Kucing Ku Ternyata Seorang Vampir
Malam itu, seluruh kota Versee tengah di guyur oleh derasnya hujan, kendati begitu hal itu tak membuat semua aktivitas orang-orang Versee terhenti olehnya, salah satunya adalah Raina, gadis tujuh belas tahun kelas tiga SMA ini tetap semangat bekerja sebagai seorang pengantar makanan di sebuah restoran tempatnya bekerja. Dengan menggunakan sepeda elektrik sebagai alat transportasinya karena dirinya masih belum cukup untuk mengendari sebuah sepeda motor.
Dua tahun yang lalu, kedua orang tuanya meninggal akibat sebuah kecelakaan lalu lintas, hingga membuatnya menjadi seorang yatim piatu.
Meski paman dan bibinya selalu mengajaknya untuk tinggal bersama mereka, namun Rania menolak dengan alasan bahwa dirinya ingin mandiri dan juga dirinya menyebutkan bahwa dirinya sudah cukup dewasa untuk hidup mandiri.
Karena keinginannya untuk hidup mandiri, membuat keduanya berhenti membujuknya, sebagai gantinya, mereka mengirimkan uang bulanan untuk membiayai sekolah dan hidup Rania.
Awalnya Rania menolak dengan alasan ia tak ingin menjadi beban, tapi paman dan bibinya bersikeras untuk melakukannya, tentunya sebagai anggota keluarga, keduanya tak ingin membuat kakak laki-laki mereka sedih.
Meski merasa enggan, mau tak mau Rania pun menerima bantuan tersebut.
Awalnya memang sulit menjalani kehidupan tanpa di dampingi oleh kedua orang tuanya, tapi seiring berjalannya waktu, Rania mulai terbiasa dan mulai menikmati hidupnya yang baru, bahkan dengan pekerjaan sambilan yang dilakukannya, ia bisa membayar uang sekolah tanpa meminta bantuan paman dan bibinya.
Kendati begitu, paman dan bibinya tak berhenti mengiriminya uang.
" Anggap saja itu uang jajan dari kami atau kamu bisa menyimpannya jika suatu hari kamu membutuhkannya, " kata mereka.
Dengan senang hati Rania pun menerimanya, setidaknya dengan uang tersebut ia bisa membiayai hobinya yang gemar menonton dan mengoleksi benda-benda dari serial anime yang ditontonnya setiap hari.
Baginya, menonton serial anime dan mengoleksi benda dari salah satu karakter favoritnya, bagaikan sebuah vitamin dan motivasi agar dirinya lebih bersyukur dan semangat menjalani kehidupan, meski terkadang teman, dan tantenya selalu mengatainya kekanak-kanakan, tapi ia tak peduli, selama dirinya bahagia apapun akan ia jalani.
Kini waktu sudah menunjukkan pukul jam sepuluh malam dan Rania baru saja menyelesaikan pesanan terakhirnya, ia kemudian memutuskan pulang ke rumah untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa sangat lelah itu.
Setibanya di persimpangan jalan dekat rumahnya, tiba-tiba Rania mendengar suara rintihan dari seekor kucing, meski terdengar samar-samar karena tertutupi oleh derasnya hujan, entah kenapa Rania menghentikan sepeda elektriknya dan mencoba mencari sumber suara tersebut, kepalanya menolehkan ke kanan dan ke kiri mencari sosok kucing tersebut, hingga tatapannya jatuh pada tempat sampah yang tak jauh dari tempatnya terdiam, firasatnya mengatakan bahwa sumber suara itu berasal dari sana.
Tanpa membuang waktu, ia berjalan menghampiri tempat tersebut dan terkejut menemukan seekor kucing hitam yang tampak kesakitan.
Merasa sangat kasihan, Rania pun memutuskan untuk membawanya ke dokter hewan, akan tetapi karena sudah melebihi jam operasional, ia tak menemukan satu pun klinik hewan yang buka pada jam tersebut,
Pada akhirnya Rania membawanya pulang dan mengobatinya dengan alat seadanya ia juga kemudian memutuskan untuk menamainya dengan nama yang ia ambil dari salah satu karakter anime favoritnya yaitu Kuro yang sama-sama merupakan seekor kucing hitam, hanya bedanya kucing yang ia tonton itu merupakan jelmaan Vampir.
Di rasa bahwa pertolongan pertama telah cukup dilakukannya, Rania kemudian memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak.
Awalnya semuanya berjalan seperti biasanya, hingga tiba-tiba Rania merasakan perih di bagian bahunya dan membuatnya terbangun dari tidurnya, akan tetapi kedua bola matanya terbeliak terkejut ketika mendapati seorang pria tengah menggigit bahunya dan yang parahnya lagi pria itu bertelanjang bulat tanpa ada sehelai benang pun yang menutupi seluruh badannya.
Spontan Rania pun menjerit, kemudian menendang tubuh pria itu hingga tubuh pria itu terpental jatuh dari atas ranjang.
Rania pun beranjak bangun dari ranjang sambil mengambil sebuah gunting yang berada di atas meja belajarnya.
Dengan tubuh gemetar, ia memegang gunting tersebut sembari memegangi pundaknya yang terasa perih. " Siapa kamu?! Kenapa kamu ada di dalam kamar ku?! " Tanyanya dengan perasaan takut.
Namun pria itu tak menjawab, dia kemudian bangkit berjalan menghampiri Rania yang membuat gadis itu semakin ketakutan. " Kamu mau memperkosa aku yah? Tapi tubuhku nggak ada yang empuk! Karena tubuh ku hanyalah tulang terbungkus kulit. " Ungkapnya.
Pria itu tak menjawab, langkahnya semakin dekat dengan Rania sambil menggumamkan sesuatu.
" Jangan mendekat! Atau aku telepon polisi. "
" Darah, aku butuh darah, " ujar pria itu dengan pelan.
Namun, karena suara pria itu yang terlalu kecil dan Rania yang terlalu panik, membuat pendengarannya menjadi kurang berfungsi.
" Apa kamu bilang? Dada?! " Spontan, kedua tangan Rania menutupi tubuh bagian dadanya yang hanya tertutupi oleh baju tanktop, " Jangan! Punya ku kecil dan masih segelan! "
" Darah. "
" Aku bilang jangan mendekat! " Teriak Rania kembali sembari mengayunkan gunting ditangannya sambil memejamkan kedua matanya.
Akan tetapi beberapa lama kemudian tak terjadi apapun, Rania pun perlahan membuka kedua matanya dan mendapati bahwa pria itu telah menghilang begitu saja.
Untuk memastikan bahwa pria itu telah pergi, Rania pun langsung menghidupkan cahaya lampu kamarnya, akan tetapi dirinya kembali di kejutkan dengan kondisi Kuro yang semakin parah bahkan tampak seperti tengah sekarat.
Rania pun seketika menjadi panik, ia kemudian mencari ponselnya untuk menghubungi temannya untuk meminta bantuan.
Akan tetapi, pergerakkan terhenti ketika kucingnya seperti berbicara dan meminta darah. Untuk sepersekian detik, tubuh Rania mematung mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya.
" Aku tidak gila kan? " Gumamnya sambil menampar kedua pipinya, ia tak tahu bahwa efek kehujanan tadi bisa membuatnya berhalusinasi melihat pria telanjang yang mencoba memperkosanya dan sekarang apa? Kucing yang ia bawa bisa berbicara dan meminta darah, apa semua ini masuk akal?!
" Darah, aku butuh darah. "
Seketika Rania pun tersadar, meski dirinya merasa telah gila, namun entah apa yang merasukinya hingga membuatnya berbuat nekat dengan menusuk jari telunjuknya dengan menggunakan jarum, kemudian memasukkan jarinya ke dalam mulut kucingnya tanpa pikir panjang.
Rasa perih pun menjalar dari jari telunjuknya ketika kucingnya benar-benar menghisap darahnya.
Bub!
Seketika, tubuh kucingnya berubah menjadi seorang pria berparas tampan dengan kedua bola mata berwarna merah.
Tubuh Alona pun mematung bak sebuah boneka kayu, menyadari bahwa pria di depannya dan pria yang sempat menyerangnya tadi ternyata adalah seekor kucing yang ia selamatkan beberapa waktu lalu.
" Eh? Apa yang terjadi? " Seketika pandangan Rania menggelap kemudian ia jatuh tak sadarkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Hafira
waduh... pemandangan nya bikin terkejut yah neng 😂😂😂
2023-03-06
7
Hafira
ngakak woi... ampun deh 😂😂😂😂
2023-03-06
2
Ghiie-nae
terima kasih atas dukungannya 🙏🙏🙏
aku kasih mawar 🌹 ya
2023-01-02
2