Kinan

Satu Minggu sejak hari itu, Arya dan Ayu lebih sering bertemu untuk mengabadikan momen kebersamaan mereka sebelum Arya pulang ke Indonesia. Di malam itu, usai makan malam bersama, Arya mengantarkan Ayu pulang ke rumah yang Ayu sewa selama tinggal di Amerika. Rumah kecil yang cukup namanya itu dikelilingi taman bunga yang rapi, indah dan menarik banyak mata untuk memandangnya.

Namun, Ayu tidak turun dari mobilnya Arya. Ayu menoleh ke Arya untuk berkata, "Aku ingin mengantarmu ke bandara besok pagi"

"Tapi, aku berangkat jam dua dini hari. Jika kau ingin mengantarku, maka kau harus menginap di apartemenku. Karena, apartemenku lebih dekat jaraknya dengan bandara"

"Oke. Nggak masalah"

"Kau yakin? Kalau kau menginap malam ini, aku rasa aku akan sulit mengendalikan diriku untuk tidak.........."

"Lakukan saja apa yang kau inginkan. Toh, kita akan menikah satu tahun lagi"

Arya langaung melajukan kembali mobilnya menuju ke apartemennya.

"Aku belum pernah masuk ke sini. Apartemen kamu unik seperti pemiliknya dan....... hmmmppppt"

Arya langsung membungkam bibir kekasihnya dengan bibirnya. Kedua sejoli itu kemudian berciuman sembari terus melangkah masuk ke dalam apartemennya Arya. Apartemen mewah bergaya klasik yang berhadapan langsung dengan pantai itu memberikan sensasi tersendiri bagi Arya saat ia berciuman dengan kekasihnya dan memberikan debaran jantung yang tidak biasa di dada Ayu.

Arya melepaskan ciumannya lalu ia menurunkan Ayu di lantai marmer apartemen itu. Arya kemudian mengusap bibir kekasihnya dengan ibu jari dan pandangan matanya mengikuti gerakan ibu jari itu. Bibir yang masih basah karena ulahnya kembali mengundang pria tampan itu untuk mengecapnya lagi. Arya kemudian menundukkan wajahnya untuk mencium lembut bibir ranum kekasihnya, lagi dan lagi sambil mendorong Ayu menuju ke ranjang dan saat ribu. Ayu jatuh di atas kasur, Arya langsung menindihnya dan sambil menatap lekat wajah manisnya Ayu, ia berkata, "Apakah boleh?"

Ayu yang merasa bahwa ia akan segera menikah dengan kekasihnya itu menganggukkan kepala dengan penuh antusias.

Hingga pada akhirnya, Arya membuka segel Ayu dan Ayu menitikkan air mata bahagia bisa memberikan kesuciannya untuk laki-laki yang ia cintai. Pria yang sangat ia cintai.

Arya rebah di sisi Ayu dan langsung memeluk tubuh Ayu untuk berbisik di telinga Ayu, "Terima kasih sudah berikan segel kamu untukku. Andai saja aku nggak harus terbang di jam dua dini hari, aku akan melanjutkan pergulatan panas kita ke ronde kedua"

Ayu menyusupkan wajahnya di dada bidang Arya sembari berkata, "Aku bahagia banget saat ini. Aku berikan segel kesucianku dengan tulus ke kamu. Kamu jangan pernah khianati aku"

"Hmm" Sahut Arya.

Perpisahan mereka diwarnai isak tangisnya Ayu dan setelah mencium bibir Ayu cukup lama, Arya akhirnya berputar badan untuk pergi meninggalkan Ayu.

Setelah menempuh perjalanan selama satu hari lebih tiga jam, Arya sampai di bandara dan dia melihat ada seorang wanita cantik, berambut panjang dan rambut itu sangat indah kala diterpa angin, wajahnya keibuan. Arya menghentikan langkahnya di depan wanita cantik itu dan berkata, "Anda membawa papan dengan tulisan yang salah"

Wanita itu terkejut dan spontan menurunkan papan yang ada di tangannya untuk membaca tulisan yang ada di papan itu, "Arya Widura? Calon suaminya Ayu Putri Abimana yang datang dari Amerika?"

"Iya benar. Senang akhirnya saya bisa bertemu dengan Anda, Kak Kinan"

"Ah! Maaf kalau aku salah tulis nama keluarga kamu. Tapi, bagaimana kamu bisa tahu kalau aku adalah Kakak perempuannya Kinan, padahal nama yang ada di papan salah?" Wanita cantik bertubuh ramping itu langsung. menautkan kedua alisnya ke Arya.

"Karena penggambaran dari Ayu sama persis dengan yang saya lihat saat ini. Anda cantik, berambut panjang dan indah. Anda juga berwajah lembut dan keibuan" Sahut Arya dengan senyum ramah.

