Rumah Elli 2

Elli dan Reno seketika menatap ke arah Edward yang kini telah menatap keduanya dengan garang. Keduanya seketika saja langsung menundukkan kepala dan terdiam tak berkutik karena melihat wajah Edward yang benar-benar mengerikan.

"Kalau kalian masih saja terus bertengkar, akan ku kirim kalian untuk bekerja ke cabang perusahaan Serant Group yang ada di negara X" ancam Edward yang membuat Reno diam tak berkutik, sedangkan Elli langsung mengangkat kepalanya dan menatap tak percaya pada ancaman Edward.

"Ihhh... Nggak mau, lebih baik aku jaga paman ganteng dan adik manis ini daripada harus dikirim kesana" protes Elli dengan sedikit menggombal pasalnya ia tahu kalau negara X itu peraturannya sangat keras, bahkan disana warganya tak mengenal kata tetangga atau ramah dengan sesamanya.

"Dih... Dasar penjilat" ejek Reno dengan julidnya saat mendengar jawaban Elli yang langsung membuat Elli menatap ke arah Reno dengan memelototkan matanya.

"Nak Elli ini sungguh lucu" ucap Papa William dengan terkekeh geli.

Edward dan Reno seketika saja terkejut dengan kekehan Papa William yang sudah lama tak pernah terdengar sejak kejadian dulu. Selama ini yang ditampilkan oleh Papa William adalah raut sedih dan sendu. Melihat hal itu, Edward dan Reno begitu yakin kalau Elli adalah orang yang tepat untuk menjaga Papa William dan Alika.

"Terimakasih paman, dari dulu Elli memang lucu" ucap Elli dengan begitu percaya dirinya.

Hal itu membuat Edward dan Reno seketika memutar bola matanya malas mendengar nada penuh percaya diri Elli bahkan wajahnya sungguh terlihat tengil dan songong. Sungguh mereka tak mengerti dengan sifat random Elli itu, namun nilai plus nya adalah sikapnya itu bisa membuat orang tertawa dan kesal secara bersamaan.

"Hahahaha Astaga nak" ucap Papa William sambil tertawa lepas melihat tingkat kepercayaan diri dan wajah songong Elli.

Elli hanya menampilkan wajah cerianya saja saat Papa William menanggapi sikapnya.

"Hmm... Jadi kamu menyetujui bukan kalau papa dan adik saya disini untuk tinggal sementara waktu? Untuk saat ini saya hanya bisa mempercayai kamu untuk menjaga mereka" ucap Edward mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah pak, saya menyetujuinya. Tetapi untuk pekerjaan saya bagaimana? Tidak mungkin kan bapak pecat saya?" tanya Elli dengan dahi yang mengerut.

Sebenarnya Elli bingung dengan beberapa kalimat ucapan Edward. Edward yang juga notabenenya adalah orang kaya tetapi tak bisa menyewa pekerja yang lebih berpengalaman dan profesional untuk menjaga dan merawat papa dan adiknya. Bahkan dengan pekerja yang lainnya, Elli masih dibawah rerata apalagi dalam pengalaman menjaga orang yang sedang sakit. Namun itu hanya akan jadi pertanyaan di benaknya saja karena tak mungkin ia bertanya pada Edward.

"Lebih baik kamu mengundurkan diri saja, nanti pengajuannya akan langsung saya ACC karena kamu akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama mereka jadi tak mungkin jika kamu bekerja diluar. Seperti yang ku bilang tadi bahwa semua kebutuhanmu dan mereka, saya yang menanggungnya. Bahkan kamu juga akan dapat gaji bulanan" ucap Edward dengan serius.

"Baiklah" pasrah Elli toh dirinya juga digaji dan dibiayai kebutuhannya, tak apalah merawat dan menjaga orang sakit kan dapat pahala juga.

Kemudian Reno menceritakan kondisi kesehatan Papa William dan Alika secara detail agar Elli yang menjaganya juga tahu batasan-batasan yang akan dilakukan ketika merawat keduanya.

"Aku mengerti" ucap Elli setelah Reno selesai menceritakan semuanya.

Setelah selesai dengan membicarakan hal serius, Elli mengajak Papa William dan Alika menuju ke kamar yang akan mereka tempati selama tinggal di rumahnya.

