Sesampainya di rumah kakeknya Arya, Kinan langsung menemui kakeknya Arya dan wanita cantik itu berhasil membujuk kakeknya Arya makan.
Sementara Arya dan Ayu langsung mengajak Arkan bermain di halaman belakang rumahnya Arya.
"Wah! Ada kelinci!" Arkan langsung memeluk kelinci imut berwarna putih dengan telinga di sebelah kanan berwarna hitam.
"Kamu suka?" Tanya Arya.
"Suka Om"
"Om beli kemarin dari pasiennya Om untuk kamu*
"Wah! Ponakan Tante yang tampan dan gembul ini suka banget, ya sama kelinci" Ayu mencubit gemas pipi Arkan.
Arkan menoleh ke tantenya untuk memberikan senyum dan menoleh ke Arya untuk berkata, "Tapi, Papa nggak suka ada hewan apa pun di rumah"
"Iya. Kak Chris nggak suka sama hewan. Untungnya dia suka sama kamu, padahal kamu dokternya hewan, hahahahaha"
"Hehehehe, lucu, lucu" Sahut Arya dengan senyum kesal.
Ayu kembali terbahak dan sambil mencubit mesra pipi calon suaminya, ia berkata, "Bercanda, Sayang. Kok, langsung manyun?"
Arya langsung meringis ke Ayu dan menoleh ke Akan untuk berkata, "Kalau gitu, biar kelincinya di sini. Biar Om yang rawat. Nah, setiap pulang sekolah kamu bisa ajak Mama kamu mampir ke sini. Mama kamu bisa ngobrol sama Kakek dan kamu main sama Om"
"Horeeeee! Setuju!" Arkan langsung memberikan high five ke om Arya-nya. Ayu langsung memeluk Arya dan Arkan dengan penuh tawa dan cinta.
"Sup ini belinya di mana?" Tanya kakeknya Arya setelah sup yang diberikan oleh Kinan, habis tak bersisa.
"Saya masak sendiri, kek" Ucap Kinan sambil membersihkan bibir kakeknya Arya memakai sapu tangan yang dia ambil dari dalam tas jinjingnya.
"Terima kasih, Nak. Kamu bukan hanya pandai memasak, kamu juga sabar menyuapi Kakek. Terima kasih banyak"
"Sama-sama, Kek. Kita adalah keluarga, jadi jangan sungkan"
Kakeknya Arya manggut-manggut dan tersenyum.
Saat perawat yang ditugaskan untuk merawat Kakeknya Arya membawa masuk kakeknya Arya ke dalam kamar, Kinan bangkit berdiri untuk mencari putra tunggalnya.
"Arkan, ayo pulang! Kamu belum makan siang"
"Gimana kalau kita makan siang bareng? aku yang traktir" Sahut Ayu. "Ke restoran yang dulu kamu kasih tunjuk ke aku pas video call kita" Ayu langsung menoleh ke Arya.
"Nggak usah. Kalian makan siang aja berdua. Aku dan Arkan pulang aja"
"Ayolah, kak. Kakak udah suapi Kakek. Anggap aja ini tanda terima kasih dari aku dan Arya"
Arya hanya diam membisu dan terus menatap lekat wajah cantiknya Kinan. Pemuda itu tidak berani mengeluarkan suara. Dia takut Kinan marah dan kembali menjauhi dirinya. Namun, dia terus berharap di dalam hatinya Kinan mau makan siang bersama dengan dirinya dan Ayu. Pemuda tampan itu masih ingin berlama-lama menatap wajah anggunnya Kinan.
"Baiklah" Sahut Kinan.
Mendengar jawabannya Kinan, Arya tanpa sadar berkata, "Yes!"
Hingga semua pasang mata sontak terarah padanya.
Arya langsung meringis canggung dan sambil mengusap tengkuknya, ia berkata, "Itu, emm, aku masih kangen sama Arkan dan masih ingin bercanda dengan Arkan, hehehehe" Arya lalu menggendong Arkan menuju ke mobil Kinan karena Kinan memutuskan untuk membawa mobilnya sendiri.
Setengah jam kemudian mereka berempat duduk berhadapan. Ayu yang merasa masih kangen sama Arkan, meminta Arkan duduk di sebelahnya dan Arya duduk di ujung meja dekat dengan Kinan.
Arya duduk di ujung meja dan di sebelah kanannya ada Ayu dan di sebelah kirinya ada Kinan.
