Bab 10 - Melepaskan Untuk Bisa Mendapatkan

1 bulan kemudian.

Pagi hari di rumah Tessa.

"Kata orang-orang daddy mu jarang pulang ke rumah, dia lebih banyak menghabiskan waktu di hotel," ucap Tessa.

"Sayang, bukannya mommy ingin mengusir mu, tapi lebih baik kamu pulang Nak. Kasihan daddy mu," ucap mommy-nya Tessa, Stefani.

Daddy-nya Tessa-Gilbert hanya mendengarkan pembicaraan itu, seraya menikmati kopi panasnya.

2 kakak Tessa sudah pergi, kini di meja makan hanya ada mereka berempat.

Ayara membuang nafasnya perlahan, selama ini pun sebenarnya dia sudah sangat mencemaskan sang ayah, ketakutan tentang apa yang akan terjadi kedepan seolah kalah dengan cemasnya itu. Sudah seminggu terkahir Ayara rasanya ingin berlari pulang.

Ingin menatap wajah daddy yang sangat dia rindukan.

Perihal hubungan mereka yang berubah kemana Ayara tak bisa menanganinya, dia tak bisa menerka terlalu jauh.

"Iya Mom, nanti aku pulang."

"Bagus, biar Tessa yang mengantar mu."

Hari itu Ayara dan Tessa pulang jam 6 sore dari kampusnya. Tiba di rumah Ayara dunia sudah mulai menggelap.

"Daddy di rumah tidak ya? bagaimana kalau dia di hotel," ucap Ayara, dia turun dari dalam mobil sang sahabat. Tessa pun ikut turun juga, mereka datang bersama supir.

"Memangnya tidak kamu telepon kalau hari ini mau pulang?"

"Tidak."

"Heis, kamu yang boddoh."

Ayara mendengus.

"Telepon lah!"

"Aku takut."

"Heis! kalau begitu biar Aku yang telepon!" ketus Tessa, meski terkesan marah-marah tapi dia sangat menyayangi Ayara. Mereka sudah seperti saudara perempuan.

"Halo daddy, ini Tessa."

"Hem, kenapa Sa?"

"Daddy dimana? Yara sudah pulang."

Di ujung sana Andrew tersenyum kecil. Tentu saja dia tahu itu, sejak tadi Andrew sudah memperhatikan dari jendela kamarnya. Dia ingin menutup tirai karena hari sudah malam, tapi malah melihat Ayara dan Tessa di bawah sana.

"Daddy di rumah, masuklah. Daddy akan bukakan pintu."

"No daddy, aku tidak singgah. Mommy memintaku cepat pulang."

Sepanjang telepon itu terhubung, Andrew pun turun ke lantai dasar rumahnya. Dan saat telepon itu mati, Andrew membuka pintu rumah.

Deg! jantung Yara tersentak, dilihatnya sang daddy yang menatapnya dengan lekat.

Tessa berlari dan memberi salam, sementara Ayara berjalan dengan ragu untuk mendekat.

"Dad, aku langsung pulang," pamit Tessa.

"Bye Yara!" gadis itu pun segera berlari dan masuk ke dalam mobilnya.

Meninggalkan Ayara yang mati kutu di teras.

Setelah lama pergi kini semuanya benar-benar tak sama seperti dulu lagi. Jantungnya bahkan berdegup entah karena apa.

"Ayo masuk." Andrew segera menarik tangan Ayara untuk masuk ke dalam rumah. Di luar mulai gelap.

Ayara menarik tangannya pelan, dan Andrew pun dengan mudah melepaskan.

Mereka masih berdiri di ruang tamu dan saling berhadapan.

"Dad."

"Kamu sudah makan? daddy tidak masak, kalau kamu mau makan biar daddy pesankan."

"Kenapa daddy memecat semua pelayan?"

"Bibik Jane masih kesini kalau Daddy telepon."

Ayara menatap sekeliling rumah, di sofa ruang tamu itu tergeletak 1 jas milik sang ayah.

