NovelToon NovelToon

Surrogate Mother For Baby Wolfy

Bisnis Rahasia

“Tidurlah denganku!” tandas seorang pria pada seorang gadis yang lewat di hadapannya. Pria itu tidak memilih secara random, tentu saja. Ia tahu siapa gadis yang diajaknya bicara, selalu muncul dalam mimpinya setiap malam.

Bahkan sang nenek dari pria ini pun menyebutkan namanya berulang kali.

Ivana ….

Ivana ….

Ivana ….

Nama itu pun seakan terus berputar di rongga kepalanya. Seperti sebuah rekaman vinil yang dimainkan tanpa henti, hingga ia lelah. Lelah memikirkan bagaimana cara untuk melakukannya tanpa menjatuhkan harga dirinya sendiri.

Melakukan apa?

Jangan tanyakan. Nama pria itu adalah Zach Levy, seorang pebisnis yang sukses di usia muda, penampilan perlente dengan wajah rupawan—bola mata hazel yang dibingkai tatapan mata tajam dan alis tebal, pahatan rahang tegas dipermanis dengan bulu halus yang menambah kesan manly, dan satu lagi postur tubuh tinggi tegap dengan ukiran otot di seluruh bagian yang membuatnya terasa liat jika disentuh.

Siapa pun tak akan menolak jika mendapat ajakan seperti yang baru saja ia layangkan pada seorang gadis yang penampilannya bukan tergolong memukau. Ia cantik, tetapi bukan yang tercantik.

Namun, banyak pria yang berharap bisa menikmati lekuk indah tubuhnya. Ia gadis yang berkarisma.

“Apa katamu?” tanya Ivana dengan manik membola, tanda bahwa ia terkejut sekaligus tidak memahami maksud dan arah pembicaraan lelaki di hadapannya. Dan suara alunan musik yang lumayan mengganggu pendengaran, membuat Ivana harus sedikit memeras otak untuk mengartikan maksud pria itu.

“Kau berpura-pura tidak mendengar agar aku mengulanginya?” tanya pria itu.

Ivana menggeleng.

“Aku memang tidak mendengarnya.” Tangannya membuat seperti putaran di udara. “Kau tidak dengar, di sini bising.”

Pria itu mengangguk.

“Kau benar. Bagaimana kalau kau ikut denganku untuk membicarakan masalah ini. Ini … bisnis.” Pria itu mendekat dan bicara di dekat telinga Ivana, agar tak perlu mengulang perkataannya lagi, gadis itu pasti akan mendengarnya dengan cukup jelas.

Mendengar kata ‘bisnis’, membuat bola mata Ivana berbinar seketika. Ia mengangguk, tetapi kemudian giliran dirinya yang mendekatkan bibir ke telinga pria itu.

“Tapi aku tidak bisa sekarang. Kau tahu, ini waktunya aku bekerja.”

“Jadi, kapan? Aku tidak bisa menunggu.”

Ivana tampak berpikir.

“Bagaimana kalau besok?”

Pria itu menggeleng.

“Nanti malam, setelah kau selesai bekerja. Bagaimana?”

“Maafkan aku, Tuan. Aku biasanya selesai sangat larut. Kau pasti harus beristirahat dan menemani istrimu. Jadi kurasa … besok saja.”

Pria itu mendengkus. Ia tak suka setiap kali ada orang yang menganggap dirinya pria yang berkeluarga. Tidak sama sekali. Ia masih sendiri hingga sekarang dan belum pernah mencicipi kenikmatan dunia yang berbentuk seorang wanita.

Bisa jadi karena ia terlalu sibuk dengan bisnisnya, atau bahkan karena kutukan itu.

Pria itu menggeleng demi mengusir ingatan tentang kehidupannya yang menyedihkan, sekaligus menolak jawaban Ivana.

“Aku mau hari ini juga. Aku akan menunggu sampai kau selesai, lalu kau akan ikut denganku. Aku tidak ingin mendengar kata ‘tidak’, karena aku di sini adalah untuk berhasil membawamu, bukan untuk menerima penolakan. Selamat bekerja, Nona Sanchez.”

Dan … pria itu tidak pergi ke mana pun melainkan duduk di barisan paling belakang, demi menghindari sorotan. Ia cukup terkenal, apa tujuannya datang ke kelab malam dan duduk demi menyaksikan suara merdu Ivana? Hal itu tentu akan jadi pertanyaan dan bahkan berita utama, nantinya.

Ia menikmati nyanyian Ivana. Tak heran jika banyak yang berbondong-bondong datang demi melihat langsung penampilannya. Bahkan ada beberapa tamu yang memberi tip untuknya.

Zach juga sempat melihat beberapa dari mereka mencoba menggoda Ivana, dan cara gadis itu menolak, sungguh membuat Zach terkagum-kagum.

Bukan hanya penampilan yang karismatik, ia juga memiliki karakter yang memukau.

Ivana bergegas menuju backstage dan masuk ke ruang ganti tempatnya meletakkan semua barang-barangnya. Ia mengganti pakaian dan terkejut saat seorang pria sudah berada di belakangnya dan membantunya membenarkan resleting pakaiannya.

Gadis yang semula berbalut pakaian ketat saat di atas panggung dengan wig yang membuat penampilannya berbeda, kini sudah berubah menjadi gadis polos dengan tanpa riasan serta rambut panjang berombak yang tergerai dan menguarkan aroma wangi vanilla.

Zach menghidu aromanya sejenak, kemudian membiarkan gadis itu berputar dan menghadap padanya.

“Oh, kau masih di sini rupanya, Tuan Pemaksa. Kupikir kau lelah menunggu,” ucap Ivana, dengan sedikit nada mengejek, karena sebelumnya Zach tampak seperti tak sabaran. Kini pria itu justru ada di hadapannya.

“Aku sudah katakan aku akan menunggumu selesai bekerja, kan? Sekarang ayo ikut denganku!”

“Sekarang? Apakah kau begitu bernafsu untuk bisnis ini, hm?” Gadis itu memakai sepatu flatnya, sebelum kemudian menegakkan tubuh dan mengulas senyum manis di wajah ayunya. “Ayo, aku sudah siap.”

Mereka menempuh perjalanan yang cukup jauh dan melewati hutan pinus. Namun, Ivana tak sedikit pun menaruh curiga pada lelaki yang baru ia temui beberapa jam lalu ini.

Hingga keduanya tiba di sebuah mansion modern yang mewah, dan hanya beberapa rumah yang dibangun di sana.

“Kau seorang introvert yang memiliki selera tinggi, tampaknya, Tuan ….” Ivana mengerutkan kening, berusaha mengingat nama lawan bicaranya, karena bisa saja ia lupa meski pria itu sudah mengatakannya.

Jangan heran, ada ratusan lelaki yang menawarinya untuk tidur atau sekadar menjadi teman ngobrol, tetapi baru dengan Zach ia setuju untuk ikut.

Bukan apa-apa, ia hanya merasa ada sesuatu yang membuatnya tak bisa menolak.

“Zach Levy, kau boleh panggil aku Zach saja. Aku tidak suka terlalu formal denganmu. Silakan duduk, Nona Sanchez. Kau mau minum apa?” Zach mempersilakan tamunya, sementara dirinya mengambilkan sebotol anggur untuk mereka nikmati.

“Apakah ada pesta?” tanya Ivana lagi ketika Zach menyodorkan minumkan berharga fantastis itu padanya.

“Tentu saja. Kau adalah pestaku. Kita langsung saja menuju ke pokok masalah. Seperti yang kukatakan, aku akan mengajakmu berbisnis.”

Ivana ingin menyela, tetapi tatapan Zach membuatnya mengurungkan niat. Ia tahu kalau pria ini sedang dalam mode serius. Maka ia biarkan Zach melanjutkan kalimatnya.

“Aku tak perlu sebutkan alasannya, dan kau pun dilarang untuk bertanya. Namun, ini merupakan hal yang penting bagiku. Dan aku memilihmu juga bukan tanpa alasan. Untuk yang satu itu, aku masih bisa mengatakannya, tapi tidak sekarang.”

“Kapan?”

“Nanti, kalau aku sudah yakin bahwa kau bisa dipercaya.”

Keduanya terdiam sesaat. Namun sejurus kemudian, Zach mulai buka suara dan dengan lantang menyuarakan tujuannya membawa Ivana ke tempat pribadinya.

“Aku ingin menyewa rahimmu, melahirkan anak-anak untuk menjadi pewaris keturunanku. Kau akan kuberi fasilitas mewah dan segala yang kau butuhkan di tempat ini. Ingat, hanya di tempat ini. Kau hanya perlu menjaga rahasia ini agar tidak diketahui semua orang, dan lakukan apa yang kuperintahkan. Apakah kau bersedia?”

Empat Syarat

Ivana ternganga kala mendengar penawaran Zach yang baru kali ini ia dengar. Bahkan beberapa tamu kelab yang mengajaknya bercinta dan berani membayar mahal pun tak pernah ia ladeni, apalagi kali ini ... meminjam rahim?

What the hell!

Ivana kemudian bangkit dari duduknya, tanpa menjawab permintaan Zach, karena baginya tak masuk akal.

Ia adalah seorang penyanyi kelab, yang meski bayarannya tidak seberapa, tetapi setidaknya pekerjaan itulah yang sesuai dengan passion dan bakatnya. Sesuatu yang ia lakukan dengan keahlian. Sementara ini ....

“Nona Sanchez, tunggu!” Zach turut bangkit dari tempatnya dan menghadang Ivana dengan tubuh tegapnya. “Kau mau ke mana?”

“Pulang, ke mana lagi?”

“Kita belum selesai!” tahan Zach, berharap agar gadis itu tidak meninggalkan kediamannya begitu saja. Meski sesungguhnya, Zach tak perlu cemas karena Ivana tak akan bisa ke mana pun.

Zach sudah melakukan antisipasi dengan membawa Ivana menggunakan mobilnya.

“Aku tak tahu Anda memiliki kelainan apa, tapi sungguh, itu adalah penawaran yang tidak masuk akal! Kau tahu profesiku, kan? Apa yang harus kukatakan pada orang-orang kalau sampai mereka bertanya tentang itu.”

Zach tak mengerti arah pembicaraan Ivana, terlebih ketika mendengar kata ‘itu’.

“Itu apa maksudmu, Nona Sanchez?”

“Kau pikir aku tidak mengerti maksudmu? Aku harus mengandung anakmu, bukan? Karena istrimu tidak bisa melahirkan, apakah begitu?” tanya Ivana yang justru membuat Zach mengurut kening.

“Maka dari itu, duduklah dulu, dengarkan perkataanku mulai dari awal hingga selesai agar kau tidak salah paham,” pinta Zach, pada gadis keras kepala di hadapannya.

“Tidak, aku sudah tahu. Intinya kau ingin aku mengandung anakmu, bukan? Ini sungguh akan menghancurkan reputasiku, Tuan Levy.”

Zach membiarkan Ivana tetap di tempatnya, berdiri mematung dan menanti respon darinya. Namun, yang seharusnya memberi tanggapan atas masalah ini bukanlah Zach melainkan Ivana, dan gadis itu sudah melakukannya.

“Aku belum memiliki istri, Nona Sanchez, itu sebabnya aku memintamu untuk melahirkan anak untukku. Dan bicara soal reputasi, berapa harga reputasimu?” Zach menjeda kalimatnya sejenak, sekaligus menanti jawaban Ivana.

“Berapa mereka membayarmu untuk penampilanmu dalam semalam?” lanjut pria itu, kali ini dalam bentuk pertanyaan.

“Memangnya kenapa? Apakah kau—“

“Aku akan membayarmu lebih besar dari yang kau dapatkan di kelab. Bukankah aku sudah katakan itu? Berapa pun yang kau minta, sekaligus fasilitas di mansion ini.”

Ivana merasa gamang kala mendengar segala yang diucapkan oleh lelaki itu. Ia memang membutuhkan banyak uang untuk membayar hutang-hutang yang dibuat oleh ayahnya yang pemabuk. Bahkan sebelumnya, ia dijual oleh sang ayah di kelab tempatnya bekerja saat ini, sebagai seorang pelacur, bukan sebagai penyanyi.

Setelah melakukan negosiasi dengan pemilik kelab yang sangat baik hati, Jeffry Allen, Ivana bisa bekerja dengan cara yang benar. Namun, mengapa sekarang ia justru terjebak di tempat ini, dengan pria asing dan penawaran bisnisnya yang aneh.

“Bagaimana, Nona Sanchez? Aku tidak bisa menunggu lama.”

Ivana mendesah, pasrah. Jika pria ini mengatakan bersedia membayar berapa pun, bukankah itu artinya ia akan benar-benar melakukannya? Bahkan meski ia tak mengatakan demikian, bisa dibuktikan bahwa pria ini memiliki harta yang tak akan habis dimakan tujuh bahkan sepuluh keturunannya.

“Apa saja yang harus kulakukan?” tanya Ivana, akhirnya.

Zach tak langsung menjawab, melainkan memberi isyarat agar Ivana duduk bersamanya agar pembicaraan mereka lebih nyaman dan tidak terkesan terburu-buru. Bukankah gadis itu menginginkan segalanya dijelaskan secara detail?

“Baiklah, jadi begini ... kau nantinya akan melahirkan anak untukku, aku sebagai pendonor benih untukmu. Kau akan tinggal di mansion yang lain di belakang bangunan ini.”

“Tunggu, bolehkah aku mengajukan syarat juga?” tanya Ivana. Ia tak ingin berakhir menyedihkan dan hanya dijadikan seolah pabrik anak. Ia ingin sesuatu yang lebih sakral untuk meyakinkan bahwa ia tak akan mendapat kerugian atas bisnis rahasia ini.

“Silakan, katakan saja apa pun syaratmu.”

“Kau harus menjelaskan bagaimana proses penanaman benih yang kau katakan itu, kau bilang tadi kalau kau akan menjadi pendonor benih, bukan? Jelaskan bagaimana prosesnya.” Ivana berhenti sejenak demi mengingat apa lagi yang ingin ia jadikan syarat.

“Apakah aku boleh tetap bekerja di kafe? Jika tidak, kau harus membayarkan semua hutangku pada Tuan Allen. Dan ada lagi, Aku tidak mau diperlakukan seperti simpanan, karena itu berarti sama saja aku menjual diriku. Ya ... meski sebenarnya sama saja andai aku setuju aku sebenarnya tengah melakukan itu, tapi ... aku tidak ingin orang mengira seperti itu.”

Zach yang sejak tadi menyimak apa saja syarat yang diajukan oleh Ivana, kini siap untuk menjelaskan semuanya.

“Baiklah, untuk poin pertama, kita tidak akan melakukannya dengan inseminasi buatan, Nona Sanchez. Kuharap kau tahu maksudku,” ucap Zach, menanti respon dari Ivana yang kini ternganga tak percaya.

“Maksudmu, kau akan—Tuan Levy, ini sungguh gila! Kau ingin membeliku, sebagai pemuasmu lalu melahirkan anakmu? Itu bukan pekerjaan mudah, kau tahu? Berarti aku sudah melakukan hal yang tepat dengan memberi syarat ketiga!” sergahnya, tak percaya.

“Aku tidak mungkin melakukan inseminasi buatan terhadapmu, karena itu akan berpengaruh pada reputasiku.”

Ivana mendengkus.

“Baiklah, reputasimu. Bagaimana denganku? Kau akan membiarkanku mendapat predikat sebagai wanita simpanan? Asal kau tahu, Tuan Levy, sudah berapa tamu yang kutolak ketika mereka meminta hal yang sama. Dan denganmu aku tidak tahu mengapa dengan bodohnya setuju kau bawa kemari!”

Zach mengedik, meladeni wanita yang marah adalah hal yang pertama kali terjadi dalam hidupnya. Selama ini ia menjauhi wanita mana pun, sejak insiden itu terjadi berulang kali.

“Apakah kau seorang ....”

Pria itu menggeleng.

“Bukan. Jika kau mengira aku penyuka sesama jenis, kau sudah mendengarnya, bukan, kalau aku ingin penanaman benih itu dilakukan secara langsung? Dan aku juga bukan pria hidung belang, aku sangat pemilih. Anggap saja kau beruntung, karena dari sekian wanita, aku memilihmu.”

“Oh, aku merasa tersanjung, tapi tidak. Aku tidak mau menjadi simpanan meski oleh pria setampan dan sekaya dirimu, Tuan Levy!”

Ivana bangkit dari duduknya untuk yang ke sekian kali. Namun, dengan gerakan cepat dan tak diduga, Zach menarik lengan gadis itu hingga terjatuh dalam dekapannya. Ivana membeku seketika saat tubuh mereka kini tak berjarak kecuali tersekat oleh kain yang menutupi tubuh keduanya.

“Sudah kukatakan, aku tidak menerima penolakan. Apa pun yang kau mau, katakanlah, aku akan memenuhinya sampai kau mengatakan ‘iya’.”

Ivana tak bisa berkata-kata selain memandangi paras rupawan Zach dalam jarang sedekat mereka saat ini.

“Poin kedua, jawabannya, tidak. Kau harus keluar dari kelab, karena kewajibanmu adalah terhadap hidupmu dan diriku. Dan jelas itu artinya aku akan melunasi semua hutangmu. Untuk poin ini kuharap sudah jelas.”

Ivana yang seperti tersihir pesona Zach Levy, hanya mengangguk seakan patuh. Tidak semudah itu, ia hanya sedang menikmati karya seni Tuhan berupa pria tampan rupawan yang tengah mengungkung Ivana dalam dekapan hangatnya.

“Poin ketiga, apa maksudnya? Apakah yang kau maksud adalah sebuah pernikahan? Jika memang iya, aku akan melakukannya. Sudah kukatakan, apa pun asal kau setuju,” lanjut Zach. “Apakah ada lagi?”

“Sepuluh ribu dolar setiap bulan, seluruh fasilitas di mansionmu, sebuah status yang jelas dan resmi, dan ... hatimu, maka aku setuju untuk melahirkan anak-anak yang lucu untukmu!”

Zach’s Mission: All Articles in the Contract, completed.

Zach setuju dengan beberapa syarat yang diajukan oleh Ivana, kecuali memberikan hati, tentu saja.

Bukan tanpa alasan Zach tidak bisa melakukannya, ia selalu mengalami kejadian buruk setiap kali hendak menjalani prosesi penanaman benih pada wanita-wanita yang sebelumnya pernah berada di posisi Ivana sekarang.

Itulah sebabnya, ia tak berani menjanjikan syarat terakhir yang diminta oleh gadis itu.

“Baiklah, untuk yang terakhir, aku akan beri keringanan, tapi setidaknya kau harus mengusahakannya untukku,” ujar gadis itu yang dijawab dengan anggukan ragu oleh Zach.

