I need you, baby

Malam semakin larut, Abdi akhirnya tertidur di sofa kamar yang mewah setelah melihat sendiri Arini sudah bergelumun di bawah selimut tebal ranjang kingsize milik gadis yang berkepala sekeras batu tersebut.

Seketika, Abdi melihat sinar cahaya berwarna merah menembus kamar mereka, membuat pria itu tersadar dari tidurnya. "Bangsaat ... pasti cahaya ini merupakan dari gedung perkantoran yang kemaren ..."

Bergegas Abdi mengambil senjata api yang ia miliki, kemudian mengendap-endap mendekati jendela kamar yang luas itu, hanya untuk memastikan kondisi di seberang sana. "Mau apa mereka? Apakah mereka tidak mengetahui keberadaan Arini? Ogh shiiit ...!"

Seketika ...

Zhiink ...

Zhiink ...

Terdengar suara tembakan dari arah seberang sana, namun tidak dapat menembus jendela kamar yang ternyata memang anti peluru, sangat berbeda dengan kaca kamar Arini yang berada di lantai 20.

Mendengar suara pantulan benda asing yang berusaha menerobos jendela kamar pribadinya, Arini langsung terjaga dari tidurnya, "Siapa itu? Apakah mereka masih mencari keberadaan ku? Brengsek, ini pasti ulah Gultom anak setan itu!" sesalnya langsung meraih senjata api miliknya dinakas.  

Sementara Abdi mendengar suara aneh dari arah luar pintu apartemen, tanpa harus menjawab ucapan Arini, pria itu langsung berlari menuju pintu kamar, merunduk dilantai hanya untuk menajamkan pendengarannya.

Terdengar suara dua orang pria yang berhasil menyelinap masuk kedalam apartemen sang istri, membuat Abdi memberi kode kepada Arini yang masih mengomel-ngomel sendiri.

Abdi menggerakkan kedua tangannya sebagai bahasa isyarat pada orang awam, agar Arini tetap diam dan stay dikamar. Kemudian Abdi berdiri dan membuka kunci kamar hanya untuk memastikan siapa tamu yang tidak di undang itu.

Benar saja, ketika pintu kamar itu terbuka sedikit, dua orang pria itu langsung menyerang Abdi menggunakan senjata tajam yang ada ditangan kedua pria itu secara bergantian.

Akan tetapi, Abdi langsung menangkis dengan cepat, karena memiliki kepandaian bela diri, tak kalah cepatnya.

Abdi menangkap kedua tangan pria yang akan menusuknya dari arah depan dan belakang, kemudian langsung menghentakkan tubuh mereka ke lantai apartemen, membuat kedua pria itu terpental kemudian tersungkur dan berteriak kesakitan.

BRAK ...!

"Siapa kalian? Apa kalian tidak ada tata kerama bertamu ketika Tuan rumah sedang terlelap!?" Abdi menduduki tubuh satu pria itu, dan langsung meremas kuat rambut ikal itu dengan geram, membuat kepala mendongak keatas secara paksa.

"Ma-ma-maaf Bang. Ka-ka-kami salah apartemen. Ka-ka-kami pikir ini apartemen Nona Zea! Karena kami disuruh membawa gadis itu ke kediaman bos kami, Bang!"

BHUG ...!

BHUG ...!

Dengan cepat Abdi menghentakkan kepala kedua pria itu kelantai apartemen, membuat mereka semakin berteriak kesakitan.

Abdi kembali menajamkan pendengarannya, kembali berbisik ketelinga pria yang sudah berlumuran darah tersebut, "Katakan siapa bos mu! Sebelum aku kirim kalian ke neraka malam ini! Cepat katakan!"

"Ste-ste-stevie, Bang!"

BRAK ...!

Tanpa perasaan bersalah, Abdi kembali menghentakkan wajah pria itu kelantai apartemen, membuat mereka pingsan tak sadarkan diri.

Seketika Abdi teringat akan DJ Stevie yang selalu mengisi acara di club' malam, tempat istrinya menghabiskan waktu. Sehingga membuat dirinya berpikir sejenak, "Apakah pria yang berprofesi sebagai DJ itu berniat untuk menghabisi Arini ...?"

Arini yang mendengarkan kejujuran dua orang suruhan Stevie untuk menjemputnya dengan cara aneh seperti pencuri, membuat gadis itu berpikir sejenak, "Brengsek anak itu. Ternyata dia ingin menyakiti aku, untuk menjadi pelampiasan berikutnya!"

Tanpa perasaan takut ataupun bersalah, Abdi memberi perintah pada Arini agar menghubungi team keamanan apartemen pada pukul dini hari tersebut.

Abdi memberanikan diri untuk bertanya pada Arini ketika menyeretnya tubuh dua orang itu, untuk meletakkannya di pinggir pintu, menunggu hingga security datang untuk menjemput penyusub tersebut.

"Apa maksud DJ itu melakukan hal ini pada mu, Arini?"

Dengan cepat Arini menggelengkan kepalanya, dia tidak memiliki pilihan apapun untuk menjawab, karena kini orang kepercayaannya telah berkhianat dan berniat menyakitinya.

