BAB 8. MELAMAR IBU ARGA

"Itu cuma masa lalu, sakit untuk di kenang. Yuk Mir, aku tunjukkan kamarmu," ajak Fras sambil membantu mengangkat koper Mirna.

"Banyak sekali kamar di rumah ini Mas?"

"Keluarga besar ibuku dulu sering datang dan menginap di sini, jadi ibu putuskan untuk membangun banyak kamar. Tapi seiring waktu, semua sudah sibuk dengan keluarga masing-masing, ya akhirnya seperti ini. Penghuni tinggal ibu dan para pembantu. Makanya, ibu paksa aku untuk pulang."

"Bagaimana keadaan ibu sekarang Mas?"

"Dokter sudah menyerah, penyakit ibu komplikasi. Diobati yang satu, yang lain bermasalah."

"Susah juga, banyak anak pun akhirnya orangtua tetap sendiri. Apalagi seperti aku yang cuma punya satu."

"Menikahlah denganku Mir, kita akan menjalani masa tua bersama, sambil menunggu Arga membina kehidupannya sendiri."

Mirna diam, meski Papa Arga sudah lama meninggal tapi cintanya tidak luntur di makan waktu.

Melihat Mirna diam, Fras pun berkata, "Papa Arga sudah pergi puluhan tahun, nggak bisakah kamu membuka hati untuk pria lain Mir?"

"Aku bukan wanita muda yang bisa kamu harap Mas dan aku penyakitan, nanti malah akan menyusahkan kamu saja."

"Jika aku tidak keberatan dan tidak merasa disusahkan, apakah kamu mau menerimaku?"

"Berpuluh tahun kita menghabiskan waktu, dan sebentar lagi Arga juga punya kehidupannya sendiri. Sekaranglah saatnya untuk kita memulai Mir, meski terlambat. Setidaknya, kita bisa menjadi teman hidup dalam menghabiskan sisa usia kita."

"Beri aku waktu untuk berpikir Mas, aku harus berbicara dulu dengan Arga," jawab Mirna.

"Kita akan minta izin dengan Arga. Nanti malam aku akan ajak kalian keluar, di sana kita akan bicarakan hal ini dengannya."

"Aku ingin sebelum bertemu Ibu, kita sudah sah, jadi tidak perlu menambah dosa dengan terus membohongi beliau."

"Baiklah Mas."

"Terimakasih Mir, maaf jika aku memaksamu."

"Nggak kok Mas. Selain Arga sudah besar dan pastinya bisa memahami keadaan kita, akupun nggak mau timbul fitnah. Kita tinggal serumah tapi tidak memiliki ikatan."

"Alhamdulillah. Oh ya Mir, ini kamarmu untuk sementara. Sekarang aku pergi dulu ya, ada sesuatu yang harus aku urus. Aku akan panggil Mbak untuk membantumu menata barang-barang mu."

"Nggak usah Mas, aku lakukan sendiri saja. Lagipula barang-barang ku cuma sedikit kok."

"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu ya, mudah-mudahan sebelum waktunya makan siang, aku sudah kembali."

"Iya Mas, hati-hati ya."

Fras lega, penantiannya selama ini berakhir juga. Dulu Mirna memang menolaknya dengan alasan ingin fokus mengurus serta membesarkan Arga. Kini Mirna tidak punya alasan lagi, selain menerima lamaran dari Fras.

Arga, Dirta dan Artha merasa senang, harapan mereka untuk tinggal di kota telah kesampaian.

Besok, Arga akan ke universitas di temani oleh Fras, mereka akan mengantar berkas untuk kelengkapan pendaftaran.

Fras yang merupakan alumni dari universitas tersebut, telah menghubungi temannya yang ternyata sekarang menjabat rektor di sana.

Sementara Artha dan Dirta akan ikut menemani, mumpung mereka belum mulai bekerja. Kesempatan itu akan mereka gunakan sekalian keliling melihat suasana ibukota.