Sejak itu, Zach mulai melaksanakan satu per satu kewajiban dan syarat yang diajukan oleh Ivana terhadapnya. Mulai dari melunasi hutang-hutangnya, sekaligus menemui Jeffry Allen untuk membebaskan Ivana dari kewajibannya membayar hutang dan bekerja sebagai penyanyi.

Zach tak menyangka bahwa Jeffry Allen yang semula ia kira pria tua berusia lima puluh tahun atau lebih, ternyata justru sebaliknya. Jeffry adalah seorang lelaki lajang dengan usia di bawah Zach dan sukses membangun usaha kelab malamnya.

“Aku menerima pelunasan utang milik Ivana, tetapi untuk membiarkannya berhenti ....” lelaki itu menggeleng. “Dia aset berharga di tempat ini. Sejak ada dirinya, kelabku dibanjiri tamu, meski banyak yang hidung belang, tetapi kami melindungi Ivana dengan sangat. Dan kau seenaknya mau mengambil gadis itu dariku, huh!”

Zach menghadapi lelaki muda di hadapannya dengan tenang, meski wajah dan bahasa tubuh Jeffry sudah tampak penuh gejolak amarah.

“Aku punya alasan mengapa inginkan Ivana untuk berhenti bekerja. Kami akan menikah dan aku ingin ia di rumah mengurus keluarga dan anak-anak kami nantinya,” jawab Zach dengan sikap jantan.

Ia sudah berjanji pada gadis itu untuk mengakui Ivana sebagaimana yang diminta olehnya. Meski Ivana tak ikut serta menemui Jeffry karena Zach memang melarangnya, tetapi pria itu menepati janjinya.

“Apa? Menikah?” Tampak air muka Jeffry berubah seketika kala mendengar kata menikah. Ada rona tak percaya, tak rela, bahkan juga cemburu.

Bisa jadi lelaki ini menaruh hati pada Ivana.

Zach akhirnya pamit pada lelaki itu setelah menanti cukup lama tetapi tak juga ada tindakan atau ucapan sebagai reaksinya atas apa yang dipaparkan oleh Zach. Ia tak sabar untuk bertemu dengan Ivana dan mengabarkan apa saja yang sudah ia kerjakan hari ini, yang berarti ia sudah boleh menyentuh gadis itu.

Ivana sudah menunggu di mansion utama, saat Zach tiba. Pria itu segera mengganti pakaiannya dan beristirahat sebelum membicarakan bagaimana dan apa saja yang sudah ia hadapi hari ini.

Namun, Ivana tak biarkan Zach melakukan semuanya seperti biasa. Ia terus menguntit langkah Zach hingga masuk ke dalam kamar dan menunggui saat Zach melepaskan pakaiannya satu per satu.

“Kau mau di sini dan melihatku telanjang?” tantang Zach yang berhasil membuat pipi Ivana merona merah.

“T–tentu saja tidak! Aku ingin mendengar bagaimana kau berhasil membujuk Tuan Allen—“

Zach berbalik dan menghadap pada Ivana yang sontak terdiam. Jarak keduanya sangat dekat hingga Ivana mampu menghidu aroma tubuh Zach yang khas dan mulai familier di rongga hidungnya.

Gadis itu hanya mengerjap, kala tatapan dari bola mata berwarna hazel itu tepat terkunci pada maniknya.

“Kau memanggilnya tuan? Apakah kau pernah bertemu dengannya?” tanya Zach, yang hanya dijawab dengan gelengan oleh Ivana. “Dia menyukaimu.”

Tidak mungkin, batin Ivana yang kini terfokus pada Zach yang mengimpitnya di dinding dan mengunci Ivana dengan kedua lengannya.

“Jangan berhubungan dengannya lagi. Atau dengan siapa pun yang berasal dari masa lalumu. Itu salah satu yang ada dalam perjanjian, bukan?” tegas Zach, yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Ivana.

“Baiklah. Aku akan mengatur satu hal yang kau minta, yang belum kupenuhi. Sebuah pernikahan.”