Andrew berjalan masuk dan Ayara mengikut, mereka menuju dapur.

Aroma menyengat mie instan tercium jelas.

"Duduklah, daddy akan buatkan sussu hangat. Di luar mendung, akhir-akhir ini musim hujan."

"Dad, kenapa daddy jadi begini? kenapa bercerai dengan mommy dan jadi hidup seperti ini."

Ayara tidak tahu, jika bukan perpisahannya dengan Savana yang terasa sulit. Tapi tentang perpisahan mereka.

Sementara Andrew malah diam, melihat kedua mata Ayara yang mulai nampak berkaca-kaca.

Gadisnya itu memang gampang sekali menangis.

"Apa kamu pulang hanya untuk memarahi daddy?"

Aw! Andrew menarik tangannya yang tanpa sengaja tersiram air panas.

Sementara Ayara sekuat tenaga menahan diri untuk tidak berlari. Sedangkan Andrew segera menyalakan kran air untuk mengguyur tangan kirinya agar tidak terlalu terasa panas.

Ayara menangis.

1 bulan lebih dia pergi dan sang ayah jadi benar-benar kacau.

Langkah pertama yang Ayara ambil memang terasa berat, tapi di langkah ke dua dia mulai bisa berlari.

Memeluk punggung ayahnya dengan erat.

Menangis disana.

Sungguh, Ayara merasa sangat bersalah karena pergi. Pergi disaat ayahnya terpuruk seperti ini.

"Maafkan Yara Dad."

Andrew terdiam, setelah suara Ayara itu kini hanya terdengar suara air di westafel.

Andrew kemudian mematikan air itu dan berbalik. Sementara Ayara melepaskan pelukannya.

Andrew menatap lekat hingga membuat Ayara menunduk.

"Yara."

"Jangan anggap aku sebagai wanita, aku anaknya daddy."

"Sini."

Andrew menarik tangan Ayara untuk pergi ke ruang tengah, sussu tadi jadi gagal di buat.

Duduk bersama disana, Andrew menunjukkan hasil tes DNA mereka. Menyatakan jika mereka tidak memiliki hubungan darah.

Andrew juga sudah memeriksa tes DNA Ayara dengan Roger Lin, dan hasilnya negatif, mereka bukan saudara tiri. Tapi bagian ini tentu tidak Andrew tunjukkan pada Ayara.

"Kamu bukan anaknya daddy."

"Tapi Dad, tetap saja itu salah."

"Yara, daddy tidak akan memaksa kamu sayang. Kamu berhak menentukan hidup mu sendiri. Tapi jika pilih untuk bersama daddy, berada lah lebih dekat. Seperti ini."

Andrew menggenggam erat tangan Ayara, sampai jemari mereka bertaut.

Namun Ayara yang terkejut segera menarik tangannya.

"Baiklah, tidak apa." Andrew menggeser duduknya, memberi jarak.

Percayalah, pria dewasa itu tidak benar-benar melepaskan, dia hanya sedang melepaskan untuk bisa mendapatkan.

"Daddy akan masuk ke dalam kamar."

Ayara ditinggal sendirian disana.

1 hari mereka bersama Andrew mulai nampak jelas berubah. Dia tidak bicara pada Ayara.

2 hari mereka tinggal bersama, Andrew hanya makan telur mata sapi buatannya sendiri, dia menolak makanan yang di buat Ayara.

3 hari, Andrew tidur di sofa dengan televisi yang menyala sampai pagi. Dia tidak berbagi tentang lelahnya.

4 hari Ayara mulai merasa frustasi, dia ingin daddynya yang dulu!

5 hari saat Tessa main ke rumah ini mereka tertawa lepas, namun saat Ayara datang Andrew pilih pamit pergi.

"Daddy!" pekik Ayara saat Tessa sudah pulang.

"Dad!" Ayara mendatangi kamar ayahnya itu.

"Kenapa?" tanya Andrew dengan wajahnya yang datar, dia bahkan menjaga jarak dari Ayara.

