Merindukanmu

Satu Minggu setelah kejadian itu, Kinan benar-benar menghindari Arya. Wanita itu bahkan mengirim supir priabdinya untuk menjemput Arkan di rumah kakeknya Arya.

Arya hampir gila dibuatnya. Pemuda itu merasakan kerinduan yang sangat besar pada Kinan. Namun wanita itu justru semakin menjauh jika Arya nekat datang ke rumahnya.

Hingga di pagi hari yang diiringi gerimis, Kinan menelepon Arya, "Arya, maaf kalau aku membangunkanmu sepagi ini. Tapi, ini sangat penting dan aku harus segera........"

Arya langsung menegakkan badan karena kaget dan pria itu langsung bertanya, "Ada apa? Apa yang sangat penting? Seminggu ini kau menghindariku, lalu kau bilang begitu. Jangan membuatku panik dan khawatir di jam tiga pagi, Kinan!"

"Maafkan aku, Arya. Aku terpaksa menelepon kamu di jam tiga pagi karena aku tidak bisa tidur semalaman. Aku tidak ingin menghubungi kamu lagi. Tapi, hanya ada kamu saat ini"

"Lupakan semua ego dan gengsi kamu, kInan! Katakan saja adal apa" Arya mulai terdengar panik.

"Bisakah kamu mengantarku pergi ke Jepang? Di pelosok kota Kyoto ada dokter ternama yang bisa membuat Mas Arya sadar dan sembuh. Aku ingin menemui dokter itu dan membawa dokter itu ke sini. Dokter Kenshin namanya"

"Baiklah" Sahut Arya tanpa berpikir panjang.

"Terima kasih banyak. Kita ketemu di bandara jam enam pagi, ya? Aku mau menuju ke bandara sekarang. Kita naik private jetnya Mas Christian"

"Tunggu sebentar! Arkan ikut kita, kan?"

"Tidak. Arkan akan dijaga Papaku. Dia masih terlalu kecil untuk diajak keliling mencari dokter tersebut nanti" Sahut Kinan.

"Oke. Aku bersiap sekarang. Aku tidak akan membiarkan kamu menungguku sendirian di bandara"

Pria itu langsung melompat turun dari ranjang dan melesat ke kamar mandi. Arya sangat bahagia akhirnya Kinan mau meneleponnya lagi, bahkan Kinan meminta tolong padanya, dan dia akan pergi berduaan saja dengan Kinan ke Jepang.

Beberapa jam berikutnya, Arya melambaikan tangannya ke Kinan. Saat Kinan sudah berdiri di depannya, pria tampan itu langsung berkata dengan wajah semringah, "Aku senang bisa melihat wajah ayu kamu lagi Kinan"

Kinan mendengus kesal dan sambil berjalan melintasi Arya dia berkata, "Jangan ngegombal! Kalau kamu ngegombal, aku akan menjauhi kamu lagi dan......."

"Iya, baiklah. Aku tidak akan mengucapkan apapun lagi" Sahut Arya sembari berlari kecil menyusul langkahnya Kinan.

Setelah sampai di Jepang, Kinan dijemput oleh karyawannya Christian. Christian juga memiliki kantor cabang di Jepang.

"Kita akan tinggal di rumahnya Mas Christian yang ada di sini. Tapi, kita harus menempuh perjalanan selama tiga jam kalau kita pergi ke Kyoto. Cukup jauh dan kita harus menyeberang"

"Hmm" Sahut Arya.

"Kenapa dari tadi kamu cuma bisa berkata hmm, hmm?" Kinan menoleh tajam ke Arya.

"Aku, kan, udah janji kalau aku nggak akan mengucapkan apapun lagi. Aku takut kamu marah dan menghindariku lagi"

Kinan menghela napas panjang dan berkata, "Terserah kamu saja"

Setelah membereskan barang bawaan mereka dan beristirahat sejenak di kamar mereka masing-masing, Kinan dan Arya kemudian bertemu di meja makan untuk makan siang. Setelah makan siang selesai, Kinan langsung mengajak Arya pergi ke Kyoto.

Mereka naik mobil Jeep mewahnya Christian yang memiliki kaca reflektif dan interior yang mewah. Ada AC dan pemanas di dalam mobil Jeep mewah itu.

Arya bergumam di dalam hatinya, sial! Christian ternyata sangat kaya. Aku sama sekali nggak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan Christian.

Mereka menyeberang dan mobil Jeep mewahnya Christian dibawa balik oleh supir pribadinya Christian. Lalu, di seberang sebuah mobil yang sama telah menunggu mereka.

"Apakah Anda ingin saya temani, Nyonya?" Tanya supirnya Christian yang lainnya

"Tidak usah" Arya langsung menyahut cepat.

Kinan menoleh kaget ke Arya.

Pemuda itu tersenyum ke Kinan dan langsung berkata, "Kasihan dia kalau dia harus mengantar kita berkeliling"

"Benar juga. Kamu balik saja. Terima kasih membawakan mobil ini"

"Baiklah Nyonya. Hati-hati di jalan" Sahut supir tersebut.

