BAB 12. PROSESI PENYELENGGARAAN JENAZAH

Fras menitikkan air mata, baru sebentar dia merasakan kebersamaan bersama sang ibu, kini dia harus ikhlas melepas kepergian ibunya.

Mirna dan Arga pun ikut sedih, ternyata di hari pertama mereka resmi menjadi anggota keluarga Fras, menjadi hari terakhir bagi sang ibu.

Fras meminta pihak rumah sakit untuk mengurus semua keperluan jenazah. Dia akan membawa pulang jenazah ibunya dalam keadaan suci dan sudah di kafani.

Jadi Fras tinggal meminta bantuan tetangga untuk ikut menshalatkan serta mengebumikan di pemakaman umum, area lingkungan rumahnya.

Fras pun menghubungi adik-adiknya, ternyata ponsel mereka tidak tersambung. Mungkin masih dalam pesawat dan belum tiba di bandara.

Dengan bantuan Mirna dan Arga, Fras membereskan pakaian serta barang-barang lain sang ibu, yang ada di ruangan itu. Lalu keduanya pun ikut pulang dengan menemani jenazah, ikut naik di mobil ambulans.

Sementara Fras mengemudikan mobilnya sendiri.

Artha dan Dirta yang sudah di beritahu lewat telepon, segera meminta pembantu dan bantuan warga untuk menyiapkan tempat pelaksanaan shalat jenazah.

Begitu ambulance tiba, mereka pun menurunkan jenazah, dan membawanya ke tempat yang sudah di siapkan.

Fras masih menunggu kedatangan adik-adiknya, barulah prosesi penshalatan jenazah akan dimulai.

Sekitar hampir dua jam menunggu, barulah adik-adik Fras tiba.

Mereka menangis, meluapkan kesedihan karena tidak bisa mendampingi sang ibu di saat-saat terakhirnya.

Fras memeluk ketiga adiknya, begitu juga masing-masing suami mereka. Fras menguatkan agar mereka jangan meratapi kematian sang ibu. Menangis boleh, tapi meratapi sampai sangat dilarang.

Meratapi mayit, di antaranya dalam bentuk berteriak-teriak, menangis histeris, perbuatan semacam ini sangat berat untuk ditinggalkan, kecuali mereka yang dirahmati oleh Allah Ta’ala.

Diriwayatkan dari Abu Malik Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wanita yang meratapi mayit, jika dia belum bertaubat sebelum ajalnya tiba, maka pada hari kiamat dia akan dibangkitkan dengan memakai kain (baju) yang terbuat dari timah cair dan memakai pakaian dari kudis.” (HR. Muslim no. 934)

Disebutkannya “wanita” pada hadits di atas adalah karena mayoritas pelakunya adalah wanita.

Sehingga jika laki-laki juga meratap dan belum bertaubat sampai meninggal dunia, dia pun berhak terkena ancaman hukuman sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas.

Perkara ini juga sangat mendapatkan perhatian dari para sahabat, sampai-sampai mereka pun mengingatkannya ketika mereka sakit parah.

Rasulullah SAW, mengatakan,"

“Kedua mata boleh mencucurkan air mata, hati boleh bersedih, hanya kita tidaklah mengatakan kecuali apa yang diridhai oleh Rabb kita. Dan kami dengan perpisahan ini wahai Ibrahim, pastilah bersedih.” (HR. Bukhari no. 1303 dan Muslim no. 62)

Menangis, meneteskan air mata adalah wajar karena menunjukkan kasih sayang kita kepada saudara atau kerabat yang meninggal. Akan tetapi, tangisan air mata tersebut tidak boleh diiringi dengan ratapan berupa ucapan-ucapan yang terlarang.

Setelah mengingatkan para saudarinya, Fras pun meminta tolong kepada seluruh pentakziah agar segera bersiap karena shalat jenazah akan segera dilaksanakan.

Selaku anak laki-laki pertama dan satu-satunya, Fras lah yang menjadi imam shalat bagi jenazah sang ibu.

Setelah selesai, mereka pun mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan yang terakhir.

Proses penyelenggaraan jenazah selesai di laksanakan dan satu persatu pentakziahpun pulang ke rumahnya masing-masing.

Sementara, keluarga ibu Fras yang baru mendengar hal itu setelah jenazah di kebumikan, mereka datang ke makam.

Mereka marah terhadap Fras yang masih di sana bersama para ipar. Mirna, adik-adik Fras serta anak-anak sudah pulang terlebih dahulu di antar Pak sopir.

"Kamu keterlaluan Fras, Kakak kami meninggal bukannya kami diberitahu. Apa maksudmu sebenarnya Fras? ingin memutuskan silaturahmi dengan kami!"

"Sudahlah, nggak perlu di bahas di sini. Aku tidak ingin ribut di depan makam ibuku. Datanglah kalian setelah malam ketujuh, banyak yang harus kami bicarakan kepada kalian!"

Semua bungkam, mereka bisa menduga kemana arah pembicaraan Fras.

Fras lalu mengajak ketiga adik iparnya untuk pergi dari sana sebelum dia kehilangan kesabaran dan ribut di depan makam sang ibu.

