13. Perjanjian Lagi

Malam semakin larut, Laras masih menunggu suaminya pulang. Entah kapan dia akan di ajak bicara mengenai hal yang dia tidak tahu.Tapi tebakan Laras mungkin tentang surat wasiat dari mertuanya. Laras mendesah pelan, dia lapar juga mengantuk.

Sejak dia datang lagi ke rumah Danu, belum makan dari sore tadi. Laras masuk ke dapur, mungkin ada makanan yang bisa di makan. Mie instan pun tidak apa,untuk mengganjal perutnya yang terasa keroncongan sejak datang tadi.

Dia memeriksa laci dapur yang biasa menyimpan mie instan, dia ambil satu bungkus mie goreng dan mengambil telur yang ada di kulkas. Kemudian dia menyalakan kompor dan memanaskan air untuk merebus mie. Tiga menit air mendidih, Laras masukkan mie tadi dan juga telurnya.

Lima menit mie goreng pun jadi, kemudian dia langsung menyantapnya dengan lahap. Baru beberapa sendok dia makan mie goreng buatannya, Danu masuk ke dapur melihat Laras makan mie goreng.

"Kamu sedang apa?" tanya Danu mengambil air mineral di kulkas.

"Aku sedang makan mie goreng mas. Maaf mienya saya masak, karena saya lapar sejak sore tadi." ucap Laras meneruskan makan mie gorengnya.

Danu memperhatikan Laras makan mie dengan lahap, kemudian dia masuk ke dalam kamarnya.

"Setelah makan kamu tunggu di meja makan, ada yang harus aku bicarakan." ucap Danu sebelum masuk ke kamarnya.

"Iya mas." jawab Laras singkat.

Dan beberapa suap lagi, Laras menghabiskan mie gorengnya lalu minum. Dia merapikan piring juga gelas yang tadi dia gunakan untuk di cuci.

Setelah selesai dia menuju meja makan sesuai perintah suaminya.

Dia merogoh tasnya untuk memberitahu kepada Anisa kalau malam ini dia tidak pulang ke kostan. Dan besok dia akan ke kedai kopi untuk mengundurkan diri. Tapi sebelumnya dia akan bernegosiasi dengan Danu kalau dia di perbolehkan untuk bekerja.

Danu keluar dari kamarnya, dia memakai kaos oblong dan celana pendek. Sebenarnya Danu itu ganteng, putih kulitnya juga tinggi dan atletis. Jika dia tersenyum sungguh manis. Laras pernah melihat Danu tersenyum dan tertawa, sangat manis.

Namun di dalam rumah ini, jangan harap Laras dapat senyuman apalagi tawa Danu untuknya. Laras menatap Danu sejenak, menikmati manusia sempurna di hadapannya. Sekilas Danu melihat Laras sedang memperhatikannya, lalu dia tersenyum miring. Seolah mengejek kalau Laras menyukainya.

Laras menunduk, dia malu di ketahui oleh suaminya telah mengaguminya. Dia mengambil air minum untuk mengalihkan rasa gugupnya.

"Apa yang kamu lihat dariku?" tanya Danu yang seolah tahu akan kegugupan Laras.

"Tidak mas, aku tidak melihat apa-apa." jawab Laras agak gugup.

"Walaupun kamu mengelaknya, tapi aku tahu kamu mengagumiku. Tapi maaf, aku tidak pernah tertarik padamu." ucap Danu menohok.

Laras menatap Danu, lalu dia menunduk lagi dan menghela nafas pelan. Sudah dia duga jawabannya pasti menyakitkan bagi Laras.

"Apa yang ingin mas Danu bicarakan?" tanya Laras yang sudah bisa menguasai pikirannya.

"Kamu dapat surat wasiat dari ibu?" tanya Danu langsung saja pada intinya.

"Iya.",jawab Laras singkat.

"Apa isi suratnya?" tanya Danu lagi.

"Apa penting untuk di bicarakan?" Laras balik bertanya.

