Idola

Ada rasa berdesir di hati Kinan ketika saling bertatapan mata. Seketika Kinan menahan dada Arya saat wajah pria tampan itu dengan perlahan, namun pasti terus bergerak mendekati wajahnya sambil bertanya, "Kau mau apa?"

Alih-alih menjawab pertanyannya Kinan, Arya merengkuh tubuh ramping Kinan hingga menempel ke tubuh atletisnya.

Kinan tersentak kaget dan dia menggeramkan kata, "Lepaskan aku!" Ketika dirinya tidak bisa lagi mendorong dada bidang pria tampan itu.

Saat perempuan itu menurunkan kelopak matanya sambil mengangkat alis, Arya merasa pasti kalau Kinan sedang menunjukkan ekspresi tertarik dan menikmati tatapan matanya.

Pupil mata Arya melebar dan pria tampan itu mulai bernapas dengan berat ketika gairah sudah menguasai dirinya secara mutlak.

Alih-alih berusaha mendorong dada Arya kembali, Kinan justru terkesan dengan mata pria tampan itu yang benar-benar menatap lekat wajah Kinan dengan penuh arti. Mata yang berkilau itu menjadi tanda ketertarikan yang sangat kuat dan hari Kinan kembali berdesir.

Melihat ekspresi di wajah Kinan yang semakin menggoda, Arya berbisik, "Maafkan aku, Kak!" Wajah Arya kembali mendekati wajah Kinan dengan perlahan.

Kinan refleks menutup mata dan merekahkan bibirnya.

"Mama!"

Suara cemprengnya Arkan membuat Kinan yang beberapa detik sebelumnya membeku, sontak mendorong dada bidangnya Arya dengan cukup keras.

Tubuh Arya sontak melengkung ke depan dan pria tampan itu kesulitan menelan air liurnya ketika hasrat yang begitu besar, gairah ingin mencium Kinan, tidak tersampaikan dengan lancar dan sukses.

Kinan berjongkok untuk bertanya ke Arkan yang sudah masuk ke dalam pelukannya, Ada apa, Sayang?"

"Mama kenapa dipeluk sama Om Arya? Mama hampir jatuh, ya, tadi? Terus Om Arya meluk Mama?"

Kinan mencubit gemas pucuk hidung Arkan sembari tersenyum lebar kemudian berkata, "Iya, benar. Anak Mama pinter banget, sih"

Sementara itu Arya memilih untuk melangkah ke ruang depan dan pandangan Kinan refleks mengikuti arah geraknya Arya.

Arya kemudian duduk di depan marketing perumahan tersebut.

"Bagaimana, Mas? Anda menyukai unit ini?"

"Iya. Saya mau ambil rumah ini sekarang juga. Kalau saya ambil sekarang juga, apakah saya dapat potongan harga?"

"Benar. Anda akan saya kasih potongan harga sebanyak lima belas persen. Lumayan, kan?"

"Oke. Saya akan ambil sekarang juga. Tolong berikan nomer rekeningnya akan saya transfer lunas uang rumah ini dan saya minta bukti kwitansi, sertifikat, IMB, berkas-berkas penting lainnya dan berkas persetujuan kita"

"Kalau begitu Anda harus ikut saya ke kantor pemasaran dulu. Letaknya di ujung jalan tadi"

"Baiklah. Kita jalan kaki, kan, ke sananya? Karena, saya males pakai mobil. Lagian kasihan Kakak ipar dan keponakan saya kalau harus bolak-balik"" Sahut Arya sembari bangkit berdiri.

"Iya. Kita jalan kaki. Tadi saya juga jalan kaki ke sininya. Mari, Mas"

"Oke" Sahut Arya.

Saat Arya hendak melangkahkan kaki ke lantai teras depan rumah itu, Kinan bertanya, "Mau ke mana?"

"Ke kantor pemasaran bentar, Kak. Kakak sama Arkan nunggu aja di sini"

"Jalan kaki?"

"Iya. Dekat, kok. Kakak sama Arkan tunggu aja di sini" Sahut Arya.

"Baiklah. Ati-ati" Sahut Kinan.

Kata Ati-ati yang keluar dari mulut Kinan membuat Arya tertegun. Ayu belum pernah mengatakan kata ati-ati.

"Ada apa? Kenapa bengong? Ada yang ketinggalan?"

"Ah! Enggak. Aku ke kantor pemasaran dulu, Kak" Arya langsung bergegas keluar dari rumah itu dan berlari kecil menyusul marketing perumahan tersebut.

Setelah menunggu hampir setengah hari, Kinan langsung mengajak Arya untuk pulang. Pemuda tampan langsung mengiyakan permintaan Kinan, tapi Arya memaksa Kinan menyerahkan kunci mobil dan berkata, "Kakak udah capek nunggu lama. Biar aku yang menyetir kali ini" Selain merasa nggak tega membiarkan kInan menyetir lagi, pemuda tampan itu meminta kunci mobil karena ia, ingin membawa Kinan dan Arkan mampir ke sebuah restoran mewah yang sudah sangat lama ingin ia kunjungi.

