Perjanjian langka

Suasana sore sangatlah terik, Arini tengah disibukkan dengan kegiatannya mencuci mobil, dan sesekali melirik kearah jam tangan yang ia kenakan, untuk memastikan bahwa sesaat lagi sudah mulai gelap.

Sejujurnya Arini tidak perduli dengan hubungan Abdi dan Sonya yang masih menjalin relationship, tapi karena tidak biasanya pria itu tidak kembali tepat waktu di kediaman orangtuanya. Ia langsung merogoh kocek celana pendek yang di kenakan untuk memastikan dimana posisi pria itu.

Arini : "Aa dimana sih? Kok Mama sudah pulang, lo belum pulang. Besok libur, kan? Malam ini gue mau nginap di rumah Mama dan Papa. Jadi jangan sampai Aa enggak pulang!"

Terdengar suara klakson mobil sport milik Abdi yang tidak menjawab pertanyaan Arini barusan.

Sengaja Abdi membuka lebar kaca mobilnya, kemudian menautkan kedua alisnya dan bertanya, "Kok kamu cuci mobil? Emang Mang Nanang kemana? Mama dan Papa Mana?"

Arini menghela nafas berat, langsung berkata dengan nada sedikit menggeram, "Eh ... anak setan! Lo kalau mau ketemu sama bronces itu, jangan suka kirim-kirim sama Mutia dong! Nanti apa kata Mama dan Papa. Gue enggak mau orang tua kita jadi banyak tanya. Lagian, apa sih yang lo harapkan dari wanita abege begitu? Mana body-nya kerenan gue, ditambah cantiknya juga lebih cantik gue. Ingat ya, kita sudah melakukannya! Jadi jangan sampai lo macam-macam sama anak orang. Masih ingatkan sama perjanjian kita tiga minggu lalu?"

Abdi hanya tersenyum tipis, menirukan bibir Arini yang terus berceloteh tentang perjanjian mereka berdua tiga minggu yang lalu. Bahwasanya, mereka berdua boleh menjalin hubungan dengan pasangan mereka, tapi tetap tidak melanggar norma-norma agama. Apalagi jika sampai tidur dengan sang kekasih, sehingga membuat malu keluarga.

Aneh, mungkin itu yang ada dalam benak mereka yang ikut mendengar bagaimana perjanjian langka itu tercipta. Hanya karena merasa berhubungan intim itu merupakan satu kewajiban bagi pasangan yang sudah menikah, maka mereka bebas untuk melakukannya, tapi tidak dengan pacar mereka nantinya.

Perlahan Abdi memarkirkan mobilnya disebelah mobil Arini, kemudian keluar, setelah mengambil semua barang-barang bawaannya, "Aku masuk dulu ke dalam. Kamu sudah makan? Atau mau makan dirumah Mama?"

Arini yang masih sibuk dengan aktivitasnya, hanya menjawab singkat, "Lo bisa beliin makanan di simpang lampu merah enggak? Beliin gue siomay, sama sate kelinci. Lagi ngidam ni gue, hamil kali ... hamil anak kambing!" tawanya, menggoda pria yang tampak masih menganga melihat keindahan lekuk tubuh sang istri.

Dengan cepat Abdi langsung mendekati Arini, membulatkan kedua bola matanya, ketika melihat bokong indah milik wanita itu sambil bertanya serius dengan nada tegas, "Serius kamu hamil, Rin? Bukannya kita melakukan itu pakai pengaman waktu terakhir kalinya? Karena kondisi kamu lagi demam, tapi kamu tetap memaksa aku untuk melakukannya. Untung fisik aku kuat, kalau lemah, ikut tumbang kayak kamu! Lagian mabuk mulu yang ada di kepala anak ini!"

Perlahan Arini menghela nafas berat, menoleh kearah Abdi sambil menahan selang yang ada ditangannya, dan berkata, "Kalau gue hamil, emang kenapa? Kan Mama, Papa yang izinin kita melakukannya. Mumpung gratis, dan punya lo juga enak, why not! Kita happy, kan?"

Wajah Abdi mengerenyit masam, dia tidak yakin bahwa wanita itu akan hamil secepat kilat. Dan mereka melakukannya benar-benar hanya karena keadaan, dan perjanjian untuk bertanggung jawab yang di minta Arini, bukan karena cinta. Sampai saat ini, mereka berdua juga belum yakin sama perasaan yang ada.

Abdi langsung bertanya, dengan nada lebih spontan, "Terus sekarang mau bagaimana? Mau beli makanan atau mau ehem?"

Arini mengerlingkan kedua bola matanya, melihat wajah tampan pria itu, kemudian menjulurkan lidahnya dengan penuh perasaan bahagia yang ia sendiri tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi pada hatinya, "Makan dulu, baru ehem. Nanti malam kita ke club' Papa, ya? Gue pengen banget mabuk malam ini. Sudah lama banget gue istirahat, badan gue jadi rindu menikmati indahnya kerlipan lampu diskotik."

