Kisah Masalalu

Kediaman Ilyas

"Kenapa Mama melarang Ilyas untuk menikahi Zahra, Mah? Aku mencintainya dan aku tidak memperdulikan dia hamil anak siapa. Dia korban pemerkosaan, Mah." Ilyas terus saja membela Zahra di depan mamanya dan berusaha membujuk mamanya agar mau merestui hubungan mereka berdua. Saat di rumahnya Anton, Ilyas tidak begitu menimpali ucapan mamanya karena tidak ingin membuat wanita yang melahirkannya malu karena dia melawan di hadapan banyak orang.

Tapi di rumah, Ilyas begitu terang-terangan membela Zahra. Dia ingin menikahi Zahra serta menerima kandungannya dan tidak memperdulikan siapa ayah dari janin yang berusaha.

"Kau itu bodoh, Ilyas. Mama tidak mau memiliki menantu kotor sepertinya. Dan Mama tidak sedih menjadikan dia bagian dari keluarga kita ini," ujar Celine menolak tegas pernikahan Ilyas dan Zahra. Wanita itu bertolak pinggang memandangi Ilyas yang sedang duduk penuh kesal dan emosi.

"Apa Mama lupa jika aku juga pria kotor?" Ilyas berkata kembali ingin mengingatkan orang tuanya Jika dia juga bukan pria baik-baik.

Celine terdiam dan perlahan menurunkan tangannya mulai luluh setelah mendengar perkataan Ilyas.

"Ilyas, kamu..."

"Apa perlu Ilyas menjelaskan dan membeberkan seluruh kelakuan Ilyas yang akan membuat mama dan yang lainnya malu? Dan apa Mama ingat jika akulah penyebab tiadanya papa. Akulah orang yang sudah membuat papa pergi selamanya karena kelakuan bejatku yang pernah ingin berencana membunuh wanita yang ku hamili karena aku tidak ingin bertanggungjawab. Mama ingat itu?" Ilyas memekik mengingatkan mamanya tentang peristiwa 8 tahun yang lalu saat dirinya kuliah dan baru berumur 19 tahun. Tapi, bayi itu kini Suad tiada saat di lahiran dan saat Ilyas berada di dalam jeruji besi.

"Dan apa Mama ingat jika aku ini seorang pemabuk, sering main di club malam, bahkan setiap dua bulan sekali sering berhubungan dengan pe la cur di saat setelah ku keluar dari penjara? Kalau mama lupa maka Ilyas ingatkan itu kembali." Saking kesalnya dan marah mamanya tidak merestui hubungan dia dan Zahra, Iya sampai mengungkit kembali kisah masa lalunya yang buram.

Pria itu menunduk sedih dengan mata berkaca-kaca tak bisa menyelamatkan Zahra.

Celine langsung terduduk lesu di kursi kembali mengingat masa itu. Masa dimana dia harus kehilangan suaminya, anaknya di penjara, sering melihat Ilyas pulang larut malam dalam keadaan mabuk, dan pernah melihat putranya berhubungan badan dengan pe la cur. Dada Celine terasa sesak mengingat hal itu.

"Dan saat Zahra mengalami musibah begini Apa pantas kita membicarakan soal kehormatan, kesucian, sedangkan aku sendiri tidak sesuci itu. Zahra hanya korban dari pria bejat yang entah siapa pelakunya dan tidak di sengaja, sedangkan aku melakukannya dengan sengaja. Tapi kenapa mama malah mempermasalahkan hal itu, hah?" Ilyas kembali bersuara masih dalam keadaan menunduk menyembunyikan air matanya.

"Apa mama pernah melihat aku main club lagi, main wanita lagi, mabuk lagi setelah kenal Zahra? Tidak. Aku berhenti dari semua itu karena aku ingin menjadi pria yang pantas untuk Zahra yang begitu suci. Tapi apa yang terjadi saat ini? Semua seakan menyalahkan Zahra yang hanya korban saja. Ini tidak adil baginya, Mah. Ini tidak adil." Ilyas memekik lagi mengusap wajahnya secara kasar.

