BAB 15. MENYINGKIRKAN KENANGAN TENTANG MIRNA DAN ARGA

"Laporan apa itu Pa," tanya Gisella.

"Tadi Papa nggak sengaja bongkar-bongkar arsip laporan dan Papa menemukan ada pengeluaran besar. Ini pengeluaran untuk apa Ma?"

"Oh, itukan untuk biaya pengobatan Papa. Papa mungkin lupa, saat hilang ingatan tentu membutuhkan perawatan khusus dan biaya yang sangat besar."

"Sebesar inikah?"

"Iya dong Pa! Sekarang yang penting Papa sudah sembuh total. Kalau uang masih bisa kita cari 'kan?"

"Dan ini, papa temukan foto Mirna dan Arga, papa nggak yakin jika mereka sudah meninggal. Papa akan mencari mereka lagi, mungkin saat itu orang bayaran mama salah mengenali orang. Papa yakin mereka masih hidup dan saat ini berada di tempat yang sangat jauh."

"Sudahlah Pa, apa keberadaan kami tidak penting bagi Papa. Kami yang merawat Papa bertahun-tahun hingga sembuh. Apakah Papa masih kurang bahagia hidup bersama dengan kami. Jika mereka masih hidup, kenapa tidak kembali. Toh ini kota kelahirannya."

Riko diam sambil memandang foto istri dan putranya yang masih bayi. Meski Gisella selalu mengatakan jika mereka sudah meninggal tapi hati kecil Riko mengatakan keduanya masih hidup.

Gisella merasa tidak senang, jika Riko mengingat masa lalunya lagi. Kemudian diapun berkata, "Papa, Bara dan kamu Cinta, duduklah! Saya akan buatkan kalian minum."

"Nggak usah Ma, Bara dan Cinta nggak lama kok. Kami akan pergi nonton."

"Sebentar saja kok, kamu temani Papa dulu ya."

Gisella pun ke dapur, lalu dia membuatkan kopi untuk Riko tapi Gisella sempat mengeluarkan sesuatu dari dalam tas dan mencampurkan ke kopi Riko.

Setelah selesai, Gisella pun kembali ke ruangannya, memberikan kopi tersebut kepada Riko.

Cinta yang masih penasaran akan kemiripan Riko dengan Arga, ingin menyelidiki.

Apakah Arga yang Riko maksud pada foto adalah Arga yang saat ini kuliah satu kampus dengannya.

Bara dan Cinta pun pamit, mereka akan pergi nonton, tapi sebelumnya Cinta ingin melihat foto yang Riko maksud. Foto kecil Arga dan ibunya.

"Om, bolehkah saya melihat foto tersebut? Barangkali saya pernah melihat mereka atau mengenal mereka."

"Oh, nggak usah Cinta. Mereka sudah meninggal, untuk apa kita ingat-ingat lagi. Sini Pa, biar mama yang simpan," ucap Gisella.

Gisella pun mengambil foto Mirna dan Arga dari tangan Riko, lalu menyimpan dalam laci kerjanya. Rencana Giselle, setelah Riko pergi, dia akan melenyapkan foto yang bisa saja membawanya terjebak ke masa lalu.

Kalau sampai Riko kembali mencari mereka, masa depan dan kebahagiaan Gisella beserta anak-anaknya bakal terancam.

Setelah menyimpan foto tersebut, Gisella pun berkata,

"Pergilah Cinta, untuk apa kamu melihat foto masa lalu. Mereka sudah meninggal, jadi sebaiknya kita lupakan saja."

"Mama benar Cin, ayo kita pergi, keburu main nanti filmnya, nggak seru jika kita telat."

Cinta terpaksa menurut, tapi dia masih berharap melihat foto tersebut.

Riko yang sedang asyik menikmati kopi, tidak menyadari jika setiap hari dia di cekoki obat agar ingatannya tidak pulih sempurna.

Gisella ingin Riko melupakan masa lalunya, hingga tidak berniat mencari Mirna serta Arga.

"Bagaimana Pa, enak 'kan kopinya?"

