Chapter 6 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (4) (Revisi)

Lynn merasa tubuhnya terbang lagi tanpa sebuah pijakan.

Perasaan ini seperti saat dia berada di luar angkasa.

Dia membuka matanya dan tak ada satupun yang bisa dilihatnya.

"h..." sebuah suara memanggilnya dengan keras tapi tak jelas apa yang dikatakannya.

"h..i!"

"hei!"

Suara itu terus memanggil dan tiba-tiba saja seluruh pandangan kegelapan yang dilihat oleh Lynn berubah menjadi sebuah tempat di tebing dekat pantai.

"hei Lynn, apa yang sedang kau pikirkan."

Seorang wanita yang tak dikenalnya mengajak Lynn berbicara dengan akrab.

"si.. siapa kau?"

Déjà vu

"ha? kau sungguh tak mengenaliku?"

Dak!

Wanita itu memukulnya dan itu terasa sangat menyakitkan.

Semua pukulan yang diterima olehnya akhir-akhir terasa begitu menyakitkan, setelah sekian lama tak dapat menyentuh ataupun meraba seseorang dia malah mendapatkan pukulan sebagai tanda dia masih dapat merasakan sakit.

"kau sudah bersamaku sangat lama Lynn apakah kau akan melupakan semua ini begitu saja?"

Sigh!

"Alena, itulah namaku."

Lynn membuka matanya sangat lebar karena tak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya.

"Alena?"

"ya... itu benar."

"tapi... bagaimana? bukankah kau baru setinggi ini?" Lynn menggambarkan dengan tangannya bahwa Alena hanya setinggi pusar perutnya.

"apa kau bercanda? tinggiku bertambah seiring berjalannya waktu lagipula sudah 15 tahun sejak saat itu terlewati." Alena menjelaskannya dengan cemberut

"15 tahun?!?!" Lynn terkejut dengan apa yang baru saja di dengarnya.

"ya, semenjak meninggalkan Schlomit banyak hal yang terjadi."

"Schlomit?"

"ya, benar tempat dimana Nenek Laurissa tinggal."

"tapi kenapa kita pergi meninggalkan desa?"

"entahlah, yang ku ingat hanya kau tiha-tiba berkata kalau sudah saatnya meninggalkan desa dan disitu aku benar-benar bingung harus memilih tinggal dengan Nenek atau ikut bersamamu."

"tapi, kurasa pilihan yang ku pilih saat itu adalah pilihan tepat." ucap Alena sembari tersenyum manis ke arah Lynn.

"katakan padaku Alena, kemana kita pergi setelah meninggalkan desa?"

"hmm? apa kau benar-benar lupa?"

"ya... kalau tak salah ku ingat kita memulai perjalanan menuju kota Añýa yang jauhnya membuat kakiku masih mengingat rasa pegalnya hingga saat ini."

"tapi.."

Hembusan angin kencang tiba-tiba berhembus dari arah laut yang membuat tubuh Lynn terhempas ke belakang.

Dia menutup matanya.

Dan saat membuka matanya kembali, dia melihat langit-langit yang tak dikenali olehnya, tapi itu bukanlah langit-langit yang berasal dari dalam pesawat luar angkasa.

Semua ini nyata.

Lynn bangun dari ranjang yang dia tiduri dan segera pergi keluar rumah untuk menghirup udara segar.

Menghirup nafas dengan panjang.

Lalu dia keluarkan.

Menghirupnya lagi.

Dan dia keluarkan lagi.

Lynn melihat Alena mengikuti apa yang sedang ia lakukan di sebelahnya.

Mereka terus melakukan itu hingga Lynn merasa puas.

"hei Lynn, untuk apa gerakan yang tadi itu?" tanya Alena.

"bersyukur, aku melakukan itu untuk bersyukur kepada Nya... Dia telah memberikan kesempatan untukku hidup lagi di hari ini."

"oooh, begitu... apakah aku ikut bersyukur juga barusan?"

"tentu saja, tapi menjalani hidup dengan sebaik-baiknya juga merupakan salah satu cara untuk bersyukur kepada Nya."

"ahh, jadi aku melakukannya juga setiap hari yah."

"benar sekali."

"ah, kalian berdua sudah bangun." Laurissa datang ke depan rumah.

"ahh, maafkan aku telah membuat kebisingan sehingga aku mengganggu tidurku Laurissa.".

"tak apa, aku juga ingin menghirup udara segar juga."

