"Turunin aku disini!", ucap Silvi pada Wawan saat mereka mengendarai mobil pulang dari rumahnya Fadhillah.
Terlihat, mereka berada didepan sebuah Supermarket. Wawan pun menghentikan kendaraannya.
Silvi segera turun dari mobil hendak melangkah masuk ke dalam supermarket. Tapi, sebelum itu Silvi kembali menatap Wawan,
"Kamu pulang ajah yah!", ucap Silvi menyuruh Wawan pulang.
" Kenapa?, aku tunggu kok, udah sana pergi!", jawab Wawan.
Sebenarnya, Silvi ada hal lain yang ingin dia lakukan. 'Tapi, bagaimana caranya agar si es batu nyebelin ini nggk tau', batin Silvi.
"Udah yah!, kamu pulang ajah! Please!", mohon Silvi seraya menekukkan kedua alisnya memberikan isyarat.
Tapi, bagi Wawan si es batu, tentu tidak mengerti maksud Silvi itu.
" Emangnya mau ngapain sih?, kamu cuman mau belanja kan?, " Tanya Wawan memastikan.
"Mmm....",
Silvi terlihat ragu memberitahu Wawan.
" Ya udah!, aku pulang", ucap Wawan datar dan segera menyalakan kembali mobilnya itu.
Wawan kemudian melajukan mobilnya meninggalkan Silvi yang masih berdiri seraya memastikan Wawan benar-benar pergi.
"Huft!" Lega Silvi, lalu melangkah masuk ke dalam supermarket.
"Eh!, Silvi udah datang. Aku kira kamu masih cuti.", ucap seseorang yang tengah berada di kasir supermarket tersebut.
Silvi yang melihatnya kemudian tersenyum,
" Eh, iya kak. Udah lama juga aku cutinya, sekarang waktunya aku masuk lagi. Terima kasih yah kak, selama ini mau gantiin shift aku. Sekarang kakak bisa istirahat, dan aku lagi yang gantiin shift kakak." Ucap Silvi sembari melangkah masuk ke dalam sebuah ruangan.
Beberapa menit kemudian, Silvi keluar dari ruangan tersebut dengan mengenakan baju yang mirip dipakai oleh pelayan kasir di supermarket tersebut.
Silvi memang sudah lama bekerja di supermarket itu. Namun, setelah pernikahannya dan tahu akan melakukan kegiatan observasi, Silvi meminta cuti. Dan sekarang, karena kegiatannya sudah selesai dia kembali bekerja lagi.
Silvi memang gadis yang mandiri. Selama kuliah, dia diam-diam bekerja di malam hari tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya. Dia tidak ingin membebani mereka terlalu berat. Walaupun sekarang, dia sudah menikah. Tapi, dia akan tetap selalu bekerja dan tidak ingin menjadi wanita yang selalu meminta uang pada suaminya. Toh, dalam pernikahannya ini tidak ada rasa cinta. Mungkin saja, kedepannya mereka akan pisah dan hidup masing-masing.
"Kalau gitu, aku pulang dulu yah Silvi!," Ucap orang itu dan melangkah pergi.
"Iya kak, Hati-hati!"
Silvi pun melangkah menuju kasir untuk melayani para pembeli.
Beberapa menit kemudian datang pembeli menuju kasir, dan segera Silvi menghitung barang belanjaan pembeli tersebut satu persatu.
"Total semuanya Rp. 125.000 yah bu!, "
"Ini!",
" Terima kasih telah berbelanja di supermarket kami!, silahkan berkunjung kembali!", ucap Silvi ramah pada para pembeli.
***
Ditengah perjalanan, Wawan tiba-tiba menghentikan laju mobilnya.
"Aduh!, gimana aku ngasih tau tante sama om mengenai Silvi. Dikiranya aku nanti ninggalin dia ditengah jalan lagi...", akhirnya Wawan memutar kembali mobilnya dan melajukan kendaraannya itu menuju supermarket tempat Silvi turun.
"Emangnya tuh anak mau ngapain sih di supermarket?, sampai suruh aku pulang. Emangnya lama yah perempuan belanjanya?", gumam Wawan seraya fokus pada jalanan beraspal itu.
Tak berapa lama kemudian, akhirnya Wawan sampai di tempat yang dituju. Ia segera memarkirkan mobilnya dan turun melangkah masuk ke dalam supermarket.
Silvi yang tiba-tiba melihat Wawan masuk segera berjongkok dibawah meja kasir bersembunyi dari Wawan. Untungnya, Wawan tidak melihatnya karena langsung fokus pada area barang-barang di supermarket itu.