"Mama selalu bisa menahan Papa dengan kopi ini," ucap Riko yang membuat Gisella kaget.

Tapi saat Riko berkata lagi, padahal dirinya masih banyak urusan lain, hal itu membuat Gisella merasa lega.

"Ya sudah, kalau begitu cepat habiskan Pa! Mama juga akan keluar. Ibu-ibu arisan meminta mama untuk demo dagangan mama."

"Baiklah, sekarang Papa mau balik ke kantor. Oh ya Ma, bagaimana dengan Rendi, apa dia yakin mau mengelola perusahaan almarhumah Kakak kamu dan tidak mau kembali ke perusahaan Papa?"

"Iya Pa, dia bilang biar Bara saja yang membantu Papa. Papa kan tahu, Rendi itu suka tantangan dan dia tertantang untuk mengembangkan bisnis baru yang kedepannya akan menjadi miliknya."

"Maksud Mama, perusahaan itu sudah diwariskan ke Rendi?"

"Iya dong Pa, selama ini kan Mama yang bekerja keras mengelola perusahaan itu, sementara anak-anak kakak sibuk dengan bisnisnya masing-masing."

"Oh, yang penting mereka ikhlas memberikannya kepada Rendi, ya nggak jadi masalah Ma. Ya sudah, Papa mau balik ke kantor dulu ya!"

Gisella pun mengangguk, tapi belum sempat Riko keluar dari butik, Gisella mengingatkan, "Pa, nanti malam jangan lupa ya. ada undangan pesta di rumah sahabat Mama."

"Oke Ma. Papa akan pulang lebih awal."

Riko pun bergegas pergi dan Gisella kembali ke ruang kerja, lalu dia menelepon pembantunya.

"Hallo Bi, kenapa foto Mirna masih ada di ruang kerja Tuan?Di suruh kerja begitu saja tidak becus!"

"Apa maksud Nyonya? Saya sudah membuang semua barang yang berhubungan dengan Non Mirna dan Arga."

"Sudah semua kata Bibi? Ini apa!" ucap Mirna marah.

"Benar lho Nya, Bibi sudah bersihkan semua dan membakarnya."

"Sekarang Bibi periksa lagi di ruang kerja Tuan, aku tidak mau satu barang Mirna pun tersisa."

"Baik Nya, Bibi akan periksa lagi."

Gisella pun membuang foto Mirna dan Arga ke tempat sampah, dia tidak mau sampai Riko menemukannya lagi.

Fras, Arga, Dirta dan Artha sudah tiba di rumah, lalu Fras menghubungi pengacara tentang kasus pengambil alihan perusahaan oleh Rendi dan ibunya.

Dia akan berjuang untuk mengambil kembali apa yang menjadi haknya.

Mirna menghampiri Fras dan bertanya, "Memangnya ada masalah apa Mas?"

"Mereka sudah mengambil semua perusahaan dan aset ibu. Hanya rumah ini dan tanah perkebunan yang belum mereka kuasai."

"Jadi, Mas Fras akan melawan mereka? Kalau mengundang bahaya, lebih baik kita menghindar Mas. Kita mulai dari awal, membuka bisnis kecil-kecilan, tapi hidup tenang. Daripada berebut harta yang bisa saja nyawa taruhannya."

Arga yang mendengar hal itu menimpali, "Nggak bisa begitu Ma, itu hak Papa, Papa harus berjuang untuk mengambilnya kembali. Cukup kita Ma, yang dulu mengalah, di usir dari rumah kita sendiri. Mungkin mereka saat ini hidup enak, sementara kita menjadi beban Papa Fras."

"Arga, kalian bukan beban untuk ku, tapi kebahagiaanku. Nanti Papa pertimbangkan lagi semuanya, mana yang terbaik untuk kita."

"Om, Arga benar. Om jangan menyerah, kami akan bantu Om untuk mendapatkan perusahaan itu lagi," ucap Dirta.

"Iya Om, enak sekali mereka. Mengambil hasil kerja keras orang lain. Aku pasti akan membantu Om," timpal Artha.