"ya.. kalau begitu, Laurissa aku ingin pergi berjalan sebentar, dan setelahnya aku baru akan mengerjakan tugas lagi." Lynn meminta izin untuk jogging di desa ini.

"tentu, pergilah.. aku akan menyiapkan makanan untuk kalian."

"maksudmu aku juga nek?" Alena kebingungan, dia tak memiliki niat untuk ikut.

"ya! pergilah bersamanya." Itu bukan lagi hanya sebuah ucapan, itu menjadi sebuah suruhan yang diucapkan oleh Laurissa.

"baik!" Alena senang.

"ayo." Lynn mengulurkan tangan kanannya pada Alena

Alena memegang erat tangan yang dijulurkan oleh Lynn.

Lynn dan Alena pergi mengelilingi desa sembari menghirup udara segar selama berjalan.

Mereka berjalan melewati perumahan dan mencapai distrik pasar.

"Lynn!"

Seseorang memanggilnya.

Lynn menoleh ke arah suara yang memanggilnya.

Terlihat Rigel disana sedang duduk di teras rumah dan mengenakan baju zirahnya.

Lynn menghampiri Rigel.

"halo Rigel, ada apa?"

"bagaimana harimu disini?" Rigel menanyakan kabar Lynn.

"yaa begitulah..."

"aku mencoba menjalani semuanya dengan baik."

"aku membantu Laurissa dengan pekerjaannya lalu pergi berjalan-jalan bersama Alena, dan itulah yang sedang kulakukan saat ini juga."

"bagus, kurasa bukan pilihan yang salah Laurissa membuatmu tinggal bersamanya, kau tahu dia selalu kesulitan berjalan." Rigel berbicara sembari memasangkan zirah besi yang cukup berat itu pada tubuhnya.

"ya, kau benar.. tapi aku yakin Alena pasti sangat membantunya sebelum aku datang." Lynn melihat ke arah Alena yang memegang tangannya.

"begitulah, kau sangat membantunya Alena." Rigel memuji Alena.

Dia tersenyum.

"baiklah, kurasa aku akan pergi sekarang, kau Lynn jika kau membutuhkan sesuatu, ingat saja carilah aku." Rigel berdiri dan bersiap untuk pergi.

"tentu... aku akan mencarimu, terimakasih Rigel."

"ya, tak apa." Rigel pergi.

Lynn dan Alena pergi lagi meninggalkan rumah Rigel.

Berjalan hingga menuju ujung desa, Lynn dan Alena bersiap untuk pulang kembali.

"Alena."

"?" Alena berbalik.

"kau kemarin ingin mengatakan sesuatu bukan? mengenai suatu tempat yang harus ku datangi."

"tidak."

"kurasa.."

"memangnya ada apa?"

"bagaimana jika kau katakan padaku tempatnya dan kita akan mengunjunginya nanti, tidak hari ini tentunya."

"ya.."

"te... ..ntai."

"hmm?"

"tebing pantai... aku selalu ingin pergi ke sana, tapi aku tak bisa karena nenek selalu melarangnya pergi ke sana sendirian."

"baiklah kalau begitu!"

"kita akan mengunjunginya nanti."

"sekarang kita harus kembali dan memakan makanan yang sedang disiapkan oleh Laurissa."

"ya!"

'pada akhirnya semua ini nyata..'

'aku tak percaya bahwa aku dapat merasakan semua ini lagi.'

Alena berlari menuju desa.

Membalikkan badannya dan melambaikan tangannya ke atas.

"hei Lynn! cepatlah!"

'setelah semua yang sudah terjadi...'

"ya!"

'aku bersyukur dapat mengulangi semuanya lagi dari awal.'

Lynn berlari ke arah Alena dan mereka berdua berjalan bersama sembari bergandengan tangan.

.........

Lynn menjalani kehidupannya di desa Schlomit sebagai seorang pedagang sayuran di pasar, menggantikan seorang wanita tua bernama Laurissa, bersama Alena seorang anak perempuan berumur 7 tahun di sampingnya mereka menjalani kehidupan dengan sangat tentram di sana.

Sudah dua sampai tiga bulan Lynn tinggal di desa.

Lynn sudah terbiasa tinggal di sana.

Mengenal hampir semua orang yang tinggal di desa.

Hingga suatu hari.

Dia bertemu dengan seseorang.

Seorang wanita.

