Keikhlasan Ilyas Menerima Zahra

"Kita akan tetap menikah." Ilyas sudah memikirkan berbagai risiko yang akan Ia tanggung nanti jika dia sampai menikahi Zahra. Dan hal itu tidak akan menyurutkan niat Ilyas menjadikan wanita yang ia cintai sebagai istrinya kelak.

Deg...

Zahra yang sudah dari tadi menunduk terisak pilu di hadapan Ilyas, kini mendongak dengan keterkejutan yang luar biasa. Dia tidak percaya jika Ilyas akan berkata seperti itu? Benarkah pria di hadapannya ini akan menikahinya dan menerima segala kekurangan yang ia miliki? Benarkah Ilyas tidak akan mempermasalahkan dirinya yang sudah tidak suci lagi? Benarkah Ilyas ridho menikahi wanita yang sudah kotor tanpa memperdulikan segalanya?

"Ilyas...! Kamu..." bibir Zahra bergetar menatap dalam pria yang ada di hadapannya.

Ilyas menarik nafas kemudian membuangnya, dia yang dari tadi memperhatikan taman yang ada di sana kini beralih menghadap Zahra yang tengah menatapnya. "Aku akan menerima segala kekuranganmu dan mempertanggungjawabkan apa yang terjadi kepadamu. Jika perlu aku juga ridho menjadi Ayah jika suatu hari nanti kamu mengandung benih dari pria itu."

Deg...

MENGANDUNG... kata itu seakan menusuk jantungnya membuat pikiran Zahra berkecamuk kemana-mana. Ada rasa tidak rela jika Iya beneran mengandung darah daging dari pria yang tidak ia kenal.

"Ilyas, tapi aku merasa tidak sempurna untukmu. Aku merasa kotor tidak bisa menjaga diriku sendiri untuk calon suamiku. Aku tidak ingin kamu menikahiku hanya karena kasihan dan rasa tanggung jawab yang tidak pernah kamu lakukan sebelumnya. Lebih baik kamu mencari wanita yang jauh lebih sempurna dibandingkan aku yang sudah tidak memiliki harta yang harus ku banggakan di hari malam pertama kita." Sakit, hati Zahra terasa sakit berkata seperti itu. Dia sakit jika nanti beneran dirinya kehilangan Ilyas. Dan juga Zahra merasa sakit karena dia selalu menyalahkan dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga kehormatannya.

Ilyas mengambil kedua tangan Zahra dan menggenggam erat tangan halus selembut sutra itu. Matanya tak pernah lepas menatap lekat mata indah berwarna hazel kecoklat-coklatan ini.

"Zahra, aku tidak mungkin meninggalkanmu dalam keadaan begini. Aku melakukan ini bukan hanya karena sebatas kasihan tetapi karena memang aku benar-benar mencintaimu tulus apa adanya tanpa memperdulikan siapa kamu dan bagaimana keadaanmu saat ini. Aku ikhlas, aku ridho, aku rela, dan aku menerima segala yang ada diri kamu termasuk kamu yang sudah tidak perawan lagi pun aku menerimanya." Ilyas berusaha meyakinkan wanita yang ada di hadapannya ini jika dirinya benar-benar menerima Zahra apa adanya. Karena dia sadar manusia tidak ada yang sempurna. Semua memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Dia juga sadar jika semua manusia memiliki kesalahan kebenaran dan tentunya takdir kehidupan yang berbeda-beda. Untuk itu Ilyas tidak akan mempermasalahkan segalanya sekalipun Zahra beneran hamil dan dia tidak akan mempermasalahkan hal itu.

Lagi-lagi Zahra dibuat tak berkutip oleh perkataan Ilyas yang begitu lembut serta serius dalam berucap. Hatinya sedikit lega jika sama dengan suaminya tidak mempermasalahkan hal ini. namun tak dipungkiri Jika dia masih memiliki rasa khawatir yang begitu dalam terhadap semua ini, yaitu mengandung. Satu kata yang membuat dirinya was-was, satu kata yang membuat dia takut jika hal itu beneran terjadi, dan satu kata yang mungkin saja terjadi karena dirinya mengalami hal itu pas setelah dia selesai dari haid dan dalam keadaan masa subur.

