Kembalinya Yara ke rumah Andrew di dengar oleh Savana.
Saat perceraiannya dengan Andrew berlangsung, Yara tidak tinggal di rumah. Gadis itu tinggal di rumah Tessa.
Berdalih mengusir Yara, tapi Savana tahu Andrew memang sengaja memisahkan mereka.
Tidak ingin Ayara jadi pelampiasan amarahnya.
Gadis itu sekarang benar-benar menikmati hidupnya. Dia pasti senang atas perceraian ku dengan Andrew. Batin Savana.
Dia duduk di dalam mobilnya dan memperhatikan Ayara yang sedang berkumpul dengan teman-teman. Entah apa yang dibicarakan para gadis itu, namun Savana berulang kali melihat Yara yang tertawa lepas.
Seolah Yara berbahagia di atas penderitaannya.
Drt drt drt. Ponsel Ayara bergetar. Dia lihat dan membaca nama mommy Savana memanggil.
Deg!
"Siapa?" tanya Tessa.
"Mommy."
"Jawab lah."
Ayara nampak ragu, Tessa cukup memahaminya. Tessa tahu tentang perlakuan buruk mommy Savana pada Ayara. Mereka telah berteman sejak bangku sekolah dasar.
Bahkan Tessa tahu saat SMA dan rambut Yara dipotong sangat pendek hingga menyerupai anak laki-laki itu adalah ulah mommy Savana.
"Halo," jawab Ayara, dia bangkit dari duduknya dan menjawab telepon itu jauh dari teman-temen. Tidak memanggil Mom, karena tahu mommy Savana tak suka dia memanggil dengan sebutan itu.
Tessa juga hanya melihat dari tempatnya duduk.
"Yara, bisa bertemu dengan Mommy."
"I-iya Mom, sekarang aku sedang di kampus."
"Mommy tahu, lihat ke kanan, ya, lihat mobil mommy kan? masuk lah kesini."
Deg! Ayara melihat dengan jelas mobil sang mommy. Jantungnya berdegup kencang sekali.
Kini bukan hanya takut dengan perlakuan kasar seperti selama ini, tapi juga takut andai mommy mengetahui hubungannya dengan sang daddy.
Kedua matanya berulang kali berkedip tidak tenang.
Tanpa berpamitan dengan Tessa, Ayara menghampiri mobil mommy Savana.
Takut sekali, tapi dia tetap masuk ke dalam mobil itu.
"Mom."
"Kamu tidak merindukan mommy? bagaimana kabar daddy."
"Da-daddy baik Mom."
"Sekarang di rumah hanya ada kamu dan daddy? daddy tidak pernah membawa teman wanitanya main kan?"
"Tidak Mom, hari ini daddy akan panggil bibi Jane."
"Kenapa kamu terlihat takut seperti itu, mommy tidak akan menyakiti kamu Yara. Meski pun kamu bukan darah daging mommy, tapi kita sudah bersama dalam kurun waktu yang lama. Tetap saja kamu adalah anaknya mommy."
Ayara terdiam.
Setelah banyak hal yang terjadi, kenapa baru sekarang mommy Savana bersikap lembut seperti ini.
"Daddy hanya sedang marah pada mommy, setelah marahnya reda dia pasti akan meminta pada mommy untuk rujuk. Karena itulah sekarang mommy ingin kamu menjaga daddy baik-baik. Jangan biarkan wanita manapun mendekati Daddy, mengerti?!"
"Iya Mom."
"Turunlah, dari tadi Tessa terus melihat ke arah sini."
"Iya Mom."
"Bawa uang ini untuk uang jajan mu."
"Terima kasih Mom." Ayara menerima uang itu, Savana tidak tahu jika black card milik Andrew pun kini ada di dompet Ayara.
Setelah Ayara keluar dari mobilnya, Savana pun dengan segera pergi dari sana.
"Itu mommy Savana? apa yang dia lakukan?" tanya Tessa, padahal Ayara belum duduk di kursinya.
"Mommy memberiku uang."
"Tumben, lalu kenapa wajah mu cemberut seperti itu?"
"Entahlah aku pusing."
Pusingnya Ayara itu terbawa sampai dia datang ke hotel sang ayah. Dari pertemuannya dengan mommy Savana, Yara bisa mengambil kesimpulan bahwa mommy-nya itu masih mencintai sang daddy.
Rasa bersalah di dalam hatinya semakin besar saja.
Hubungannya dengan daddy Drew memang seperti tak mungkin ada di dunia nyata.
Wajah murung Ayara terlihat dengan jelas ketika dia masuk ke ruang kerja.
Ayara bahkan langsung duduk di atas sofa dengan lesu, baru saja dia membuka hati dan menerima sang daddy, namun kemudian malah langsung di hadapkan dengan mommy Savana.
"Kamu kenapa?" Andrew menghampiri, berdiri tepat di samping gadis ini. Ayara yang sekarang malah berbaring di atas sofa. Seperti mayyat hidup.
"Dad."
"Apa?" Andrew mengangkat kepala Ayara dan meletakkannya di atas pangkuan.
"Apa Daddy masih mencintai mommy?"
"Bukankah tentang ini sudah kita bahas, tidak melihat masa lalu dan hanya melihat ke depan."
Ayara menggaruk kepalanya frustasi.
"Rambut mu ada kutu nya?"
"Daddy!!" kesal Ayara.
"Aku sedang pusing!" timpalnya lagi, tapi Andrew malah tertawa. Tessa sudah melaporkan padanya bahwa siang tadi Ayara dan Savana bertemu.
Tessa sudah seperti mata-mata baginya.
"Yara."
"Apaaa."
"Daddy dan mommy Savana sekarang orang asing. Bahkan kamu tidak perlu lagi memanggil dia mommy, sejak kecil dia juga tidak mengurus kamu kan."
Yara terdiam.
"Cobalah untuk berani, berteriak pada wanita itu bahwa kamu bukan Ayara yang dulu, tentang kita bukan urusan wanita itu lagi."
"Daddy enak saja bicara seperti itu, tapi tidak mudah buatku Dad."
"Jadi bagaimana?"
"Aku tidak tahu Dad, makanya aku pusing."
"Daddy akan mengeluarkan mu dari kartu keluarga."
"Oke! itu terdengar bagus Dad. Setelahnya aku tidak akan memanggil Daddy lagi." Ayara bangkit dan menatap sang Daddy.
"Lalu?"
"Uncle." Ayara tersenyum lebar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Aidah Djafar
baikny modus c Savana 🤦🤣🤣🤣
keluar dari ketu keluargalah orang Yara sekarang mandangmu pria ny bukan Daddy lagi 😁😂😍
2024-01-31
0
Tuti Tyastuti
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2024-01-28
0
Anisa Fitria
tau kutu kamu tong
2024-01-19
0