Saat Kinan merasa nggak nyaman duduk di dekat Arya walupun tidak duduk bersebelahan, Kinan memutuskan untuk bangkit berdiri dan pindah tempat duduk yang semula ia berhadapan dengan Ayu akhirnya dia berhadapan dengan Arkan.
"Kenapa pindah tempat duduk, Kak? Nggak nyaman, ya, duduk berhadapan denganku?" Tanya Ayu.
"Nggak, kok. Kalau duduk di depan Arkan, kakak, kan, bisa membantu Arkan makan"
"Makasih, Ma" Sahut Arkan saat ia melihat mamanya mengupas kulit udang untuknya.
Tanpa Arya sadari ia terus menatap Kinan dan tidak mendengarkan celotehannya Ayu yang memang sangat ceriwis.
"Arya, kamu melamun?"
Arya sontak menoleh ke Ayu dan berkata, "Nggak"
"Kalau nggak melamun, kenapa kamu nggak jawab pertanyaanku barusan?"
"Oh! Maaf aku cuma lelah dan ngantuk. Kamu nanya apa barusan?"
"Mumpung aku di sini, habis ini kita beli baju pengantin, yuk!"
"Hah?! Kok cepet banget?" Tanpa sadar Arya mengeluarkan kata itu.
"Apa maksud kamu cepet banget?"Ayu langsung menautkan kedua alisnya di depan Arya.
"Maksudku, kita nikahnya masih tahun depan. Kalau fitting sekarang, takutnya kita tambah gemuk,kan, jadi nggak kuat bajunya" Sahut Arkan.
"Dua bulan sebelum pernikahan Ayu harus pulang untuk fitting lagi biar kalau ada yang perlu dipermak masih ada waktunya kalau Ayu pengen milih baju pengantin sekarang"
Sahut Kinan.
"Kakak ikut, ya?!"
"Kakak nggak bisa ikut. Arkan harus tidur siang setelah ini dan sorenya Kakak harus temani Arkan mengerjakan tugas-tugas sekolahnya" Sahut Kinan
"Ma, aku mau cuci tangan dulu"
"Iya" Sahut Kinan.
"Tante akan antar kamu, yuk!" Sahut Ayu sambil bangkit berdiri dan langsung menggandeng tangan Arkan.
Arya kemudian bangkit berdiri dan duduk di sebelah Kinan dan langsung berbisik di telinga Kinan, "Maafkan aku, Kak. Tapi, aku tidak menyesali perbuatanku. Aku tidak menyesal telah mencium Kakak. Aku........"
Kinan langsung bangkit berdiri dan menoleh ke Arya dengan tajam, "Aku Kakaknya Kinan. Aku sudah menikah. Sudah punya anak. Aku lebih tua dari kamu enam tahun dan yang paling penting, kamu akan segera menikah dengan Ayu. Jangan macam-macam!" Lalu Kinan pergi meninggalkan Arya. Kinan kemudian masuk ke dalam mobilnya dan bersandar di jok dengan helaan napas panjang.
Arya menatap arah perginya Kinan dengan wajah sedih.
"Mama mana, Om?"
Arya tersentak kaget dan langsung menoleh ke asal suara untuk berkata, "Mama kamu sepertinya lagi nggak enak badan. Mama kamu masuk ke dalam mobil dan menunggu kamu di sana. Yuk, Om anter ke sana"
"Yuk!" Arkan langsung menggandeng tangan Arya.
Ayu langsung masuk ke mobilnya Arya saat Arya membantu Arkan masuk ke dalam mobil. Arya membantu Arkan memasang sabuk pengaman sambil berkata ke Kinan, "Aku sungguh-sungguh dengan ucapanku, Kak"
Kinan diam membisu dan tidak menoleh ke Arya.
Arya mengantarkan Ayu membeli baju pengantin dengan tidak bersemangat. Pemuda itu bahkan bilang kalau semua baju yang dicoba oleh Ayu bagus.
Sampai akhirnya Ayu berkacak pinggang di depan Arya sambil bertanya dengan wajah kesal, "Lalu, kamu pilih yang mana?"
"Yang kamu pakai sekarang aja. Simple.dan elegan. Aku suka" Sahut Arya dengan asal.
Akhirnya Ayu menuruti kata suaminya, dia membeli baju pengantin yang paling terakhir ia coba.