Abdi mengangguk meng'iya'kan. Dia tidak ingin jika tiba di rumah Arini merasa asing. Jadi dia masih mengikuti alurnya sang istri, daripada harus menjadi bulan-bulanan kedua orang tua mereka.

Setelah melakukan beberapa ritual membersihkan diri, Arini yang telah mengenakan baju kaos pendek dan celana jeans pendek, sehingga mempertontonkan tatto indahnya yang berada di paha juga bahu mulus itu, menghampiri Nancy yang telah kembali dari kediaman mertuanya, Atmaja.

Arini tersenyum sumringah, mencium punggung tangan Nancy hanya untuk berpamitan, "Ma, aku jalan dulu ya sama Aa, mungkin kami nginap di rumah Mama. Jadi malam ini enggak pulang. Tapi tergantung Aa saja, kalau enggak ada orang di rumah palingan kami di hotel ya," jelasnya jujur, menoleh kearah Abdi yang sibuk mendorong travel bag kecil bawaan sang istri.

Nancy mengangguk mengerti, "Hati-hati ya. Kalau bisa bawa jaket. Ntar, udelnya kedinginan, dan tatto kamu layu karena kenak angin malam!"

Mendengar candaan dari sang Mama, Abdi hanya tersenyum simpul, merangkul bahu Arini, yang masih terlihat sangat lugu dan cuek.

Aditya menghela nafas berat, melihat penampilan sang menantu yang jauh dari kata alim, "Hmm ... untung Arini itu anak Aldo. Kalau anak orang lain, sudah Papa kirim ke pondok pesantren biar bisa merubah tampilannya!"

Nancy menoleh kearah Aditya, menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju, "Suaminya saja tidak komplain sama busana dan tatto-nya. Kenapa kita harus meminta dia merubah tampilannya. Birkan dia menjadi diri sendiri, nanti juga jengah berubah sendiri. Contohnya Mutia, di suruh ikut bimbel masuk militer, malah milih jadi model majalah. Mau jadi artis katanya, enggak mau jadi sepeti Papa dan Kakak-nya. Padahal kesempatan dia diusia sekarang, biar kita bisa melihat anak-anak berkarir kayak kamu, Mas."

Aditya merangkul bahu Nancy, kemudian berkata perlahan, "Kita tidak usah memaksakan Mutia untuk menjadi militer. Abdi saja karena kemauannya sendiri. Kalau Mutia pengen jadi model, karena usia dia masih 21 tahun. Masih ada waktu empat tahun untuk membentuk jati dirinya, sayang. Jadi kita fokus pada Abdi dan Arini saja. Mereka sudah menikah, makanya kita harus memikirkan masa depan mereka, tempat tinggal dan bisnis Arini yang katanya importir sayuran."

Nancy menggelengkan kepalanya, sedikit menjelaskan pada Aditya, "Abdi itu punya hubungan Mas, sama Sonya anak Evi. Anak mantan kamu itu, dan sampai saat ini masih berhubungan. Aku takut, dia tidak bisa lepas dari Sonya, dan terjebak dalam perasaannya sendiri. Jangan sampai anak-anak hanya berpura-pura dihadapan kita."

Seketika Aditya tersentak, tidak sekali dua kali ia mendengar cerita teman di kantor Abdi, tentang kisah cinta monyet sang putra dengan gadis belia bernama Sonya.

"Nanti Mas bicara sama Abdi. Nanti malam Mas mau ketemu sama Aldo, kamu mau ikut? Kita duduk di club', sambil karaoke. Bagaimana?"

Mendengar ajakan orangtuanya, Mutia berlari kecil mendekati Nancy dan Aditya langsung berhambur memeluk tubuh mapan sang Papa, "Aku ikut yah? Aku enggak ada kegiatan malam ini. Malam ini weekend, jadi pasti asyik menikmati malam di club'. Biasanya setiap malam minggu ada artis kan, Pa?"

"Iya! Bawel," jawab kedua orangtuanya berbarengan, sambil memiting kepala anak gadisnya yang tampak seperti gadis sekolah menengah atas.

.

Ditempat yang berbeda, Abdi justru tengah dikejutkan dengan kehadiran Sonya, ketika pria muda itu tengah merangkul bahu Arini saat akan memasuki tempat makan disalah satu batagor terlezat di kota kembang.

Sonya menghardik Abdi, yang masih tak bergeming ketika Arini enggan melepaskan genggaman tangan mereka, "Siapa dia, Aa? Siapa wanita ini? Beneran tega kamu, ternyata selama ini kamu selingkuh dari aku!"

Arini menautkan kedua alisnya, menoleh kearah Abdi kemudian bertanya dengan wajah dingin, "Selingkuh? Kamu selingkuhi wanita ini, Aa?"

Terpopuler

Comments

Tari Gan

Tari Gan

gak salah tuh anak nya si markonah bilang di selingkuh in,🤔

2022-12-23

1

Chm1327

Chm1327

aku masih bingung berpihak pada siapa 🤭🤭🤭

2022-12-18

2

G-Dragon

G-Dragon

kasian banget abdi mempermainkan perasaan Sonya😤

2022-12-18

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!