Elli dan Reno seketika menatap ke arah Edward yang kini telah menatap keduanya dengan garang. Keduanya seketika saja langsung menundukkan kepala dan terdiam tak berkutik karena melihat wajah Edward yang benar-benar mengerikan.
"Kalau kalian masih saja terus bertengkar, akan ku kirim kalian untuk bekerja ke cabang perusahaan Serant Group yang ada di negara X" ancam Edward yang membuat Reno diam tak berkutik, sedangkan Elli langsung mengangkat kepalanya dan menatap tak percaya pada ancaman Edward.
"Ihhh... Nggak mau, lebih baik aku jaga paman ganteng dan adik manis ini daripada harus dikirim kesana" protes Elli dengan sedikit menggombal pasalnya ia tahu kalau negara X itu peraturannya sangat keras, bahkan disana warganya tak mengenal kata tetangga atau ramah dengan sesamanya.
"Dih... Dasar penjilat" ejek Reno dengan julidnya saat mendengar jawaban Elli yang langsung membuat Elli menatap ke arah Reno dengan memelototkan matanya.
"Nak Elli ini sungguh lucu" ucap Papa William dengan terkekeh geli.
Edward dan Reno seketika saja terkejut dengan kekehan Papa William yang sudah lama tak pernah terdengar sejak kejadian dulu. Selama ini yang ditampilkan oleh Papa William adalah raut sedih dan sendu. Melihat hal itu, Edward dan Reno begitu yakin kalau Elli adalah orang yang tepat untuk menjaga Papa William dan Alika.
"Terimakasih paman, dari dulu Elli memang lucu" ucap Elli dengan begitu percaya dirinya.
Hal itu membuat Edward dan Reno seketika memutar bola matanya malas mendengar nada penuh percaya diri Elli bahkan wajahnya sungguh terlihat tengil dan songong. Sungguh mereka tak mengerti dengan sifat random Elli itu, namun nilai plus nya adalah sikapnya itu bisa membuat orang tertawa dan kesal secara bersamaan.
"Hahahaha Astaga nak" ucap Papa William sambil tertawa lepas melihat tingkat kepercayaan diri dan wajah songong Elli.
Elli hanya menampilkan wajah cerianya saja saat Papa William menanggapi sikapnya.
"Hmm... Jadi kamu menyetujui bukan kalau papa dan adik saya disini untuk tinggal sementara waktu? Untuk saat ini saya hanya bisa mempercayai kamu untuk menjaga mereka" ucap Edward mengalihkan pembicaraan.
"Baiklah pak, saya menyetujuinya. Tetapi untuk pekerjaan saya bagaimana? Tidak mungkin kan bapak pecat saya?" tanya Elli dengan dahi yang mengerut.
Sebenarnya Elli bingung dengan beberapa kalimat ucapan Edward. Edward yang juga notabenenya adalah orang kaya tetapi tak bisa menyewa pekerja yang lebih berpengalaman dan profesional untuk menjaga dan merawat papa dan adiknya. Bahkan dengan pekerja yang lainnya, Elli masih dibawah rerata apalagi dalam pengalaman menjaga orang yang sedang sakit. Namun itu hanya akan jadi pertanyaan di benaknya saja karena tak mungkin ia bertanya pada Edward.
"Lebih baik kamu mengundurkan diri saja, nanti pengajuannya akan langsung saya ACC karena kamu akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama mereka jadi tak mungkin jika kamu bekerja diluar. Seperti yang ku bilang tadi bahwa semua kebutuhanmu dan mereka, saya yang menanggungnya. Bahkan kamu juga akan dapat gaji bulanan" ucap Edward dengan serius.
"Baiklah" pasrah Elli toh dirinya juga digaji dan dibiayai kebutuhannya, tak apalah merawat dan menjaga orang sakit kan dapat pahala juga.
Kemudian Reno menceritakan kondisi kesehatan Papa William dan Alika secara detail agar Elli yang menjaganya juga tahu batasan-batasan yang akan dilakukan ketika merawat keduanya.
"Aku mengerti" ucap Elli setelah Reno selesai menceritakan semuanya.