"Ayo paman, akan aku tunjukkan kamar untukmu. Dan untuk Alika yang manis ini akan tidur bersamaku" ucap Elli dengan ceria.

Elli memutuskan untuk Alika tidur sekamar dengannya agar ia bisa menjaga dengan lebih intens. Ia khawatir nanti kalau penyakit Alika kambuh, ia tak sigap menyadarinya kalau Alika tak berada disampingnya. Alika saat ini berumur 16 tahun. Elli segera mendorong kursi roda milik Papa William dengan diikuti oleh Edward yang menggendong Alika. Sedangkan Reno hanya mengikuti dari belakang saja.

"Paman, mulai sekarang paman akan tidur disini" ucap Elli yang kemudian membuka pintu kamar dan diangguki oleh Papa William.

"Terimakasih Elli sudah bersedia merawat paman dan Alika" ucap Papa William dengan tersenyum tulus dan diangguki oleh Elli.

"Paman tak perlu sungkan, lagipula disini Elli tinggal sendiri. Karena sekarang ada paman dan Alika disini, Elli nggak akan kesepian lagi" ucap Elli dengan tersenyum ceria walaupun dari kalimatnya mengandung ungkapan perasaan yang sedih.

"Kamu orang baik, pasti suatu saat nanti kau akan mendapatkan kebahagiaanmu. Suatu saat nanti juga kau tak akan pernah merasa kesepian seperti saat ini" batin Edward dengan tersenyum tipis.

"Ayo Alika, sini sama kakak. Kita akan ke kamar tempat kita tidur" ajaknya sembari memainkan tangan Alika yang masih memegang erat leher Edward.

"Itu diajak sama kak Elli buat ke kamar. Turun ya dek" bujuk Edward sembari sebelah tangannya mencoba melepaskan lilitan tangan Alika di lehernya.

"Kak Elli itu orangnya baik, tidak sombong, rajin menabung, suka cokelat dan es krim. Nanti kalau Alika mau main sama kak Elli pasti Alika bakalan kakak ajak buat makan cokelat dan es krim banyak-banyak. Nggak usah takut ya sama kakak, kakak nggak nyeremin kok mukanya. Malah jauh lebih nyeremin muka bapak yang menggendong Alika" ucap Elli dengan mencerocos hingga tak sadar kalau ia telah membangunkan singa tidur.

"Ehemmm..." Dehem Edward dengan mata melotot tajam namun Elli hanya cuek saja karena niatnya hanya untuk membujuk Alika.

Dan berhasil... Alika mau melepaskan lilitan tangannya pada leher Edward setelah mendengar ucapannya kemudian turun dari gendongan kakaknya itu. Tanpa pikir panjang, Elli segera saja menarik lembut tangan Alika kemudian berlari kecil dengan tertawa ceria seperti anak kecil. Bahkan Alika yang awalnya takut dan malu malah ikut bertingkah seperti Elli.

Edward dan Reno yang melihat hal itu segera saja menjatuhkan rahangnya cengo, tak menyangka kalau Alika bisa secepat itu akrab bahkan tak malu pada Elli. Pada Reno saja Alika terkadang masih malu-malu atau bahkan takut tetapi ini dengan Elli yang baru pertama kali bertemu sudah bertingkah seperti itu.

"Ed, sepertinya setelah Alika sembuh nanti kau harus bersiap-siap kalau sifatnya tak akan jauh beda dengan Elli" ucap Reno dengan menepuk dahinya.

"Tak apa, yang penting adikku bisa sembuh" ucap Edward dengan acuh tak acuh.

Sedangkan Papa William hanya bisa tersenyum tipis melihat anak perempuannya yang sudah mau akrab dengan orang baru. Hatinya sangat bahagia, ini artinya kesembuhan Alika sudah ada didepan mata.

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

semangat Alika pasti kamu akan sembuh dan tumbuh menjadi gadis yg cantik dan tangguh.