"Mas Fras, memangnya kenapa dengan mereka?" tanya salah satu adik ipar Fras.

"Mereka lah keluarga ibu yang serakah, Dek."

"Sebagian hak kita sudah mereka kuasai dengan di balik nama saat kakak tidak tinggal di sini. Dan saat ini harta serta perusahaan peninggalan ayah, tinggal separuh. Ibu berpesan, itu harus kita jaga dan jangan sampai di rampas dan dikuasai kembali oleh mereka."

"Oh, serakah sekali mereka. Padahal berpuluh tahun mereka telah mengeruk keuntungan besar dari jasa pengelolaan."

"Iya, kamu benar Dek. Payah, jika keserakahan sudah menguasai hati, semua bisa di halalkan."

"Kami nggak bisa bantu kakak untuk memperjuangkan hal itu, karena bisnis kami sendiri di sana sedang maju Kak."

"Nggak apa-apa Dek, bantu doa saja. Toh kedepannya, ada hak anak cucu kalian di sini. Biarlah Arga dan teman-temannya yang akan membantu Kakak nantinya."

"Iya Kak, itu pasti. Syukur juga ada mereka ya, rumah jadi ramai. Jika tidak, pasti seperti kuburan."

"Iya Dek, mereka anak-anak baik, Kakak mengenal mereka sejak mereka masih kanak-kanak."

"Ayo kita buruan, istri-istri kita pasti sudah menunggu."

"Oh ya Kak, kami tidak bisa berlama-lama di sini, lusa sudah harus kembali."

"Kok cepat sekali Dek?"

"Payah usaha di tinggal lama-lama Kak, kapan ada waktu, bawalah kakak ipar bersama Arga datang ke rumah kami, hitung-hitung bulan madu."

"Sudah tua Dek, nggak kepikiran untuk bulan madu," jawab Fras sambil tersenyum.

"Apa salahnya Kak, tua kan usia. Lah, ini baru pernikahan pertama Kakak, jangan sia-siakan waktu, sekalian penyegaran suasana sebelum menentang mereka."

"Iya juga ya. Nantilah, Kakak bicarakan dulu dengan Kak Mirna."

Mereka pun akhirnya tiba di rumah, dan benar sekali para istri sudah menunggu kepulangan mereka.

Anak keponakan Fras pun berlari kepelukan Fras sambil memberi ciuman.

Mereka sedang lucu-lucunya, hingga membuat para orangtua terhibur.

Arga pun bersama Artha dan Dirta, asyik bermain dengan anak lelaki dari adik Fras.

Jika seandainya, mama Arga masih muda, mungkin dia akan meminta adik dari pernikahan baru sang mama.

Sedang asyik bermain, mama Mirna memanggil keempatnya, mereka harus beristirahat, agar nanti sore bisa bersiap untuk membantu dan ikut dalam acara tahlilan.

Sementara anak-anak beristirahat, Frans dan adik-adiknya berbincang-bincang tentang bagaimana kedepannya mereka harus bertindak untuk menyelamatkan peninggalan sang ayah.

Adik-adik, menyerahkan semuanya kepada Fras, mereka tidak mungkin untuk tinggal di sini lagi. Paling tahun depan, baru bisa pulang merayakan hari raya sekaligus ziarah ke makam ayah serta ibu mereka.

Terpopuler

Comments

Baki Wahi

Baki Wahi

Lanjutkan

2022-12-19

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. SIKSAAN
2 BAB 2. IRI HATI
3 BAB 3. MENJADI PEMULUNG
4 BAB 4. DITAWARI PEKERJAAN
5 BAB 5. RENCANA SETELAH TAMAT SEKOLAH
6 BAB 6. KEPUTUSAN YANG TIDAK TERDUGA
7 BAB 7. OM FRAS ANAK SULTAN
8 BAB 8. MELAMAR IBU ARGA
9 BAB 9. PEMBELAAN DARI FRAS
10 BAB 10. MEMBERI PELAJARAN
11 BAB 11. PESAN TERAKHIR
12 BAB 12. PROSESI PENYELENGGARAAN JENAZAH
13 BAB 13. PERUSAHAAN DIAMBIL ALIH
14 BAB 14. CURIGA
15 BAB 15. MENYINGKIRKAN KENANGAN TENTANG MIRNA DAN ARGA
16 BAB16. MENGHADIRI PESTA
17 BAB 17. PERTEMUAN YANG TAK DIDUGA
18 BAB 18. FOKUS KE TUJUAN UTAMA
19 BAB 19. PERMINTAAN FRAS
20 BAB 20. DISERANG
21 BAB 21. TERSULUT EMOSI
22 BAB 22. MENDAPATKAN PEMBELAAN DARI REKTOR
23 BAB 23. MASIH MEMILIKI HARAPAN
24 BAB 24. TIDAK PUNYA PILIHAN
25 BAB 25. MEMBAHAS RENCANA PERTUNANGAN
26 BAB 26. MENOLAK
27 BAB 27. DISERANG DALAM PERJALANAN
28 BAB 28. TERJERAT KASUS PENYELUNDUPAN BARANG
29 BAB 29. TEKAD CINTA DAN MAMA
30 BAB 30. AMARAH BARA
31 BAB 31. RENDI TERLUKA
32 BAB 32. DUA KABAR BAIK
33 BAB 33. SHOCK
34 BAB 34. MENOLAK MENJENGUK
35 BAB 35. KEJUJURAN MIRNA
36 BAB 36. TAKDIR YANG MEMBALAS RENDI
37 BAB 37. KEKECEWAAN ARGA
38 BAB 38. TIDAK MAU MENGALAH
39 BAB 39. PANIK
40 BAB 40. MEMBUAT KERUSUHAN
41 BAB 41. SENJATA MAKAN TUAN
42 BAB 42. MENYELIDIKI
43 BAB 43. HASIL PENYELIDIKAN
44 BAB 44. MENGKLARIFIKASI MASALAH
45 BAB 45. MENGATUR PERTEMUAN
46 BAB 46. TAWA UNTUK MENUTUPI KESEDIHAN
47 BAB 47. MENGIKUTI ARGA
48 BAB 48. TIDAK MENGAKUI
49 BAB 49. TERKEJUT
50 BAB 50. KEHANCURAN HATI RIKO
51 BAB 51. MEMAAFKAN PAPA RIKO
52 BAB 52. BUTUH WAKTU SEBELUM MEMUTUSKAN
53 BAB 53. SETUJU BERTEMU
54 BAB 54. OVER DOSIS
55 BAB 55. PENGAKUAN PENYUSUP
56 BAB 56. MENJATUHKAN TALAK
57 BAB 57. AKHIR KEHIDUPAN GISELLA
58 BAB 58. PESAN RIKO (TAMAT)
Episodes