'Aduh!, ngapain sih tu orang balik lagi', batin Silvi.
Silvi tak sengaja melihat masker yang berada di laci kasir tersebut, kemudian memakainya, dan segera berdiri kembali.
"Selamat datang, dan selamat berbelanja", ucap Silvi seraya membuat-buat suara yang berbeda dari suaranya yang asli.
Wawan menatap Silvi, tapi Wawan yang tak bisa mengenali Silvi karena pakaian yang berbeda dan masker yang dipakai Silvi, membuat Wawan berpikir ia hanyalah orang lain yang bertugas menjadi pelayan kasir.
"Mbak!, tadi ada perempuan masuk ke sini berpakaian baju peach!, apakah dia udah keluar?", tanya Wawan sembari mendekati meja kasir.
" Maaf Pak, orang yang berbaju peach yang masuk ke dalam supermarket itu banyak, dan mereka semuanya sudah keluar" Ucap Silvi dengan nada ramah.
Setelah mendengar jawaban pelayan kasir tersebut yang tak lain adalah Silvi sendiri, Wawan malah nyelonong masuk mencari Silvi disetiap bagian supermarket tersebut.
Tapi, di dalam supermarket tersebut sudah tidak ada orang lain selain Wawan dan Silvi. Hingga akhirnya Wawan berjalan kembali keluar.
Sedangkan Silvi hanya menatap tajam pada Wawan.
'Gimana sih nih orang, udah dikasih tau malah ngeyel!' batin Silvi.
"Bagaimana pak?, didalam supermarket ini sudah tidak ada orang lagi selain saya dan bapak. Mereka sudah keluar semua. Jadi, silahkan bapak keluar jika tidak mau berbelanja.", jelas Silvi sembari mengangkat tangannya didepan memberikan kode untuk keluar dengan sopan.
Wawan yang hendak keluar menghentikan langkahnya sembari menatap mata si pelayan kasir tersebut dengan intens. Membuat Silvi segera menyipitkan matanya, karena takut Wawan mengenalinya.
"Ah!, bukan Silvi" Gumam Wawan kemudian keluar dari supermarket, 'Silvi tidak akan bisa seramah ini', pikir Wawan.
"Huft!", ucap Silvi lega saat Wawan sudah keluar dari supermarket.
Beberapa menit setelahnya, masuk seorang pasangan lansia untuk berbelanja. Silvi begitu sangat memperhatikan kedua lansia itu, takut-takut membutuhkan bantuan.
Tapi, kedua lansia itu terlihat bahagia berbelanja bersama. Terlihat senyuman dari keduanya saat memilih barang-barang yang ingin mereka beli. Tanpa terasa, Silvi pun juga ikut tersenyum melihat kebahagian mereka. Beberapa jam berikutnya, supermarket itu mulai ramai lagi dikunjungi oleh orang.
" Hmm..heran,..Silvi kemana yah?, atau aku telpon ajah kali...", ucap Wawan diluar supermarket kemudian merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya.
Sayangnya, Silvi tidak mengangkatnya karena ternyata Silvi meng silent ponselnya. Dia lebih fokus melayani para pembeli.
"Aduh!, tuh anak mana lagi", ucap Wawan kesal.
Wawan akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam mobil seraya menunggu Silvi ditempat itu.
Setelah jam sudah menunjukkan pukul 10.30, akhirnya Silvi bersiap-siap untuk pulang. Terlebih dahulu ia mengganti pakaiannya lagi dan akhirnya menutup pintu supermarket dan taklupa menguncinya.
"Hm?, itu kan mobilnya Wawan...", heran Silvi dan segera memalingkan wajahnya. Silvi kemudian, memakai maskernya lagi.
" Apakah dia menungguku?", sambungnya pelan.
Silvi berjalan dengan cepat sembari menutupi wajahnya. Karena takut Wawan melihatnya. Tapi, ada kekhawatiran pada benak Silvi.
Silvi kemudian melangkah mendekati mobil Wawan, karena penasaran tidak ada pergerakan dari Wawan, Silvi dengan pelan membuka pintu mobil.
Ternyata, terlihat Wawan tertidur di dalam mobilnya itu. Silvi yang melihat Wawan kasihan, akhirnya membuka maskernya dan membangunkan Wawan.
"Assalamu'alaikum...!", ucap Silvi pelan. Tapi tak ada respon dari Wawan.
Akhirnya Silvi perlahan mendekatkan tangannya untuk menyentuh Wawan.
***next
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments