Chapter 14 : Pelayan yang mendapatkan teman

Lynn kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh Eleisa.

"apa maksudmu sudah jelas."

"..."

Eleisa hanya terdiam dan saat berkata dia berbicara dengan bahasa yang tak dimengerti.

"Γεια σου Ρεγκ, φρόντισέ τον."

"apa yang kau bicara-"

Lynn melihat ke Teala namun untuk sekali lagi dia tak bisa melakukan apapun, bahkan dia memasang wajah tak mengerti dari apa yang dikatakan oleh Eleisa.

"maafkan aku Lynn tapi sekali lagi membuatmu ada di posisi ini."

"apa yang kau maksud."

Lynn menjauh dari Regulus yang mendekatinya karena tahu apa yang akan dia lakukan terhadapnya.

"kumohon Eleisa untuk sekali ini saja beritahu aku apa ini, aku ingin mengerti apa yang terjadi dan apa yang harus kulakukan jika kau memperlakukanku seperti ini lagi aku akan..."

Lynn membuat permohonan sembari mengancam tapi sebelum ancaman itu diucapkan Eleisa menghentikannya.

"baik! baiklah, akan kukatakan padamu jadi kau siapkanlah hatimu untuk menerima kenyataan yang akan kukatakan ini."

Lynn memasang muka tegang.

"Kita sedang menghadapi kemungkinan terburuk dari setiap kemungkinan yang ada.... tadinya kita mengira perubahan waktu di masa depan itu disebabkan oleh apa yang kau lakukan di masa ini sebelumnya."

"tapi... setelah mendengar penjelasan dari dirimu sebelumnya sebenarnya aku dan Reg agak ragu jika itu yang menyebabkan perubahan waktu."

"kemungkinan terburuk itu adalah adanya seorang Schriftsteller yang dengan sengaja merusak tatanan waktu demi menghancurkan dunia."

"kau harus waspada karena siapapun itu pasti sudah memahami kekuatan apa yang dimiliki olehnya dan dia bisa menggunakannya dengan baik."

"berbeda denganmu Lynn kau bagaikan telur yang baru menetas dan menentukan induk, kau hanyalah ayam kecil yang masih belajar untuk berjalan."

Lynn mencerna baik-baik apa yang dikatakan oleh Eleisa, dan paham mengenai posisinya saat ini.

"Lynn aku ingin kau pergi berlatih menggunakan pedang dan juga sihir bersama Reg maukah kau mendengarkanku kali ini?"

"... tunggu dulu, sihir... maksudmu sihir yang itu?"

"ya benar, sihir yang itu."

"Reg, cobalah kau tunjukkan bagaimana cara menggunakan sihir."

"cih disaat seperti ini kau pasti selalu menyusahkanku." Walau dia terdengar malas tapi Regulus mengeluarkan gulungan yang disimpannya di dalam baju miliknya.

Regulus membuka gulungan itu dan terlihat empat simbol di dalamnya.

☋ ☊ ☍ ☌

"perhatikan baik-baik Lynn, cara kerja sihir disini cukup mudah, kau hanya perlu melipat kertas gulungan sehingga dua simbol bersentuhan dan buka lipatan itu maka keluar sesuatu."

"contohnya saja seperti ini... coba kau gabungkan simbol ☌ dan juga ☋ Reg."

Reg mendekatkan kedua simbol itu dan menahannya sebentar...

Wush!

sebuah kobaran api besar keluar ketika Regulus membuka lipatan kertas yang menggabungkan dua simbol itu.

"lihat kan... ini mengesankan."

"sumpah!.. itu!.. mengesankan!.."

"benarkan... baiklah sekarang kau coba sendiri, ingat gabungkan simbol ☌ dan ☋ yahh dan jangan lupa yang kau dekatkan itu adalah ☌ menuju ke ☋ jangan sebaliknya." Eleisa memberikan arahan sembari menyodorkan Lynn sebuah gulungan sihir

Lynn mengambil sebuah gulungan sihir yang disodorkan kepadanya.

Gulungan yang diterimanya ini memiliki bentuk yang lebih kecil dibandingkan dengan yang digenggam oleh Regulus dan besarnya mungkin sama seperti ukuran gulungan yang dibawa oleh bocah pencuri itu.

"tunggu Eleisa, apakah benda ini kau beli dari pasar?"

"ya, aku membelinya di pasar tadi saat berjalan menuju kesini."

"jadi maksudmu... sihir ini menyebar bagi semua orang?!"

"tentu saja, memangnya kau tak melihat orang-orang di sekitarmu? sihir disini bagai pemantik api mungkin jika di masa mu."

Lynn mendengar sindiran itu dan mengingat semua kejadian di mana dia melihat orang-orang menggunakan itu namun dia sibuk melamunkan sesuatu yang tak jelas.

