Bab 2

"Apa yang kamu  lakukan?!" tanya Lilya dengan sangat ketus, dia masuk ke dalam kamar Ayara dan melihat  seorang pelayan yang memeluk erat bocah itu.

"Tante Lilya dimana mommy dan daddy?" tanya  Ayara pula, dia belum mau percaya  jika kedua orang tuanya telah tiada.

"Hais, apa kamu  sebodoh itu? berapa kali aku harus bilang, mommy dan daddy mu sudah  meninggal!" suara Lilya terdengar tinggi, buat Ayara tersentak  dan memeluk tubuhnya  sendiri.

"Sekarang ikut aku!" titah Lilya pula, dia menarik Ayara untuk turun dari atas ranjang.

"Nona, apa yang Anda lakukan? mau dibawa kemana nona muda Ayara?" ucap sang pelayan, dia masih coba menahan nona mudanya agar tidak dibawa pergi.

"Lepas tanganmu! hanya pelayan sok ikut campur! minggir!"

Pelayan itu tak berkutik.

"Kita mau kemana Tante? apa menemui  mommy  dan daddy?"

"Ya ya ya, jadi tidak usah banyak bicara, ikuti saja kemanapun tante pergi," balas Lilya, setelah mengatakan  itu pun  dia tersenyum  miring.

Membuang anak ini tidaklah terlalu sulit, harusnya  dia tidak perlu  banyak tenaga untuk marah-marah.

Hanya dengan  kebohongan tidak  masuk akal, Ayara akan mengikuti  apapun yang dia mau.

Masuk ke dalam sebuah  mobil hitam hanya berdua, Lilya mengemudikan mobil itu hingga tengah kota. Dia sengaja tidak  membuang  Ayara di tempat  sepi, biar saja di tempat  ramai begini hingga akan lebih  banyak yang akan memangsanya, preman, pengemis, atau bahkan mucikari.

Ah terserahlah, Lilya tidak  peduli akan hal itu.

Tepat  di pinggir  jalan ramai, Lilya  menghentikan  mobilnya.

"Turun!"

"Tapi tante, ini dimana? mommy dan daddy  dimana?"

"Turun lah, tante  akan menjemput  mommy dan daddy mu, tante akan kembali secepatnya."

"Tapi aku takut sendirian."

"Turun Ayara! atau tante tidak akan menjemput kedua orang tuamu."

Ayara terdiam, dia masih menggunakan  baju hitam dengan pita berwarna kuning di lengan kirinya, tanda berduka.

Ayara nampak ragu, hingga akhirnya  Lilya turun lebih dulu dan menarik  anak perempuan  itu untuk keluar. Dia cubit Ayara dengan sangat kuat  gadis malang itu berteriak kesakitan.

Tapi kendaraan  yang lalu lalang tidak  ada yang  peduli padanya.

Ayara kembali  menangis, memegang tangannya yang kini  telah membiru.

"Tunggu disini, mengerti?"

Ayara mengangguk dengan  sesenggukan.

"Jika tidak ingin  tante sakiti seperti  ini, jangan pernah  katakan jika  kamu adalah keturunan  keluarga Pearce, mengerti?"

Ayara mengangguk lagi.

"Tutup mulutmu tiap ada orang yang bertanya, jika tidak, kamu tidak  akan pernah  bertemu dengan mommy  dan daddy mu! mengerti!"

Ayara mengangguk  lagi, gadis kecil itu semakin menangis saat melihat sang tante kembali masuk ke dalam mobil dan meninggalkannya seorang  diri disini.

Ayara menangis, terus  menangis, sampai dia lelah dan duduk di jalan pinggiran jalan itu. Sampai matahari naik tinggi di atas kepalanya  hingga nyaris tenggelam di ujung sana, tapi sang tante tidak juga kunjung  menjemput dia.

Dan tiap detik  matahari nyaris tenggelam, semakin  takut pula perasaan gadis kecil  itu.

"Mom, mommy ..." lirih, air matanya  tak  pernah surut, dia terus  menangis.

