yahh, bersabarlah Uona, hal itu pastinya akan kita capai, kita sudah bekerja sangat keras selama hidup kita ini, kita akan mendapatkan hirupan udara kebebasan itu."
"tenanglah kalian berdua, jangan terlalu berharap seperti itu."
"justru kita harus berharap Meru! hari esok pasti akan menjadi lebih baik."
"yahh, baiklah... cepatlah tidur."
Ketiga budak itu tertidur lelap dan bersiap menghadapi esok hari yang berat.
...
Cak!
Suara cambuk bergelegar di setiap tempat di kandang, membangunkan semua budak yang sedang tertidur.
Para budak itu langsung bergegas menuju ladang dan mengerjakan setiap tugas yang tersedia.
"hei... Wert ada yang ingin kubicarakan denganmu..." Fed mendekati Wert yang akan mencangkul tanah.
"ada apa Fed."
"sebenarnya aku mendengar semua percakapan kalian tadi malam."
!!!
Wert terkejut dengan pengakuan yang diberikan oleh Fed, dia bertindak agak panik.
"apa maksudmu... kita hanya berbicara seperti biasanya."
"sudahlah kau tak perlu menutupi itu, aku juga sudah menyerah untuk mencoba memberitahukan rencana kalian pada penjaga demi kepentinganku sendiri, aku terlalu paranoid jadi tak bisa melakukannya."
"baguslah... kurasa, jadi apa yang kau mau?"
"mendengar semuanya, aku jujur aku menjadi lebih ketakutan dan bahkan aku mencoba membunuh kalian agar tak mengikutiku lagi, tapi setelah berpikir lagi kurasa aku dapat melihat sebuah cahaya terang pada kata-kata manis tentang kebebasan yang kalian bicarakan."
"..."
"jadi kalian mendapatkanku Wert, aku akan masuk lagi ke dalam grup kalian, dan aku akan membantu kalian semua apapun yang kalian butuhkan itu ada aku."
"..."
"..."
"..."
"baguslah Fed, kita akan bekerja sama... tapi kau harus menemui Elija terlebih dahulu." Wert mengulurkan tangannya untuk menjabat tangannya.
"Kenapa?" Fed agak ragu untuk menerima jabatan tangan itu.
"tak apa, ini hanya sebuah perintah dari Elija atau otak dari semua ini."
"..."
"baiklah kurasa, aku akan menemuinya." Fed menjabat tangan Wert dengan agak ragu.
"tenanglah, Elija tak sekejam itu... dia hanyalah seseorang yang pintar dan dapat memanfaatkan semuanya dengan baik."
"HEI! SEDANG APA KALIAN BERDIAM DISANA."
Percakapan Wert dan Fed ketahuan oleh penjaga dan mereka langsung menerima konsekuensi cambuk dan segera setelah itu mereka bekerja seharian
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Poka😖
weit dh rilis nih, kelewatan nih aku
2023-01-04
0