"Pa, Kinan mau jemput Arkan ke sekolah terus lanjut mengantarkan Dek Arya ke rumah Kakeknya"
"Baiklah. Nak Arya, Papa nitip salam untuk Kakeknya Nak Arya, ya. Besok adalah hari Sabtu dan Papa libur kerja. Papa akan main ke rumah Kakek kamu bersama Kinan dan Arkan"
"Baiklah, Pa. Terima kasih untuk niat baiknya. Maaf kalau saya kurang pandai bersopan santun. Sejak umur lima belas tahun saya tinggal di Amerika"
Papanya Kinan langsung menepuk bahu Arya sambil berkata, "Nggak, kok. Kamu sangat sopan dan sangat tampan. Hahahahaha, Ayu memang sangat pandai milih calon suami, hahahahahaha" Papanya Kinan merasa sangat bahagia dia akan memiliki menantu lagi dengan bibir, bebet, bobot yang sangat unggul seperti suaminya Kinan.
Suaminya Kinan adalah seorang CEO. Perusahaan milik suaminya Kinan bergerak di bidang eksport jam tangan dan aksesoris mewah bermerk. Jadi, suaminya Kinan diharuskan sering melakukan perjalanan ke luar negeri dan sering meninggalkan anak da istrinya sendirian di rumah.
"Terima kasih sudah menjemput saya ke bandara, mentraktir saya sarapan, membuatkan saya camilan dan kopi yang sangat enak, dan sekarang Kakak mengantarkan saya ke rumah Kakek saya"
Kinan yang pendam hanya mengulas senyum di wajah cantiknya.
"Kak, apakah besok suami Kakak juga ikut pergi ke rumah Kakek saya?"
"Suami Kakak belum pulang dari Jerman. Dia pulangnya hari Minggu" Sahut Kinan sambil terus fokus menyetir.
"Oh. Suami Kakak kerja, ya, di Jerman?"
"Suamiku nggak kerja di Jerman. Dia punya perusahaan sendiri di sini. Dia di sana untuk membuka galeri baru. Suamiku pandai mendesain dan memproduksi jam tangan dan aksesoris lainnya" Sahut Kinan.
"Oh! Pantas aja mobil yang Kakak pakai ini adalah mobil yang sangat mahal" Sahut Arya.
Kinan kembali mengulas senyum tipis di wajah cantiknya.
Arya yang sebenarnya tidak suka bicara dan jug pendiam, merasa heran ada dirinya sendiri kenapa hari ini dia begitu ceriwis dan banyak tanya.
Arya tersentak kaget saat telepon genggamnya berdering. Tampak di layar permintaan panggilan video call dari calon istrinya. Arya langsung mengangkatnya, "Halo, kamu baru pulang dari kerja, ya? Di sana jam tujuh malam, kan?"
"Hmm. Aku ada.di kedai makanan Asia favorit kita. Kamu udah ketemu dengan Kak Kinan dan Papaku?"
Arya mengarahkan layar telepon genggamnya ke kanan sambil berkata, "Kakak kamu sangat baik. Kak Kinan menjadi supirku sepanjang hari ini. Aku sebenarnya sungkan. Tapi, Kak Kinan nggak mengjinkan aku menggantikannya menyetir"
Kinan menoleh sekilas ke layar ponselnya Arya untuk melihat sekilas wajah manis adik perempuannya dan mengarahkan kembali pandangannya ke depan sambil berkata, "Kakak takut ketiduran kalau nggak nyetir"
"Hahahaha. Kakakku yang cantik dan lembut ternyata belum berubah juga, ya. Tukang tidur. Kalau udah nempel langsung molor, hahahahahaha"
Kinan tersenyum dan menyahut, "Jangan bongkar rahasia Kakak di depan calon suami kamu. Kakak malu"
"Hahahahaha" Ayu kembali menggelegarkan tawa renyahnya.
Arya kembali menatap layar telepon genggamnya dan berkata, "Papa kamu juga sangat baik. Aku akan bertemu dengan Arkan sebentar lagi dan besok Minggu bar bisa bertemu dengan Suami Kakak kamu"
"Aku kangen sama Arkan. Aku terakhir memeluk dan menciumi Arkan waktu Arkan masih berumur dua tahun. Dia pasti sekarang udah lupa sama aku"
"Nggak,kok. Kan, kamu dan Arkan sering video call-an" Sahut Kinan.
"Tapi, aku kangen meluk Arkan, Kak"
"Sebentar lagi kamu pulang dan menetap di sini. Maka peluklah Arkan sepuasnya nanti. Tapi, jangan mengeluh kalau Arkan minta jajan sama kamu nanti" Sahut Kinan.
"Hahahahaha. Iya, siap kakakku yang cantik. Aku nggak akan mengeluh kalau demi keponakanku yang cakep itu"
Arya tersenyum mendengar percakapan antara Kinan dan Ayu. Mereka benar-benar sangat berbeda. Ayu suka bercanda, ceria, murah tawa. Tapi, Kinan pelit tawa dan tidak ceria.
"Aku tutup dulu teleponnya, ya. Makananku udah datang. Peluk cium untuk semuanya yang ada di sana. Aku mencintaimu"
"Hmm" Sahut Arya dan klik! Arya mematikan ponselnya.
"Kenapa nggak kamu jawab?" Tanya Kinan sembari memarkirkan mobil kesayangannya di bawah pohon yang rindang.
"Jawab apa, Kak?" Tanya Arya sambil melepas sabuk pengamannya.
"Ayu bilang aku mencintaimu, kok, nggak kamu jawab?"