Tiap gadis itu maju mendekat Andrew pun akan mundur.

Ayara geram sekali, rasanya saat ini juga kepala dia mau pecah.

"Daddy benar-benar keterlaluan!"

"Apa lagi salah daddy sekarang?"

"Kenapa mengacuhkan aku?! bersama Tessa saja daddy tertawa seperti itu!!"

"Daddy tidak mengacuhkan mu. Kamu lah yang pergi dari daddy."

"DAD!!" geram Ayara.

Namun seketika itu juga Andrew melangkah mendekat dan menarik pinggangnya, menahan tengkuk Ayara dan menciium bibir sang anak.

Ayara mendelik, namun entah kenapa kini dia tidak berontak. Ada rasa yang tak bisa Ayara jelaskan. Tapi dari pada diacuhkan, Ayara lebih suka seperti ini.

Terpopuler

Comments

Rika Wai

Rika Wai

nanya apa nanya dah 😏

2024-05-20

0

Rika Wai

Rika Wai

iya lah, dia pria dewasa udah pengalaman 😏

2024-05-20

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

trik tarik ulur si Andrew.. dia mah udah dewasa jd tau bener bagaimana menghadapi gadis kecilnya...

2024-04-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5 - Tawa Savana
6 Bab 6 - Bukan Bagian Dari Masa Lalu
7 Bab 7 - Semuanya Sudah Berubah
8 Bab 8 - Di Bawah Payung Hitam
9 Bab 9 - 1 Minggu
10 Bab 10 - Melepaskan Untuk Bisa Mendapatkan
11 Bab 11 - Terus Membuka Mata
12 Bab 12 - Gadis Pintar
13 Bab 13 - Uncle
14 Bab 14 - Janji Suci
15 Bab 15 - Istri Sang Daddy
16 Bab 16 - Berhak Mendapatkan Kebahagiaan
17 Bab 17 - Keluarga Pearce
18 Bab 18 - Kita Selidiki Berdua
19 Bab 19 - Bagaimana Bisa?
20 Bab 20 - Hidup Kembali
21 Bab 21 - Sedikit Terasa Sesak
22 Bab 22 - Segala Praduga Jadi Hilang
23 Bab 23 - Semakin Gamang
24 Bab 24 - Florin dan Alaric Pearce
25 Bab 25 - Melupakan Semuanya
26 Bab 26 - Terlalu Banyak Hal
27 Bab 27 - Tidak Bisa Menjawab
28 Bab 28 - Terang-terangan
29 Bab 29 - Mendapatkan Kembali Ingatan
30 Bab 30 - Bibi Esme
31 Hidden Mommy by Ntaamelia
32 Bab 31 - Masih Ingat Dengan Jelas
33 Bab 32 - Kenangan Masa Lalu
34 Bab 33 - Beri Aku Waktu
35 Bab 34 - Kangen
36 Bab 35 - Hanya Bersisa Kebencian
37 Bab 36 - Persis Seperti Ibu mu
38 Bab 37 - Terus Menangis
39 Bab 38 - Menguak Semua Kebenaran
40 Bab 39 - Tidak Kembali
41 Bab 40 - Menangis Bersama
42 Bab 41 - Tidak Tahu Diri
43 Bab 42 - Terpikir untuk berpisah
44 Bab 43 - Jangan Diukur Siapa Yang Paling Menderita
45 Bab 44 - Merencanakan Sesuatu
46 Bab 45 - Hanya Butuh Waktu
47 Bab 46 - Memulai Semuanya
48 Bab 47 - Terkunci
49 Bab 48 - Tidak Bisa Mempercayai Siapapun
50 Bab 49 - Mencoba untuk Percaya
51 Bab 50 - Kita Harus Sembunyi
52 Bab 51 - Fakta Yang Sebenarnya
53 Bab 52 - Kita Butuh Bantuan