2024-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Awal
3 Diterima Kerja
4 Kembali ke Indonesia
5 Kecewa
6 Bingung
7 Bertemu Lagi
8 Si Mulut Pedas
9 Aktifitas
10 Taman
11 Sendu
12 Tikus Kecil Licik
13 Buntu
14 Kejadian
15 Kejadian 2
16 Rumah Sakit
17 Rumah Sakit 2
18 Rumah Elli
19 Rumah Elli 2
20 Masalah
21 Masalah Atau Berkah?
22 Pernikahan
23 Naga
24 Keseruan Pagi Hari
25 Joko Tingkir
26 Drama
27 Balasan
28 Fakta
29 Penenang
30 Berkas
31 Terdesak
32 Pemandangan
33 Kesal
34 Rapat
35 Rapat 2
36 Berita
37 Janji
38 Terapi
39 Ronald Adipati Niclow
40 Alika Diandra Serant
41 Kambuh
42 Masa Lalu
43 Kemarahan Elli
44 Bertemu Paman
45 Khawatir
46 Kedatangan Kakek
47 Elli vs Bunda Nessa
48 Bingung
49 Rahasia Besar
50 Rahasia Besar 2
51 Reno Adrian Serant
52 Keputusan Reno
53 Tidur Bersama
54 Perkara Susu
55 Ungkapan Cinta
56 Alika Sembuh
57 Alika Sembuh 2
58 Kembalinya Reno
59 Akhir Bunda Nessa
60 Akhir Bunda Nessa 2
61 Keanehan Mansion
62 Mendoan
63 Menghabisi
64 Akhir Seno
65 Akhir Seno 2
66 Perombakan
67 Perombakan 2
68 First
69 First 2 (Warning)
70 Saling Memaafkan
71 Kebahagiaan
72 Bertemu Kakek
73 Sandiwara
74 Perlawanan
75 Menyadarkan
76 Rumah Sakit
77 Pembalasan
78 Identitas
79 Berita
80 Berita 2
81 Konferensi Pers
82 Konferensi Pers 2
83 Perjalanan Jauh
84 Bertemu
85 Aktifitas Di Desa
86 Aktifitas Di Desa 2
87 Keputusan
88 Kembali Ke Kota
89 Akhir
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog
2
Awal
3
Diterima Kerja
4
Kembali ke Indonesia
5
Kecewa
6
Bingung
7
Bertemu Lagi
8
Si Mulut Pedas
9
Aktifitas
10
Taman
11
Sendu
12
Tikus Kecil Licik
13
Buntu
14
Kejadian
15
Kejadian 2
16
Rumah Sakit
17
Rumah Sakit 2
18
Rumah Elli
19
Rumah Elli 2
20
Masalah
21
Masalah Atau Berkah?
22
Pernikahan
23
Naga
24
Keseruan Pagi Hari
25
Joko Tingkir
26
Drama
27
Balasan
28
Fakta
29
Penenang
30
Berkas
31
Terdesak
32
Pemandangan
33
Kesal
34
Rapat
35
Rapat 2
36
Berita
37
Janji
38
Terapi
39
Ronald Adipati Niclow
40
Alika Diandra Serant
41
Kambuh
42
Masa Lalu
43
Kemarahan Elli
44
Bertemu Paman
45
Khawatir
46
Kedatangan Kakek
47
Elli vs Bunda Nessa
48
Bingung
49
Rahasia Besar
50
Rahasia Besar 2
51
Reno Adrian Serant
52
Keputusan Reno
53
Tidur Bersama
54
Perkara Susu
55
Ungkapan Cinta
56
Alika Sembuh
57
Alika Sembuh 2
58
Kembalinya Reno
59
Akhir Bunda Nessa
60
Akhir Bunda Nessa 2
61
Keanehan Mansion
62
Mendoan
63
Menghabisi
64
Akhir Seno
65
Akhir Seno 2
66
Perombakan
67
Perombakan 2
68
First
69
First 2 (Warning)
70
Saling Memaafkan
71
Kebahagiaan
72
Bertemu Kakek
73
Sandiwara
74
Perlawanan
75
Menyadarkan
76
Rumah Sakit
77
Pembalasan
78
Identitas
79
Berita
80
Berita 2
81
Konferensi Pers
82
Konferensi Pers 2
83
Perjalanan Jauh
84
Bertemu
85
Aktifitas Di Desa
86
Aktifitas Di Desa 2
87
Keputusan
88
Kembali Ke Kota
89
Akhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!