Arya menyetir mobil Jeep mewah itu dalam kebisuan. Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun karena ia takut Kinan menjadi kesal dan marah padanya. Arya sudah merasa sangat senang bisa berduaan dengan Kinan saat ini.

Setelah menempuh perjalan cukup panjang dan melewati hutan Pinus, mereka akhirnya sampai di depan sebuah rumah bergaya Jepang klasik, namun Kinan harus gigit jari. Dokter Kenshin ternyata sudah lama pindah dari sana.

Penduduk sekitar memberikan alamat barunya dokter Kenshin ke Kinan.

Arya dan Kinan langsung bergegas masuk kembali ke dalam mobil. Arya langsung tancap gas karena hari mulai gelap dan hujan gerimis tiba.

Di tengah hutan Pinus, Arya terpaksa meminggirkan mobil dan berkata, "Hujan sangat deras. Kita berhenti sejenak di sini" Ucap Arya sembari menyalakan pemanas di mobil itu karena dingin mulai terasa.

"Kenapa? Ini di tengah hutan Arya"

"Mobil ini canggih dan aman. Kita akan baik-baik saja" Jarak pandang terganggu. Gelap dan hujan deras membuatku tidak berani menyetir. Kalau aku nekat maka kemungkinan besar kita akan mengalami kecelakaan dan aku tidak ingin itu terjadi"

"Baiklah kalau begitu"

"Tidurlah! Aku akan berjaga"

"Hmm" Sahut Kinan.

Dua jam berikutnya, Arya menoleh ke samping kanannya.

Arya mendapati Kinan masih tertidur lelap. Pria tampan itu membelai wajah ayu nan lembutnya kInan dengan pelan, lalu membelai rambut indah wanita itu.

Tiba tiba Kinan membuka mata dan mengerjap-ngerjapkan kelopak mata beberapa kali saat ia mendapati wajah Arya berada sangat dekat dengan wajahnya.

Arya kemudian menempelkan keningnya di kening Kinan dan berkata di sana, "Maafkan aku sudah membangunkan kamu, Kinan Itu karena wajah kamu tampak sangat damai dan ayu saat kamu tidur dan aku sangat suka memandanginya"

Kinan refleks mendorong dada Arya sambil berucap, "Tolong menjauh! Aku sesak napas, nih"

Alih-alih menjauh, Arya justru menyusuri hidung Kinan dengan bibirnya dan berkata, "Aku bisa mendengar debaran jantungmu, Kinan. Aku tahu kalau kamu juga memiliki sesuatu untukku. Aku rasa sesuatu itu adalah rasa suka. Kau menyukaiku, kan, Kinan?"

Kinan masih berusaha mendorong dada Arya dan mulai meninggikan suaranya, "Arya! Jangan begini!"

Karena sudah cukup lama tidak berjumpa dengan Kinan dan cukup lama menahan diri untuk tidak menyentuh Kinan, Bibir Aya nekat menubruk bibir Kinan. Untuk sepersekian detik, Arya yang masih menghormati Kinan, menunggu reaksi wanita itu saat bibir mereka saling menempel.

Dan dengan memberikan kecupan-kecupan kecil di bibir Kinan, Arya berucap dengan suara serak menahan gairah, "Aku sangat merindukanmu, Kinan. Sungguh. Aku sangat mencintaimu, Kinan. Sungguh"

Kinan menghela napas panjang lalu wanita itu memeluk tengkuk Arya dengan kedua lengannya dan berkata, "Jangan biarkan aku berpikir saat ini, Arya. Lakukan saja yang ingin kamu lakukan"

Arya mengerang frustasi. Lalu, pria tampan itu menciumi bibir Kinan dengan penuh damba.

Arya mengajak lidah Kinan berdansa dengan lidahnya dengan tangan menyentuh liar tubuh rampingnya Kinan.

Bibir Arya melepas pagutannya dan tangan pria itu mulai gemetar membuka satu persatu kancing blus Kinan. Sambil terus menatap wajah Kinan yang saat ini tengah memejamkan mata dengan bibir merekah indah. Arya menjadi tergoda untuk menyusupkan bibirnya ke dada Kinan di saat kancing blus Kinan sudah terbuka sempurna semuanya, Sambil melempar asal blusnya Kinan ke belakang, pria itu menciumi dan meninggalkan beberapa tanda merah di dada wanita berwajah lembut itu Lalu bibir pemuda tampan itu, kembali mencari bibir Kinan untuk ia sesap kembali dengan tangan bermain asyik di dada wanita itu.

Di tengah hutan Pinus yang sepi saat ini dengan ditemani hujan yang sangat deras di luar sana, Arya semakin menggila. Tangannya bergerak ke bawah dan bermain asyik di lembah kenikmatan. Kinan yang berada di atas pangkuannya Arya, bergelinjang frustasi dan Arya menjadi semakin gila dan liar.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***