"Ga, kita beruntung bisa kenal Om Fras. Kita tidak jadi mulung untuk bertahan hidup di sini!" ucap Artha.

"Iya benar kata Artha. Oh ya Ga, apakah kamu masih ingat, dimana tempat tinggal kamu yang dulu?"

"Aku cuma ingat, jalan Bekasi Timur Raya. Nggak tahu sekarang masih ada atau sudah diganti jalan itu. Kalau rumah, sudah pasti banyak perubaha."

"Nggak apa-apa, yang penting masih ada yang kamu ingat, besok sekalian saja kita cari. Suatu saat, kamu pasti bertemu mereka, jika mereka masih hidup."

"Iya Dir. Ayo kita turun, aku ingin bicara dengan Mama!" ajak Arga.

Ketiganya pun turun, tapi Arga tidak melihat mamanya, lalu Arga menghampiri pembantu yang sedang melintas.

"Mbak, mau nanya, kamar mama saya yang mana ya?"

"Itu Den, kamar paling ujung!"

"Terimakasih ya Mbak."

"Dir, Artha, kalian tunggu di sini, aku mau bicara dulu dengan mama. Setelah itu, kita lihat-lihat keluar. Bosan 'kan jika kita di dalam rumah saja."

"Iya Ga, meski rumah ini megah tapi masih enak hidup bebas seperti saat kita di kampung," ucap Dirta.

"Inilah Jakarta Dir! belum lagi kita stres karena terjebak macet."

"Oh, gitu ya Ga."

"Ya sudah, aku temui mama dulu ya!"

"Pergilah, sekalian pamit dengan ibu, biar beliau tidak mencari kita."

Arga menuju kamar sang mama, belum dia mengetuknya, mamanya pun keluar.

"Kamu Ga, ada apa Nak?"

"Bu, boleh kami jalan-jalan di luar?"

"Boleh, tapi jangan jauh-jauh."

"Iya Bu, kami pergi dulu ya Bu."

Arga beserta temannya pun mengitari rumah Fras. Mereka takjub melihat kemegahan serta luasnya pekarangan dengan berbagai fasilitas. Ada kolam renang, tempat olah raga, taman bermain untuk anak, bahkan taman bunga juga terhampar luas.

"Ga, ayo kita coba alat-alat olahraga," ajak Dirta.

"Pergilah, aku masih mau berkeliling."

"Aku berenang ya Ga," pamit Artha yang langsung menceburkan diri sambil berteriak kegirangan.

Arga menggeleng, lalu dia berjalan menuju pos penjaga gerbang. Saat Arga ingin menghampiri penjaga, sebuah mobil mewah membunyikan klakson berulang-ulang.

Penjaga pun berlari tergopoh-gopoh, membuka pagar sambil membungkuk, memberi hormat.

Arga merasa penasaran, dia ingin tahu, sebenarnya siapa tamu tersebut.

Namun, saat Arga hendak bertanya kepada penjaga, pemilik mobil pun membuka kaca mobilnya.

Terlihat seorang pria menatapnya dengan dingin dan di sebelahnya duduk seorang gadis cantik, tersenyum ramah kepada Arga.

"Kamu ngapain berdiri di sini! apa sudah selesai tugas-tugas mu? Sekarang juga, cuci mobil saya! 30 menit harus sudah kinclong, kami mau pergi ke pesta!"

"Kak, jangan begitu dong, kenapa musti kasar! Ngomong bagus-bagus 'kan bisa. Meski cuma pembantu, tapi dia juga sama seperti kita. Lagipula, kita juga tidak terburu-buru. Pesta baru akan di mulai sore nanti," ucap si gadis cantik.

"Kenapa kamu bengong, ayo cepat! Ini kunci mobilnya!"

Penjaga gerbang yang melihat Arga di bentak, segera mendekat, "Maaf Tuan Bara , biar saya yang cuci mobilnya."

"Saya tidak menyuruh kamu, tapi dia!"