Di depannya lalu lalang kendaraan, namun Ayara merasa sangat kesepian, dia menangis dan memeluk kalung  pemberian sang pelayan.

Hingga tanpa disadari oleh gadis kecil itu, ada sepasang mata yang memperhatikan tangisannya.

Andrew Lin menatap dengan hati yang berdesir  di dalam  mobilnya.

Melihat  gadis itu yang menangis dalam  duka. Dua pita  kuning di lengan kiri dan baju hitam itu, membuat  Andrew tahu jika gadis itu telah kehilangan  kedua  orang tuanya.

Seorang gadis malang, yang seolah memiliki nasib sama seperti dia.

"Hentikan mobilnya," ucap Andrew.

Jonh-sang asisten pun dengan segera menepikan mobil itu hingga berhenti.

Andrew turun dan Jonh pun mengekor.

Dia tetap  berdiri saat melihat sang tuan berjongkok  di hadapan seorang bocah  kecil yang menangis di pinggir  jalan.

"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Andrew dengan lembut, dia telah menikah selama 2 tahun namun belum dikarunia anak, jadi tiap kali melihat  anak-anak seperti ini, hatinya akan segera luluh.

Ayara terdiam, menutup mulutnya  rapat-rapat. Ingat ucapan sang tante jika  dia tidak boleh  bicara dengan siapapun  jika  ingin bertemu  dengan  mommy dan daddy.

"Dimana rumah mu? biar  Om antarkan pulang," ucap Andrew lagi, tapi Ayara tetap diam, tetap menangis tanpa  suara karena mulutnya tertutup rapat.

"Apa kedua orang tuamu telah meninggal?" Andrew coba memastikan dan saat itu tangis Ayara semakin  deras, hanya sesenggukan dan dihapus dengan kedua tangannya yang kecil.

Dari sana  Andrew dan Jonh tahu, mereka bisa menebak jika setelah kedua orang tuanya meninggal, anak ini dibuang oleh kerabatnya yang lain.

"Ikutlah bersama Om pulang, besok kita akan kembali kesini dan melihat apakah ada keluargamu yang datang," ajak Andrew.

Ayara menangis, tak punya pilihan  selain menyetujui  keinginan  pria dewasa ini. Tatapannya yang teduh, membuat Ayara ingat akan sang ayah.

"John, tinggalkan 1 anak buah kita disini, dan lihat apakah ada seseorang  yang mencari anak ini," titah Andrew.

"Baik Tuan."

Ketika malam menjelang Andrew pun membawa anak perempuan  itu ke rumahnya, saat itu sang istri sedang  tidak  berada di rumah. 

Seorang pelayan bantu mengurusi  anak malang itu.

Hingga jam 3 dini hari, tak ada satupun  orang yang mencari-cari gadis malang itu. 

Andrew pun masih setia terjaga, menunggu kabar dari sang asisten. Terlebih  sejak tadi, anak itu sekalipun  tidak pernah membuka  mulutnya. 

Sampai saat  konsentrasinya pecah  ketika  mendengar suara orang  berlari ke arahnya yang duduk di ruang  tengah. 

"Tuan! maafkan  saya Tuan, tapi  anak  itu demam, tubuhnya  menggigil," ucap sang  pelayan dengan cemas. 

Andrew segera bangkit dari  duduknya  dan berlari  ke kamar sang anak.

Melihat Ayara yang mengigau  dalam tidurnya yang tak  nyenyak. 

"Mom, Dad, Ayara tidak nakal, Ayara akan menunggu mommy dan daddy."

"Mom."

Tubuh  kecil Ayara menggigil. Andrew dengan segera menggendongnya dan membawa anak itu ke rumah sakit.  

Jam 4 pagi mereka sudah tiba disana dan Ayara mendapatkan penanganan. 

Andrew yang telah mengetahui namanya pun, menyebut anak itu dengan  sebutan Ayara. 