"Oh! Emm, itu, hehehehehe, aku malu menjawabnya karena ada Kakak"
"Oh" Sahut Kinan singkat sambil melangkah turun dari dalam mobil.
Arya ikutan turun dan langsung mengekor langkahnya Kinan.
Arya menatap punggung Kinan dan bergumam di dalam hatinya, dia punya tubuh yang sangat proporsiona. Tinggi dan ramping. Rambut panjangnya pun sangat indah.
Tiba-tiba muncul seorang anak laki-laki bertubuh gemuk, berkulit putih, dan sangat tampan berteriak, "Mama!"
Kinan berjongkok dan langsung memeluk anak laki-laki itu, "Gimana hari pertama sekolah? Arkan nggak nangis, kan?"
Seorang wanita berkacamata dan bertubuh tambun mendekati Kinan dan Kinan langsung bangkit berdiri sambil menggandeng tangan putra tunggalnya.
"Arkan sangat pandai. Banyak anak yang menangis mencari mamanya di hari pertama mereka sekolah, tapi Arkan tidak. Bahkan Arkan mendapatkan nilai seratus di semua tugasnya"
"Wah! Anak Mama sangat hebat ternyata. Terima kasih, banyak Bu Ita. Anda sudah mendidik Arkan dengan sangat baik"
"Sama-sama Bu Kinan"
Kinan kemudian berputar badan dan Arya langsung berjongkok, "Halo jagoan yang hebat dan pintar"
Arkan sontak mendongakkan wajah tampannya dan bertanya, "Om ini siapa, Ma?"
"Om ini calon suaminya Tante Ayu. Kasih salam, gih"
Arkan menyalami Arya dan Arya langsung menggendong Arkan sambil berkata, "Om bawa oleh-oleh mobil remote control untuk kamu" Arya kemudian berjalan ke mobil dan masuk ke dalam mobil sambil memangku Arkan.
Kinan melajukan mobilnya saat Arya berkata, "Kita mainkan mobil remote control-nya di rumah Kakeknya Om sebentar lagi, ya?"
"Baiklah. Terima kasih banyak Om" Sahut Arkan.
Kinan menoleh sekilas untuk melihat putranya lalu mengulas senyum bangga.
Arya menoleh ke Kinan dan berkata, "Kakak sangat hebat mendidik Arkan"
"Dia sudah aku didik mandiri dan bermain sejak kecil karena Mama dan Papanya bekerja"
"Mamaku adalah seorang pelukis yang hebat dan Papaku seorang pembuat jam tangan yang hebat" Sahut Arkan.
"Benarkah? Lalu Arkan?" Tanya Arya.
"Arkan adalah anak yang hebat, hehehehe"
Arya dan Kinan spontan terkekeh geli secara bersamaan mendengar jawabannya Arkan itu. Kemudian. Arya dan Kinan bersitatap sekejap.
Sesampainya di rumah kakeknya Arya, Kinan dan Arkan juga mendapatkan sambutan yang hangat dan ramah. Kakeknya Arya duduk di kursi roda dan sehari-hari hanya ditemani seorang suster merasa sangat bahagia cucunya pulang bersama dengan calon kakak ipar dan calon keponakannya. Kakeknya Arya berasa memiliki cucu buyut. Apalagi Arkan bisa cepat akrab dengan kakeknya Arya.
Kinan dan Arkan berada di rumah kakeknya Arkan sampai di jam makan malam. Arkan sangat senang bermain bersama Arya dan kakeknya Arya sangat senang mengobrol dengan Kinan hingga tanpa terasa asisten rumah tangga di sana muncul di ruang keluarga dengan kata, "Makan malam sudah siap, Tuan"
Di meja makan, kakeknya Arya mulai merajuk. Pria berumur tujuh puluh lima tahun itu merapatkan bibirnya saat suster yang merawatnya mengarahkan sendok ke mulut pria berumur tujuh puluh lima tahun itu.
"Tuan mulai merajuk dan nggak makan, nih"
Arya mengambil piring dari tangan suster itu sambil berkata, "Biar saya yang coba menyuapi Kakek"
Arya menghela napas panjang saat usahanya membuat kakeknya mau membuka mulut untuk makan pun gagal.
Kinan yang merasa kasihan akhirnya bangkit berdiri dan berkata, "Kakak akan mencobanya, boleh?"
Arya tersentak kaget dan langsung menyerahkan piring ke Kinan sambil berkata, "Boleh"
Arya bangkit berdiri dan berkata, "Silakan duduk di sini, Kak"
Arya kembali duduk di dekat Arkan dan Kinan duduk di depan kakeknya Arya.
Kinan berkata, "Kek, ada seekor anak burung di gereja yang tinggal di sarang sendirian. Ia kelaparan dan induknya tidak pulang-pulang"
"Kenapa induknya tidak pulang-pulang?" Tanya Kakeknya Arya.
"Karena induk dari anak burung itu masih menunggu Kakek makan"
Kakeknya Arya langsung berkata, "Kalau begitu aku akan makan. Kasihan anak burung kalau ia harus menunggu induknya terlalu lama"
Kinan tersenyum bahagia usahanya berhasil membuat Kakeknya Arya mau membuka mulut dan menghabiskan makanannya.
Arya seketika menatap kagum calon kakak iparnya itu dan di hatinya waktu yang bersamaan, hatinya tercubit oleh rasa suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Sunmei
3like hadir swmangat iya kak
2023-01-12
0
Spyro
Ojo dibanding2ke terus dongg mas'e...
2023-01-09
0
Be___Mei
suka kak el, memei favorit duluuuuu ❤️❤️❤️❤️
2022-12-13
0