Setelah Kinan dan Arkan pulang. Arya mandi dan merebahkan tubuh lelahnya di kamarnya. Telepon genggamnya kembali berbunyi nyaring, "Halo?"
Ayu tersenyum di layar ponselnya Arya dan berkata, "Kakak dan Arkan sudah pulang?"
"Sudah. Ini aku udah rebahan di kamarku. Ini kamarku" Arya mengarahkan layar ponselnya ke seluruh ruangan kamarnya.
"Wah! Kamar kamu bagus. Kamu suka warna biru langit, ya? Aku baru tahu,nih"
"Iya. Aku suka warna biru langit. Berada teduh dan sejuk kalau melihat warna biru langit"
"Kak Kinan juga menyukai warna biru langit"
"Benarkah? Lalu, kamu suka warna apa?"
"Kita hampir menikah, tapi baru nanya warna kesukaan, hahahaha. Kita pasangan unik, nih" Sahut Ayu.
"Iya, kita pasangan unik" Sahut Arya.
"Aku suka warna merah. Merah itu berani. Aku,kan, cewek pemberani, hahahahaha"
"Iya, benar. Warna merah cocok banget sama kamu" Arya tersenyum.
"Bagaimana tanggapan Kakek kamu ke Kakak dan keponakanku?"
"Kakek langsung akrab sama Arkan dan langsung menyayangi Kakak kamu. Kak Kinan bahkan berhasil membuat Kakek makan di saat susternya Kakek mulai kewalahan"
"Wah! Syukurlah kalau begitu. Aku jadi pengen cepet pulang dan bertemu dengan Kakek kamu"
"Kakek juga ingin segera bisa bertemu denganmu. Kakek senang akhirnya aku akan menikah dan itu sama kamu"
"Benarkah?"
"Hmm. Kakak Kamu pandai mempromosikan kamu ke Kakek aku. Kakek juga memuji kamu manis saat Kakak kamu memperlihatkan foto kamu ke Kakek"
"Benarkah? Sampaikan salam hormat dan peluk cium untuk Kakek kalau gitu. Aku mendadak sayang banget sama Kakek kamu, nih, walaupun belum pernah bertemu, hahahahaha"
Arya tersenyum dan berkata, "Iya. Kakek juga langsung menyukai kamu padahal Kakek belum pernah bertemu dengan kamu. Melihat foto kamu saja, Kakek langsung menyukai wajah manis kamu"
"Benarkah?! Aku senang banget mendengarnya. Kapan-kapan ajak Kakek video call-an denganku, ya?"
"Oke" Sahut Arya.
"Aku senang banget kalau keluarga kita bisa saling menyukai dan mereka mendukung rencana pernikahan kita sepenuhnya"
"Iya. Aku juga senang" Sahut Arya.
"Besok kalau mau cari rumah, ajak Kak Kinan. Kakak sarjana seni. Dia punya selera bagus. Aku sangat cocok dengan selera Kak Kinan"
"Baiklah" Sahut Arya dengan singkat.
"Beli perabotannya juga dan minta Kak Kinan membuatkan lukisan kita berdua. Kasih foto kita pas kita foto berdua di Central Park. Lukisan Kak Kinan sangat bagus. Dia punya galeri seni. Kapan-kapan berkunjunglah ke sana"
"Hmm"
"Aku ingin punya satu lukisan dan itu hasil karya Kak Kinan untuk aku pajang di rumah kita nanti"
"Apa lamaran kerja kamu di beberapa perusahaan di Indonesia udah ada yang kasih berita baik?"
"Belum. Tapi, temanku yang bekerja di perusahaan eksport import ternama, akan memberikan kabar baik. Lagian kontrak kerjaku di sini, kan, masih satu tahun lagi. Jadi, ya, bisa santai sedikit lah" Sahur Kinan.
"Okelah kalau begitu" Sahut Arya.
"Aku sangat merindukan kamu"
Arya tersenyum dan hanya berkata, "Aku juga"
"Aku tutup teleponnya,ya, aku ngantuk banget"
"Iya"
"Mimpiin aku, ya?" Ucap Ayu dengan wajah penuh cinta.
"Hmm" Sahut Arya dengan wajah datar.
Saat layar telepon genggamnya telah menggelap, Arya melemparkan telepon genggamnya begitu saja lalu ia menopang kepalanya dengan kedua telapak tangan dan sambil menatap langit-langit kamarnya ia bergumam, "Kenapa aku tidak bisa melupakan wajah Kak Kinan? Sial! Ada apa dengan diriku? Kenapa membayangkan wajah Kak Kinan saja, hatiku berdesir tidak karuan kayak gini?"
Sementara Ayu, memejamkan mata sambil memeluk ponselnya dan bergumam, "Aku sangat mencintaimu, Arya"
Kinan menepuk pelan pantat putra tercintanya sambil menyanyikan lagu Nina Bobo. Namun, alih-alih jatuh ke alam mimpi, Arkan justru berucap, "Om Arya baik banget, ya, Ma. Arkan senang bermain sama Om Arya tadi"
"Iya. Dia baik. Dia bentar lagi menikah dengan Tante kamu dan jadi Om kamu selamanya" Sahut Kinan sambil terus menepuk pantat putra tercintanya.
