Di hotel.
Andrew baru duduk di kursi kebesarannya, dan John sudah bicara yang membuat dia marah.
"Maaf Tuan, Tuan Roger mengirimkan ini untuk Anda," ucap John.
John masuk memberikan kiriman dari Roger Lin.
"Buang saja, lain kali jika dia mengirimkan apapun langsung buang. Apa kamu masih tidak mengerti John, aku sangat membenci pria itu."
"Maaf Tuan, tapi kini kesehatan tuan Roger pun sudah mulai menurun, Tidakkah anda sedikit saja berniat untuk menemui beliau?" John terpaksa bicara seperti ini, kebencian itu telah berlangsung hingga 14 tahun. John hanya tidak ingin kelak Andrew akan menyesal.
Bagaimana pun Roger Lin adalah ayah kandungnya.
"Tidak, sekalipun aku tidak ada niat untuk menemui pria itu."
Pesan Andrew itu tersampaikan pada Roger Lin, pria paruh baya yang kini lebih banyak menghabiskan waktunya di kursi roda.
Cintanya telah tiada dan dia seperti tidak menemukan semangat hidup. Namun kemudian Roger sangat ingin memperbaiki hubungannya dengan sang anak.
Sebelum dia meregang nyawa, Roger ingin Andrew datang menemuinya.
"Maaf Tuan, saya tidak bisa membawa tuan Andrew datang kesini."
"Baiklah, kalau begitu aku yang akan mengunjungi rumahnya." putus Roger, tidak ada jalan lain yang bisa dia tempuh selain ini.
Sang asisten pun menganggukkan kepalanya mendengar kalimat itu.
Hari berganti.
Pagi-pagi sekali disaat Roger yakin jika anaknya belum pergi ke hotel dia datang mengunjungi rumah Andrew.
Pagi itu banyak kabut yang muncul, cuaca dingin membuat Roger harus menggunakan syal.
"Tuan, hari ini cuaca sedang tidak baik, lebih baik kita undur untuk bertemu dengan tuan Andrew. Ingat apa kata dokter Anda Tuan."
Roger terdiam, dia masih duduk di kursinya dan terus menatap ke arah rumah sang anak.
Sungguh, semakin lama dia jadi semakin merindukan sang anak. Semuanya jadi kacau hanya karena Andrew menilai dari sepihak. Bahkan Andrew sampai tega mengambil langkah dan menyebabkan kecelakaan itu.
Harusnya perceraian itu bisa berakhir dengan baik. Dan bukan jadi kebencian yang berlarut-larut seperti ini.
Juga karena mendiang istrinya yang memillih bunuh diri untuk mengakhiri hidup.
Bukan tanpa alasan kenapa Venizilia bunuh diri, dia ingin selepas kepergiannya Andrew akan membenci Roger seumur hidup.
Dan hal itu benar-benar terjadi.
Huh! Roger membuang nafasnya perlahan, apa yang terjadi di masa lalu tidak bisa dia ubah.
"Baiklah, kita tunggu sebentar, aku ingin melihat Andrew keluar," ucap Roger.
Cukup lama dia menunggu di sana, mobil yang terparkir cukup jauh dari rumah Andrew. Namun masih mampu mengamati dengan jelas.
Beberapa menit berlalu dan akhirnya gerbang rumah itu pun terbuka dengan lebar. Dari tempatnya duduk ini Roger bisa melihat dengan jelas teras rumah sang anak.
Dia memperbaiki letak kacamatanya hingga penglihatannya semakin jelas.
Dua mobil sudah terparkir tepat di halaman rumah itu.
"Mobil itu pasti milik Andrew dan anak angkatnya."
Roger sudah sangat tidak sabar untuk melihat Andrew, jantungnya bahkan berdegup.
Kabar tentang Andrew yang memiliki anak angkat baru dia dengar akhir-akhir ini. Beberapa tahun terakhir mereka memang tidak pernah ada sedikitpun komunikasi, bahkan seolah tidak saling peduli satu sama lain, seperti mereka tidak memiliki ikatan darah.
Pintu rumah itu terbuka dan Roger makin mempertajam penglihatannya.
Tapi yang keluar bukanlah Andrew, melainkan seorang gadis yang wajahnya nampak jelas tidak asing.
Deg!
"Florin." nama itu keluar begitu saja ketika Roger melihat gadis itu.
Rambutnya, wajahnya, tubuhnya, jelas adalah milik sang kekasih.
"Bagaimana bisa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ita rahmawati
ternyta andrew sebenci apapun sm roger,,dia ttep bpakmu dn kalian punya selera yg sm soal wanita 🤣
2025-01-07
0
rin
🤣🤣🤣 selera nya sama 🤣🤣🤣
2024-10-20
0
Aidah Djafar
Drew daddymu melihat istrimu 🤔 nti di kira florin lagi sang mantan 😁😂
2024-02-01
1