Setelah selesai dengan membicarakan hal serius, Elli mengajak Papa William dan Alika menuju ke kamar yang akan mereka tempati selama tinggal di rumahnya.
"Ayo paman, akan aku tunjukkan kamar untukmu. Dan untuk Alika yang manis ini akan tidur bersamaku" ucap Elli dengan ceria.
Elli memutuskan untuk Alika tidur sekamar dengannya agar ia bisa menjaga dengan lebih intens. Ia khawatir nanti kalau penyakit Alika kambuh, ia tak sigap menyadarinya kalau Alika tak berada disampingnya. Alika saat ini berumur 16 tahun. Elli segera mendorong kursi roda milik Papa William dengan diikuti oleh Edward yang menggendong Alika. Sedangkan Reno hanya mengikuti dari belakang saja.
"Paman, mulai sekarang paman akan tidur disini" ucap Elli yang kemudian membuka pintu kamar dan diangguki oleh Papa William.
"Terimakasih Elli sudah bersedia merawat paman dan Alika" ucap Papa William dengan tersenyum tulus dan diangguki oleh Elli.
"Paman tak perlu sungkan, lagipula disini Elli tinggal sendiri. Karena sekarang ada paman dan Alika disini, Elli nggak akan kesepian lagi" ucap Elli dengan tersenyum ceria walaupun dari kalimatnya mengandung ungkapan perasaan yang sedih.
"Kamu orang baik, pasti suatu saat nanti kau akan mendapatkan kebahagiaanmu. Suatu saat nanti juga kau tak akan pernah merasa kesepian seperti saat ini" batin Edward dengan tersenyum tipis.
"Ayo Alika, sini sama kakak. Kita akan ke kamar tempat kita tidur" ajaknya sembari memainkan tangan Alika yang masih memegang erat leher Edward.
"Itu diajak sama kak Elli buat ke kamar. Turun ya dek" bujuk Edward sembari sebelah tangannya mencoba melepaskan lilitan tangan Alika di lehernya.
"Kak Elli itu orangnya baik, tidak sombong, rajin menabung, suka cokelat dan es krim. Nanti kalau Alika mau main sama kak Elli pasti Alika bakalan kakak ajak buat makan cokelat dan es krim banyak-banyak. Nggak usah takut ya sama kakak, kakak nggak nyeremin kok mukanya. Malah jauh lebih nyeremin muka bapak yang menggendong Alika" ucap Elli dengan mencerocos hingga tak sadar kalau ia telah membangunkan singa tidur.
"Ehemmm..." Dehem Edward dengan mata melotot tajam namun Elli hanya cuek saja karena niatnya hanya untuk membujuk Alika.
Dan berhasil... Alika mau melepaskan lilitan tangannya pada leher Edward setelah mendengar ucapannya kemudian turun dari gendongan kakaknya itu. Tanpa pikir panjang, Elli segera saja menarik lembut tangan Alika kemudian berlari kecil dengan tertawa ceria seperti anak kecil. Bahkan Alika yang awalnya takut dan malu malah ikut bertingkah seperti Elli.
Edward dan Reno yang melihat hal itu segera saja menjatuhkan rahangnya cengo, tak menyangka kalau Alika bisa secepat itu akrab bahkan tak malu pada Elli. Pada Reno saja Alika terkadang masih malu-malu atau bahkan takut tetapi ini dengan Elli yang baru pertama kali bertemu sudah bertingkah seperti itu.
"Ed, sepertinya setelah Alika sembuh nanti kau harus bersiap-siap kalau sifatnya tak akan jauh beda dengan Elli" ucap Reno dengan menepuk dahinya.
"Tak apa, yang penting adikku bisa sembuh" ucap Edward dengan acuh tak acuh.
Sedangkan Papa William hanya bisa tersenyum tipis melihat anak perempuannya yang sudah mau akrab dengan orang baru. Hatinya sangat bahagia, ini artinya kesembuhan Alika sudah ada didepan mata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sani Srimulyani
semangat Alika pasti kamu akan sembuh dan tumbuh menjadi gadis yg cantik dan tangguh.
2024-03-15
0