...➿〰️➿...

Ivana merasa takjub dengan perlakuan Zach terhadapnya. Lelaki itu memiliki karakter luar biasa yang jarang dipunyai laki-laki lain yang pernah ditemui oleh Ivana selama ini.

Meski Ivana tidak terus mengekor ke mana pun Zach pergi, ia telah membuktikan sendiri bahwa apa yang dimintanya sebagai syarat, nyatanya benar-benar dilakukan oleh lelaki itu.

Terbukti, Jeffry mengirimkannya pesan chat berulang kali demi memastikan bahwa apa yang dikatakan oleh Zach tidak benar.

Ivana tak ingin meladeni Jeffry. Seperti yang diminta oleh Zach, yang kini akan menjadi suaminya. Sebuah pernikahan kilat akan dihelat. Yang tentu saja hanya dihadiri dirinya dan Zach sebagai mempelai, seorang pendeta yang dipilih sendiri oleh Zach, ayah Zach—Edward Levy, dan beberapa kolega yang tak sampai lima puluh orang.

Zach memang menginginkan pernikahan yang sederhana, agar sesuai dengan impian Ivana dan keinginannya untuk memiliki keturunan pun terasa lebih sakral, katanya.

Ivana hanya patuh, karena yang ia inginkan setidaknya sudah dipenuhi oleh Zach.

Dan hari ini pun untuk fitting gaun pengantin, Zach mendatangkan desainer dari luar yang merupakan desainer langganan dari Edward dan Liora, kekasihnya. Untuk yang satu ini, Ivana boleh memilih seperti apa pun yang ia inginkan tanpa perlu melihat seberapa mahal biayanya.

Ia benar-benar menjadi ratu dan entah itu akan bertahan sampai kapan, bahkan Ivana pun tak menyadari keanehan yang menimpa kehidupannya.

“Hari ini aku tidak ke kantor karena akan ada desainer yang akan membawakan dan menunjukkan rancangan gaun yang telah kita pesan. Jika ada kekurangan, kau bisa mengatakan pada mereka dan akan segera dikerjakan untuk kita kenakan pada upacara pernikahan kita dua hari lagi.”

Ivana mengangguk.

“Apakah ada lagi yang harus kita pastikan di sini?” tanya Ivana. “Aku bahkan belum menanda tangani kontrak yang kau berikan.”

“Haruskah?” tanya Zach, memastikan. Ya ia pikirkan, Ivana tak akan suka apa pun yang dilakukan dengan surat kontrak sebagai penyerta. Namun, yang ditunjukkan oleh gadis itu sekarang justru sebaliknya.

Ivana tampak muram, perasaannya tak karuan, antara memikirkan apakah yakin dengan ini, ataukah justru dirinya akan melarikan diri jika ada kesempatan. Semua bisa saja terjadi, bukan?

Jika bukan Zach yang akan menyalahi perjanjian, maka bisa jadi dirinya. Ia tak ingin ada kecurangan di antara mereka.

“Aku hanya tak mau ada kecurangan di antara kita, Zach.”

“Apakah kau mulai ragu?”

Ivana menggeleng.

“Tidak, tapi tak menutup kemungkinan akan terjadi kalau setan terus membisikiku dengan hal buruk.”

Zach tampak terdiam sejenak. Ia kemudian bangkit dan berjalan menuju ke ruang kerjanya, kemudian kembali dan menyerahkan surat kontrak yang sudah ia revisi dengan permintaan dari Ivana sebagai tambahan.

“Kau bisa periksa terlebih dahulu, dan tanda tangani kapan pun kau siap.”

Ivana menilik surat kontrak di tangannya, kemudian mengangguk dan mengambil pena yang sudah disediakan untuknya. Surat itu telah ia tanda tangani yang artinya, kewajibannya dalam memenuhi apa yang ada di sana dimulai sejak sekarang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!