Yang jauh-jauh datang dari kota.

Hanya untuk mencari dirinya.

Memberikan petunjuk untuknya.

"jadi selama ini kau berada disini yah.."

"anak muda yang tersesat di angkasa."

......................

Terpopuler

Comments

Poka😖

Poka😖

wahh... udah mulai maju terus aja nih Thor jadi penasaran berikutnya gimana

2022-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Kehancuran, Kegelapan dan Kesepian (Revisi)
2 Chapter 2 : Mimpi dan Kenyataan (Revisi)
3 Chapter 3 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (1) (Revisi)
4 Chapter 4 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (2) (Revisi)
5 Chapter 5 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (3) (Revisi)
6 Chapter 6 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (4) (Revisi)
7 Chapter 7 : Kepada Pemuda yang tersesat di angkasa (Revisi)
8 Chapter 8 : Terimakasih (Revisi)
9 Chapter 9 : Persiapan menuju Añýa (Revisi)
10 Chapter 10 : Sebuah Tempat dimana kau merasakan nostalgia (1) (Revisi)
11 Chapter 11 : Sebuah tempat dimana kau merasakan nostalgia (2) (Revisi)
12 Chapter 12 : Sebuah tempat dimana kau merasakan nostalgia (3) (Revisi)
13 Chapter 13 : Sebuah tempat dimana kau merasakan nostalgia (4) (Revisi)
14 Chapter 14 : Pelayan yang mendapatkan teman
15 Chapter 15 : Sihir
16 Chapter 16 : Kehidupan Budak
17 Chapter 17 : Sebuah Rencana
18 Chapter 18 : Wert karena itu simpel
19 Chapter 19 : Kelompok yang berambisi
20 Chapter 20 : Dimulai! Operasi melarikan diri
21 Chapter 21 : Melarikan diri, cerita terus berlanjut
22 Chapter 22 : Kerajaan yang damai dengan seorang yang putus asa
23 Chapter 23 : Wadah yang aneh
24 Chapter 24 : Sosok yang basah kuyup
25 Chapter 25 : Ingatan yang terus memasuki pikiran
26 Chapter 26 : Nina
27 Chapter 27 : Seseorang yang menangis dalam kegelapan
28 Chapter 28 : Masa lalu yang diubah
29 Bab 29 : Reuni kecil
30 Announcement
31 announcement (2)
Episodes

Updated 31 Episodes

1
Chapter 1 : Kehancuran, Kegelapan dan Kesepian (Revisi)
2
Chapter 2 : Mimpi dan Kenyataan (Revisi)
3
Chapter 3 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (1) (Revisi)
4
Chapter 4 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (2) (Revisi)
5
Chapter 5 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (3) (Revisi)
6
Chapter 6 : Schlomit, Tempat damai dengan orang baik di dalamnya (4) (Revisi)
7
Chapter 7 : Kepada Pemuda yang tersesat di angkasa (Revisi)
8
Chapter 8 : Terimakasih (Revisi)
9
Chapter 9 : Persiapan menuju Añýa (Revisi)
10
Chapter 10 : Sebuah Tempat dimana kau merasakan nostalgia (1) (Revisi)
11
Chapter 11 : Sebuah tempat dimana kau merasakan nostalgia (2) (Revisi)
12
Chapter 12 : Sebuah tempat dimana kau merasakan nostalgia (3) (Revisi)
13
Chapter 13 : Sebuah tempat dimana kau merasakan nostalgia (4) (Revisi)
14
Chapter 14 : Pelayan yang mendapatkan teman
15
Chapter 15 : Sihir
16
Chapter 16 : Kehidupan Budak
17
Chapter 17 : Sebuah Rencana
18
Chapter 18 : Wert karena itu simpel
19
Chapter 19 : Kelompok yang berambisi
20
Chapter 20 : Dimulai! Operasi melarikan diri
21
Chapter 21 : Melarikan diri, cerita terus berlanjut
22
Chapter 22 : Kerajaan yang damai dengan seorang yang putus asa
23
Chapter 23 : Wadah yang aneh
24
Chapter 24 : Sosok yang basah kuyup
25
Chapter 25 : Ingatan yang terus memasuki pikiran
26
Chapter 26 : Nina
27
Chapter 27 : Seseorang yang menangis dalam kegelapan
28
Chapter 28 : Masa lalu yang diubah
29
Bab 29 : Reuni kecil
30
Announcement
31
announcement (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!