Updated 58 Episodes

1
BAB 1. SIKSAAN
2
BAB 2. IRI HATI
3
BAB 3. MENJADI PEMULUNG
4
BAB 4. DITAWARI PEKERJAAN
5
BAB 5. RENCANA SETELAH TAMAT SEKOLAH
6
BAB 6. KEPUTUSAN YANG TIDAK TERDUGA
7
BAB 7. OM FRAS ANAK SULTAN
8
BAB 8. MELAMAR IBU ARGA
9
BAB 9. PEMBELAAN DARI FRAS
10
BAB 10. MEMBERI PELAJARAN
11
BAB 11. PESAN TERAKHIR
12
BAB 12. PROSESI PENYELENGGARAAN JENAZAH
13
BAB 13. PERUSAHAAN DIAMBIL ALIH
14
BAB 14. CURIGA
15
BAB 15. MENYINGKIRKAN KENANGAN TENTANG MIRNA DAN ARGA
16
BAB16. MENGHADIRI PESTA
17
BAB 17. PERTEMUAN YANG TAK DIDUGA
18
BAB 18. FOKUS KE TUJUAN UTAMA
19
BAB 19. PERMINTAAN FRAS
20
BAB 20. DISERANG
21
BAB 21. TERSULUT EMOSI
22
BAB 22. MENDAPATKAN PEMBELAAN DARI REKTOR
23
BAB 23. MASIH MEMILIKI HARAPAN
24
BAB 24. TIDAK PUNYA PILIHAN
25
BAB 25. MEMBAHAS RENCANA PERTUNANGAN
26
BAB 26. MENOLAK
27
BAB 27. DISERANG DALAM PERJALANAN
28
BAB 28. TERJERAT KASUS PENYELUNDUPAN BARANG
29
BAB 29. TEKAD CINTA DAN MAMA
30
BAB 30. AMARAH BARA
31
BAB 31. RENDI TERLUKA
32
BAB 32. DUA KABAR BAIK
33
BAB 33. SHOCK
34
BAB 34. MENOLAK MENJENGUK
35
BAB 35. KEJUJURAN MIRNA
36
BAB 36. TAKDIR YANG MEMBALAS RENDI
37
BAB 37. KEKECEWAAN ARGA
38
BAB 38. TIDAK MAU MENGALAH
39
BAB 39. PANIK
40
BAB 40. MEMBUAT KERUSUHAN
41
BAB 41. SENJATA MAKAN TUAN
42
BAB 42. MENYELIDIKI
43
BAB 43. HASIL PENYELIDIKAN
44
BAB 44. MENGKLARIFIKASI MASALAH
45
BAB 45. MENGATUR PERTEMUAN
46
BAB 46. TAWA UNTUK MENUTUPI KESEDIHAN
47
BAB 47. MENGIKUTI ARGA
48
BAB 48. TIDAK MENGAKUI
49
BAB 49. TERKEJUT
50
BAB 50. KEHANCURAN HATI RIKO
51
BAB 51. MEMAAFKAN PAPA RIKO
52
BAB 52. BUTUH WAKTU SEBELUM MEMUTUSKAN
53
BAB 53. SETUJU BERTEMU
54
BAB 54. OVER DOSIS
55
BAB 55. PENGAKUAN PENYUSUP
56
BAB 56. MENJATUHKAN TALAK
57
BAB 57. AKHIR KEHIDUPAN GISELLA
58
BAB 58. PESAN RIKO (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!