"Penting! Karena pembicaraan ini mengenai surat wasiat dari ibu juga lainnya." jawab Danu.

"Aku di minta ibu untuk selalu menjaga mas Danu apapun keadaannya." jawab Laras.

"Hanya itu?" tanya Danu.

"Ya. Kenapa?"

"Besok kita menemui pengacara untuk membacakan surat wasiat peninggalan ibu. Aku tidak tahu sedekat apa kamu dengan ibuku sehingga dia memberikan sebagian peninggalannya padamu." kata Danu ketus.

Laras diam, dia mencerna ucapan Danu. Apakah mertuanya memberikan sebuah warisan untuknya?

"Sebelum besok bertemu pengacara, aku ingin membuat perjanjian lagi denganmu." ucap Danu lagi.

"Perjanjian apa?" tanya Laras mengerutkan dahi.

"Jika nanti kita punya anak, aku ingin kamu pindah dari rumah ini. Aku akan membeli rumah untukmu nanti." kata Danu.

"Lalu rumah ini?" tanya Laras.

"Aku sudah bilang, satu tahun lagi aku akan menikahi pacarku. Dan rumah ini akan aku tempati dengan istriku nanti." kata Danu kesal, kenapa Laras selalu ingin tahu urusannya.

"Aku juga istrimu mas." kata Laras lirih.

"Kamu jangan mimpi jadi istriku selamanya." ucap Danu ketus.

Belum apa-apa hati Laras sakit sekali, sudah di peringatkan lebih dulu jangan pernah menaruh hati pada suaminya itu, pikir Laras. Apa

"Bagaimana? Walau kamu keluar dari rumah ini, aku tetap akan menjamin kehidupanmu dan anakmu nanti." tawar Danu lagi.

"Kamu pikir pernikahan itu main-main mas?" kata Laras kesal.

"Bagiku, menikah denganmu adalah main-main Laras. Jadi jangan pernah kamu berharap aku akan mencintaimu dan kamu jangan pernah menaruh hati padaku!" ucap Danu memperingatkan Laras dengan tegas.

"Baiklah, kalau itu maumu.Terserah saja, tapi saya mohon jangan ceraikan saya setelah kamu menikah lagi nanti." kata Laras meminta pada Danu.

"Kamu berharap aku akan mencintaimu? Dan kembali lagi padamu?" tanya Danu mencibir permintaan Laras itu dengan sinis.

"Tidak, saya hanya mau memenuhi amanah ibumu. Jika kamu tidak mau denganku tidak apa, asal nanti jika aku punya anak. Anakku mempunyai ayah yang baik." kata Laras dengan tegas dan berani menatao Danu tajam.

"Baiklah, tapi aku ingatkan kamu jangan pernah bermimpi aku memcintaimu dan hidup bersamamu." kata Danu lagi masih mengingatkan Laras akan pendiriannya itu.

Perdebatan itu selesai, mereka saling diam. Laras menghela nafas panjang, rentetan kalimat yang di ucapkan Danu benar-benar menyakitinya. Ada rasa menyesal dia ketika dulu memenuhi permintaan ibu Ramona menikah dengan Danu.

Kalau sudah terlanjur seperti ini, sakit hati sejak awal akan dia terima entah sampai kapan.

"Satu lagi mas, aku pengen tetap bekerja."

"Untuk apa? Bukankah aku sudah bilang jangan bekerja lagi, kerjakan pekerjaan rumah ini."

"Kamu egois mas, aku di suruh diam di rumah sedangkan kamu bersenang-senang dengan pacarmu itu?" kata Laras.

"Kamu jangan membantah!" kata Danu Membentak Laras.

Laras menatap suaminya tajam, dia benar-benar tidak mengerti dengan keangkuhan dan keegoisan suaminya itu.

"Berarti kamu menyiksaku secara pelan-pelan."

"Saat ini aku suamimu, dan kamu harus patuh dengan perintah suami. Apa kamu tidak mengerti itu?!" bentak Danu.