"Ilyas, Apa kamu tidak akan menyesal menikah denganku? Apa kamu yakin menerima keadaanku saat ini?" Zahra meyakinkan lagi keputusan Ilyas yang mau menerimanya. Dia tidak ingin hari ini Ilyas menerima, tetapi ke sana ke sananya Ilyas malah sering membahas masalah ini dan Zahra tidak mau itu terjadi. Dia berpikir lebih baik mundur saat ini juga daripada nanti sudah terjadi malah membuat masalah semakin bertambah dan keadaan sering membahasnya.

"Aku serius, Zahra. Aku akan tetap menikahimu dalam keadaan apapun. Jadi kumohon stop membahas ini lagi! Mending sekarang kita pulang mempersiapkan segalanya untuk hari pernikahan kita nanti." Keputusan Ilyas sudah bulat jika dia tidak akan mempermasalahkan segalanya.

Zahra dibuat terharu dan air matanya terus mengalir deras merasa senang bisa mendapatkan pria yang begitu tulus mencintainya dan mau menerima segala kekurangannya. Zahra pun memeluk erat tubuh pria tinggi itu terisak pelan dalam dekapannya.

Hati Ilyas sakit mendengar tangisan pilu dari Zahra. Dia memejamkan mata mencoba menahan amarah kepada seseorang yang sudah menyebabkan zahranya seperti ini. Seandainya dia tahu siapa pria itu mungkin saat ini Ilyas akan menghajarnya dan kalau perlu menghabisinya. Karena tidak tahu, Ilyas hanya mencoba meredam emosinya dan mencoba memberikan kepercayaan, ketenangan, serta kenyamanan untuk Zahra bahwa dia tidak akan meninggalkan Gadis itu dalam keadaan apapun.

*****

"Kau yakin jika Zahra malam itu beneran tidur bersama pria lain? Informasi yang kau berikan ini beneran akurat bukan?" katanya seorang wanita sedang berbicara di balik telepon dalam keadaan sembunyi-sembunyi dari keluarganya.

"Benar, Zahra beneran tidur dengan seorang pria. Tapi kami tidak tahu siapa pria itu karena pria yang kita sewa itu tidak jadi datang dikarenakan mengalami kecelakaan. Kemungkinan saat ini Zahra memang sudah tidak sesuci dulu. Dan ini bisa kita manfaatkan untuk membuat keluarga calon suaminya membatalkan pernikahan itu." balas orang yang ada di sebrang telpon berkata serius pada wanita ini.

"Ok, saya mengerti. ini yang saya inginkan sedari dulu memisahkan Zahra dan calon suaminya. Tapi masalahnya, Apa kau tahu siapa pria itu? Dan apa kau tahu wajahnya? tempat tinggalnya?" tanyanya lagi serius dalam mendengarkan informasi yang di dapat. Matanya pun celingukan takut orang-orang mendengar pembicaraan dia dengan orang misterius yang ada di sebrang telpon.

"Tidak tahu, ini sungguh sulit di ketahui. Tapi saya hanya menemukan darah perawan di kamar penginapan 212 bercampur dengan air kental sehabis bercin ta. Apalagi kalau bukan Zahra yang sudah ternoda."

Wanita itu tersenyum senang rencananya berhasil. Dia mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti jika memang Zahra sudah ternoda. "Ok, sudah cukup informasi nya. Ini sudah cukup kuat jika saya berhasil membuat Zahra hancur. Tinggal tunggu waktu yang tepat untuk memberitahukan perihal ini semua kepada orangtuanya dan orangtua calon suaminya Zahra."

Lalu wanita itu mematikan sambungan teleponnya dan kembali berusaha bersikap biasa saja seperti tidak terjadi sesuatu. Lalu wanita itu bergabung lagi dengan orang-orang yang ada di rumahnya.

"Zahra, pasti waktunya akan tiba. Dan saya doakan semoga kau beneran hamil saat akan nikah nanti biar pernikahan kalian di batalkan. Hahahaha," gumam wanita itu dalam hati tertawa bahagia atas rencananya.

"Kenapa kau senyum-senyum sendiri, Kiara?"

Terpopuler

Comments

Roha yati

Roha yati

Jangan jangan,biang keroknya nya Zahra di bekap itu Kiara,KK tirinya sendiri,yg pingin memisahkan Zahra sama ilyas

2022-12-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!