11. Surat Wasiat

Laras kini resmi menempati kost di mana Anisa ngekost, dia senang sekali. Setiap hari berangkat kerja bareng, hingga tak terasa sudah setengah bulan Laras bekerja di kedai kopi milik Andre.

Selama itu juga, Laras tidak pernah di cari oleh suaminya. Menelepon pun tidak, Danu bahkan lebih lengket dengan gadis SMA itu. Laras pun tak peduli dengan suaminya itu, bahkan dia sangat bersemangat dalam bekerja.

Suatu hari di jam makan siang, Laras mendapat telepon dari nomor yang tidak di kenal. Dia menatap ponselnya yang berdering keras, membuat Anisa menoleh ke arahnya heran.

"Siapa yang telepon?" tanya Anisa.

"Ngga tahu, nomor tidak di kenal." jawab Laras.

"Abaikan aja, pasti orang iseng." ucap Anisa.

"Tapi ini seperti nomor rumah atau kantor." ujar Laras yang masih menatap ponselnya yang berdering.

"Ya udah angkat aja.,Siapa tahu dari orang penting." usul Anisa.

Laras akhirnya menjawab telepon itu.

"Halo, apa benar ini nyonya Amanda Larasati?" tanya seorang perempuan di seberang sana sopan.

"Iya benar, maaf ini siapa ya?" tanya Laras penasaran.

"Saya asistennya dokter Samir. Anda di minta untuk datang ke rumah sakit oleh dokter Samir. Apa anda bisa datang hari ini?" tanya perempuan yang mengaku asisten dokter Samir.

Laras mengernyitkan dahi, dokter Samir? Siapa ya?,tanya Laras dalam hati.

"Rumah sakit mana mba? Dan ada apa ya?" tanya Laras bingung.

"Di rumah sakit kanker harapan kita. Anda bisa datang sekarang?" tanyanya lagi memastikan jawaban Laras.

Laras menatap Anisa yang sedang mendengarkan pembicaraan Laras dengan asisten dokter itu. Dia menutup ponselnya dengan tangannya.

"Aku di suruh datang ke rumah sakit yang dulu ibu Ramona di rawat.." ucap Laras pada Anisa berbisik.

"Ya udah, kamu kesana aja. Mungkin ada yang penting." ucap Anisa ikut berbisik.

"Nanti di dapur bagaimana? Aku ngga enak ninggalinnya." kata Laras.

"Udah nanti aku yang bilang, kamu lagi ada undangan penting." kata Anisa.

Laras pun mengangguk, dia kemudian membuka tangannya yang tadi menutup sambungan telepon.

"Halo mba, saya bisa datang ke rumah sakit.",kata Laras memastikan jawabannya.

"Baik nyonya Laras,anda bisa langsung ke ruangan dokter Samir di rumah sakit."

"Baik mba."

"Terima kasih nyonya Laras, saya tutup teleponnya."

Klik!

Lalu Laras memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Anisa memperhatikan raut muka Laras yang kebingungan.

"Apa katanya?" tanya Anisa penasaran.

"Aku harus ke rumah sakit sekarang. Boleh ijin kan sebentar?" tanya Laras pada Anisa.

"Kamu bilang aja sama pak Andre, bilang ada keperluan."

"Tapi takut kak Andre curiga mau kemana. Soalnya kak Andre belum tahu aku sudah menikah, dan ...."

"Ya jawab jujur aja mau ke rumah sakit. Lagi pula kamu ngga tahu kan kamu di suruh ke rumah sakit mau apa." kata Anisa lagi.

"Iya sih, aku juga penasaran. Ya udah, aku ke kak Andre dulu mau ijin."

Lalu Laras pergi meninggalkan Anisa yang masih duduk menikmati makan siangnya. Agak lama Laras mendapatkan ijin dari Andre, dia harus berbohong terlebih dahulu sebelumnya pada bosnya itu. Dia bilang ingin menjenguk pengurus yayasan panti asuhan di mana dia pernah tinggal agar Andre tidak terlalu curiga.

