"pergilah dan bawa keranjang-keranjang itu menggunakan gerobak ini, dan Alena kuharap kau tak memberikan harga murah untuk para penjual itu."
"baik." Alena murung.
Lynn melihat situasinya dan menebak-nebak kalau Alena pernah memberikan harga yang sangat murah karena tak bisa menolak tawaran pembeli.
"tenanglah, aku akan melakukannya dengan baik." Lynn berkata seperti itu untuk menyelamatkan Alena dari teguran.
Laurissa melihat ke arah Lynn.
"ya, baiklah... aku percayakan padamu."
Setelah diberi tahu harga tiap barang yang harus dijual, Lynn pergi membawa gerobaknya mengikuti Alena yang menunjukkan jalan menuju pasar.
"yahh, ini hari pertamaku disini... aku harus berusaha setidaknya untuk hari ini saja." Lynn bergumam.
"apa kau mengatakan sesuatu Lynn?" Alena mendengar gumam an Lynn.
"ahh tidak, hiraukan saja."
"baiklah."
"aneh." sikap Alena kembali seperti sebelumnya.
Mood anak itu sangat cepat berubah, tapi sikapnya terhadap orang lain sangat ramah.
Kecuali terhadap Lynn.
Mereka berdua melanjutkan perjalanan dan sering berhenti ketika melewati jalan yang dipenuhi oleh rumah, mereka semua memanggil karena ingin membeli sayuran yang dibawa dalam gerobak dan juga menyapa Alena.
Sayuran sudah habis bahkan sebelum mereka mencapai pasar.
Matahari sudah mencapai di atas kepala mereka saat sampai di pasar.
Lynn mengamparkan sebuah kain katun untuk menempatkan buah-buahan di atasnya.
"Alena, apakah hal ini sudah biasa terjadi?" Lynn mencoba melepaskan rasa penasarannya dengan bertanya pada Alena.
"apa?" Alena menjawab dengan singkat.
"sayurannya habis sebelum kita sampai ke sini?" Lynn bertanya sembari menempatkan buahnya pada kain yang sudah di amparkan.
"ya, tidak juga... mungkin kebetulan hari ini hari keberuntungan kita kurasa..."
Lynn mengangguk.
"tidak, hanya saja, apa kau terbiasa dengan semua ini?"
"tentu... daripada menjadi seorang budak..." Alena melihat ke arah orang yang berpakaian sangat lusuh dan terlihat tak memiliki semangat untuk hidup.
"Nenek Laurissa telah merawatku dengan baik."
Lynn menyadari kalau disini juga perbudakan terjadi, seperti masa lalu saja.
"ahh..."
"kenapa?"
"tidak... kurasa aku menyadari sesuatu."
"aneh." lagi dan lagi Alena memperlakukan Lynn seperti itu.
"ya, seperti itulah aku."
Mereka menjual buah-buahan yang belum terjual di pasar dan dengan cukup cepat buah itu habis.
"kau memang aneh, tapi entah kenapa keberuntungan selalu ada di dekatmu." Alena memuji dan mengejek Lynn secara bersamaan.
"hahaha, kau benar... omong-omong Alena, karena saat ini belum masuk malam hari, maukah kau mengantarku berkeliling kota?"
"..." Alena diam.
Dia sepertinya memikirkan jawaban yang tepat untuk menghina Lynn tapi tetap menerima ajakan Lynn.
"ya, baiklah." Datar, dia tak menjawab dengan ajakan Lynn dengan ejekan.
Ekspektasi Lynn hancur.
"ya.. yahh, baiklah, ekhm adakah tempat yang harus kita tuju lebih dahulu?" Lynn meminta rekomendasi tempat untuk dikunjungi pada Alena.
"bagaimana dengan...." Alena ingin mengatakan sesuatu akan tetapi dia seperti segan untuk mengatakannya.
"ahh, tidak... kurasa kau harus mencoba berkeliling desa dulu." Dia tak mengatakannya.
Lynn yang melihatnya akan mengatakan sesuatu merasa aneh.
"baiklah, sekarang kau naiklah."
"ha?" Alena tak mengerti apa yang dikatakan oleh Lynn.
"naiklah, naik ke atas gerobak ini dan aku akan menariknya dengan kau di atasnya, kau mengerti? kau supirnya dan aku kudanya." Lynn menjelaskannya dengan singkat tapi Alena terlihat masih kebingungan dan segan-segan.
"..." Alena diam.
"sudahlah jangan terlalu banyak dia begitu dan naiklah." Lynn menggerakkan badannya mendekati Alena.
Hap!
Lynn mengangkat tubuh Alena.
"hei turunkan aku!" Alena memberontak.
"sudah diamlah dan nikmati perjalanan ini Nona kecil." Menempatkan tubuh kecil itu ke atas gerobak Lynn sekarang berada dalam posisi siap menarik gerobak itu.
"apa kau sudah siap?"
"y...ya."
"kalau begitu kita akan mulai berjalan."
Lynn mulai berjalan meninggalkan distrik pasar, dia pergi menuju selatan desa, arah yang berbalik dari arah rumah Laurissa.
"jadi... ayahmu... bagaimana orangnya?" Lynn memulai topik yang berat untuk menghilangkan kecanggungan perjalanan.
"ya, dia adalah orang yang hebat... dan juga lebih tampan darimu."
Lynn mengangguk-anggukan kepalanya setiap Alena menyebutkan kelebihan ayahnya.