"Tapi Tuan! Dia..." belum sempat penjaga menyelesaikan kalimatnya, Arga mengambil kunci dari si orang simbong yang ternyata bernama Bara.

"Saya akan mencucinya Tuan."

"Pak, karena saya tidak bisa nyetir, bisa minta tolong tepikan mobilnya, biar nggak menghalangi mobil lain yang akan masuk," pinta Arga kepada penjaga gerbang.

"Biar saya saja..." kembali Arga memotong perkataan penjaga gerbang.

"Saya ambil air dan sabunnya dulu ya Pak!"

"Cepat! Aku tidak suka dengan pembantu yang kerjanya lamban dan malas-malasan," ucap Bara lagi.

"Ayo Cinta sayang, kita masuk. Pasti Fras sudah sampai dan menunggu kita."

Si gadis cantik yang bernama Cinta pun mengikuti langkah Bara. Namun, dia sempat menoleh dan mengatupkan kedua tangannya, tanda permintaan maaf kepada Arga.

Arga tersenyum, dia tahu gadis itu tidak enak hati dengan sikap sang pacar.

Bersambung.....

Episodes
1 BAB 1. SIKSAAN
2 BAB 2. IRI HATI
3 BAB 3. MENJADI PEMULUNG
4 BAB 4. DITAWARI PEKERJAAN
5 BAB 5. RENCANA SETELAH TAMAT SEKOLAH
6 BAB 6. KEPUTUSAN YANG TIDAK TERDUGA
7 BAB 7. OM FRAS ANAK SULTAN
8 BAB 8. MELAMAR IBU ARGA
9 BAB 9. PEMBELAAN DARI FRAS
10 BAB 10. MEMBERI PELAJARAN
11 BAB 11. PESAN TERAKHIR
12 BAB 12. PROSESI PENYELENGGARAAN JENAZAH
13 BAB 13. PERUSAHAAN DIAMBIL ALIH
14 BAB 14. CURIGA
15 BAB 15. MENYINGKIRKAN KENANGAN TENTANG MIRNA DAN ARGA
16 BAB16. MENGHADIRI PESTA
17 BAB 17. PERTEMUAN YANG TAK DIDUGA
18 BAB 18. FOKUS KE TUJUAN UTAMA
19 BAB 19. PERMINTAAN FRAS
20 BAB 20. DISERANG
21 BAB 21. TERSULUT EMOSI
22 BAB 22. MENDAPATKAN PEMBELAAN DARI REKTOR
23 BAB 23. MASIH MEMILIKI HARAPAN
24 BAB 24. TIDAK PUNYA PILIHAN
25 BAB 25. MEMBAHAS RENCANA PERTUNANGAN
26 BAB 26. MENOLAK
27 BAB 27. DISERANG DALAM PERJALANAN
28 BAB 28. TERJERAT KASUS PENYELUNDUPAN BARANG
29 BAB 29. TEKAD CINTA DAN MAMA
30 BAB 30. AMARAH BARA
31 BAB 31. RENDI TERLUKA
32 BAB 32. DUA KABAR BAIK
33 BAB 33. SHOCK
34 BAB 34. MENOLAK MENJENGUK
35 BAB 35. KEJUJURAN MIRNA
36 BAB 36. TAKDIR YANG MEMBALAS RENDI
37 BAB 37. KEKECEWAAN ARGA
38 BAB 38. TIDAK MAU MENGALAH
39 BAB 39. PANIK
40 BAB 40. MEMBUAT KERUSUHAN
41 BAB 41. SENJATA MAKAN TUAN
42 BAB 42. MENYELIDIKI
43 BAB 43. HASIL PENYELIDIKAN
44 BAB 44. MENGKLARIFIKASI MASALAH
45 BAB 45. MENGATUR PERTEMUAN
46 BAB 46. TAWA UNTUK MENUTUPI KESEDIHAN
47 BAB 47. MENGIKUTI ARGA
48 BAB 48. TIDAK MENGAKUI
49 BAB 49. TERKEJUT
50 BAB 50. KEHANCURAN HATI RIKO
51 BAB 51. MEMAAFKAN PAPA RIKO
52 BAB 52. BUTUH WAKTU SEBELUM MEMUTUSKAN
53 BAB 53. SETUJU BERTEMU
54 BAB 54. OVER DOSIS
55 BAB 55. PENGAKUAN PENYUSUP
56 BAB 56. MENJATUHKAN TALAK
57 BAB 57. AKHIR KEHIDUPAN GISELLA
58 BAB 58. PESAN RIKO (TAMAT)
Episodes

