Surrogate Mother For Baby Wolfy
“Tidurlah denganku!” tandas seorang pria pada seorang gadis yang lewat di hadapannya. Pria itu tidak memilih secara random, tentu saja. Ia tahu siapa gadis yang diajaknya bicara, selalu muncul dalam mimpinya setiap malam.
Bahkan sang nenek dari pria ini pun menyebutkan namanya berulang kali.
Ivana ….
Ivana ….
Ivana ….
Nama itu pun seakan terus berputar di rongga kepalanya. Seperti sebuah rekaman vinil yang dimainkan tanpa henti, hingga ia lelah. Lelah memikirkan bagaimana cara untuk melakukannya tanpa menjatuhkan harga dirinya sendiri.
Melakukan apa?
Jangan tanyakan. Nama pria itu adalah Zach Levy, seorang pebisnis yang sukses di usia muda, penampilan perlente dengan wajah rupawan—bola mata hazel yang dibingkai tatapan mata tajam dan alis tebal, pahatan rahang tegas dipermanis dengan bulu halus yang menambah kesan manly, dan satu lagi postur tubuh tinggi tegap dengan ukiran otot di seluruh bagian yang membuatnya terasa liat jika disentuh.
Siapa pun tak akan menolak jika mendapat ajakan seperti yang baru saja ia layangkan pada seorang gadis yang penampilannya bukan tergolong memukau. Ia cantik, tetapi bukan yang tercantik.
Namun, banyak pria yang berharap bisa menikmati lekuk indah tubuhnya. Ia gadis yang berkarisma.
“Apa katamu?” tanya Ivana dengan manik membola, tanda bahwa ia terkejut sekaligus tidak memahami maksud dan arah pembicaraan lelaki di hadapannya. Dan suara alunan musik yang lumayan mengganggu pendengaran, membuat Ivana harus sedikit memeras otak untuk mengartikan maksud pria itu.
“Kau berpura-pura tidak mendengar agar aku mengulanginya?” tanya pria itu.
Ivana menggeleng.
“Aku memang tidak mendengarnya.” Tangannya membuat seperti putaran di udara. “Kau tidak dengar, di sini bising.”
Pria itu mengangguk.
“Kau benar. Bagaimana kalau kau ikut denganku untuk membicarakan masalah ini. Ini … bisnis.” Pria itu mendekat dan bicara di dekat telinga Ivana, agar tak perlu mengulang perkataannya lagi, gadis itu pasti akan mendengarnya dengan cukup jelas.
Mendengar kata ‘bisnis’, membuat bola mata Ivana berbinar seketika. Ia mengangguk, tetapi kemudian giliran dirinya yang mendekatkan bibir ke telinga pria itu.
“Tapi aku tidak bisa sekarang. Kau tahu, ini waktunya aku bekerja.”
“Jadi, kapan? Aku tidak bisa menunggu.”
Ivana tampak berpikir.
“Bagaimana kalau besok?”
Pria itu menggeleng.
“Nanti malam, setelah kau selesai bekerja. Bagaimana?”
“Maafkan aku, Tuan. Aku biasanya selesai sangat larut. Kau pasti harus beristirahat dan menemani istrimu. Jadi kurasa … besok saja.”
Pria itu mendengkus. Ia tak suka setiap kali ada orang yang menganggap dirinya pria yang berkeluarga. Tidak sama sekali. Ia masih sendiri hingga sekarang dan belum pernah mencicipi kenikmatan dunia yang berbentuk seorang wanita.
Bisa jadi karena ia terlalu sibuk dengan bisnisnya, atau bahkan karena kutukan itu.
Pria itu menggeleng demi mengusir ingatan tentang kehidupannya yang menyedihkan, sekaligus menolak jawaban Ivana.
“Aku mau hari ini juga. Aku akan menunggu sampai kau selesai, lalu kau akan ikut denganku. Aku tidak ingin mendengar kata ‘tidak’, karena aku di sini adalah untuk berhasil membawamu, bukan untuk menerima penolakan. Selamat bekerja, Nona Sanchez.”
Dan … pria itu tidak pergi ke mana pun melainkan duduk di barisan paling belakang, demi menghindari sorotan. Ia cukup terkenal, apa tujuannya datang ke kelab malam dan duduk demi menyaksikan suara merdu Ivana? Hal itu tentu akan jadi pertanyaan dan bahkan berita utama, nantinya.
Ia menikmati nyanyian Ivana. Tak heran jika banyak yang berbondong-bondong datang demi melihat langsung penampilannya. Bahkan ada beberapa tamu yang memberi tip untuknya.