Kinan merasa heran terhadap dirinya sendiri kenapa dengan mudahnya ia mengijinkan Arya membawa mobilnya dan baru pertama kalinya bagi seorang Kinan mengjinkan mobilnya dipegang oleh orang lain selain suaminya.

Tidak butuh waktu yang lama, Arya akhirnya memarkiran mobil kesayangannya Kinan di pelataran parkir sebuah restoran yang sangat mewah dan terkesan romantis.

"Kenapa makan di sini? Apakah ini tidak terlalu berlebihan?"

"Nggak, Kak. Emm, aku ingin sekalian melihat-lihat restoran ini. Aku sudah lama melihatnya di internet dan sudah sejak lama aku ingin ke sini" Sahut Arya sembari menggandeng tangan Arkan dan mengajak Arkan melangkah memasuki restoran tersebut.

Setelah mendapatkan meja, Arya bertanya ke pramusaji restoran tersebut, "Apakah restoran ini bisa dipakai untuk acara pertunangan dan pernikahan?"

"Bisa" Sahut pramusaji tersebut.

"Oh! Kamu ingin acara pernikahan kamu dan Ayu digelar di sini?" Tanya Kinan.

Arya hanya menjawab, "Ini adalah tempat impian saya. Saya ingin melamar wanita yang saya cintai di sini, nanti"

"Aku doakan rencana pertunangan kamu dengan Ayu yang langsung dilanjutkan ke acara pernikahan, berjalan sukses dan lancar"

Arya tersenyum lebar. Lalu, pemuda tampan itu menoleh ke Arkan, "Arkan mau main dulu sama Om di belakang? Ada taman kelinci dan rumah Hobbit di sana. Rumah kecil-kecil kayak yang ada di dongeng Cinderella"

"Ah! Benarkah? Aku mau ke sana, Om" Pekik Arkan dengan wajah cerah ceria.

Arya langsung mengajak Arkan ke halaman belakang restoran tersebut yang berkonsep taman bunga Cinderella. Terdapat kelinci dan seekor rusa jinak di sana. Arkan sangat menyukainya dan anak kecil tampan itu langsung berkata, "Besok kalau udah gede, aku juga ingin jadi dokter hewan kayak Om"

"Hahahaha. Oke. Om akan ajari kamu caranya jadi dokter hewan yang keren nanti kalau kamu udah gede" Sahut Arya dengan tawa renyah.

Kinan memperhatikan kebersamaan Arya dan Arkan dari kejauhan dan tanpa ia sadari ia melukis senyum bahagia di wajah cantiknya. Sudah lama sekali Kinan tidak melihat tawa ceria dan lepas di wajah Arkan. Putra tunggal kesayangannya itu sejatinya sangat merindukan sosok papa yang bisa berperan sebagai teman. Sedangkan papanya Arkan selalu sibuk bekerja dan sering bepergian ke luar negeri.

Setelah puas bermain dan makan kenyang, Arkan tidur di dalam pelukan hangat mamanya. Arya menoleh sekilas dan berkata, "Sebentar lagi sampai, Kak. Maaf pulangnya jadi jam segini"

"Ngga papa. Aku juga sudah bilang Mas Chris tadi dan kata Mas Chris juga nggak papa" Sahut Kinan.

Beberapa jam kemudian, Arya pamit pulang dan masuk ke mobilnya. Di dalam perjalanan menuju ke kediaman kakeknya, Arya terus mengulas senyum bahagia saat ia membayangkan kebersamaannya bersama Kinan hampir seharian penuh. Ia bahagia bisa memandangi wajah Kinan sepuasnya.

Setelah sampai di rumah, tepat jam dua belas malam Arya langsung tidur dan dia tidak mendengar panggilan video call dari Ayu. Itulah pertama kalinya Arya tidak mengangkat panggilan video call dari calon istrinya.

Sementara itu, Kinan harus menggigit jari saat ia keluar dari kamar ganti baju dengan mengenakan lingerie seksi karena suaminya Ternyata sudah mengorok. Kinan menghela napas panjang dan masuk ke dalam selimut dengan wajah kecewa.

Keesokan harinya, Kinan bangun ia tidak menemukan suaminya di atas ranjang dan hanya menemukan memo kecil bertuliskan, "Aku ke luar kota selama tiga hari. Maaf dadakan. Ada masalah besar di kantor cabang kita di sana. Love you"

Kinan mendengus kecewa lalu bangkit berdiri dengan langkah malas untuk mandi dan bersiap diri mengantarkan Arkan ke sekolah.

Di tengah sarapan, Ayu meneleponnya, "Kak, Arya meluncur ke rumah kakak"

"Lho, ngapain? Dia udah dapat rumah kemarin dan......."

"Rumah itu perlu diisi furniture. Tolong temani Arya pergi beli furniture, Kak. Dia, kan, baru datang dari Amerika. Dia nggak tahu tempat. Tolong temani dia, ya, Kak?"

"Oke" Sahut Kinan.

Saat Kinan menutup teleponnya, Arya muncul dan Kinan langsung berkata, "Ayo sarapan dulu!"