"Papa sibuk terus. Papa nggak pernah ajak main Arkan. Kalau nanti Om Arya jadi Om Arkan selamanya, Arkan senang banget. Arkan punya teman bermain"
"Iya" Sahut Kinan tanpa menghentikan kegiatannya menepuk pantat Arkan.
"Kakeknya Om Arya juga baik. Besok kita main ke sana lagi, kan?"
"Iya"
"Arkan nggak sabar pengen cepat pagi dan........"
"Bobok, dong, Sayangnya Mama. Ini udah lama banget. Kalau bangun kesiangan malah besok nggak jadi ke rumah Om Arya"
Arkan langsung memejamkan matanya dan tidak lama kemudian anak kecil tampan itu jatuh ke alam mimpi.
Keesokan harinya, di jam sepuluh pagi, Kinan, Arkan dan papanya Kinan bertandang ke rumah kakeknya Arya.
Kedua keluarga tersebut dengan cepat bisa saling membaur dan akrab. Kakeknya Arya bahkan menginginkan semuanya menginap di rumah megah dan besarnya itu. Namun, Kinan menolaknya dengan halus dengan alasan kalau besok suaminya pulang dari Jerman.
Tanpa ada yang menyadari, wajah Arya merengut kecewa saat ia mendengar penolakannya Kinan itu. Pemuda tampan itu hingga tanpa sadar berucap, "Kalau begitu, aku akan main ke rumah Kak Kinan. Aku juga ingin bertemu dan berkenalan dengan Kak Christian Lee, suami Kakak"
Kinan menoleh kaget ke Arya dan berkata, "Baiklah. Mas Chris pasti akan senang dan langsung cocok denganmu"
Entah karena terdorong oleh rasa apa, pemuda itu bangkit berdiri saat Kinan mengucapkan kata Mas Chris.
Kakeknya Arya sontak bertanya, "Kau mau ke mana?"
Arya kebingungan untuk sesaat dan ia langsung menggandeng tangan Akan, aku akan ajak Arkan berenang. Arkan mau, kan?"
"Mau" Arkan menganggukkan kepalanya penuh antusias.
Kinan membiarkan Arya membawa Arkan pergi Arkan untuk berenang dan Kinan memilih untuk tetap duduk di ruang keluarga bersama dengan papanya dan kakeknya Arya.
Tiga puluh menit berlalu sejak Arya mengajak Arkan pergi ke kolam renang yang berada di teras belakang kediaman mewahnya Kakeknya Arya.
Tiba-tiba terdengar suara Arkan menjerit-jerit meminta tolong, "Tolong!!!!!"
Semua yang tengah asyik mengobrol di ruang keluarga sontak bangkit berdiri dan bergegas pergi ke teras belakang.
Kinan lega saat ia melihat putra tunggal kesayangannya baik-baik saja dan Kinan langsung bertanya ke Arkan, "Ada apa Arkan berteriak meminta tolong?"
Arkan langsung menunjuk ke kolam renang, "Cepat Tolong Om Arya! Kakinya keram dan dia mulai tenggelam, Ma!"
Kinan langsung bangkit berdiri, berlari kencang dan tanpa berpikir panjang, ia terjun ke kolam renang. Wanita itu berhasil membawa Arya ke tepi kolam renang. Kinan yang suka naik gunung dan pernah menjadi anggota PMI langsung melakukan CPR untuk menyelamatkan Arya.
Arya membuka kedua kelopak matanya dan langsung bersitatap dengan kedua bola matanya Kinan. Kinan langsung menarik bibirnya dari bibir Arya saat ia melihat Arya telah membuka mata. Lalu, wanita itu membantu Arya duduk dan menepuk terus punggung Arya saat pria itu memuntahkan air dari dalam mulutnya.
Setelah merasa baikan, Arya mengucapkan kata, "Terima kasih, Kak. Kakak sudah menyelamatkan saya" Seketika itu juga jantung Arya berdegup sangat kencang. Arya belum pernah merasakan jantungnya berdegup sekencang itu saat ia tengah bersama Ayu. Bahkan saat.ia bercinta pertama kali dengan Ayu pun jantungnya tidak berdegup sekencang itu.
Kinan membantu Arya bangkit berdiri dan berkata, "Sama-sama" Dan wanita itu langsung berputar badan untuk berganti baju.
Sementara Arya mematung di tempat ia berdiri saat ia melihat punggungnya Kinan yang menjauh.
Pikiran dan hati Arya seketika kacau balau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Itha Fitra
arkan bin arya jd ny
2023-01-28
0
Yeni Eka
salfok sama namanya ya Arya Wiguna 😁
2022-12-13
0
Nindira
kasihan Arkan pengen main sama papanya
2022-12-13
0