"Maaf Tuan, Ayara mengalami trauma berat, ada kejadian buruk yang membuatnya seperti  ini." terang sang dokter.  

"Sejak aku menemukan dia, Ayara juga tidak  pernah sekalipun bicara. Harus bagaimana  ini dok? saya juga bingung."

"Segala tindakan  harus  mendapatkan izin pihak keluarganya  Tuan."

"Saya lah keluarga nya, saya akan mengurus semua  itu."

"Baiklah, hanya ada 1 metode untuk membuatnya lepas dari trauma itu dan bisa hidup dengan normal."

"Apa?"

"Hipnoterapi." Dokter  itu pun menjelaskan, dengan menggunakan  metode ini maka Ayara akan melupakan semua kenangan buruknya dan diganti  dengan kenangan yang baru.

"Baiklah, lakukan teknik itu, saat dia bangun dia akan jadi anakku, Ayara Lin." jawab Andrew dengan  tegas.

Terpopuler

Comments

Fi Fin

Fi Fin

Ayara ini anak dr papa nya endrow dan selingjuhanya bukan

2024-04-18

0

Aidah Djafar

Aidah Djafar

kasian ayara 🤦

2024-01-31

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

masih nyimak

2024-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5 - Tawa Savana
6 Bab 6 - Bukan Bagian Dari Masa Lalu
7 Bab 7 - Semuanya Sudah Berubah
8 Bab 8 - Di Bawah Payung Hitam
9 Bab 9 - 1 Minggu
10 Bab 10 - Melepaskan Untuk Bisa Mendapatkan
11 Bab 11 - Terus Membuka Mata
12 Bab 12 - Gadis Pintar
13 Bab 13 - Uncle
14 Bab 14 - Janji Suci
15 Bab 15 - Istri Sang Daddy
16 Bab 16 - Berhak Mendapatkan Kebahagiaan
17 Bab 17 - Keluarga Pearce
18 Bab 18 - Kita Selidiki Berdua
19 Bab 19 - Bagaimana Bisa?
20 Bab 20 - Hidup Kembali
21 Bab 21 - Sedikit Terasa Sesak
22 Bab 22 - Segala Praduga Jadi Hilang
23 Bab 23 - Semakin Gamang
24 Bab 24 - Florin dan Alaric Pearce
25 Bab 25 - Melupakan Semuanya
26 Bab 26 - Terlalu Banyak Hal
27 Bab 27 - Tidak Bisa Menjawab
28 Bab 28 - Terang-terangan
29 Bab 29 - Mendapatkan Kembali Ingatan
30 Bab 30 - Bibi Esme
31 Hidden Mommy by Ntaamelia
32 Bab 31 - Masih Ingat Dengan Jelas
33 Bab 32 - Kenangan Masa Lalu
34 Bab 33 - Beri Aku Waktu
35 Bab 34 - Kangen
36 Bab 35 - Hanya Bersisa Kebencian
37 Bab 36 - Persis Seperti Ibu mu
38 Bab 37 - Terus Menangis
39 Bab 38 - Menguak Semua Kebenaran
40 Bab 39 - Tidak Kembali
41 Bab 40 - Menangis Bersama
42 Bab 41 - Tidak Tahu Diri
43 Bab 42 - Terpikir untuk berpisah
44 Bab 43 - Jangan Diukur Siapa Yang Paling Menderita
45 Bab 44 - Merencanakan Sesuatu
46 Bab 45 - Hanya Butuh Waktu
47 Bab 46 - Memulai Semuanya
48 Bab 47 - Terkunci
49 Bab 48 - Tidak Bisa Mempercayai Siapapun
50 Bab 49 - Mencoba untuk Percaya
51 Bab 50 - Kita Harus Sembunyi
52 Bab 51 - Fakta Yang Sebenarnya
53 Bab 52 - Kita Butuh Bantuan