Zach juga sempat melihat beberapa dari mereka mencoba menggoda Ivana, dan cara gadis itu menolak, sungguh membuat Zach terkagum-kagum.
Bukan hanya penampilan yang karismatik, ia juga memiliki karakter yang memukau.
Ivana bergegas menuju backstage dan masuk ke ruang ganti tempatnya meletakkan semua barang-barangnya. Ia mengganti pakaian dan terkejut saat seorang pria sudah berada di belakangnya dan membantunya membenarkan resleting pakaiannya.
Gadis yang semula berbalut pakaian ketat saat di atas panggung dengan wig yang membuat penampilannya berbeda, kini sudah berubah menjadi gadis polos dengan tanpa riasan serta rambut panjang berombak yang tergerai dan menguarkan aroma wangi vanilla.
Zach menghidu aromanya sejenak, kemudian membiarkan gadis itu berputar dan menghadap padanya.
“Oh, kau masih di sini rupanya, Tuan Pemaksa. Kupikir kau lelah menunggu,” ucap Ivana, dengan sedikit nada mengejek, karena sebelumnya Zach tampak seperti tak sabaran. Kini pria itu justru ada di hadapannya.
“Aku sudah katakan aku akan menunggumu selesai bekerja, kan? Sekarang ayo ikut denganku!”
“Sekarang? Apakah kau begitu bernafsu untuk bisnis ini, hm?” Gadis itu memakai sepatu flatnya, sebelum kemudian menegakkan tubuh dan mengulas senyum manis di wajah ayunya. “Ayo, aku sudah siap.”
Mereka menempuh perjalanan yang cukup jauh dan melewati hutan pinus. Namun, Ivana tak sedikit pun menaruh curiga pada lelaki yang baru ia temui beberapa jam lalu ini.
Hingga keduanya tiba di sebuah mansion modern yang mewah, dan hanya beberapa rumah yang dibangun di sana.
“Kau seorang introvert yang memiliki selera tinggi, tampaknya, Tuan ….” Ivana mengerutkan kening, berusaha mengingat nama lawan bicaranya, karena bisa saja ia lupa meski pria itu sudah mengatakannya.
Jangan heran, ada ratusan lelaki yang menawarinya untuk tidur atau sekadar menjadi teman ngobrol, tetapi baru dengan Zach ia setuju untuk ikut.
Bukan apa-apa, ia hanya merasa ada sesuatu yang membuatnya tak bisa menolak.
“Zach Levy, kau boleh panggil aku Zach saja. Aku tidak suka terlalu formal denganmu. Silakan duduk, Nona Sanchez. Kau mau minum apa?” Zach mempersilakan tamunya, sementara dirinya mengambilkan sebotol anggur untuk mereka nikmati.
“Apakah ada pesta?” tanya Ivana lagi ketika Zach menyodorkan minumkan berharga fantastis itu padanya.
“Tentu saja. Kau adalah pestaku. Kita langsung saja menuju ke pokok masalah. Seperti yang kukatakan, aku akan mengajakmu berbisnis.”
Ivana ingin menyela, tetapi tatapan Zach membuatnya mengurungkan niat. Ia tahu kalau pria ini sedang dalam mode serius. Maka ia biarkan Zach melanjutkan kalimatnya.
“Aku tak perlu sebutkan alasannya, dan kau pun dilarang untuk bertanya. Namun, ini merupakan hal yang penting bagiku. Dan aku memilihmu juga bukan tanpa alasan. Untuk yang satu itu, aku masih bisa mengatakannya, tapi tidak sekarang.”
“Kapan?”
“Nanti, kalau aku sudah yakin bahwa kau bisa dipercaya.”
Keduanya terdiam sesaat. Namun sejurus kemudian, Zach mulai buka suara dan dengan lantang menyuarakan tujuannya membawa Ivana ke tempat pribadinya.
“Aku ingin menyewa rahimmu, melahirkan anak-anak untuk menjadi pewaris keturunanku. Kau akan kuberi fasilitas mewah dan segala yang kau butuhkan di tempat ini. Ingat, hanya di tempat ini. Kau hanya perlu menjaga rahasia ini agar tidak diketahui semua orang, dan lakukan apa yang kuperintahkan. Apakah kau bersedia?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Fredelina Putri
terima terima 🥳🥳🥳
2023-01-22
0
Fredelina Putri
masih perjaka tulen 🤭
2023-01-22
0
Fredelina Putri
Weh tiba-tiba ngajak bobo, ampun aku masih anak kecil 😂😂😂
2023-01-22
0