Walau dia juga tidak tahu kenapa dokter yang dulu merawat mertuanya itu menyuruhnya ke rumah sakit untuk menemuinya. Setelah dia sudah dapat ijin, Laras memesan ojek online. Tak berapa lama ojol pun datang,Laras langsung naik ojek menuju rumah sakit yang di tuju.

_

Sampai di rumah sakit, Laras langsung bergegas ke ruang dokter Samir setelah dia bertanya pada resepsionis di mana ruangan dokter Samir.

Tok tok tok

Laras mengetuk pintu pelan. Tak lama pintu terbuka, terlihat seorang perawat tersenyum padanya dan mempersilakan Laras masuk. Laras masuk dan melihat sekeliling ruangan dokter Samir, dia melihat dokter yang berperawakan tinggi dan berwajah campuran India-Sunda. Muka India tapi kulit Sunda yang putih bersih. Ganteng, pikir Laras.

"Silakan duduk nyonya Laras." kata dokter Samir.

"Terima kasih dokter." ucap Laras, dia menatap dokter Samir dengan rasa penasaran sejak di kedai tadi.

"Begini nyonya Laras..,"

"Jangan panggil nyonya dokter, saya masih muda." ucap Laras membuat dokter Samir tertawa kecil.

"Anda sudah menikah, jadi saya panggil nyonya. Tidak salah bukan?" kata dokter Samir tersenyum.

"Iya, tapi ...."

"Begini, itu tidak masalah dengan panggilan nama. Saya hanya mau menyampaikan amanat ibu Ramona sebelum beliau meninggal. Saya di titipi surat oleh ibu Ramona. Maafkan saya waktu ibu Ramona meninggal saya tidak ada di rumah sakit karena saya sedang di luar negeri, jadi surat wasiat ibu Ramona baru saya sampaikan sekarang. Sekali lagi saya minta maaf." ucap dokter Samir.

"Iya dok, tidak apa-apa. Saya juga tidak tahu kalau mertua saya meninggalkan surat wasiat." kata Laras.

Lalu dokter Samir mengambil sebuah surat dari dalam laci mejanya. Dia memberikan surat itu pada Laras. Laras menerima surat itu dengan ragu dan heran. Bukankah ada anaknya, mas Danu. Apa mas Danu tahu ibunya memberi surat wasiat?

"Dokter, mm..apa suami saya juga di beri surat juga? Soalnya kan dia anaknya." tanya Laras ragu.

"Iya, pak Danu juga di kasih surat juga. Nanti sore beliau datangnya, jadi saya pikir anda lebih dulu yang saya kasih tahu. Mungkin surat itu penting." ucap dokter Samir.

Laras menatap surat itu, dia juga penasaran dengan isinya. Dia tidak memikirkan tentang warisan atau apapun,namun begitu tetap saja penasaran apa isi surat itu.

"Baiklah dokter, terima kasih atas suratnya. Saya permisi dulu." ucap Laras.

"Iya, silakan."

Laras keluar setelah menyalami dokter tampan itu. Dia masih memegang surat itu hingga di koridor rumah sakit. Laras mencari tempat duduk yang sepi pengunjung untuk membaca isi surat itu.

Laras menuju taman rumah sakit, yang mana hanya ada orang-orang menyendiri. Laras duduk di bangku di bawah pohon cemara. Perlahan dia membuka sampul surat itu, kemudian mengambil isinya lalu membacanya dengan pelan dan penuh penghayatan di setiap kalimatnya.

Surat itu berbunyi...

'Assalamu alaikum Laras...

Setelah kamu membaca surat ibu, ibu sudah tidak ada lagi. Ibu minta maaf pada kamu karena memaksamu menikah dengan anakku Danu.

Ibu hanya minta satu hal dari kamu, apapun yang terjadi dalam rumah tanggamu dengan Danu, kamu jangan pernah meninggalkannya. Ibu hanya minta itu saja, Laras menantu ibu. Ibu yakin kamu bisa menghadapi Danu yang keras kepala dan angkuh itu.