54 Bab 53 - Menyusun Sebuah Rencana
55 Bab 54 - Senyum Miring Danya
56 Bab 55 - Mendekat lah Padaku
57 Bab 56 - Senjjataku Yang Sesungguhnya
58 Bab 57 - Darrah Pembunnuh
59 Bab 58 - Dua Orang Asing
60 Bab 59 - Semua Keputusan Ada Padamu
61 Bab 60 - Hanya Akan Mengingat Kenangan Indah
62 Bab 61 - Kembali Berseri
63 Bab 62 - Semuanya Boleh
64 Bab 63 - Dibuang
65 Bab 64 - Diumumkan
66 Bab 65 - Tidak Butuh Restu Kalian
67 Bab 66 - Akhir Segalanya
68 Epilog
69 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5 - Tawa Savana
6
Bab 6 - Bukan Bagian Dari Masa Lalu
7
Bab 7 - Semuanya Sudah Berubah
8
Bab 8 - Di Bawah Payung Hitam
9
Bab 9 - 1 Minggu
10
Bab 10 - Melepaskan Untuk Bisa Mendapatkan
11
Bab 11 - Terus Membuka Mata
12
Bab 12 - Gadis Pintar
13
Bab 13 - Uncle
14
Bab 14 - Janji Suci
15
Bab 15 - Istri Sang Daddy
16
Bab 16 - Berhak Mendapatkan Kebahagiaan
17
Bab 17 - Keluarga Pearce
18
Bab 18 - Kita Selidiki Berdua
19
Bab 19 - Bagaimana Bisa?
20
Bab 20 - Hidup Kembali
21
Bab 21 - Sedikit Terasa Sesak
22
Bab 22 - Segala Praduga Jadi Hilang
23
Bab 23 - Semakin Gamang
24
Bab 24 - Florin dan Alaric Pearce
25
Bab 25 - Melupakan Semuanya
26
Bab 26 - Terlalu Banyak Hal
27
Bab 27 - Tidak Bisa Menjawab
28
Bab 28 - Terang-terangan
29
Bab 29 - Mendapatkan Kembali Ingatan
30
Bab 30 - Bibi Esme
31
Hidden Mommy by Ntaamelia
32
Bab 31 - Masih Ingat Dengan Jelas
33
Bab 32 - Kenangan Masa Lalu
34
Bab 33 - Beri Aku Waktu
35
Bab 34 - Kangen
36
Bab 35 - Hanya Bersisa Kebencian
37
Bab 36 - Persis Seperti Ibu mu
38
Bab 37 - Terus Menangis
39
Bab 38 - Menguak Semua Kebenaran
40
Bab 39 - Tidak Kembali
41
Bab 40 - Menangis Bersama
42
Bab 41 - Tidak Tahu Diri
43
Bab 42 - Terpikir untuk berpisah
44
Bab 43 - Jangan Diukur Siapa Yang Paling Menderita
45
Bab 44 - Merencanakan Sesuatu
46
Bab 45 - Hanya Butuh Waktu
47
Bab 46 - Memulai Semuanya
48
Bab 47 - Terkunci
49
Bab 48 - Tidak Bisa Mempercayai Siapapun
50
Bab 49 - Mencoba untuk Percaya
51
Bab 50 - Kita Harus Sembunyi
52
Bab 51 - Fakta Yang Sebenarnya
53
Bab 52 - Kita Butuh Bantuan
54
Bab 53 - Menyusun Sebuah Rencana
55
Bab 54 - Senyum Miring Danya
56
Bab 55 - Mendekat lah Padaku
57
Bab 56 - Senjjataku Yang Sesungguhnya
58
Bab 57 - Darrah Pembunnuh
59
Bab 58 - Dua Orang Asing
60
Bab 59 - Semua Keputusan Ada Padamu
61
Bab 60 - Hanya Akan Mengingat Kenangan Indah
62
Bab 61 - Kembali Berseri
63
Bab 62 - Semuanya Boleh
64
Bab 63 - Dibuang
65
Bab 64 - Diumumkan
66
Bab 65 - Tidak Butuh Restu Kalian
67
Bab 66 - Akhir Segalanya
68
Epilog
69
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!