Gila

Adrenalin terus terpacu di dalam darah Arya, mengalahkan akal sehat dan alasan-alasan logis seperti, Kinan adalah calon kakak iparnya, Kinan lebih tua enam tahun darinya, Kinan sudah menikah dan sudah memiliki anak.

Rasa manis yang ada di mulut setiap jengkal kulit Kinan yang sudah ditelusuri oleh bibir lancangnya, mengacaukan kesadaran pria tampan itu.

Menangkupkan tangan di titik kenyal Kinan dengan kembali memainkan lidah di dalam mulut wanita pujaan hatinya itu, Arya akhirnya menemukan puncak titik kenyal itu dan dengan memainkan ibu jarinya di sana, Arya mulai mengajak lidah Kinan berdansa dengan lidahnya.

Setelah menurunkan dress Kinan dan melemparnya asal, pria tampan itu segera melepas kaosnya dan meletakan kaos itu di atas kasur, lalu pria tampan itu membungkuk dan menangkup dada Kinan yang Kencang dengan mulutnya.

Sambil mengerang pelan, Kinan menjambak rambut Arya dengan kedua tangannya, berusaha menarik Arya lebih dekat. Hasrat di diri Kinan pun mengalahkan logika.

Arya sangat menginginkan Kinan.

Saat itu juga.

Secara gila-gilaan. Lebih daripada hasratnya terhadap perempuan lain, sepanjang ingatan Arya.

Bergairah, siap, pasrah, dan begitu panas, Kinan bergumam di sela erangannya, "Aku belum cukup mengenalmu, Arya. Pertemuan kita bahkan belum genap satu bulan"

Namun, Arya mengabaikan pernyataannya Kinan itu. Pria tampan itu justru sibuk beralih ke dada yang satunya untuk ia remas, ia mainnya puncaknya, dan ia tangkup dengan bibirnya.

"Kau........" Kinan terkesiap kaget dan tubuhnya sontak melengkung ke belakang.

Arya menarik wajahnya dari dada Kinan untuk menatap Kinan. Lalu, dengan bola mata yang menggelap dan suara serak penuh gairah, pria tampan itu berkata, "Kau lebih mengenalku daripada aku mengenalmu, Kak"

Kinan menarik napas, dan semakin mendekat ke kehangatan tubuh Arya. Permainan hebat yang Arya tawarkan membuat kerongkongannya kering dan dadanya penuh sesak.

Arya menyusupkan wajahnya di leher Kinan dan setelah memberikan tanda kepemilikan di sana, Arya berkata, " Aku tak akan berhenti, Kak. Aku tak mampu untuk berhenti. Maaf kalau aku akan menghancurkan Kakak saat ini"

"Aku tak akan hancur, Arya" Sahut Kinan dengan lirih.

Seketika itu juga Arya mengerang dan menyatukan tubuh dalam-dalam. Disambut kelembutan Kinan yang sehalus sutra, pria tampan itu terus bergerak, lagi, dan lagi.

Sambil berpegangan lempengan Arya, Kinan mengeluarkan suara antara nikmat dan kaget, kemudian suara-suara penuh gelora yang lebih dalam.

"Kau melebih dugaanku, Kak" Arya mengucapkan kata itu saat ia melihat Kinan menggigit bibir bawah dan memejamkan kedua mata rapat-rapat.

Setelah meloloskan lolongan kenikmatannya sendiri, karena Arya memang sengaja membiarkan Kinan merasakan kenikmatan terlebih dahulu, pria tampan itu menjatuhkan diri di atas ranjang dengan posisi telungkup dan langsung tertidur pulas. Pemuda itu merasakan kelelahan yang luar biasa sebab semalam dia digempur habis-habisan oleh Ayu dan setelah itu ia menggempur Kinan habis-habisan.

Kinan langsung menyelimuti tubuh polosnya Arya, lalu perempuan cantik itu duduk di tepi ranjang sambil terus menatap tubuh seorang pria berada di atas ranjangnya dan pria itu bukan lah suaminya.

Kinan bergumam lirih, "Apa yang sudah aku lakukan?" Lalu, perempuan itu bergegas berlari ke kamar mandi dan mengguyur kepalanya dengan air dingin yang mengucur dari keran. Perempuan itu membersihkan dirinya dengan rasa penuh penyesalan.

Begitu keluar dari dalam kamar mandi, Kinan langsung berlari keluar dari dalam kamarnya untuk mencari Arkan di ruang keluarga karena dia tahu kalau Arkan sedang belajar di sana bersama dengan guru les.

Kinan muncul di ruang keluarga dan duduk di sana. Dia berusaha meredakan rasa campur aduknya di sana sambil menatap putra tampannya yang tengah asyik belajar dengan guru les.

Kinan semakin bingung dengan dirinya sendiri karena di setelah penyatuan raganya dengan Arya yang gila-gilaan selama satu jam, kerinduan pada suaminya telah lenyap.