"Terimakasih anak-anak, tapi Om tidak akan melibatkan kalian, terlalu berbahaya."

"Pa, Ma...kami ke kamar dulu ya, Arga mau membereskan barang-barang perlengkapan kuliah. Besok, Arga sudah harus aktif mengikuti kegiatan perkuliahan."

"Pergilah Nak, semoga cita-cita kamu terwujud nantinya."

"Aamiin, terimakasih Ma."

"Oh ya Ga, jangan lupa nanti malam kita akan menghadiri pesta di rumah sahabat Papa, bukankah kalian juga di undang?"

"Iya Pa, lepas maghrib kami pasti bersiap. Ayo teman-teman!"

Arga, Dirta dan Artha pun pergi ke kamar, mereka bukannya beristirahat, tapi malah membahas bagaimana caranya untuk membantu Fras mendapatkan perusahaannya kembali.

Masalah balas dendam Arga kepada ibu serta kakak tirinya akan mereka tangguhkan sampai masalah Fras selesai.

Terpopuler

Comments

Pendi

Pendi

bodoh di besar2kan thor2

2024-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. SIKSAAN
2 BAB 2. IRI HATI
3 BAB 3. MENJADI PEMULUNG
4 BAB 4. DITAWARI PEKERJAAN
5 BAB 5. RENCANA SETELAH TAMAT SEKOLAH
6 BAB 6. KEPUTUSAN YANG TIDAK TERDUGA
7 BAB 7. OM FRAS ANAK SULTAN
8 BAB 8. MELAMAR IBU ARGA
9 BAB 9. PEMBELAAN DARI FRAS
10 BAB 10. MEMBERI PELAJARAN
11 BAB 11. PESAN TERAKHIR
12 BAB 12. PROSESI PENYELENGGARAAN JENAZAH
13 BAB 13. PERUSAHAAN DIAMBIL ALIH
14 BAB 14. CURIGA
15 BAB 15. MENYINGKIRKAN KENANGAN TENTANG MIRNA DAN ARGA
16 BAB16. MENGHADIRI PESTA
17 BAB 17. PERTEMUAN YANG TAK DIDUGA
18 BAB 18. FOKUS KE TUJUAN UTAMA
19 BAB 19. PERMINTAAN FRAS
20 BAB 20. DISERANG
21 BAB 21. TERSULUT EMOSI
22 BAB 22. MENDAPATKAN PEMBELAAN DARI REKTOR
23 BAB 23. MASIH MEMILIKI HARAPAN
24 BAB 24. TIDAK PUNYA PILIHAN
25 BAB 25. MEMBAHAS RENCANA PERTUNANGAN
26 BAB 26. MENOLAK
27 BAB 27. DISERANG DALAM PERJALANAN
28 BAB 28. TERJERAT KASUS PENYELUNDUPAN BARANG
29 BAB 29. TEKAD CINTA DAN MAMA
30 BAB 30. AMARAH BARA
31 BAB 31. RENDI TERLUKA
32 BAB 32. DUA KABAR BAIK
33 BAB 33. SHOCK
34 BAB 34. MENOLAK MENJENGUK
35 BAB 35. KEJUJURAN MIRNA
36 BAB 36. TAKDIR YANG MEMBALAS RENDI
37 BAB 37. KEKECEWAAN ARGA
38 BAB 38. TIDAK MAU MENGALAH
39 BAB 39. PANIK
40 BAB 40. MEMBUAT KERUSUHAN
41 BAB 41. SENJATA MAKAN TUAN
42 BAB 42. MENYELIDIKI
43 BAB 43. HASIL PENYELIDIKAN
44 BAB 44. MENGKLARIFIKASI MASALAH
45 BAB 45. MENGATUR PERTEMUAN
46 BAB 46. TAWA UNTUK MENUTUPI KESEDIHAN
47 BAB 47. MENGIKUTI ARGA
48 BAB 48. TIDAK MENGAKUI
49 BAB 49. TERKEJUT
50 BAB 50. KEHANCURAN HATI RIKO
51 BAB 51. MEMAAFKAN PAPA RIKO
52 BAB 52. BUTUH WAKTU SEBELUM MEMUTUSKAN
53 BAB 53. SETUJU BERTEMU
54 BAB 54. OVER DOSIS
55 BAB 55. PENGAKUAN PENYUSUP
56 BAB 56. MENJATUHKAN TALAK
57 BAB 57. AKHIR KEHIDUPAN GISELLA
58 BAB 58. PESAN RIKO (TAMAT)
Episodes