"Ayu terlalu melebih-lebihkan. Ayo kita sarapan dulu. Setelah itu kita ke rumah Papaku. Papa ingin segera bertemu dengan calon menantunya"

"Baiklah" Sahut Arya.

Kinan mengajak Arya sarapan di restoran cepat saji dan berkata, "Maaf, ini restoran yang paling dekat dan harganya paling masuk akal. Lain kali, Kakak akan ajak kamu makan di tempat yang lebih komplit menunya"

"Nggak papa, Kak. Ini sudah cukup" Arya berucap tanpa melepaskan pandangannya dari wajah cantik calon kakak iparnya.

Dia jauh berbeda dengan Ayu. Dia berambut panjang dan Ayu berambut pendek dengan model Bob. Lalu, dia lemah lembut dan lebih banyak diam. Sedangkan Ayu, ceriwis dan selalu mendominasi percakapan. Dia keibuan dan Ayu kekanakan-kanakkan bahkan cenderung sangat manja kalau sama aku. Ayu manis dan dia cantik. Ia bertubuh ramping sedangkan Ayu itu memiliki tubuh yang seksi. Tapi, tinggi badan mereka sama dan nama keluarga mereka sama, hehehehehe. Batin Arya tanpa melepaskan pandangannya dari wajah cantik wanita yang ada di depannya.

Saat Kinan mengangkat wajah untuk mengambil saos sambal, Kinan tersentak kaget dan langsung menyemburkan protes, "Kenapa kau menatap Kakak seperti itu? Kakak jelek, ya? Kakak pasti tidak secantik Ayu, kan? Ayu memang lebih unggul segala-galanya dari Kakak"

"Ayu memang manis. Tapi, Kakak sangat cantik" Sahut Arya.

Kinan hanya menanggapi ucapannya Arya dengan senyum kecil.

Setelah sarapan selesai, Kinan mengajak Arya ke rumah Papanya dan kedatangan mereka langsung disambut hangat oleh papanya Kinan yang bernama Adit Abimana. Kinan dan Ayu sudah tidak memiliki Ibu sejak mereka masih kecil.

"Wah! Nggak nyangka kalau Putriku yang tomboy itu bisa menggaet seorang dokter setampan ini"

"Terima kasih, Om dan........"

"Panggil papa dong. Kamu akan jadi menantu Papa sebentar lagi"

"Ah, iya. Pa. Terima kasih banyak atas sambutan dan keramahan Papa"

"Oh iya, di mana Arkan? Kata Ayu, Arkan belum sekolah apa dia di sini? karena saya tidak melihatnya sejak Kak Kinan menjemput saya di bandara" Arya menoleh ke Kinan.

"Arkan sudah sekolah kemarin. Baru kemarin ia Kakak masukkan ke TK"

"Oh! Saya bawa mainan mobil remote control untuk Arkan"

"Nanti saja, pas kita jemput Arkan, kamu kasihkan oleh-oleh itu ke Arkan"

"Baiklah, Kak" Sahut Arya.

"Arkan adalah cucu pertamaku. Dia tampan dan cerdas. Kalau bisa aku minta cucu perempuan sama kamu dan Ayu nanti, ya? Hahahahahaha" Papanya Kinan berucap dengan wajah semringah.

"Amin, Pa. Semoga harapan Papa terkabul"

"Kalau kamu kasih Papa cucu cewek, kan, udah lengkap cucu Papa. Cowok dan cewek, hehehehe"

"Iya, Pa" Arya mengobrol bersama calon papa mertuanya, tapi lirikannya terus mengarah ke Kinan yang tengah membuat teh dan membuat pisang goreng di dapur bersih yang terbuka tanpa adanya sekat. Pemandangan seorang wanita memasak di dapur adalah pemandangan pertama bagi Arya karena Ayu, tidak pernah memasak.

"Kinan pandai memasak. Apa saja yang dia masak, pasti enak. Nggak seperti Ayu yang tidak suka pergi ke dapur. Sejak Ayu kecil, Kinan juga yang selalu memasak untuk Papa dan Ayu"

"Oh, gitu, ya, Pa"

Dan benar saja, setelah Arya mencicipi pisang goreng buatannya Kinan, Pemuda itu langung berkata, "Ini pisang goreng terenak saya rasa. Kakak benar-benar pandai memasak"

Kinan hanya mengulas senyum untuk menanggapi ucapan dari calon adik iparnya itu.

Terpopuler

Comments

Kustri

Kustri

emg arya g ada supir apa koq ampe kinan yg jemput, klga arya jg bkn org miskin kan...
kinan msh ada suami'a kan

2023-08-30

0

Spyro

Spyro

Dih paling males klo ad wanita model begini. Perna kenal cewek hobinya ngrendahin diri sndiri tp bandingin sm cewe lain. Pdhl dia cantik.. Jadi dia itu pgen dipuji intinyaa..

2023-01-09

2

Lee

Lee

Mampir akak....
double like dan subcribe..

2022-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!