"ya, aku juga memiliki seorang ayah yang sama hebatnya denganmu, dia orang yang hebat dan sangat menyayangi keluarganya, hanya sampai saat..."
"ahh maafkan aku." Lynn tak melengkapi perkataannya.
"tunggu dulu Lynn!" Alena berteriak cukup kencang untuk membuat Lynn berhenti.
Lynn menghentikan langkahnya.
"ada apa?" ucap Lynn sambil berbalik dan melihat ke arah Alena.
"kau baru saja mengatakan mengenai ayahmu, apakah ingatanmu mulai kembali?" Alena menyadari sesuatu.
'ahh sial, aku melupakan bahwa aku sedang menjadi seseorang yang mengalami anmesia disini.' Lynn mengacaukannya.
"tidak... tentu saja tidak, aku tidak mengingat kembali tapi hal itu memang ada di kepalaku, aku juga masih mengingat hal-hal mengenai ibuku." Lynn mencoba menjelaskannya kepada Alena.
Alena mengangguk sembari memasang muka senyum sadis.
"jadi kau memang mengingatnya yah."
"i..itu tak penting, bagaimana jika kita melanjutkan perjalanannya." Lynn mengalihkan perhatian.
"hmmm, kau memang aneh Lynn." Alena mengejek Lynn tapi kali ini, senyuman terukir di wajahnya.
"yah, sudah kubilang kalau ini adalah aku! hahahaha."
Alena dan Lynn melanjutkan perjalanan mereka hingga malam hari tiba, dan mereka kembali menuju rumah Laurissa.
"Nenek kami pulang!" Alena memasuki rumah dengan penuh senyuman.
"ah, kalian semua sudah pulang... apakah kalian semua kesulitan?"
"tidak, justru semua barang dagangannya habis hari ini!" Alena menjawabnya dengan sikap seperti anak kecil.
Laurissa terlihat kebingungan.
Dalam benaknya dia penasaran apa yang terjadi yang membuat Alena bersikap seperti anak kecil lagi, sebelumnya tak pernah sekalipun dia bersikap seperti ini.
Tapi Laurissa ikut senang dengan apa yang dirasakan oleh Alena dan menjawabnya dengan penuh rasa senang juga.
"Hei anak muda, bagaimana hari ini?" Laurissa bertanya pada Lynn yang baru saja memasuki rumah.
"ya, ini adalah hari yang terbaik! Alena benar-benar membawa sebuah keberuntungan sehingga semua dagangannya habis dengan cepat." Lynn memuji Alena di depan Laurissa.
"wahh, baguslah kalau begitu, kalau begitu segeralah bersihkan dirimu dan beristirahatlah."
"baiklah." Lynn segera meninggalkan Laurissa dan Alena yang kemudian berbincang seperti nenek dan cucunya.
Lynn pergi ke kamarnya setelah membasuh wajahnya di luar rumah.
Tok! Tok!
Sebuah ketukan datang dari pintu kamarnya.
Lynn segera menghampiri dan membukanya.
Disana Alena yang mengetuk pintu.
"ada apa Alena?"
"Nenek bilang pakailah ini untuk baju ganti mu." Alena memberikan baju yang di bawanya.
"dia bilang baju itu akan cocok denganmu."
"ya, terima kasih."
Saat Lynn hendak menutup pintu sepenuhnya, Alena memanggil.
"Lynn!"
Lynn membuka lagi pintunya dan melihat ke arah Alena.
"ada apa?"
Alena seperti kesulitan untuk mengatakannya.
"s.."
"selamat malam." Alena mengucapkannya dengan malu-malu.
"..." Lynn terdiam, dia tak percaya kalau dia akan mendengar kata-kata itu lagi sebelum tidur.
"ya, selamat malam." dengan suara lembut dan senyuman, Lynn menjawab ucapan dari Alena.
Dia langsung pergi setelah itu.
"yah, baiklah... sekarang permasalahan utamanya disini." Lynn menutup pintu kamarnya.
"kemungkinannya hanya ada dua..."
"tertidur lelap dan terbangun kembali di pesawat atau tertidur lelap dan terbangun disini."
Lynn terus bolak-balik di kamar memikirkan keputusan yang tepat untuk dipilihnya.
Lynn melihat ke arah ranjang.
"baiklah... kurasa tak ada salahnya untuk mempertaruhkan semuanya, tapi jika memang hal itu terjadi, aku akan sangat menyesalkannya."
Lynn mengingat semua hal yang telah dilakukannya hari ini, Dia terjatuh dari langit dan bertemu dengan orang-orang baik, meskipun dicurigai tapi tak ada yang menghukum dirinya, lalu masuk ke siang hari Lynn menghabiskan waktunya membantu Laurissa menjual sayuran dan buah-buahan, dan pada waktu sore, dia jalan-jalan dengan Alena.
"sungguh hari yang sangat menyenangkan."
"baiklah, kurasa aku sudah memutuskannya."
Lynn pergi ke ranjang dan menutup matanya dengan erat, tak lama kemudian dia terlelap dalam tidurnya yang nyaman di atas ranjang.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Rudi R
Primitive
2023-01-16
0
Poka😖
Bukannya ngomongin topik soal gitu ke anak kecil agak terlalu berat yah Thor? tapi overall udh bagus sii dibanding chapter berikutnya... si ceritanya udah mulai berjalan maju dan gak diam ditempat, semangat terus Thor!
2022-12-26
1
♡Diazella fransiska♡
kak mampir jugaa yaa 😊
2022-12-25
2