BAB 9. PEMBELAAN DARI FRAS

Bara yang menoleh ke arah kolam merasa terkejut, saat melihat orang asing berenang dengan bebas di sana.

"Sebentar Cin, siapa dia! Berani sekali memakai fasilitas kami!"

"Hei, kamu! Keluar dari sana! Memangnya ini kolam Bapakmu!"

Artha pun buru-buru keluar dari dalam kolam, dia tidak menyangka akan terkena amarah dari orang yang belum dia kenal.

"Enak saja kamu mandi di sana, ganti airnya! Jangan sampai bakteri yang menempel di tubuhmu mengotori air kolam!"

Dirta yang mendengar suara orang marah, mencari asal suara, lalu dia mendekat dan berkata, "Hei Tuan! jangan terlalu sombong, kami bukan penyebar bakteri. Mulut Anda yang terkena virus hingga mengotori tempat ini!"

"Lancang! Siapa kamu berani melawan saya. Kamu tahu siapa saya?"

"Kenapa harus takut? Pemiliknya saja mengizinkan kami bermain di sini, kenapa Anda yang sewot!"

"Belum tahu dia siapa saya!"

Bara mendekati Dirta dan dia sudah mengangkat tangannya, saat tiba-tiba Mirna datang dan menahan tangan Bara.

"Jangan sembarangan memukul Tuan! Mereka masih muda, jadi di maklumi."

"Dirta dan kamu Artha, pergilah cari Arga. Sebentar lagi jam makan siang, tadi Papa Arga telepon akan segera sampai!" ucap Mirna sambil menghempaskan tangan Bara.

"Wanita sialan! Kamu siapa, berani melawan ku!"

"Maaf, aku cuma wanita kampung. Tapi, jika ada yang semena-mena terhadap anak-anakku, aku tidak akan tinggal diam," ucap Mirna sembari meninggalkan Bara.

Bara makin kesal, lalu dia menelepon ibu Fras, yang saat ini masih di rawat.

"Hallo Tan, kenapa di rumah Tante banyak pembantu baru yang sangat mengesalkan. Mereka sangat tidak sopan, berani membantah omongan saya."

"Siapa maksudmu Bar? Aku tidak mempekerjakan pembantu baru, lagipula untuk apa? Tidak ada yang akan mereka layani di sana."

"Serius Tan, ada 3 anak laki-laki dan seorang wanita setengah baya."

"Kamu jangan buat aku tambah pusing Bar, coba kamu cari tahu siapa mereka! Barangkali, selama saya tidak di rumah, para pembantu membawa keluarganya."

"Ya sudah Tan, aku akan cari tahu dulu."

Bara pun menutup panggilan, lalu dia bergegas masuk mencari pembantu.

Dengan berteriak, Bara pun memanggil pembantu, tapi tidak ada yang datang karena sibuk dengan tugas masing-masing di dapur dan di halaman rumah.

Mirna yang mendengar hal itupun keluar dari kamarnya, "Bisa tolong sopan Tuan! Pembantu juga manusia, sama seperti Tuan. Jadi, tolong hormati mereka. Tuan bisa panggil mereka secara baik."

Bara makin kesal, lalu dia menghampiri Mirna, "Jangan sok menggurui Saya, kamu cuma pembantu di sini!"

"Siapa yang bilang dia pembantu!"

Bara, Cinta dan Mirna pun terkejut, saat mendengar suara keras menggelegar, membantah omongan Bara.

Fras datang bersama Arga, Dirta dan juga Artha.

"Mereka bukan pembantu, dia istriku dan ini putraku!" ucap Fras sambil menunjuk ke arah Mirna dan Arga.

"Jangan sembarangan menghina Bar, ini rumahku dan kamu tidak berhak untuk mengatur apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan di sini!"

"Hahaha....bercanda kamu Mas Fras? Kapan kamu menikah? Kok sudah memiliki anak sebesar itu! Aku tidak merasa, pernah kamu atau Bibi undang."

