Bab 4

Tiba di rumah setelah perjalanan mencekam itu, Ayara coba bicara pada sang ayah, bertanya apakah sebelumnya Dia memiliki salah.

"Dad, apa aku melakukan sebuah kesalahan?" tanya Ayara lirih, ketika mereka berdua baru saja keluar dari dalam mobil. Dia menunduk hingga rambut panjangnya ikut turun.

Tapi Andrew tidak menjawabi pertanyaan itu, dia malah menarik kalung Ayara dengan sangat kasar hingga terlepas.

Shat!

Sampai Ayara memekik merasa sakit, perih karena tarikan kalung itu membuatnya lehernya terluka.

"Daad," lirih Ayara, dia sudah menangis.

Selama ini Andrew tak pernah mengusik kalung yang dipakai Ayara sejak kecil. Namun entah kenapa kini benda itu sangat menganggu ya. Ternyata kalung itu bisa dibuka, dan saat terbuka Andrew benar-benar melihat wanita itu di dalam sana, Florin beserta suaminya Alaric Pearce.

Andrew tersenyum miring.

Romantis sekali, tapi kamu bahkan mengkhianati suami mu sendiri. Menjijjikan. Dan sekarang aku bertanya-tanya, anak ini anak suami mu atau pria badjingan itu.

Tanpa pikir panjang, tangan Ayara ditarik sangat kasar, Andrew menariknya untuk segera masuk ke dalam rumah.

"Dad! sakit!"

"DIAM!!"

Andrew tidak menyangka jika ternyata selama ini dia telah membesarkan anak wanita sialan itu. Dia seperti sedang menghianati mendiang ibunya sendiri.

Lantas apa bedanya dia dengan pria badjingan itu? Roger-sang ayah yang hingga kini masih terus menangisi wanita selingkuhnya.

Menjijjikkan.

Kalian semua menjijjikan.

Semua  hal yang selama ini pernah  dia keluarkan untuk membesarkan Ayara, Andrew akan mengambilnya kembali.

Brug! tanpa ampun, Andrew melempar tubuh Ayara hingga terjerembab ke atas lantai.

Sikunya bertumpu langsung pada lantai hingga membuat Ayara meringis nyeri.

Beberapa pelayan yang melihat kejadian itu bahkan merasa sangat terkejut. Selama ini Andrew sangat menyayangi Ayara, lalu bagaimana bisa sikap itu berubah dalam sekejap.

Tangis Ayara semakin terisak, dia menyentuh siku tangannya yang sakit.

"Mulai sekarang kamu bukan lagi anakku, semua fasilitas yang telah ku beri jangan berani-beraninya kamu pakai lagi. Sekarang, kamu adalah pelayan di rumah ini. MENGERTI!!" hardiknya dengan sangat kuat. Suara bahkan memggelegar di seluruh ruangan.

Bukan hanya Ayara bahkan semua pelayan sampai berjangkit kaget dan ketakutan.

Tanpa tau apa kesalahannya, Ayara tiba-tiba diperlakukan seperti ini.

"A-apa salahku Dad."

"DIAM!! Aku bukan ayah mu!" geram Andrew, dia mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kuat.

Dia berjongkok dan mensejajarkan diri, menjambak rambut Ayara hingga wajah wanita itu mendongak. Terlihat jelas lelehan air mata disana.

"Ya, menangis lah seperti itu," Andrew menyeringai, wajahnya sudah terlihat seperti iblis.

Dan Ayara makin diselimuti ketakutan.

Savana yang berada di atas tangga pun ikut tercengang ketika melihat pemandangan itu. Entah apa yang sudah membuat suaminya berubah, tapi dia sangat menyukai hal ini.

"Dia akan tidur di kamar pelayan,"

"Jangan berani-beraninya kamu naik ke lanai 2."

Tangis Ayara makin pecah saat Andrew pergi dari sana. Beberapa pelayan langsung berlari menghampiri Ayara.

"Nona."

"Bik, kenapa daddy seperti itu?" Adu Ayara, dia benar-benar bingung. Air bening yang mengalir dari kedua matanya pun semakin deras saja. Kini dia sesenggukan.

Dan belum sempat Ada yang menjawab pertanyaan Ayara itu, mereka semua mendengar tawa Havana yang penuh hinaan.

"Hem, ada apa ini? kenapa tuan putri mendadak jadi upik abu?" sindirnya.

"Yara, apa yang dikatakan suamiku benar. Kamu bukanlah anak kami." Perjelas Savana.

Dan semakin membuat dadda Ayara terasa sesak. Tenggorokannya tercekat.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***