"Hah?, kapan aku pesan barang?" Tanya Silvi setelah melihat bunyi pesan yang agak mencurigakan itu,
____"maaf yah mas!, mungkin anda salah orang "___balas Silvi,
" Ting!"
____" Ini adalah paket spesial promo sell 12.12 untuk mbak Silvi"___
"Hah?, paket spesial?,
" Apaan sih Vi?" Tanya Fadhillah melihat Silvi mengerutkan keningnya,
"Ini nih loh!, ada kurir yang ngaku mau anterin paket aku, tapi aku ngerasa nggk pernah cekout deh!, mana nanya alamat lagi, mencurigakan banget!",
" Coba lihat!" Ucap Fadhillah,
Silvi lantas menunjukkan ponselnya pada Fadhillah, Fadhillah segera merampas ponsel Silvi dan membaca baik-baik pesan itu,
"Wow!, promo sell 12.12, mungkin kamunya yang lupa Vi, coba inget-inget dulu!" Jelas Fadhillah,
Silvi dengan wajah polosnya mencoba mengingat-ingat, apakah benar dia pernah cekout.
"Mungkin pernah sih!" Jawabannya kemudian,
"Nih!" Ucap Fadhillah seraya memberikan ponsel Silvi kembali,
"Eh!, apaan sih dill!, kok kamu langsung berikan alamatnya." Ucap Silvi seraya menatap layar ponselnya dengan tulisan alamat yang sudah dikirimkan oleh Fadhillah,
"Biarin ajah dia ke sini, dan coba lihat apakah beneran itu paketmu" Jawab Fadhillah santai,
***
"Permisi!" Ucap seorang pemuda dengan berpakaian seperti kurir. Wajahnya tak terlihat lantaran menggunakan masker hitam dan topi hitam. Dengan sebuah paket ditangannya,
"Ya? " Ucap Fadhillah saat keluar dan menemukan pemuda itu,
Pemuda itu malah tidak langsung memberikan paketnya, tapi malah celak celingukan mencari seseorang,
"Owh!, paketnya Silvi yah mas?" Tanya Fadhillah,
Pemuda itu hanya mengangguk,
"Sini!" Ucap Fadhillah ingin mengambil paket itu,
"Maaf mbak, apa mbak ini mbak Silvi?" Tanya pemuda itu memastikan, dan menjauhkan paket itu dari tangan Fadhillah,
"Bukan, tapi dia ada di dalam"
"Bisa minta dia keluar mbak?, soalnya saya mau minta fotonya sambil memegang paket ini sebagai tanda bukti" Jelas pemuda itu,
"Owh, gitu yah!"
"Iya mbak,"
"Ok, tunggu sebentar aku panggilin" Ucap Fadhillah dan berlalu pergi masuk.
Beberapa menit kemudian keluarlah Fadhillah bersama dengan Silvi,
"Ini mas orangnya!" Ucap Fadhillah,
"Ehm..ada apa yah mas?" Ucap Silvi terheran-heran,
"Bisa minta fotonya dulu mbak!, sebagai bukti" Ucap pemuda itu sambil menyerahkan paket itu ditangan Silvi,
"Owh, iy boleh"
"Cekrek!"
"Ok, udah mas?"
"Udah mbak, Terima Kasih!" Ucap pemuda itu sambil berlalu pergi,
Silvi dan Fadhillah pun masuk ke dalam rumah,
"Isinya apaan yah Vi?" Tanya Fadhillah penasaran,
"Mm..mm" Silvi hanya mengangkat bahunya tidak tau,
"Yuk kita buka ajah!"Ajak Silvi,
Mereka pun segera membuka paket yang berbentuk kotak itu,
" Wah!" Ucap Fadhillah menutup mulutnya, sedangkan Silvi melongo tidak percaya dengan apa yang ia temukan di dalam kotak itu.
"Cantik banget Vi!" Ucap Fadhillah melihat di dalam kotak itu baju dress lengan panjang berwarna merah, terlihat cantik.
Buru-buru Silvi mengambil penutup paket itu dan mencari-cari nama pengirim paket itu. Tapi, sayangnya tidak menemukan apa-apa.
"Wah Vi!, di toko mana kamu cekout?, dress nya cantik banget" Ucap Fadhillah sambil mengangkat baju itu dan sesekali mencocokkannya dengan tubuhnya,
Silvi hanya bingung dengan paket itu, seraya Fadhillah fokus pada dress itu, Silvi tak sengaja menemukan secarik kertas,
Silvi segera mengambil kertas itu dan membacanya,
___"Pakai Dress itu dan bertemu di restoran Favorit, pukul 19.30"
Jangan sampai tidak datang atau rahasiamu akan ku beritahu semua orang termasuk sahabatmu"____
"Hah?, siapa ini?" Silvi kaget dengan bunyi pesan itu. "Mengapa dia mengancamku?" Batin Silvi,
"Ada apa Vi?" Ucap Fadhillah melihat raut wajah Silvi yang berubah,
"Apa itu?" Lanjut Fadhillah menyadari kertas yang ada di tangan Silvi,
"Ah! Nggk, cuman ucapan Terima kasih udah berbelanja di tokonya ajah" Alibi Silvi dan segera meremas kertas itu dan menyembunyikannya disaku celananya.