Laras diam, memang seharusnya dia menurut apa kata suaminya. Tapi kalau hanya untuk diam saja di rumah dan di abaikan buat apa? Seolah pembantu berstatus istri, dan lagi jika di luar rumah tidak di akui sebagai istri dan tidak boleh mengenalnya apa lagi mengakui istrinya Danu.

Peraturan macam apa itu? Mementingkan diri sendiri, egois. Laras bersungut-sungut dalam hati.

Danu bangkit dari duduknya, dia merasa perdebatan dengan Laras sudah cukup, dan dia harus mematuhi perintahnya.

"Besok jam sepuluh aku jemput kamu untuk menemui pengacara ibu. Jangan sampai aku jemput kamu belum siap apapun." ucap Danu sebelum masuk ke dalam kamarnya.

Laras yang sejak tadi diam dalam kebingungan hanya bisa menatap kepergian suaminya. Bagaimana bisa punya anak jika sekarang saja Danu masih bersikap ketus dan sok berkuasa itu. Entahlah, Laras belum berpikir ke arah sana.

Dia masih memikirkan bagaimana ngomong sama bosnya, alasan apa yang akan dia buat. Belum satu bulan dia bekerja di kedai itu,,sekarang harus keluar lagi. Tahu begini, Laras berpikir lebih baik dia meneruskan kuliahnya.

_

_

*****************

Terpopuler

Comments

TongTji Tea

TongTji Tea

ribet amat.siapa dia? tinggal pergi Gugat cerai .Makan juga kerja sendiri

2023-06-27

0

Memyr 67

Memyr 67

mimpi danu, mau menikah dan bersenang senang dengan wanita lain. itu kesenangan semu. karena tidak pernah ada kesenangan yg sebenarnya di atas penderitaan wanita lain.

2023-04-25

0

amalia gati subagio

amalia gati subagio

bolak balik perjanjian, ingkar, gak mo sadar dr koma halu bu? kecerdasannya sengaja dilibur panjangkan, agar gak ngulik logika & nurani yg dicederai piyeeeee? 🤔

2023-01-11

0

lihat semua
Episodes
1 01. Mendadak Menikah
2 02. Perjanjian Nikah
3 03. Meninggalnya Ibu Ramona
4 04. Layaknya Seorang Istri
5 05. Merasa Terhianati
6 06. Di Perputakaan
7 07. Di Usir Dari Rumah
8 08. Menginap Di Kost Anisa
9 09. Di Kedai Kopi
10 10. Pacar Andre
11 11. Surat Wasiat
12 12. Kebimbangan Laras
13 13. Perjanjian Lagi
14 14. Pagi Hari
15 15. Kantor Pengacara
16 16. Mengenai Ibu Ramona
17 17. Membacakan Wasiat
18 18. Jasmin Berkunjung
19 19. Nomor Ponsel
20 20. Rencana Danu Untuk Laras
21 21. Telepon
22 22. Di Pamggil Pak Robi
23 23. Laras Bercerita
24 24. Kesibukan Laras
25 25. Danu Marah
26 26. Pindah Rumah
27 27. Melamar Jasmin
28 28. Pernikahan Danu Dan Jasmin
29 29. Daftar Kuliah
30 30. Menginap Acara Kampus
31 31. Mencari Jasmin
32 32. Makan Di Rumah Laras
33 33. Tidak Dapat Jatah
34 34. Danu Kesal
35 35. Ke Rumah Laras Lagi
36 36. Hanya Pelampiasan Saja?
37 37. Perubahan Sikap Danu
38 38. Jasmin Selingkuh
39 39. Menginap
40 40. Bertengkar
41 41. Melihatnya
42 42. Periksa
43 43. Bertemu Andre
44 44. Andre Kecewa
45 45. Danu Terkejut
46 46. Danu Vs Andre
47 47. Jasmin Pura-pura
48 48. Curhatan Danu
49 49. Menyewa Orang
50 50. Di Depan Toko Kue
51 51. Membujuk Jasmin
52 52. Datang Bersama
53 53. Datang Lagi
54 54. Orang Suruhan
55 55. Bukti
56 56. Fakta Di Luar Dugaan
57 57. Nasehat Rizwan
58 58. Dua Perasaan Berbeda
59 59. Sikap Danu
60 60. Memberi Pelajaran
61 61. Ibu Dan Anak
62 62. Selesai Makan Siang
63 63. Foto-Foto
64 64. Syok
65 65. Surat Cerai
66 66. Ke Panti Asuhan
67 67. Mencari Laras
68 68. Sosial Media
69 69. Di Pemakaman
70 70. Di Pemakaman 2
71 71. Melahirkan
72 72. Perasaan
73 73. Salah Paham
74 74. Kejutan Di Rumah Baru
75 75. Obrolan Santai
76 76. Tidak Bisa Menggantikan
77 77. Menemui Jasmin
78 78. Lagi Aneh
79 79. Bukan Laki-Laki Romantis
80 80. Kebahagiaan Danu Dan Laras
Episodes