Sekali lagi, ibu minta sama kamu. Jangan pernah meninggalkan Danu, apapun yang terjadi.

Mertuamu,

Ramona.

Sampai kalimat terakhir, Laras diam. Dia tidak tahu harus bagaimana. Sedangkan dia sendiri sudah di usir oleh suaminya. Wajah sedih dan bingung terlihat.

"Apa yang harus aku lakukan?" gumam Laras bingung.

Lama Laras berdiam diri di taman itu, dia masih bingung dengan isi surat itu. Apakah dia akan kembali ke rumah suaminya? Tapi bagaimana jika suaminya itu tetap mengusirnya? Bagaimana dengan surat wasiat itu?

Setelah lama berpikir, akhirnya Laras bangkit dari duduknya. Dia kembali ke kedai kopi, malanjutkan pekerjaannya walau dia masih bingung. Dia akan menunggu suaminya menghubungi.,Dia yakin surat untuk suaminya juga isinya tidak jauh beda dengan dirinya.

Jika Danu tidak mengabaikan surat wasiat ibunya,,Laras pasti di jemput untuk pulang kembali ke rumahnya. Entahlah, Laras juga masih bingung.,Dia akan menunggu di hubungi oleh Danu.

_

_

*****************

Terpopuler

Comments

heni diana

heni diana

Suratnya sangat membingungkan laras,, kmu ngikut suami mu aja ras klo dia mau mengikuti wasiat bu romana dan merubah sikapnya kmu kembali aja dan perbaiki semuanya mulai lagi dri awal tpi klo kmu d sakitin terus g usah lah ras bikin makn ati aja..

2022-12-17

1

Aisyah Luqman

Aisyah Luqman

g sah kembali ras ...
udah mati aja loh mertuamu
lagian analx kayak setan
ngapain d ikutin bkn sakit hati

2022-12-17

1

Anita Almantik

Anita Almantik

udah meninggal bu ramona bikin laras bimbang....

apakah isi ny juga sama
atau ad hal yg d rahsiakan oleh bu ramona...

wkt bu ramona meninggal.
Danu curiga jangan jangan pacar Danu yg bikin ulah

2022-12-17

1

lihat semua
Episodes
1 01. Mendadak Menikah
2 02. Perjanjian Nikah
3 03. Meninggalnya Ibu Ramona
4 04. Layaknya Seorang Istri
5 05. Merasa Terhianati
6 06. Di Perputakaan
7 07. Di Usir Dari Rumah
8 08. Menginap Di Kost Anisa
9 09. Di Kedai Kopi
10 10. Pacar Andre
11 11. Surat Wasiat
12 12. Kebimbangan Laras
13 13. Perjanjian Lagi
14 14. Pagi Hari
15 15. Kantor Pengacara
16 16. Mengenai Ibu Ramona
17 17. Membacakan Wasiat
18 18. Jasmin Berkunjung
19 19. Nomor Ponsel
20 20. Rencana Danu Untuk Laras
21 21. Telepon
22 22. Di Pamggil Pak Robi
23 23. Laras Bercerita
24 24. Kesibukan Laras
25 25. Danu Marah
26 26. Pindah Rumah
27 27. Melamar Jasmin
28 28. Pernikahan Danu Dan Jasmin
29 29. Daftar Kuliah
30 30. Menginap Acara Kampus
31 31. Mencari Jasmin
32 32. Makan Di Rumah Laras
33 33. Tidak Dapat Jatah
34 34. Danu Kesal
35 35. Ke Rumah Laras Lagi
36 36. Hanya Pelampiasan Saja?
37 37. Perubahan Sikap Danu
38 38. Jasmin Selingkuh
39 39. Menginap
40 40. Bertengkar
41 41. Melihatnya
42 42. Periksa
43 43. Bertemu Andre
44 44. Andre Kecewa
45 45. Danu Terkejut
46 46. Danu Vs Andre
47 47. Jasmin Pura-pura
48 48. Curhatan Danu
49 49. Menyewa Orang
50 50. Di Depan Toko Kue
51 51. Membujuk Jasmin
52 52. Datang Bersama
53 53. Datang Lagi
54 54. Orang Suruhan
55 55. Bukti
56 56. Fakta Di Luar Dugaan
57 57. Nasehat Rizwan
58 58. Dua Perasaan Berbeda
59 59. Sikap Danu
60 60. Memberi Pelajaran
61 61. Ibu Dan Anak
62 62. Selesai Makan Siang
63 63. Foto-Foto
64 64. Syok
65 65. Surat Cerai
66 66. Ke Panti Asuhan
67 67. Mencari Laras
68 68. Sosial Media
69 69. Di Pemakaman
70 70. Di Pemakaman 2
71 71. Melahirkan
72 72. Perasaan
73 73. Salah Paham
74 74. Kejutan Di Rumah Baru
75 75. Obrolan Santai
76 76. Tidak Bisa Menggantikan
77 77. Menemui Jasmin
78 78. Lagi Aneh
79 79. Bukan Laki-Laki Romantis
80 80. Kebahagiaan Danu Dan Laras
Episodes