Silvi hanya bisa menyembunyikan hal ini dari Fadhillah, dia tidak tahu siapa orang yang mengancamnya, dia tidak ingin sahabatnya itu celaka gara-gara dirinya.
"Owh!, "
"Jadi, berapa harganya?, " Tanya Fadhillah yang menyangka bahwa dress itu memang di cekout oleh Silvi sendiri di online shop.
"Hah? Apa?" Tanya Silvi masih bingung,
"Ini, dress kamu berapa harganya?"
"Owh, mmmm..."
"Bagaimana yah?, cara bilangnya sama Fadhillah" Batin Silvi,
"Kok bingung?" Tanya Fadhillah heran pada Silvi,
"Ah!, aku lupa berapa harganya, hehe" Jawab Silvi bohong,
"Lain kali beli yang couple yah Vi, biar samaan gitu" Jelas Fadhillah,
"Hmm..m" Silvi hanya mengangguk,
***
Hari sudah menjelang malam, Silvi yang masih bingung mau pergi atau tidak di restoran itu malah mondar mandir tidak karuan di dalam kamar Fadhillah,
Untungnya, Fadhillah sedang tidak ada di kamar. Sehingga Silvi leluasa mondar-mandir terus meluapkan kebingungannya.
"Aduh!, udah jam 19.00 lagi" Ucap Silvi seraya menatap layar ponselnya,
"Aku pergi nggk yah?" Pandangan Silvi beralih pada dress merah itu, ada sedikit penasaran juga dalam benak Silvi mengenai siapa yang mengancamnya itu.
"Akh! E... Udahlah pergi ajah!" Ucapnya kemudian bersiap-siap,
Beberapa menit kemudian, Silvi tampil dengan dress merah itu dengan warna hijab putih yang sempat dia bawa, cukup serasi dengan dress nya, untung saja ada beberapa pakaian yang ia siapkan untuk pergi observasi dan ke rumah Fadhillah,
Pantulan cermin memperlihatkan betapa cantiknya Silvi memakai dress itu,
"Kenapa dia menyuruhku untuk menggunakan dress ini yah?" Silvi penasaran siapa orang yang mengancamnya, tapi malah menyuruhnya memakai dress itu.
"Hm.., cukup menarik!"
"Ceklek!" Suara pintu terbuka,
"Eh!, Vi. Mau ke mana?" Fadhillah kaget dengan tampilan Silvi yang begitu rapi,
"Mau keluar dulu yah Dill, soalnya ada janji" Silvi melangkah keluar dari kamar,
"Owh iya, mamamu mana Dill?, mau pamit dulu"
"Mama lagi di toilet, biar nanti aku ajah yang kasi tau, kamu pergi ajah!"
"Owh gitu, aku pergi dulu yah!, soalnya pakai grab, mbaknya udah nunggu dari tadi" Pamit Silvi,
"Iya, Hati-hati!, jangan sampai kesasar yah!", ucap Fadhillah bercanda,
"Mana bisa kesasar sih Dill, kan pake grab!"
"Owh iya..hhehehe"
***
Silvi berjalan memasuki restoran bertuliskan Favorit, nuansa di dalamnya sungguh elegan dan mewah. Baginya, ini adalah pertama kalinya dia memasuki restoran mewah seperti ini.
Sekarang, dia makin penasaran, siapa yang mengancamnya dan menyuruhnya bertemu di restoran mahal ini.
"Atas nama bu Silvi?" Tanya pramusaji yang menghampirinya.
"Eh iya kak."
"Silahkan anda ke meja 101, orang yang anda ingin temui berada di sana!" Jelas pramusaji itu kemudian melangkah pergi,
Silvi yang masih bingung dimana meja 101 menatap ke seluruh penjuru mencari nomor meja. Cukup lama mencarinya, karena restoran itu cukup luas.
Akhirnya, Silvi menemukan meja dengan nomor 101. Nampak ada seorang laki-laki yang tengah duduk membelakang dari arah Silvi.
"Terlihat familiar!" Ucap Silvi mengingat-ingat bentuk tubuh itu.
Tiba-tiba saja, tubuh laki-laki itu berdiri dan berbalik kemudian menghampiri Silvi, sedangkan Silvi kaget luar biasa dengan sosok yang ia temukan di restoran itu,
"Wawan!" Bisik Silvi was-was,
"Ayo silahkan duduk istriku!" Ucap manis Wawan seraya mengajak Silvi duduk,
"Hah?"
***next
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments