Ibu Ramona adalah seorang janda kaya, mempunyai harta melimpah. Dia mempunyai anak laki-laki yang sekarang bekerja di bank sebagai direktur. Ibu Ramona juga mengelola sebuah panti asuhan sejak tujuh belas tahun lalu ketika masih buka.
Ibu Rima, pengasuh panti asuhan. Dan Amanda Larasati adalah anak yatim piatu pertama yang di ambil oleh ibu Rima. Hingga besar dia tinggal di panti, namun segala pendirikan dan kebutuhannya di topang oleh ibu Ramona.
Jadilah Laras sebagai anak asuh ibu Ramona hingga SMA. Awalnya ibu Ramona mengajak ke rumahnya untuk tinggal di rumahnya, tapi Laras menolak karena alasan tidak enak dengan anaknya Danu.
Meski dulu pernah Laras mengurus Danu ketika sakit, tapi tidak membuat Danu menyukai Laras. Ibu Ramona merasa sayang pada Laras karena dia anaknya jujur dan penurut. Baik juga tanpa meminta balas budi dari apa yang di lakukannya.
Suatu hari, ibu Ramona yang sering sakit-sakitan pernah bicara pada Laras. Dan mungkin Laras lupa dengan ucapan ibu Ramona karena memang sudah lama.
"Laras, ibu ingin kamu jadi anak ibu." kata ibu Ramona.
"Kan saya sudah jadi anak asuh ibu." kata Laras.
Ibu Ramona tersenyum, dia merasa Laras belum mengerti dengan ucapannya itu.
"Ibu senang kamu anak yang baik, jujur dan penurut. Seandainya ibu punya anak sepertimu, rasanya akan sangat bahagia sekali." kata ibu Ramona masih dengan senyumnya.
Laras diam, dia merasa ibu Ramona berbeda. Namun begitu, dia tidak mencurigai kalau termyata ibu Ramona mengidap penyakit serius. Bahkan anaknya sendiri tidak tahu.
"Laras, apa kamu senang ke perpustakaan?" tanya ibu Ramona.
"Iya bu, saya suka membaca buku." kata Laras.
"Emm, bagaimana kalau ibu buatkan perpustakaan. Dan nanti kamu yang ikut menjadi pegawainya?" tanya ibu Ramona.
"Memang ibu mau membuka perpustakaan ya?" tanya Laras.
"Ya, biar orang-orang sepertimu bisa meminjam buku dengan gratis dan mudah di dapat. Ibu senang ada anak muda suka membaca buku, seperti kamu." kata ibu Ramona lagi.
"Terserah ibu saja, tapi saya masih sekolah bu." kata Laras.
"Ngga apa-apa, nanti ada kok yang bertanggung jawab di perpustakaan. Kamu jadi pegawainya aja dulu." kata ibu Ramona lagi.
"Iya bu, sembari sekolah dan bisa belajar di perpustakaan nantinya." kata Laras dengan senang.
"Ya, dan ibu harap kamu kuliah ya nantinya. Jangan khawatir nanti ibu juga bantu biaya kuliahnya." kata ibu Ramona lagi.
"Bu, emm Laras minta maaf. Kalau boleh ibu jangan bantu Laras lagi biayai kuliah saya. Saya ngga enak kalau semuanya ibu yang membiayainya. Laras pengen membiayai kuliah sendiri, setiap bulan ibu selalu mengirim uang untuk Laras. Laras ngga pernah pakai bu, makanya Laras mau kuliah dengan uang sendiri yang ibu berikan itu." kata Laras lagi.
"Oh, itu bagus. Baiklah, kamu belajar mandiri itu bagus. Tapi ibu minta jangan lupakan ibu ya." kata ibu Ramona lagi.
"Ngga kok bu. Ibu jangan khawatir, saya akan tetap mengingat ibu dan selalu dekat sama ibu kok. Saya akan selalu menjenguk ibu di rumah." kata Laras yang tahu akan kekhawatiran ibu asuhnya itu.
"Baguslah, ibu lega rasanya. Kamu anak baik, ibu berharap kamu akan mendapatkan apa yang menjadi pemberianku nanti. Dan ibu juga akan meminta sesuatu sama kamu nantinya." kata ibu Ramona lagi.
"Ibu minta apa?" tanya Laras.
"Tidak, ibu tidak akan mengatakannya sekarang. Nanti saja, belum waktunya Laras." kata ibu Ramona tersenyum.
Laras diam, dia hanya menatap ibu asuhnya dengan heran. Namun demikian, dia tidak menanyakan apa pun lagi.
Itulah kenapa Laras di minta oleh ibu Ramona untuk menjadi istri Danu. Ibu Ramona tidak ingin semua apa yang di miliki dan dia jalankan itu akan di sia-siakan oleh Danu.
Karena Danu sepertinya tidak tertarik dengan bisnis ibunya itu, makanya sebelum dia meninggal meminta pengacara Heriyanto untuk membuatkan wasiat untuk Laras dan Danu anaknya.
Karena ibu Ramona tahu anaknya itu keras kepala dan angkuh, maka dari itu dia memilih Laras yang baik, jujur dan juga penurut untuk mendampingi anaknya dan menkkah dengan Danu.
Ibu Ramona menyadari tentunya, kenapa Laras yang dia pilih untuk jadi istri Danu. Karena Laras baik dam juga tidak mungkin membantah permintaannya. Dan juga pastinya tidak akan pergi dari Danu begitu saja meski anaknya itu terlalu keras kepala dan mungkin Laras bisa meluluhkan hati Danu, itu harapan ibu Ramona pada Laras.
_
"Pak Danu dan nyonya, sudah siap untuk mendengarkan oembacaan wasiat dari ibu?" tanya pak Heri.
"Saya sejak tadi sudah siap pak pengacara. Tolong jangan berbelit-belit." kata Danu dengan datar dan merasa waktunya sudah habis dengan pembicaraan tidak penting.
"Maaf pak Danu, saya bukannya berbelit-belit. Anda bisa sabar dengan apa yang akan saya bacakan? Jika anda sibuk, anda bisa kok menjadwalkan kembali pembacaan wasiat dari ibu anda. Karena saya hanya sebagai amanat saja." kata pak Heri kesal dengan sikap arogansi Danu itu.
Dulu dia mengenal ibu Ramona sangat baik, menceritakan segala keluh kesah tentang anaknya yang keras kepala. Tapi sekarang pak Heri menghadapinya sendiri, bagaimana sikap Danu terhadap orang yang kurang di sukainya.
Bisa jadi terhadap istrinya itu sangat acuh dan masa bodoh begitu pikiran pengacara Heri. Dia menghela nafas panjang, melihat Danu membuang muka kesamping.
Pak Heri membuka map kuning, sejenak dia membacanya. Namun kemudian menutupnya kembali, karena dia salah mengambil map berisi surat wasiat ibu Ramona.
_
_
*****************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
heni diana
Laras d beri amanah yg begitu besar dari ibu ramona semoga saja seiring berjalnnya waktu laras bisa meluluhkan hati danu yg keras dan menyebalkan itu..
2022-12-20
1