Masalah

Setelah mengantarkan Alika melihat-lihat kamar yang akan ditempatinya dan memastikannya tengah istirahat, Elli segera keluar untuk menemui Edward dan Reno yang kini tengah duduk di ruang tamu.

"Kekeringan... Kekeringan..." ucap Reno dengan setengah menyindir saat melihat Elli berjalan menuju ke arah Edward dan dirinya.

"Noh minum air kran di depan banyak, ember juga udah disiapin sebagai pengganti gelas. Udah datang nggak diundang, banyak tingkah pula" ejek Elli membalas sindiran Reno.

"Lebih baik kita ke rumah Pak RT disini untuk melaporkan penghuni baru disini" lanjutnya mengajak keduanya untuk segera melapor ke ketua RT setempat.

"Memangnya harus? Kalau ditempat kami tak perlu tuh harus lapor-lapor segala, tinggal nginap aja harus banyak aturan" ucap Reno dengan mengerutkan keningnya berpikir.

"Mau jadi warga illegal iya? Ini daerah kampung tuan, bukan tempat-tempat perumahan elit gitu. Eh tapi kan kalau perumahan elit gitu juga harus ada pendataan warga dan penduduk dari pemerintah setempat kan?" ucap Elli dengan bertanya.

"Tau ah, nggak pernah ikut campur mengenai urusan itu" ucap Reno dengan acuh tak acuh.

"Dih... Orang kaya semuanya serba suruh pakai uang, beres deh tanpa tahu aturan-aturan yang berlaku" ejek Elli.

Tiba-tiba saja Edward berdiri kemudian keluar dari rumah Elli tanpa menghiraukan Elli dan Reno yang sedari tadi berdebat. Melihat Edward keluar, Reno segera saja berdiri dan mengikutinya, bahkan Elli juga mengikuti dari belakang.

"Cepat, lelet" seru Edward dengan nada datarnya menyuruh Elli dan Reno untuk berjalan lebih cepat.

Mengerti maksud Edward, Reno segera saja berjalan disamping Edward diikuti oleh Elli. Namun Elli masih bingung akan kemana mereka saat ini.

"STOP... Kita mau kemana? Paman William dan Alika tidak ada yang menjaga lho kalau kita pergi" seru Elli membuat Edward dan Reno menghentikan jalannya.

"Rumah RT" jawab Edward singkat tanpa menatap ke arah si penanya dan diangguki paham oleh Elli dan Reno.

"Baiklah, rumahnya dekat dari sini jadi kalau meninggalkan keduanya sebentar kurasa aman-aman saja" ucap Elli yang kemudian berjalan mendahului Edward dan Reno untuk menunjukkan arah tujuan mereka.

***

Setelah 10 menit berjalan kaki melewati beberapa tanjakan dan tikungan jalan akhirnya mereka sampai di depan sebuah rumah yang terlihat lebih mewah daripada rumah-rumah lainnya. Di dekat gerbangnya juga terdapat sebuah papan bertuliskan "Rumah RT".

Ting... Tong... Ting... Tong...

Elli menekan bel rumah itu dengan tidak sabaran karena melihat hari sudah gelap dan langit terlihat sedikit mendung. Tak lama keluarlah istri dari ketua RT di kampung itu dan mempersilahkan mereka untuk masuk. Setelah masuk dan duduk di ruang tamu. mereka bertiga menunggu istri dari Bapak RT yang tengah memanggil suaminya.

"Ada yang bisa saya bantu mbak Elli dan tuan-tuan sekalian?" tanya Bapak RT yang baru saja datang dan duduk.

"Begini pak, saya mau melaporkan kalau di rumah saya ada penghuni baru yang untuk sementara waktu akan tinggal bersama saya. Satu laki-laki paruh baya bernama Tuan William dengan kondisi lumpuh dan satu anak perempuan berumur 16 tahun bernama Alika dengan kondisi sakit. Sedangkan mereka berdua ini adalah perwakilan dari keluarga orang-orang yang tinggal bersama saya. Ini surat-surat dan identitas tentang mereka" jelas Elli sambil menyerahkan beberapa surat yang tadi dibawakan oleh bawahan Edward.

Pak RT yang bernama Ahmad itu segera saja mengambil berkas-berkas identitas yang diberikan oleh Elli dan memeriksanya dengan seksama.

