Kemudian Laras naik ojek online yang tadi dia pesan. Menyiapkan mental untuk melabrak suami dan pacarnya. Sesungguhnya dia tidak punya kekuatan itu, namun untuk sebuah kebenaran dia harus berani bersikap.
Setengah jam dia sampai di perpustakaan, dengan cepat dia membayar tarif ojeknya kemudian masuk sambil berlari kecil. Di depan Nita sudah menunggunya dan berbisik padanya.
"Kamu harus siap dan sabar ya, Laras. Pak Danu sepertinya marah besar." ucap Nita dengan wajah takut.
"Kamu tenang saja, aku hadapi mereka. Dimana mereka?" tanya Laras yang sudah menyiapkan hatinya.
"Ada di bagian rak pelajaran buku-buku SMA, paling ujung." jawan Nita.
Lalu Laras langsung menuju tempat yang di tunjukkan oleh Nita, dia melihat keduanya sedang asyik membaca buku yang entah apa itu judulnya. Nita menghampiri, dia juga melihat pemandangan yang menurutnya sangat romantis, bercanda ria dan saling menatap kemudian tertawa lagi.
Laras membuang pandangannya menyaksikan itu, hatinya benar-benar sakit. Suaminya tidak seperti itu padanya, hanya wajah dingin yang dia dapati di rumah.
Laras hendak pergi meninggalkan tempat itu, dia malas melihat pemandangan yang menurutnya itu menjijikkan, sudah punya istri tapi masih bergaul mesra dengan gadis lain. Gadis yang bersama Danu melihat ke arah Laras, lalu dia bangkit dari duduknya dan menuju ke arah Laras.
"Itu mbanya yang jaga perpustakan kemarin, mba tunggu."panggil gadis itu.
Danu pun mau tak mau menoleh ke arah Laras, dia terkejut juga. Namun wajahnya dia buang ke arah lain. Sedangkan gadis yang bersama Danu terus mengejar Laras.
"Mba kan yang kemarin menjaga perpustakaan ini. Kemarin kan sudah pesan, buku yang aku pilih jangan sampai habis. Terus sekarang sudah habis, gimana sih? Saya lagi butuh buku itu." ucap gadis itu pada Laras.
"Kemarin juga saya sudah bilang, mba di ambil saja bukunya karena buku itu laris banyak yang pinjam tapi mba ngga mau. Jadi, saya ngga salah juga kalau buku itu habis di pinjam sama orang lain. Lagi pula buku biologi bukan itu saja, masih banyak yang lainnya." ucap Laras tak mau kalah.
Gadis itu kembali mendekati Danu, dia merengek pada Danu untuk segera menyelesaikan masalahnya. Laras sedikit kesal dengan tingkah manja gadis itu. Kemudian Danu menghampiri Laras dan berucap sedikit keras padanya.
"Harusnya kamu simpan, jangan ada yang mengambilnya. Kenapa begitu saja kamu tidak tahu?" ucap Danu dengan penuh kekesalan.
Laras menatap suaminya,dia tidak percaya membela gadis itu. Kemudian dia pergi meninggalkan Danu, tidak mau ambil pusing dengan ucapan Danu yang menurutnya sudah di luar peraturan.
"Laras!" pangggil Danu keras.
Baik Nita juga gadis itu hanya diam. Laras berhenti, dia menoleh menatap suaminya yang sedang kesal padanya.
"Apa kamu tidak bisa bertata krama dengan baik? Saya sedang bicara pada kamu, malah kamu tinggalkan." kata Danu menahan kesal.
"Anda seharusnya tahu aturan, di perpustakaan ini punya aturan pak Danu, saya sudah menyarankan teman anda itu untuk meminjamnya, tapi dia tidak mau. Jadi jika ada yang meminjam buku itu, ya saya kasih. Apa itu salah?" ucap Laras lantang, dia tidak mau di salahkan karena kesalahan orang lain.
"Kalau begitu, kamu saya pecat dari karyawan perpustakaan ini!" ucap Danu tak kalah lantang.
Dia benar-benar kesal pada istrinya itu. Wajah Laras pias, namun dia kembali berkata dengan nada menantang. Sekalipun harus di pecat, dia tetap akan membela kebenaran.
"Silakan saja pak Danu pecat saya, saya tidak takut." kata Laras lagi menantang.