"Itu urusanku, nggak ada yang perlu aku jelaskan sama kamu Bar! Jika ada yang berani menghina mereka, silahkan keluar dari rumah ini!"

"Mas Fras...Mas Fras, kelamaan tinggal di kampung, makanya kamu ikut ketularan kampungan."

"Sudahlah Kak, jangan buat keributan di sini. Hormati Kak Fras, hormati juga pilihannya," ucap Cinta.

"Jika kamu tidak senang, silakan...pintu rumah terbuka lebar," ucap Fras sambil menunjuk ke arah pintu.

"Ayo anak-anak, kalian bersihkan badan dan kita akan makan siang!"

"Mir, bersiaplah! Kita akan makan siang di luar! Selera makanku ku sudah hilang, mungkin dengan melihat pemandangan luar, nafsu makan ku akan kembali."

"Baik Mas."

"Maaf Bar, aku akan keluar bersama keluargaku. Kamu boleh tetap di sini jika mau!"

Setelah mengatakan hal itu, Fras pun naik ke lantai atas. Dia sangat kesal karena Bara anak dari sepupunya tidak menghargai Mirna dan Arga. Malah memperlakukan mereka seperti pembantu.

Bara kembali menelepon ibu Fras dan dia menceritakan semua yang terjadi.

Ibu Fras syok, beliau tidak menyangka jika para pembantu yang di katakan oleh Bara adalah menantu dan cucunya.

Kemudian beliau menelepon Fras, untuk meminta penjelasan.

Fras mengatakan jika mereka baru tiba dan besok akan ke rumah sakit untuk menjenguk sang mama.

"Dasar penjilat, pasti ulah Bara!" monolog Fras.

Fras buru-buru ke kamar Arga, lalu mengajak mereka turun. Mirna pun sudah bersiap, hanya tinggal menunggu anak-anak saja.

Bara yang masih berada di rumah itu, mencari tahu dari para pembantu tentang Mirna dan anak-anak, tapi mereka tidak ada satupun yang mau berkomentar.

Mereka tahu bagaimana sifat Bara, yang kerjanya hanya memanfaatkan dan mencari muka.

Lebih baik mereka melindungi Tuannya, ketimbang bersekongkol dengan Bara yang sombong dan juga arogan.

Fras, Mirna dan anak-anak pun berangkat. Siang ini Fras akan memberikan kejutan untuk Mirna. Dia harus gerak cepat sebelum Bara bertindak yang merugikan dirinya. Dengan ulah Bara, bisa saja sang Ibu menentang pernikahannya.

"Om, itu tadi siapa sih? Kenapa gayanya songong amat?" tanya Dirta.

"Biasa Dek, penjilat. Belum kenyang selama ini telah memanfaatkan ibuku."

"Oh...ternyata kedudukannya lebih parah dari kita. Kita miskin, tapi masih punya harga diri. Lah, dia kaya modal menjilat," timpal Artha.

Mereka pun tertawa, Fras mengacak rambut ketiganya yang sudah seperti anak-anaknya sendiri.

"Ternyata kehidupan orang kaya serem ya Om, saling sikut dan sikat. Lebih adem ayem kehidupan kita di kampung," ucap Artha.

"Lah iya, di kampung apa yang mau disikut dan disikat, hidupnya hampir sama pas-pasan, cuma para petani."

"Kalau mau ya silakan, tanamin tuh jurang dan hutan belantara bila ingin kaya."

"Kalian bisa saja, ayo kita turun! Bukankah kalian sudah pada lapar?"

"Iya Om," jawab Artha dan Dirta.

"Pa, Arga jadi nggak enak tinggal di rumah nenek, nanti mereka pikir kita akan menguasai semua," ucap Arga.

"Kenapa? Itu semua hak Papa. Mereka sudah terlalu kenyang, kini saatnya kita yang menikmati dan mengelola."