"Ini berarti laki-laki paruh baya yang bernama Tuan William ini tak ada hubungan darah apapun dengan mbak Elli?" tanya Pak Ahmad setelah memeriksa semua berkas yang ada.

"Benar pak, kami tak ada hubungan darah sama sekali. Kebetulan tuan William ini adalah ayah dari atasan saya di tempat bekerja" ucap Elli dengan jujur dan Pak Ahmad hanya merespons dengan mengangguk-anggukkan kepala saja.

"Hmm... Mohon maaf mbak Elli, saya menolak keinginan Tuan William untuk tinggal bersama nona Elli di rumah itu. Untuk nona Alika saya mengijinkan karena dia adalah seorang perempuan. Untuk Tuan William sepertinya tidak pantas kalau seorang laki-laki yang tak ada hubungan darah atau saudara dekat tinggal bersama dalam satu rumah" putus Pak Ahmad membuat Elli, Edward, dan Reno seketika saja tak terima.

"Maksud pak Ahmad bagaimana? Toh Tuan William berada dirumah saya karena memang saya yang jadi pengurusnya dan penjaganya apalagi beliau juga dalam keadaan sakit. Kita juga tidak melakukan hal-hal yang melanggar etika" ucap Elli tak terima.

"Begini mbak Elli, walaupun Tuan William ini laki-laki paruh baya dan dalam kondisi lumpuh tetap saja beliau ini bukan mahramnya mbak Elli. Kalau memang kedua laki-laki ini perwakilan keluarga dari kedua orang itu kenapa juga bukan mereka yang mengurusnya di rumah mereka saja. Saya lihat dari penampilan mereka juga bukan dari kalangan bawah yang tak punya rumah dan mbak Elli bisa pulang balik ke rumah tidak perlu tinggal bersama" jelas Pak Ahmad sembari menilai penampilan Edward dan Reno dari atas ke bawah.

"Tapi pak, nggak bisa gitu dong. Keluarganya itu semua pebisnis jadi jarang pulang ke Indonesia bahkan ke rumah makanya mereka menitipkan pada saya untuk menjaga dan merawatnya" seru Elli yang tetap mengotot.

"Mohon maaf mbak Elli tetap tidak bisa. Ini sudah peraturan yang kami terapkan di desa ini demi menghindari hal-hal yang tidak diiinginkan kedepannya. Kalau mbak Elli tetap melakukan hal yang kami larang, silahkan mbak Elli bisa keluar dari kampung ini dan cari tempat tinggal lain yang bisa menerima hal-hal seperti ini" ucap Pak Ahmad membuat Elli mendengus tak suka.

"Bagaimana ini?" tanya Elli dengan sedikit berbisik di telinga Edward yang duduk disampingnya.

Edward tampak tak bergeming mendengar bisikan dari Elli, ia tengah memikirkan solusi terbaik untuk keamanan papa dan adiknya. Ia bukannya tak punya rumah lain, namun jika menggunakan rumah yang dimilikinya dan keluarga pasti keberadaan papa dan adiknya bisa cepat ditemukan.

"Dih Pak Ahmad ini main usir orang sembarangan dari rumahnya sendiri. Anda butuh uang berapa agar kedua saudara saya itu bisa tetap tinggal di rumah Elli?" tanya Reno dengan menatap sinis Pak Ahmad.

"Kalau saja saya tak butuh tempat yang aman untuk kedua saudara saya, sudah saya gusur ini satu perkampungan" lanjutnya.

"Hahaha saya tidak butuh uang anda, anak muda. Ini memang sudah peraturan yang kami tetapkan sejak dulu, semua wajib mengikutinya kalau masih ingin tinggal disini. Sebenarnya ada satu cara agar Tuan William itu tetap bisa tinggal di rumah mbak Elli" ucap Pak Ahmad dengan tertawa.

"Bagaimana caranya, pak?" tanya Elli penasaran begitupun juga Edward dan Reno yang mendengarkan dengan seksama.

"Caranya adalah salah satu anak laki-laki atau saudara laki-laki dari Tuan William harus menikah dengan mbak Elli" ucap Pak Ahmad dengan santai.

"APA?" seru Elli, Edward, dan Reno bersamaan dengan mata yang melotot tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh Pak Ahmad.

*******

Next? Penasaran nggak lanjutannya hehehe

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

waduh bagaimana ini......