"Kita di sini sudah 4 tahun dan Mama tentu sudah tahu sifat dan sikap Zahra. Tapi hari ini dia mengalami musibah lantas, Ilyas diam saja di saat Zahra mengalami ketidakadilan?"

"Jawab, Mah. Apa Ilyas ini manusia suci sampai Mama tidak merestui kami? Apa kesalahan Zahra banyak sampai kita membatalkan pernikahan ini?"

Celine diam seribu bahasa tidak bisa menjawab pertanyaan anaknya. Apa yang di katakan Ilyas ada benarnya juga kalau Zahra tidak pernah terdengar melakukan hal di luar dugaan. Sifatnya, sikapnya, semua baik, ramah dan tidak terdengar mengecewakan orang tuanya. Dan untuk Ilyas, dia juga tidak bisa berkata-kata karena putranya memang tidak sesuci itu.

"Ilyas, Mama... Mama minta maaf. Benarkah Zahra mengalami hal musibah itu?"

"Iya. Pada hari itu..." Ilyas pun menceritakan apa yang terjadi pada Zahra seperti yang di ceritakan Zahra padanya tanpa di tutupi ataupun di tambah dan di kurangi. "Zahra menceritakan semuanya padaku, Mah. Itu kejadian yang sebenarnya. Itulah mengapa aku ingin tetap menikmati Zahra karena aku tidak ingin ayahnya marah dan juga karena Ilyas cinta sama Zahra. Ilyas mencintai Zahra sangat, Mah. Zahra juga sudah tahu keburukan Ilyas dan dia menerimaku dengan lapang dada. Apa ada wanita sebaik itu? Apa ada wanita yang mau menerima setiap kekuranganku dan apa ada wanita yang tidak memandang harta kita selain Zahra? Tidak ada, Mah. Semua wanita yang Ilyas temui dan kenal tidak ada yang seperti Zahra. Jadi Ilyas mohon restui kamu, Mah. Aku akan kembali ke rumah om Anton untuk meminta restu padanya dan menikahkan kami." Pria bermata sipit berwajah lokal berkulit sawo matang itu ingin kembali menikahi Zahra apapun yang terjadi.

CELINE NATALIA, ibunda Ilyas Prayoga itu tengah berpikir tentang sesuatu. Yaitu kenapa bisa Zahra sampai di lecehkan seperti itu? Apa benar ini sebuah kecelakaan atau memang sebuah rencana seseorang. Entah kenapa ada pikiran ke arah sana jika ada orang yang berencana membuat Zahra seperti ini.

"Mah..." Ilyas kembali bersuara meminta persetujuan mamanya untuk merestui doa dan Zahra lagi.

"Hah," Celine terkejut dan ia pun berkata, "Iya, Mama tidak akan menanyakan lagi tentang siapa orang yang sudah melakukan hal itu pada Zahra dan Mama akan merestui kalian seperti yang kamu inginkan. Mama akan mencoba menerima Zahra dan anaknya. Mama minta maaf karena Mama sudah tidak berpikir jernih mengenai ini semua. Mama juga minta maaf sudah menuduh Zahra wanita ja lang." Celine tidak lagi menyalahkan Zahra atas kehamilannya. Karena korban pelecehan bukanlah salah wanita melainkan sah pria yang tidak bisa menahan nafsunya. Tapi terkadang, wanita lah yang selalu di salahkan karena tidak bisa menutup auratnya.

Ilyas tersenyum lega mamanya mau mengerti dan mau merestui. "Kalau gitu Ilyas akan ke sana lagi membawa Zahra menikah." Dan pria itu pun segera berdiri kemudian berlari keluar rumah ingin menjemput Zahra sebelum ayahnya Zahra murka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!