"Papa sudah beri mereka kesempatan berpuluh tahun, mengeruk harta keluarga. Jadi, kamu nggak perlu takut, jika berani menyakiti kalian, papa nggak akan segan, menendang mereka keluar dari perusahaan."

"Jadi, ini salah satu alasan Papa memilih tinggal di kampung?"

"Iya, tapi sekarang memang sudah waktunya untuk kembali. Keserakahan mereka harus segera di hentikan. Sebenarnya Papa malas, tapi ini amanah nenek, permintaan terakhir beliau."

"Ayo kita masuk! duduk di sebelah ujung saja, kelihatannya di sana lebih luas dan enak untuk nyantai. Ayo Mir!"

"Iya Mas."

Saat mereka menunggu makanan yang dipesan, Fras pun memberi kode kepada pemain musik untuk menghibur mereka.

Ini kesempatannya untuk mengajukan lamaran terhadap Mirna, mama Arga.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Dewi Nurlela

Dewi Nurlela

emang brp usia mama Arga dan papa fras thor

2023-07-25

0

dementor

dementor

lanjut author.. semangat ya.. don't give up!!!

2023-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. SIKSAAN
2 BAB 2. IRI HATI
3 BAB 3. MENJADI PEMULUNG
4 BAB 4. DITAWARI PEKERJAAN
5 BAB 5. RENCANA SETELAH TAMAT SEKOLAH
6 BAB 6. KEPUTUSAN YANG TIDAK TERDUGA
7 BAB 7. OM FRAS ANAK SULTAN
8 BAB 8. MELAMAR IBU ARGA
9 BAB 9. PEMBELAAN DARI FRAS
10 BAB 10. MEMBERI PELAJARAN
11 BAB 11. PESAN TERAKHIR
12 BAB 12. PROSESI PENYELENGGARAAN JENAZAH
13 BAB 13. PERUSAHAAN DIAMBIL ALIH
14 BAB 14. CURIGA
15 BAB 15. MENYINGKIRKAN KENANGAN TENTANG MIRNA DAN ARGA
16 BAB16. MENGHADIRI PESTA
17 BAB 17. PERTEMUAN YANG TAK DIDUGA
18 BAB 18. FOKUS KE TUJUAN UTAMA
19 BAB 19. PERMINTAAN FRAS
20 BAB 20. DISERANG
21 BAB 21. TERSULUT EMOSI
22 BAB 22. MENDAPATKAN PEMBELAAN DARI REKTOR
23 BAB 23. MASIH MEMILIKI HARAPAN
24 BAB 24. TIDAK PUNYA PILIHAN
25 BAB 25. MEMBAHAS RENCANA PERTUNANGAN
26 BAB 26. MENOLAK
27 BAB 27. DISERANG DALAM PERJALANAN
28 BAB 28. TERJERAT KASUS PENYELUNDUPAN BARANG
29 BAB 29. TEKAD CINTA DAN MAMA
30 BAB 30. AMARAH BARA
31 BAB 31. RENDI TERLUKA
32 BAB 32. DUA KABAR BAIK
33 BAB 33. SHOCK
34 BAB 34. MENOLAK MENJENGUK
35 BAB 35. KEJUJURAN MIRNA
36 BAB 36. TAKDIR YANG MEMBALAS RENDI
37 BAB 37. KEKECEWAAN ARGA
38 BAB 38. TIDAK MAU MENGALAH
39 BAB 39. PANIK
40 BAB 40. MEMBUAT KERUSUHAN
41 BAB 41. SENJATA MAKAN TUAN
42 BAB 42. MENYELIDIKI
43 BAB 43. HASIL PENYELIDIKAN
44 BAB 44. MENGKLARIFIKASI MASALAH
45 BAB 45. MENGATUR PERTEMUAN
46 BAB 46. TAWA UNTUK MENUTUPI KESEDIHAN
47 BAB 47. MENGIKUTI ARGA
48 BAB 48. TIDAK MENGAKUI
49 BAB 49. TERKEJUT
50 BAB 50. KEHANCURAN HATI RIKO
51 BAB 51. MEMAAFKAN PAPA RIKO
52 BAB 52. BUTUH WAKTU SEBELUM MEMUTUSKAN
53 BAB 53. SETUJU BERTEMU
54 BAB 54. OVER DOSIS
55 BAB 55. PENGAKUAN PENYUSUP
56 BAB 56. MENJATUHKAN TALAK
57 BAB 57. AKHIR KEHIDUPAN GISELLA
58 BAB 58. PESAN RIKO (TAMAT)
Episodes

Updated 58 Episodes

1
BAB 1. SIKSAAN
2
BAB 2. IRI HATI
3
BAB 3. MENJADI PEMULUNG
4
BAB 4. DITAWARI PEKERJAAN
5
BAB 5. RENCANA SETELAH TAMAT SEKOLAH
6
BAB 6. KEPUTUSAN YANG TIDAK TERDUGA
7
BAB 7. OM FRAS ANAK SULTAN
8
BAB 8. MELAMAR IBU ARGA
9
BAB 9. PEMBELAAN DARI FRAS
10
BAB 10. MEMBERI PELAJARAN
11
BAB 11. PESAN TERAKHIR
12
BAB 12. PROSESI PENYELENGGARAAN JENAZAH
13
BAB 13. PERUSAHAAN DIAMBIL ALIH
14
BAB 14. CURIGA
15
BAB 15. MENYINGKIRKAN KENANGAN TENTANG MIRNA DAN ARGA
16
BAB16. MENGHADIRI PESTA
17
BAB 17. PERTEMUAN YANG TAK DIDUGA
18
BAB 18. FOKUS KE TUJUAN UTAMA
19
BAB 19. PERMINTAAN FRAS
20
BAB 20. DISERANG
21
BAB 21. TERSULUT EMOSI
22
BAB 22. MENDAPATKAN PEMBELAAN DARI REKTOR
23
BAB 23. MASIH MEMILIKI HARAPAN
24
BAB 24. TIDAK PUNYA PILIHAN
25
BAB 25. MEMBAHAS RENCANA PERTUNANGAN
26
BAB 26. MENOLAK
27
BAB 27. DISERANG DALAM PERJALANAN
28
BAB 28. TERJERAT KASUS PENYELUNDUPAN BARANG
29
BAB 29. TEKAD CINTA DAN MAMA
30
BAB 30. AMARAH BARA
31
BAB 31. RENDI TERLUKA
32
BAB 32. DUA KABAR BAIK
33
BAB 33. SHOCK
34
BAB 34. MENOLAK MENJENGUK
35
BAB 35. KEJUJURAN MIRNA
36
BAB 36. TAKDIR YANG MEMBALAS RENDI
37
BAB 37. KEKECEWAAN ARGA
38
BAB 38. TIDAK MAU MENGALAH
39
BAB 39. PANIK
40
BAB 40. MEMBUAT KERUSUHAN
41
BAB 41. SENJATA MAKAN TUAN
42
BAB 42. MENYELIDIKI
43
BAB 43. HASIL PENYELIDIKAN
44
BAB 44. MENGKLARIFIKASI MASALAH
45
BAB 45. MENGATUR PERTEMUAN
46
BAB 46. TAWA UNTUK MENUTUPI KESEDIHAN
47
BAB 47. MENGIKUTI ARGA
48
BAB 48. TIDAK MENGAKUI
49
BAB 49. TERKEJUT
50
BAB 50. KEHANCURAN HATI RIKO
51
BAB 51. MEMAAFKAN PAPA RIKO
52
BAB 52. BUTUH WAKTU SEBELUM MEMUTUSKAN
53
BAB 53. SETUJU BERTEMU
54
BAB 54. OVER DOSIS
55
BAB 55. PENGAKUAN PENYUSUP
56
BAB 56. MENJATUHKAN TALAK
57
BAB 57. AKHIR KEHIDUPAN GISELLA
58
BAB 58. PESAN RIKO (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!