"Masih lama, Bu, lesnya?" Tanya Kinan ke guru lesnya Arkan.

"Masih, Nyonya. Masih satu jam lagi. Tadi, les menggambar dan ini saya lanjutkan ke les berhitung"

"Oh!" Sahut Kinan.

"Memangnya kenapa, Ma?" Tanya Arkan sembari menoleh ke mamanya.

"Nggak papa. Mama cuma pengen ajak kamu keluar sebentar untuk menghirup udara segar"

"Ke mana, Ma?"

"Ke kedai es krim kesukaan kamu"

"Horeeeee. Tapi, nunggu satu jam lagi, ya, Ma"

"Iya" Sahut Kinan yang disambut senyum lebar dari guru lesnya Arkan.

Sementara itu, Christian tengah memangku asisten pribadi yang merangkap pemuas ranjangnya kala ia bepergian ke luar kota atau ke luar negeri itu, sambil memandangi deburan ombak di pantai.

Rosa mengecup bibir Christian lalu berkata, "Kita sudah berhubungan selama tiga bulan ini, Mas. Lalu, akan dibawa ke mana hubungan kita ini selanjutnya?"

Christian menyusupkan wajahnya di dada Rosa dan berkata di sana, "Bukankah aku sudah bilang sebelumnya di saat kamu menarikku ke ranjang waktu itu, kalau aku tidak bisa memberikan kamu lebih dari ini. Kamu juga bilang kalau kamu sudah puas dengan begini. Berada di sampingku terus tanpa mengharapkan apa pun"

Rosa mengelus kepala Christian dan berkata, "Tapi, terkadang aku iri sama Kak Kinan. Dia mendapatkan segalanya dari kamu. Dia memiliki status sebagai istri kamu, dia punya anak dari kamu, dan dia punya rumah megah dan beberapa mobil mewah dari kamu"

Christian menarik wajahnya dari dada Rosa untuk mengajak Rosa berciuman dan setelah puas membungkam mulut Rosa yang penuh dengan protes, Christian berkata, "Kau yang menginginkan ini dan aku sudah katakan kalau aku tidak bisa menjanjikan lebih dari ini. Aku tidak bisa menikahimu. Aku akan berikan rumah mewah dan beberapa mobil mewah setelah ini kalau itu yang kamu inginkan. Tapi, untuk peningkatan status, aku tidak berikan ke kamu. Kalau kamu minta lebih, maka dengan sangat terpaksa aku akan mengirim kamu ke Jepang, jauh dariku dan aku tidak akan pernah menemuimu lagi"

Rosa langsung membenamkan wajah cantiknya di dada Christian dan berucap di sana, "Baiklah. Aku tidak akan rewel lagi soal statusku. Aku rela menjadi kekasih gelap kamu di seumur hidupku, Mas"

Christian mengusap punggung Rosa dengan lembut dan berkata, "Terima kasih untuk pengertian kamu. Aku sangat mencintai Kinan dan juga sangat mencintai kamu. Tapi, aku tidak bisa melihat kesedihan di wajah Kinan kalau dia tahu hubungan kita ini"

Rosa hanya bisa diam membisu. Dia tidak berani meluncurkan protes lagi. Namun, di dalam hatinya Rosa berkata, lihat saja nanti. Aku akan membuat Kak Kinan yang meninggalkan kamu, Mas.

Arya terbangun dalam posisi terlentang dan langsung meraba kasur mencari tubuh Kinan, namun tidak ia temukan. Dengan wajah sedikit kecewa di saat ia membuka mata dan tidak menemukan wajah cantik wanita pujaan hatinya, pemuda itu memakai kembali kaos, celana boxer dan celana jinsnya dengan tergesa-gesa. Dia ingin segera menemukan Kinan dan ingin melihat reaksi Kinan atas apa yang telah terjadi di antara dia dan wanita itu.

Arya berlari keluar dari kamar itu dan langsung menuju ke ruang keluarga. Pemuda itu langsung menoleh ke salah satu pelayan di rumah Kinan yang sedang membersihkan ruang keluarga, "Di mana Kak Kinan dan Arkan?"

"Nyonya dan Tuan muda pergi keluar sepuluh menit yang lalu" Sahut pelayan itu.

"Ke mana?" Tanya Arya.

"Entahlah, Tuan. Saya tidak tahu"

Arya langsung menyisir kasar rambutnya sambil bergumam, "Apa Kak Kinan akan marah lagi dan menjauhi aku? Tidak! Kali ini aku nggak bisa membiarkan Kak Kinan menjauhi aku" Arya kemudian berlari keluar dan langsung masuk ke dalam mobilnya sambil menghubungi telepon genggamnya Kinan. Namun, telepon genggam itu tidak aktif.

Arya langsung melempar telepon genggamnya ke jok samping, lalu memukul kemudi mobilnya sambil menggeram frustasi, "Jangan abaikan aku, Kak. Please, jangan lakukan itu!"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***