Updated 80 Episodes

1
01. Mendadak Menikah
2
02. Perjanjian Nikah
3
03. Meninggalnya Ibu Ramona
4
04. Layaknya Seorang Istri
5
05. Merasa Terhianati
6
06. Di Perputakaan
7
07. Di Usir Dari Rumah
8
08. Menginap Di Kost Anisa
9
09. Di Kedai Kopi
10
10. Pacar Andre
11
11. Surat Wasiat
12
12. Kebimbangan Laras
13
13. Perjanjian Lagi
14
14. Pagi Hari
15
15. Kantor Pengacara
16
16. Mengenai Ibu Ramona
17
17. Membacakan Wasiat
18
18. Jasmin Berkunjung
19
19. Nomor Ponsel
20
20. Rencana Danu Untuk Laras
21
21. Telepon
22
22. Di Pamggil Pak Robi
23
23. Laras Bercerita
24
24. Kesibukan Laras
25
25. Danu Marah
26
26. Pindah Rumah
27
27. Melamar Jasmin
28
28. Pernikahan Danu Dan Jasmin
29
29. Daftar Kuliah
30
30. Menginap Acara Kampus
31
31. Mencari Jasmin
32
32. Makan Di Rumah Laras
33
33. Tidak Dapat Jatah
34
34. Danu Kesal
35
35. Ke Rumah Laras Lagi
36
36. Hanya Pelampiasan Saja?
37
37. Perubahan Sikap Danu
38
38. Jasmin Selingkuh
39
39. Menginap
40
40. Bertengkar
41
41. Melihatnya
42
42. Periksa
43
43. Bertemu Andre
44
44. Andre Kecewa
45
45. Danu Terkejut
46
46. Danu Vs Andre
47
47. Jasmin Pura-pura
48
48. Curhatan Danu
49
49. Menyewa Orang
50
50. Di Depan Toko Kue
51
51. Membujuk Jasmin
52
52. Datang Bersama
53
53. Datang Lagi
54
54. Orang Suruhan
55
55. Bukti
56
56. Fakta Di Luar Dugaan
57
57. Nasehat Rizwan
58
58. Dua Perasaan Berbeda
59
59. Sikap Danu
60
60. Memberi Pelajaran
61
61. Ibu Dan Anak
62
62. Selesai Makan Siang
63
63. Foto-Foto
64
64. Syok
65
65. Surat Cerai
66
66. Ke Panti Asuhan
67
67. Mencari Laras
68
68. Sosial Media
69
69. Di Pemakaman
70
70. Di Pemakaman 2
71
71. Melahirkan
72
72. Perasaan
73
73. Salah Paham
74
74. Kejutan Di Rumah Baru
75
75. Obrolan Santai
76
76. Tidak Bisa Menggantikan
77
77. Menemui Jasmin
78
78. Lagi Aneh
79
79. Bukan Laki-Laki Romantis
80
80. Kebahagiaan Danu Dan Laras

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!