Hanya dalam waktu dua puluh menit, empat orang security tiba di depan pintu apartemen milik Arini, dan langsung menyeret tubuh yang bersimbah darah itu, tanpa banyak pertanyaan karena sudah mengetahui siapa Abdi dari kedua asisten rumah tangga yang bekerja dikeluarga Arini sejak lama.

Setelah keduanya membereskan darah yang berceceran di lantai ruang tamu, kembali Abdi menanyakan hal yang sama, "Apakah DJ itu berniat jahat pada mu, Rin?"

Arini mengalihkan pandangannya, kali ini ia tidak mungkin menjawab dengan jujur siapa Stevie, dan ada hubungan apa dirinya dengan pria arogan seperti iblis itu.

Perlahan Arini hanya menjawab sedikit, "Entahlah ... aku tidak tahu. Yang pasti saat ini aku dikhianati oleh sahabat sendiri," sambil berlalu begitu saja, memasuki kamar pribadinya.

Abdi yang masih di hujami beberapa pertanyaan dalam benaknya, menyusul langkah kaki sang istri, dan untuk kesekian kalinya ia mendengar Arini mendecih sendiri, kemudian berbalik mencari sesuatu, dan akhirnya mengambil satu botol obat, yang tidak pria itu ketahui apa isinya.

Dengan cepat Arini menenggak dua pil itu dan langsung meminum air mineral, membuat Abdi hanya bisa mengerenyitkan keningnya.

"Obat apa itu, Rin?"

Arini mengerlingkan bola matanya, tidak menjawab pertanyaan Abdi, karena dia masih mondar-mandir bak setrika bertegangan tinggi, dengan wajah memerah.

"Wanita aneh!" umpat Abdi kembali ke sofa untuk melanjutkan istirahatnya, tanpa mau menghiraukan gadis cantik yang masih berceloteh sendiri.

Lebih dari dua puluh menit Arini bolak-balik, seketika langkahnya terhenti. Menoleh kearah Abdi yang sudah tertidur tanpa mengenakan selimut.

Entah mengapa, Arini merasakan sesuatu didalam tubuhnya, karena pengaruh obat yang ia gunakan sendiri. Ya ... ia terbiasa menggunakan obat-obatan terlarang, hanya untuk mengendalikan emosi dan amarahnya terhadap Stevie yang ternyata ingin berbuat jahat padanya.

Perlahan kakinya melangkah mendekati Abdi, hanya untuk melihat sosok pria yang ada didalam kamarnya malam ini. Air liurnya menetes, karena melihat tubuh tegap pria itu, semakin tampak gagah juga menawan.

Arini menggigit bibir bawahnya, ia menikmati keindahan fantasinya, hanya untuk berhalusinasi dengan caranya, "Ogh ... toch me now, baby ..."

Sontak saja, Abdi membuka perlahan mata, karena pendengarannya sangat awas jika didekati oleh siapa saja. Ia sebagai angkatan, dituntut agar tidak tidur seperti kerbau karena akan mengancam keselamatannya.

Namun, betapa terkejutnya pria polos itu, ketika melihat pemandangan indah yang sangat menggentarkan jiwa kelaki-lakiannya.

Dengan nada perlahan, Abdi bertanya kepada Arini, hanya untuk memastikan apa yang tengah ia saksikan saat itu, "A-a-a-apa yang sedang kamu lakukan?"

Arini yang masih berdiri dihadapannya, sambil melepaskan semua penghalangnya satu persatu, membuat Abdi benar-benar tidak sanggup untuk menelan ludahnya sendiri.

Sambil menggigit bibir bawahnya, Arini berkata dengan suara bergetar juga berat, "Do what you want to do, baby. I want you..."

(Lakukan apa yang ingin kamu lakukan, baby. Aku menginginkan mu ...)

Hanya kalimat itu yang keluar dari bibir mungil Arini, kemudian ia duduk diatas tubuh pria normal seperti Abdi.

"What do you want?" teriak Abdi, berusaha untuk tetap tenang, karena tidak ingin melakukannya dengan cara yang tidak wajar.

"Lakukan sesuatu untuk ku, baby. Karena aku tidak ingin melepaskan mu, malam ini milik kita," Arini langsung menarik tengkuk Abdi kemudian mellumat bibir pria itu untuk pertama kalinya dengan sangat lembut.

"Wait!" Abdi menghentikan ciuman mereka, kembali bertanya hanya untuk meyakinkan, "Apa yang kamu inginkan dari ku? Aku tidak mau kamu menyesal nantinya!"

Arini tersenyum tipis, dengan tatapan sayu dan dessahan memohon agar tubuhnya yang terasa sangat dingin itu, dapat sentuhan tangan dari pria yang memangkunya kini.

"Please, I need you, baby."

Terpopuler

Comments

Monis Alvaro

Monis Alvaro

ni kayaknya mereka lagi di adu domba ya kan thourr🤔😅😅
tapi yg dapet nikmatnya si abdi🤣🤣🤭

2023-08-07

0

Tari Gan

Tari Gan

minta di unboxing si Arini

2022-12-23

1

G-Dragon

G-Dragon

orang yang dianggap sahabat, ternyata menjerumuskan 🤕😡😕

2022-12-15

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!