Wajah Danu merah padam, amarahnya muncak. Namun dia tahan karena di perpustakaan adalah tempat umum. Lagi pula dia tidak mau tercemar namanya di kantornya hanya karena bertengkar dengan seorang gadis.
Apa lagi itu istrinya, kini dia semakin benci dengan Laras. Mata Danu dan Laras saling beradu sengit. Dia kemudian mengajak gadis berseragam itu untuk pergi dari tempat itu dan mencari toko buku lainnya. Semula gadis berseragam itu hanya menatap aneh pada Laras, kemudian tersenyum sinis padanya. Mengatakan kalau dia merasa menang, sebentar lagi dia akan di pecat.
Laras tahu tatapan itu, namun dia tidak takut sama sekali. Sekali pun dia akan di usir dari rumah Danu. Toh siapa yang mau tinggal bersama orang yang arogan dan sombong, hanya karena gadis manja dia melanggar aturan.
Kemudian Laras menuju tempat di mana dia biasa berjaga di perpustakaan. Dan benar saja, kepala perpustakaan memanggilnya untuk masuk ke ruangannya. Laras pun menurut, dia sudah siap apapun yang terjadi.
Jika pun dia harus pergi dari perpustakaan dia akan bekerja pada temannya di kampus. Dua minggu lalu dia tawari bekerja di kedai kopi untuk jadi pembuat kue,namun dia menolaknya karena dia harus bekerja di perpustakaan milik ibu asuhnya.
Laras masuk dalam ruangan itu, setelah dia mengetuk pintu.Dia duduk depan meja kerja atasannya itu,menatap balik pak Robi yang sedang menatapnya kemudian menggeleng pelan.
"Kamu berani sekali sama pak Danu, walaupun kamu anak asuh ibu Ramona. Bukan berarti kamu bisa melawannya." ucap pak Robi.
Laras hanya tersenyum getir, menerima kenyataan bahwa kepemilikan lebih berkuasa dari pada sebuah fakta dan penjelasan.
"Pak Danu bilang apa sama pak Robi?" tanya Laras langsung iada intinya.
"Kamu beruntung hanya di skors tidak boleh bekerja di perpustakaan selama satu bulan. Lain kali kamu lebih hati-hati, mending kamu mengalah dari pada harus berurusan dengannya. Kamu tahu pak Danu itu jika sudah tidak suka, maka apapun bisa dia lakukan." kata pak Robi lagi.
"Saya tahu pak Robi, jadi mulai saya besok tidak bekerja di sini?"
"Ya, terpaksa. Apa kamu keberatan? Kamu bisa meminta maaf pada pak Danu, lalu skors yang kamu terima akan dia tarik lagi."
Laras jadi tersenyum, hanya hal sepele hukumannya sangat lucu sekali. Demi seorang anak kemarin sore bisa berbuat semaunya. Laras baru tahu akan hal itu.
Oke, saya terima pak. Saya hanya merasa benar melakukan itu. Gadis itu yang salah, kemarin saya sudah tawarkan untuk di pinjam saja, tapi dia tidak mau." kata Laras.
Kalaupun di rumah dia juga tidak tahu apa keputusannya nanti, tapi dia sudah siap.
"Ya sudah, kamu boleh pergi."
"Baik pak Robi, kalau begitu saya permisi dulu."
Laras langsung keluar setelah dia berbicara sebentar. Rencana dia ke panti asuhan jadi gagal, dan ini masih terlalu siang untuk pulang ke rumah. Lebih baik dia pergi ke kedai kopi tempat temannya bekerja. Dia lalu menghubungi Anisa,teman yang bekerja di kedai kopi itu.
"Assalamu alaikum, Nis. Kamu masih di kedai kopi?" tanya Laras.
"Wa alaikun salam. Masih, kamu mau ke sini?"
"Iya, tunggu ya."
"Ya udah, kesini aja. Aku tunggu."
Lalu Laras menutup sambungan teleponnya. Dia bergegas pergi dari perpustakaan menuju kedai kopi. Meminta pekerjaan pada bos kedai kopi yang dia kenal sebelumnya.
_
_
****************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Vivi Bidadari
Semangat Laras jgn pernah takut jika kamu benar agar
2023-02-12
0
Maria Nunes
ku suka keberanianmu laras, walaupun dia suamimu yg salah tetap salah. pertahankan
2022-12-15
0
heni diana
Good job laras dri pada kamu d perlakukan tidak adil mndingn kmu pergi aja kmu mash bisa mencari rezki d tempat lain..
2022-12-15
0