Updated 58 Episodes

1
BAB 1. SIKSAAN
2
BAB 2. IRI HATI
3
BAB 3. MENJADI PEMULUNG
4
BAB 4. DITAWARI PEKERJAAN
5
BAB 5. RENCANA SETELAH TAMAT SEKOLAH
6
BAB 6. KEPUTUSAN YANG TIDAK TERDUGA
7
BAB 7. OM FRAS ANAK SULTAN
8
BAB 8. MELAMAR IBU ARGA
9
BAB 9. PEMBELAAN DARI FRAS
10
BAB 10. MEMBERI PELAJARAN
11
BAB 11. PESAN TERAKHIR
12
BAB 12. PROSESI PENYELENGGARAAN JENAZAH
13
BAB 13. PERUSAHAAN DIAMBIL ALIH
14
BAB 14. CURIGA
15
BAB 15. MENYINGKIRKAN KENANGAN TENTANG MIRNA DAN ARGA
16
BAB16. MENGHADIRI PESTA
17
BAB 17. PERTEMUAN YANG TAK DIDUGA
18
BAB 18. FOKUS KE TUJUAN UTAMA
19
BAB 19. PERMINTAAN FRAS
20
BAB 20. DISERANG
21
BAB 21. TERSULUT EMOSI
22
BAB 22. MENDAPATKAN PEMBELAAN DARI REKTOR
23
BAB 23. MASIH MEMILIKI HARAPAN
24
BAB 24. TIDAK PUNYA PILIHAN
25
BAB 25. MEMBAHAS RENCANA PERTUNANGAN
26
BAB 26. MENOLAK
27
BAB 27. DISERANG DALAM PERJALANAN
28
BAB 28. TERJERAT KASUS PENYELUNDUPAN BARANG
29
BAB 29. TEKAD CINTA DAN MAMA
30
BAB 30. AMARAH BARA
31
BAB 31. RENDI TERLUKA
32
BAB 32. DUA KABAR BAIK
33
BAB 33. SHOCK
34
BAB 34. MENOLAK MENJENGUK
35
BAB 35. KEJUJURAN MIRNA
36
BAB 36. TAKDIR YANG MEMBALAS RENDI
37
BAB 37. KEKECEWAAN ARGA
38
BAB 38. TIDAK MAU MENGALAH
39
BAB 39. PANIK
40
BAB 40. MEMBUAT KERUSUHAN
41
BAB 41. SENJATA MAKAN TUAN
42
BAB 42. MENYELIDIKI
43
BAB 43. HASIL PENYELIDIKAN
44
BAB 44. MENGKLARIFIKASI MASALAH
45
BAB 45. MENGATUR PERTEMUAN
46
BAB 46. TAWA UNTUK MENUTUPI KESEDIHAN
47
BAB 47. MENGIKUTI ARGA
48
BAB 48. TIDAK MENGAKUI
49
BAB 49. TERKEJUT
50
BAB 50. KEHANCURAN HATI RIKO
51
BAB 51. MEMAAFKAN PAPA RIKO
52
BAB 52. BUTUH WAKTU SEBELUM MEMUTUSKAN
53
BAB 53. SETUJU BERTEMU
54
BAB 54. OVER DOSIS
55
BAB 55. PENGAKUAN PENYUSUP
56
BAB 56. MENJATUHKAN TALAK
57
BAB 57. AKHIR KEHIDUPAN GISELLA
58
BAB 58. PESAN RIKO (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!