Updated 80 Episodes

1
01. Mendadak Menikah
2
02. Perjanjian Nikah
3
03. Meninggalnya Ibu Ramona
4
04. Layaknya Seorang Istri
5
05. Merasa Terhianati
6
06. Di Perputakaan
7
07. Di Usir Dari Rumah
8
08. Menginap Di Kost Anisa
9
09. Di Kedai Kopi
10
10. Pacar Andre
11
11. Surat Wasiat
12
12. Kebimbangan Laras
13
13. Perjanjian Lagi
14
14. Pagi Hari
15
15. Kantor Pengacara
16
16. Mengenai Ibu Ramona
17
17. Membacakan Wasiat
18
18. Jasmin Berkunjung
19
19. Nomor Ponsel
20
20. Rencana Danu Untuk Laras
21
21. Telepon
22
22. Di Pamggil Pak Robi
23
23. Laras Bercerita
24
24. Kesibukan Laras
25
25. Danu Marah
26
26. Pindah Rumah
27
27. Melamar Jasmin
28
28. Pernikahan Danu Dan Jasmin
29
29. Daftar Kuliah
30
30. Menginap Acara Kampus
31
31. Mencari Jasmin
32
32. Makan Di Rumah Laras
33
33. Tidak Dapat Jatah
34
34. Danu Kesal
35
35. Ke Rumah Laras Lagi
36
36. Hanya Pelampiasan Saja?
37
37. Perubahan Sikap Danu
38
38. Jasmin Selingkuh
39
39. Menginap
40
40. Bertengkar
41
41. Melihatnya
42
42. Periksa
43
43. Bertemu Andre
44
44. Andre Kecewa
45
45. Danu Terkejut
46
46. Danu Vs Andre
47
47. Jasmin Pura-pura
48
48. Curhatan Danu
49
49. Menyewa Orang
50
50. Di Depan Toko Kue
51
51. Membujuk Jasmin
52
52. Datang Bersama
53
53. Datang Lagi
54
54. Orang Suruhan
55
55. Bukti
56
56. Fakta Di Luar Dugaan
57
57. Nasehat Rizwan
58
58. Dua Perasaan Berbeda
59
59. Sikap Danu
60
60. Memberi Pelajaran
61
61. Ibu Dan Anak
62
62. Selesai Makan Siang
63
63. Foto-Foto
64
64. Syok
65
65. Surat Cerai
66
66. Ke Panti Asuhan
67
67. Mencari Laras
68
68. Sosial Media
69
69. Di Pemakaman
70
70. Di Pemakaman 2
71
71. Melahirkan
72
72. Perasaan
73
73. Salah Paham
74
74. Kejutan Di Rumah Baru
75
75. Obrolan Santai
76
76. Tidak Bisa Menggantikan
77
77. Menemui Jasmin
78
78. Lagi Aneh
79
79. Bukan Laki-Laki Romantis
80
80. Kebahagiaan Danu Dan Laras

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!