Di malam pertama Ayu menginap di rumah kakeknya Arya, wanita bertubuh molek itu mengajak Arya bercinta,. Arya meladeni Ayu sebatas ciuman panas, namun di berikutnya Arya mendorong Ayu dan berkata, "Maafkan aku. Jangan hari ini. Aku capek"
Akhirnya Ayu mengalah dan rebah di atas dada Arya dengan sisa gairah yang belum padam.
Di malam berikutnya hingga Ayu harus kembali ke Amerika esok harinya, Arya masih saja terus menolak ajakan Ayu untuk bercinta dengan alasan capek.
Ayu akhirnya merengek dan sambil terus menciumi wajah Arya, dia berkata, "Ayolah Sayang, besok aku harus kembali ke Amerika. Aku bakalan rindu berat sama kamu. Ayolah!"
Akhirnya Arya tidak tega juga mendengar rengekan calon istrinya dan dengan berat hati, dia meladeni kemauan Ayu.
Ayu yang agresif dan dominan membantai habis Arya sampai tiga ronde. Hingga akhirnya Arya tidur terlentang dengan masih bertubuh polos. Ayu tersenyum penuh cinta saat ia menyelimuti tubuh polos calon suaminya.
Arya melambaikan tangan ke Ayu dan saat Ayu sudah menghilang dari pandangannya, telepon genggamnya Arya berbunyi cukup nyaring, "Halo? Kak Kinan ada apa? Tumben nelpon aku"
"Ini aku, Om. Arkan. Om bisa ke sini? Mama sakit, Om. Badan Mama demam"
"Oke. Om ke sana sekarang" Arya langsung berlari kencang ke parkiran mobil.
Beberapa jam kemudian, Arya telah duduk di tepi ranjang untuk berkata, "Kak, aku bawakan obat penurun panas andalan keluargaku. Ayo aku bantu Kakak minum"
"Mana Arkan?"
"Arkan tidur. Tadi, Arkan minta ditemani mengerjakan tugas sekolahnya dulu saat Kakak diperiksa sama dokter keluargaku. Lalu, Arkan ketiduran"
Arya membantu Kinan bangun dan bersandar di ranjang, lalu pria tampan itu membantu Kinan minum obat yang diberikan oleh dokter keluarganya.
"Terima kasih" Ucap Kinan saat Arya membantunya rebah kembali di kasur.
Arya kemudian keluar dari kamarnya Kinan saat Kinan kembali tertidur.
Dua jam menunggu di ruang keluarga sambil menonton TV, tiba-tiba Arkan muncul, "Om, aku mau les di sini"
"Oh! Baiklah. Silakan Bu" Sahut Arya sambil mempersilakan guru lesnya Arkan untuk duduk dan dia bangkit berdiri.
Arya kemudian melangkah masuk ke kamarnya Kinan untuk memeriksa keadaannya Kinan.
Arya duduk di tepi ranjang dan Kinan langsung menutup wajahnya dengan selimut, "Jangan melihatku! Wajahku jelek banget kalau sakit"
Arya menarik Aksa selimut yang menutupi wajah Kinan dan saat wajah Kinan terlihat, Arya mengusap pipi Kinan sambil berkata, "Kakak tetap cantik, kok, walaupun sakit"
Kinan mematung dan terus menatap Arya.
Pemuda tampan itu kemudian menundukkan wajahnya dan nekat mencium Kinan. Lalu, ia menarik wajahnya untuk menatap Kinan.
Kinan memejamkan mata dan merekahkan bibir. Pemandangan itu membuat Arya kembali memagut bibir Kinan.
Alih-alih mendorong tubuh Arya, Kinan justru mengerang pelan dan mengundang lidah Arya untuk masuk ke dalam mulutnya.
Rasa manis mulutnya Kinan membuat Arya nekat meremas dada Kinan. lalu, tanpa melepaskan ciuman panasnya, jari jemari Arya bergerak lincah membuka satu per satu kancing dressnya Kinan. Tangannya menyusup masuk dan bermain asyik di dada Kinan. Kinan terus mengerang dan saat wajah Arya menyusup ke dadanya dan menciumi dadanya, Kinan sudah tidak bisa lagi berkutik. Wanita cantik itu menyerah kalah dalam permainannya Arya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
꧁☠︎𝕱𝖗𝖊𝖊$9𝖕𝖊𝖓𝖉𝖔𝖘𝖆²꧂
keren 😎
2023-03-14
0
Vinoya Chan
1 bunga untuk author 🌹💪😊
2023-02-01
0
Itha Fitra
hareudang"
2023-01-30
0