Updated 58 Episodes

1
BAB 1. SIKSAAN
2
BAB 2. IRI HATI
3
BAB 3. MENJADI PEMULUNG
4
BAB 4. DITAWARI PEKERJAAN
5
BAB 5. RENCANA SETELAH TAMAT SEKOLAH
6
BAB 6. KEPUTUSAN YANG TIDAK TERDUGA
7
BAB 7. OM FRAS ANAK SULTAN
8
BAB 8. MELAMAR IBU ARGA
9
BAB 9. PEMBELAAN DARI FRAS
10
BAB 10. MEMBERI PELAJARAN
11
BAB 11. PESAN TERAKHIR
12
BAB 12. PROSESI PENYELENGGARAAN JENAZAH
13
BAB 13. PERUSAHAAN DIAMBIL ALIH
14
BAB 14. CURIGA
15
BAB 15. MENYINGKIRKAN KENANGAN TENTANG MIRNA DAN ARGA
16
BAB16. MENGHADIRI PESTA
17
BAB 17. PERTEMUAN YANG TAK DIDUGA
18
BAB 18. FOKUS KE TUJUAN UTAMA
19
BAB 19. PERMINTAAN FRAS
20
BAB 20. DISERANG
21
BAB 21. TERSULUT EMOSI
22
BAB 22. MENDAPATKAN PEMBELAAN DARI REKTOR
23
BAB 23. MASIH MEMILIKI HARAPAN
24
BAB 24. TIDAK PUNYA PILIHAN
25
BAB 25. MEMBAHAS RENCANA PERTUNANGAN
26
BAB 26. MENOLAK
27
BAB 27. DISERANG DALAM PERJALANAN
28
BAB 28. TERJERAT KASUS PENYELUNDUPAN BARANG
29
BAB 29. TEKAD CINTA DAN MAMA
30
BAB 30. AMARAH BARA
31
BAB 31. RENDI TERLUKA
32
BAB 32. DUA KABAR BAIK
33
BAB 33. SHOCK
34
BAB 34. MENOLAK MENJENGUK
35
BAB 35. KEJUJURAN MIRNA
36
BAB 36. TAKDIR YANG MEMBALAS RENDI
37
BAB 37. KEKECEWAAN ARGA
38
BAB 38. TIDAK MAU MENGALAH
39
BAB 39. PANIK
40
BAB 40. MEMBUAT KERUSUHAN
41
BAB 41. SENJATA MAKAN TUAN
42
BAB 42. MENYELIDIKI
43
BAB 43. HASIL PENYELIDIKAN
44
BAB 44. MENGKLARIFIKASI MASALAH
45
BAB 45. MENGATUR PERTEMUAN
46
BAB 46. TAWA UNTUK MENUTUPI KESEDIHAN
47
BAB 47. MENGIKUTI ARGA
48
BAB 48. TIDAK MENGAKUI
49
BAB 49. TERKEJUT
50
BAB 50. KEHANCURAN HATI RIKO
51
BAB 51. MEMAAFKAN PAPA RIKO
52
BAB 52. BUTUH WAKTU SEBELUM MEMUTUSKAN
53
BAB 53. SETUJU BERTEMU
54
BAB 54. OVER DOSIS
55
BAB 55. PENGAKUAN PENYUSUP
56
BAB 56. MENJATUHKAN TALAK
57
BAB 57. AKHIR KEHIDUPAN GISELLA
58
BAB 58. PESAN RIKO (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!