"Makasih, Kak. Kok, kakak tahu aja kalau aku belum sarapan, hehehehe"

"Kakak tahu dari wajah kamu yang lesu itu" Sahut Kinan dengan senyum manis.

Arya langsung terkekeh geli dan langsung membulatkan matanya sambil berkata, "Waahhhh!!!! Nasi goreng berselimut telur dadar ini enak banget, Kak! Kakak kenapa nggak jadi chef aja?"

"Ah! Jangan lebay! Hanya nasi goreng biasa kok"

"Mamaku memang is the best Om. Mamaku pahlawan wanita idolaku. Mama pinter masak, cantik, pinter melukis, pinter berenang, bisa nyetir mobil, naik motor balap, dan........."

"Arkan, makan dulu jangan banyak bicara!"

"Siap Ma" Arkan langsung melanjutkan makanannya dan Arya tersenyum ke Kinan lalu berkata, "Apakah saya juga boleh mengidolakan Kakak kayak Arkan mengidolakan Kakak?"

"Boleh" Sahut Arkan dengan penuh semangat dan Kinan langsung berkata, "Kalian harus buruan makan kalau nggak, Arkan bisa telat masuk sekolah"

Arkan dan Arya langsung mempercepat makan mereka.

Setelah sarapan dan mengantarkan Arkan ke sekolah, Ayu mengantarkan Arya ke toko furniture dan membantu Arya memilih wallpapers dan kasur.

"Kenapa Kakak milih kasur model ini? Ini terlalu klasik dan........."

"Tidak sesuai dengan selera Ayu, ya? Kalau gitu kamu video call Ayu aja dan minta Ayu memilih sendiri"

"Nggak usah. Aku cocok, kok, dengan pilihan Kakak"

Setelah selesai berbelanja dan pihak toko akan mengirimkan semua barang yang dibeli oleh Arya ke rumah barunya Arya besok pagi, Kinan menjemput Arkan dan membawa Arkan ke galerinya. Arya bertanya ke Kinan, "Arkan selalu ikut Kakak ke galeri Kakak, ya?"

"Iya. Karena di rumah ia nggak ada temannya. Walaupun banyak pembantu di rumah, tapi aku tipe Ibu yang ingin selalu melihat putranya. Aku nggak bisa percayakan Arkan ke orang lain"

"Aku setuju, Kak" Sahut Arya. "Anak akan. lebih nyaman dan aman kalau ada di dekat Mamanya"

Sesampainya di galeri, Kinan langsung bekerja.

Sedangkan Arya mengajak Arkan bermain di ruang besar yang memang Kinan bangun untuk putranya. Di ruang besar itu terdapat, kasur, televisi, dan banyak sekali mainan.

Arkan kemudian tertidur dan saat Arya merebahkan tubuh Arkan di atas kasur, Kinan muncul di ruang besar itu dan bertanya lirih, "Sudah tidur, ya? Apa dia sudah kerjakan tugas-tugasnya?"

Arya langsung menegakkan badan dan berputar badan untuk menghadap Kinan dan berkata, "Sudah. Arkan anak yang hebat, mandiri dan cerdas Kakak sangat pandai mendidik Arkan"

"Terima kasih. Mumpung Arkan tidur, mana foto kamu dan Ayu? Aku akan melukisnya"

Arya menyerahkan ponselnya ke Kinan dan saat wanita itu melangkah keluar dari ruang besar itu, Arya mengekornya.

Kinan duduk di depan kanvas besar setelah memakai celemek khususnya.

Arya duduk di samping Kinan sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan dan bertanya, "Karyawannya Kakak ke mana semua?"

"Makan siang. Ini jam makan siang"

"Aku akan belikan Kakak makan siang kalau gitu"

"Baiklah. Terima kasih" Sahut Kinan tanpa mengalihkan pandangannya dari kanvas besar yang ada di depannya.

Setelah pergi selama sepuluh menit, Arya meletakkan makan siang yang dia beli untuk dirinya, Arkan, dan Kinan di atas meja besar dan panjang. Lalu, ia duduk kembali di samping Kinan

"Wah! Udah hampir jadi lukisannya. Wajah aku keren banget ternyata kalau jadi lukisan kayak gitu"

Kinan tersentak kaget dan sontak menoleh ke asa suara. Pucuk hidung Kinan tanpa sengaja menempel di pucuk hidung Arya.

Ketika Kinan hendak menarik wajahnya, Arya langsung menarik tengkuk Kinan dan memagut bibir Kinan. Kedua bola mata Kinan sontak membulat kaget dan debaran jantungnya seketika menjadi abnormal ................

Terpopuler

Comments

Itha Fitra

Itha Fitra

ayu jg salah, sllu nyuruh kinan nempel trus ama arya.jd timbul benih" cinta kan...

2023-01-30

0

Aerik_chan

Aerik_chan

Emangnya Ayu mo kmana,?

2023-01-06

0

Nindira

Nindira

Wah Arya mulai berani nih sama Kina

untungnya ada Arkan jadi usaha Arya gagal dan bikin hasratnya meradang

2022-12-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!