"tapi... aku tak melihat benda itu saat berada di Schlomit."

"Schlomit ya.. itu simpel saja, karena itu adalah desa yang jauh dari peradaban modern, seperti yang kukatakan barusan sihir disini bagai sebuah pemantik di masa depan dalam kata lain ini adalah sebuah inovasi."

"ahh sudahlah berdebat mengenai hal itu takkan membuatku di masa lalu menyadari adanya sihir."

Lynn membuka gulungan itu dan melihat jajaran simbol yang sama.

☋ ☊ ☍ ☌

Lynn kemudian mendekatkan kedua simbol yang ada di ujung dan menggerakkan simbol ☌ menuju simbol ☋

Gulp!

Begitu banyak tekanan dan ketegangan yang dialami oleh Lynn sebelum dia melepaskan kedua sisi kertas gulungan itu.

degup! degup!

degup! degup!

degup! degup!

"baiklah kurasa ini lah saatnya."

puufh!

"ahh sudah kuduga akan menjadi seperti ini." ucap Regulus.

Eleisa membalikkan badannya ketika Lynn melihat ke arahnya dan Teala tertawa terbahak-bahak di tempatnya.

"ap... apa-apaan itu! api kecil itu! wahahaah bahkan anak kecil saja menghasilkan api lebih dari itu."

Sungguh anti ******* apa yang dilakukan oleh Lynn, semua yang dia khawatirkan dan dia takutkan tidak terjadi satupun, dia hanya menghasilkan sebuah api kecil sekecil pemantik api yang hampir kehabisan gas.

"baiklah kalau begitu aku akan memperlihatkan sisi kerenku, akan kugabung-" Lynn yang berniat pamer setelah kegagalannya digagalkan oleh Regulus yang menahan tangannya dengan kuat.

"kau belum siap untuk itu."

Lynn agak kecewa dengan kenyataan yang diterimanya saat ini.

"yahh, kutekankan padamu sekali lagi Lynn, kau itu bagaikan sebuah telur yang baru menetas... masih banyak jalan yang dapat kau tempuh di luaran sana dan masih banyak waktu."

"sekarang pelajarilah sihir api itu sampai kau bisa menghasilkan api yang setara dengan api unggun."

"ya... aku tak bisa memaksa." Lynn murung.

"mau bagaimana lagi kan.. kau juga tak boleh gegabah menggunakan benda itu karena sedikit kesalahan saja bisa membuat keadaan menjadi lebih buruk."

Lynn terus mencoba membuat api menggunakan gulungan yang diberikan padanya.

Lynn berinisiatif untuk bertanya bagaimana cara nya dan apa yang dirasakan orang-orang yang sudah berpengalaman.

Tapi jawaban mereka..

"ha? sihir? tanyakan saja pada orang yang peduli." Teala seperti biasa menunjukkan sisi buruknya pada Lynn.

"percayalah padaku Lynn jika kau menemukan jawabannya sendiri kau akan lebih menikmatinya dibandingkan dengan kau bertanya pada orang lain." Eleisa menunjukkan sisi gurunya.

dan Regulus...

dia...

"..." tak mengeluarkan satupun kata-kata.

"hahh... kemana lagi aku harus bertanya... jika menggunakannya terus itu akan memakan waktu yang lama."

...

No.4 melewati Lynn berulang kali karena dia sedang melaksanakan tugasnya.

"hei Rei... apa kau sibuk."

"seperti yang kau lihat..."

"begini... sebagai temanmu aku ingin meminta bantuanmu untuk menemukan sebuah jawaban.."

"jawaban apa? tapi cepatlah aku sedang terburu-buru."

"masalah itu... bisakah kau berhenti dulu sejenak dan mendengarkan ucapaku?"

No.4 berhenti.

Mereka dari tadi berbicara sembari bolak-balik karena No.4 yang sedang melakukan tugasnya.

"jadi? apa yang kau butuhkan?"

Lynn menjelaskan situasinya dan berharap kalau No.4 dapat menjawabnya.

"yahh dari pandanganku Lynn... Nona Eleisa benar kau harus menemukan jawabannya sendiri."

"yahh kurasa kau be-"

"tapi untuk memberikan sebuah tips itu bukanlah hal yang melanggar ucapan Nona Eleisa bukan?"

Lynn yang tadinya putus harapan seketika menjadi lebih energik mendengar ucapan itu.

"jadi, kau mau membantuku!?"

"ya, karena kau temanku."

"baiklah, jadi apa saja tips darimu Rei!"

...

"yang pertama, tegapkan badanmu dan kuatkan hatimu agar tak terlalu gugup."