54 Bab 53 - Menyusun Sebuah Rencana
55 Bab 54 - Senyum Miring Danya
56 Bab 55 - Mendekat lah Padaku
57 Bab 56 - Senjjataku Yang Sesungguhnya
58 Bab 57 - Darrah Pembunnuh
59 Bab 58 - Dua Orang Asing
60 Bab 59 - Semua Keputusan Ada Padamu
61 Bab 60 - Hanya Akan Mengingat Kenangan Indah
62 Bab 61 - Kembali Berseri
63 Bab 62 - Semuanya Boleh
64 Bab 63 - Dibuang
65 Bab 64 - Diumumkan
66 Bab 65 - Tidak Butuh Restu Kalian
67 Bab 66 - Akhir Segalanya
68 Epilog
69 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5 - Tawa Savana
6
Bab 6 - Bukan Bagian Dari Masa Lalu
7
Bab 7 - Semuanya Sudah Berubah
8
Bab 8 - Di Bawah Payung Hitam
9
Bab 9 - 1 Minggu
10
Bab 10 - Melepaskan Untuk Bisa Mendapatkan
11
Bab 11 - Terus Membuka Mata
12
Bab 12 - Gadis Pintar
13
Bab 13 - Uncle
14
Bab 14 - Janji Suci
15
Bab 15 - Istri Sang Daddy
16
Bab 16 - Berhak Mendapatkan Kebahagiaan
17
Bab 17 - Keluarga Pearce
18
Bab 18 - Kita Selidiki Berdua
19
Bab 19 - Bagaimana Bisa?
20
Bab 20 - Hidup Kembali
21
Bab 21 - Sedikit Terasa Sesak
22
Bab 22 - Segala Praduga Jadi Hilang
23
Bab 23 - Semakin Gamang
24
Bab 24 - Florin dan Alaric Pearce
25
Bab 25 - Melupakan Semuanya
26
Bab 26 - Terlalu Banyak Hal
27
Bab 27 - Tidak Bisa Menjawab
28
Bab 28 - Terang-terangan
29
Bab 29 - Mendapatkan Kembali Ingatan
30
Bab 30 - Bibi Esme
31
Hidden Mommy by Ntaamelia
32
Bab 31 - Masih Ingat Dengan Jelas
33
Bab 32 - Kenangan Masa Lalu
34
Bab 33 - Beri Aku Waktu
35
Bab 34 - Kangen
36
Bab 35 - Hanya Bersisa Kebencian
37
Bab 36 - Persis Seperti Ibu mu
38
Bab 37 - Terus Menangis
39
Bab 38 - Menguak Semua Kebenaran
40
Bab 39 - Tidak Kembali
41
Bab 40 - Menangis Bersama
42
Bab 41 - Tidak Tahu Diri
43
Bab 42 - Terpikir untuk berpisah
44
Bab 43 - Jangan Diukur Siapa Yang Paling Menderita
45
Bab 44 - Merencanakan Sesuatu
46
Bab 45 - Hanya Butuh Waktu
47
Bab 46 - Memulai Semuanya
48
Bab 47 - Terkunci
49
Bab 48 - Tidak Bisa Mempercayai Siapapun
50
Bab 49 - Mencoba untuk Percaya
51
Bab 50 - Kita Harus Sembunyi
52
Bab 51 - Fakta Yang Sebenarnya
53
Bab 52 - Kita Butuh Bantuan
54
Bab 53 - Menyusun Sebuah Rencana
55
Bab 54 - Senyum Miring Danya
56
Bab 55 - Mendekat lah Padaku
57
Bab 56 - Senjjataku Yang Sesungguhnya
58
Bab 57 - Darrah Pembunnuh
59
Bab 58 - Dua Orang Asing
60
Bab 59 - Semua Keputusan Ada Padamu
61
Bab 60 - Hanya Akan Mengingat Kenangan Indah
62
Bab 61 - Kembali Berseri
63
Bab 62 - Semuanya Boleh
64
Bab 63 - Dibuang
65
Bab 64 - Diumumkan
66
Bab 65 - Tidak Butuh Restu Kalian
67
Bab 66 - Akhir Segalanya
68
Epilog
69
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!