2024-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Awal
3 Diterima Kerja
4 Kembali ke Indonesia
5 Kecewa
6 Bingung
7 Bertemu Lagi
8 Si Mulut Pedas
9 Aktifitas
10 Taman
11 Sendu
12 Tikus Kecil Licik
13 Buntu
14 Kejadian
15 Kejadian 2
16 Rumah Sakit
17 Rumah Sakit 2
18 Rumah Elli
19 Rumah Elli 2
20 Masalah
21 Masalah Atau Berkah?
22 Pernikahan
23 Naga
24 Keseruan Pagi Hari
25 Joko Tingkir
26 Drama
27 Balasan
28 Fakta
29 Penenang
30 Berkas
31 Terdesak
32 Pemandangan
33 Kesal
34 Rapat
35 Rapat 2
36 Berita
37 Janji
38 Terapi
39 Ronald Adipati Niclow
40 Alika Diandra Serant
41 Kambuh
42 Masa Lalu
43 Kemarahan Elli
44 Bertemu Paman
45 Khawatir
46 Kedatangan Kakek
47 Elli vs Bunda Nessa
48 Bingung
49 Rahasia Besar
50 Rahasia Besar 2
51 Reno Adrian Serant
52 Keputusan Reno
53 Tidur Bersama
54 Perkara Susu
55 Ungkapan Cinta
56 Alika Sembuh
57 Alika Sembuh 2
58 Kembalinya Reno
59 Akhir Bunda Nessa
60 Akhir Bunda Nessa 2
61 Keanehan Mansion
62 Mendoan
63 Menghabisi
64 Akhir Seno
65 Akhir Seno 2
66 Perombakan
67 Perombakan 2
68 First
69 First 2 (Warning)
70 Saling Memaafkan
71 Kebahagiaan
72 Bertemu Kakek
73 Sandiwara
74 Perlawanan
75 Menyadarkan
76 Rumah Sakit
77 Pembalasan
78 Identitas
79 Berita
80 Berita 2
81 Konferensi Pers
82 Konferensi Pers 2
83 Perjalanan Jauh
84 Bertemu
85 Aktifitas Di Desa
86 Aktifitas Di Desa 2
87 Keputusan
88 Kembali Ke Kota
89 Akhir
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog
2
Awal
3
Diterima Kerja
4
Kembali ke Indonesia
5
Kecewa
6
Bingung
7
Bertemu Lagi
8
Si Mulut Pedas
9
Aktifitas
10
Taman
11
Sendu
12
Tikus Kecil Licik
13
Buntu
14
Kejadian
15
Kejadian 2
16
Rumah Sakit
17
Rumah Sakit 2
18
Rumah Elli
19
Rumah Elli 2
20
Masalah
21
Masalah Atau Berkah?
22
Pernikahan
23
Naga
24
Keseruan Pagi Hari
25
Joko Tingkir
26
Drama
27
Balasan
28
Fakta
29
Penenang
30
Berkas
31
Terdesak
32
Pemandangan
33
Kesal
34
Rapat
35
Rapat 2
36
Berita
37
Janji
38
Terapi
39
Ronald Adipati Niclow
40
Alika Diandra Serant
41
Kambuh
42
Masa Lalu
43
Kemarahan Elli
44
Bertemu Paman
45
Khawatir
46
Kedatangan Kakek
47
Elli vs Bunda Nessa
48
Bingung
49
Rahasia Besar
50
Rahasia Besar 2
51
Reno Adrian Serant
52
Keputusan Reno
53
Tidur Bersama
54
Perkara Susu
55
Ungkapan Cinta
56
Alika Sembuh
57
Alika Sembuh 2
58
Kembalinya Reno
59
Akhir Bunda Nessa
60
Akhir Bunda Nessa 2
61
Keanehan Mansion
62
Mendoan
63
Menghabisi
64
Akhir Seno
65
Akhir Seno 2
66
Perombakan
67
Perombakan 2
68
First
69
First 2 (Warning)
70
Saling Memaafkan
71
Kebahagiaan
72
Bertemu Kakek
73
Sandiwara
74
Perlawanan
75
Menyadarkan
76
Rumah Sakit
77
Pembalasan
78
Identitas
79
Berita
80
Berita 2
81
Konferensi Pers
82
Konferensi Pers 2
83
Perjalanan Jauh
84
Bertemu
85
Aktifitas Di Desa
86
Aktifitas Di Desa 2
87
Keputusan
88
Kembali Ke Kota
89
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!