"kedua buat dirimu serileks mungkin dan tarik nafas kuat-kuat."

"sambungkan kedua simbol dan tarik nafas lagi."

"tetapkan hatimu lalu wush! api besar akan muncul di depanmu."

...

"baiklah Rei! itu sangat membantu... maaf telah mengganggu pekerjaanmu! aku akan pergi latihan dulu!"

Rei tersenyum manis melihat tingkah laku Lynn yang seperti anak kecil.

"teman yah..."

Terpopuler

Comments

Poka😖

Poka😖

wah keren nih ceritanya udh masuk aja, semangat terus thor!

2022-12-30

0

yukisan

yukisan

sungguh cerita yang menarik semangat thor lanjutkan

mampir juga ya

2022-12-30

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Kehancuran, Kegelapan dan Kesepian (Revisi)
2 Chapter 2 : Mimpi dan Kenyataan (Revisi)
3 Chapter 3 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (1) (Revisi)
4 Chapter 4 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (2) (Revisi)
5 Chapter 5 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (3) (Revisi)
6 Chapter 6 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (4) (Revisi)
7 Chapter 7 : Kepada Pemuda yang tersesat di angkasa (Revisi)
8 Chapter 8 : Terimakasih (Revisi)
9 Chapter 9 : Persiapan menuju Añýa (Revisi)
10 Chapter 10 : Sebuah Tempat dimana kau merasakan nostalgia (1) (Revisi)
11 Chapter 11 : Sebuah tempat dimana kau merasakan nostalgia (2) (Revisi)
12 Chapter 12 : Sebuah tempat dimana kau merasakan nostalgia (3) (Revisi)
13 Chapter 13 : Sebuah tempat dimana kau merasakan nostalgia (4) (Revisi)
14 Chapter 14 : Pelayan yang mendapatkan teman
15 Chapter 15 : Sihir
16 Chapter 16 : Kehidupan Budak
17 Chapter 17 : Sebuah Rencana
18 Chapter 18 : Wert karena itu simpel
19 Chapter 19 : Kelompok yang berambisi
20 Chapter 20 : Dimulai! Operasi melarikan diri
21 Chapter 21 : Melarikan diri, cerita terus berlanjut
22 Chapter 22 : Kerajaan yang damai dengan seorang yang putus asa
23 Chapter 23 : Wadah yang aneh
24 Chapter 24 : Sosok yang basah kuyup
25 Chapter 25 : Ingatan yang terus memasuki pikiran
26 Chapter 26 : Nina
27 Chapter 27 : Seseorang yang menangis dalam kegelapan
28 Chapter 28 : Masa lalu yang diubah
29 Bab 29 : Reuni kecil
30 Announcement
31 announcement (2)
Episodes

Updated 31 Episodes

1
Chapter 1 : Kehancuran, Kegelapan dan Kesepian (Revisi)
2
Chapter 2 : Mimpi dan Kenyataan (Revisi)
3
Chapter 3 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (1) (Revisi)
4
Chapter 4 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (2) (Revisi)
5
Chapter 5 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (3) (Revisi)
6
Chapter 6 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (4) (Revisi)
7
Chapter 7 : Kepada Pemuda yang tersesat di angkasa (Revisi)
8
Chapter 8 : Terimakasih (Revisi)
9
Chapter 9 : Persiapan menuju Añýa (Revisi)
10
Chapter 10 : Sebuah Tempat dimana kau merasakan nostalgia (1) (Revisi)
11
Chapter 11 : Sebuah tempat dimana kau merasakan nostalgia (2) (Revisi)
12
Chapter 12 : Sebuah tempat dimana kau merasakan nostalgia (3) (Revisi)
13
Chapter 13 : Sebuah tempat dimana kau merasakan nostalgia (4) (Revisi)
14
Chapter 14 : Pelayan yang mendapatkan teman
15
Chapter 15 : Sihir
16
Chapter 16 : Kehidupan Budak
17
Chapter 17 : Sebuah Rencana
18
Chapter 18 : Wert karena itu simpel
19
Chapter 19 : Kelompok yang berambisi
20
Chapter 20 : Dimulai! Operasi melarikan diri
21
Chapter 21 : Melarikan diri, cerita terus berlanjut
22
Chapter 22 : Kerajaan yang damai dengan seorang yang putus asa
23
Chapter 23 : Wadah yang aneh
24
Chapter 24 : Sosok yang basah kuyup
25
Chapter 25 : Ingatan yang terus memasuki pikiran
26
Chapter 26 : Nina
27
Chapter 27 : Seseorang yang menangis dalam kegelapan
28
Chapter 28 : Masa lalu yang diubah
29
Bab 29 : Reuni kecil
30
Announcement
31
announcement (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!