Andrew dan Ayara terus memperdebatkan tentang panggilan baru untuk Andrew.
Uncle? Andrew tidak menyukainya.
Sementara Abang, Ayara merasa terlalu muda untuk sang ayah.
Jadi ambil di tengah-tengah, kini Ayara membiasakan diri untuk memanggil Andrew dengan sebutan Om.
3 hari mereka berdua membiasakan dengan panggilan itu, tapi berujung dua-duanya yang merasa aneh. Dan akhirnya kembali lagi menyebut daddy.
Tapi Yara bilang, kini daddy itu bukan lagi berarti ayah, melainkan sugar daddy.
"Tuan, maaf harus mengatakan ini, tapi tuan Roger meminta anda untuk berkunjung ke rumahnya," ucap John sang asisten.
"Sampai pria tua bangka itu mati, Aku tidak akan pernah mendatangi rumahnya."
John terdiam, dia hanya bisa menundukkan kepalanya lalu pamit untuk keluar dari ruangan ini.
Sejak 14 tahun lalu, Andrew sudah menganggap sang ayah mati. Terserah pria itu mau melakukan apa.
Sementara Roger Lin yang tahu bahwa Andrew lah penyebab Florin meninggal pun semakin membenci anaknya sendiri.
Bertahun-tahun hubungan mereka selalu panas.
Andrew bahkan tidak pernah mengenalkan Ayara pada Roger.
Tapi semakin lama, Roger pun ingin memperbaiki hubungannya dengan sang anak. Mengingat kesehatannya pun sudah mulai menurun.
Beberapa bulan terakhir dia sering meminta John untuk menyampaikan pesannya pada Andrew. Meski tak ada satupun yang terbalas.
"Huh! jangan sampai pria badjingan itu melihat Ayara," gumam Andrew.
Dia mengusap wajahnya dengan kasar, rasanya begitu sulit untuk menikmati hidupnya yang saat ini karena bayangan masa lalu seperti terus menghantui.
Entah apa yang akan dilakukan oleh Roger ketika melihat Ayara nanti. Terlebih gadis itu, memiliki seluruh kecantikan mendiang ibunya, Florin.
Andrew merasa seperti mendapatkan hukuman, mencintai seorang wanita yang erat kaitanya dengan masa lalu.
Jam 4 sore, Andrew udah pulang ke rumahnya. Bibi Jane telah kembali tinggal di rumah ini dan membuka pintu.
"Yara sudah pulang."
"Sudah Tuan."
Andrew melarang bibi Jane untuk naik ke lantai 2 jika tidak dia panggil.
Tiba di lantai 2 Andrew tidak datang ke kamarnya sendiri tapi dia mendatangi kamar Ayara.
Membuka pintu itu dan melihat Ayara yang sedang tidur-tiduran di atas ranjang.
"Daddy!," sapa Yara, dia bahkan langsung bangkit. Turun dari atas ranjang itu dan berlari menghampiri. Entah cinta atau apa namanya, namun kini daddy Drew sudah menjadi candunya juga.
Dia tidak suka wanita-wanita di luar sana yang selalu mengejar daddynya, daddy Drew hanya miliknya seorang.
Bahkan Ayara sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi mommy Savana.
Sama seperti mommy yang selama ini tidak pernah menganggapnya ada, Ayara pun akan menganggap mommy Savana tidak berhak mengatur hidupnya.
"Tumben pulangnya cepat, ini kan hari senin." timpal Yara.
Andrew memeluk pinggang Yara erat, lalu mengangkat gadis itu hingga wajah Yara sedikit lebih tinggi dibanding dia.
Ayara tersenyum.
"Yara, coba sekali Panggil daddy dengan sebutan sayang, ya?"
"Sayaang," ucap Yara dengan manja, membuat mereka berdua sama-sama tertawa.
"Sayang," kini Andrew yang memanggil, dia membawa Ayara untuk duduk di sofa dan memangkunya.
"Asisten John sudah mengeluarkanmu dari kartu keluarga. Jadi kapan maunya untuk kita menikah?" Andrew bicara pelan sekali, sampai nafas hangatnya mampu menerpa leher Ayara.
Gadis itu terdiam, mengigit bibir bawahnya bingung.
Sementara Andrew sudah tak kuasa untuk menahan diri, dia ingin memiliki Ayara seutuhnya.
Andrew lantas mencium bibir Ayara dan menelusupkan lidah, Ayara yang tekejut nyaris mundur, namun Andrew dengan cepat menahan kepalanya.
Kabar tentang Roger membuat Andrew tidak tenang, rasa untuk memiliki Ayara terasa lebih menggebu daripada sebelumnya.
Andrew bahkan dengan cepat menanggalkan semua baju milik gadis ini. Hingga membuat tubuh bagian atas Ayara jadi pollos.
"Dad."
"Aku tidak sanggup menahannya lagi Yara, aku sangat menginginkan kamu."
Ayara tak berkutik, Terlebih saat sang daddy mulai menguasai dirinya.
"Dad, jangan begini, kita harus menikah dulu."
"Kapan?"
"Besok."
"Janji?"
"Iyah," balas Ayara diantara desaahnya yang tertahan.
Dengan nafas yang sama-sama memburu mereka berdua coba untuk meredam hasrat itu.
Pagi datang.
Hari ini Ayara izin tidak masuk kuliah, Andrew juga tidak pergi ke kantor.
Mereka berdua pergi ke pinggiran kota dan mendatangi sebuah tempat ibadah disana.
Menemui penjaga tempat itu dan mengatakan niat mereka datang kesini.
Untuk menikah.
Segala surat-surat bisa diselesaikan oleh John. Namun Andrew dan Ayara pun harus tetap menghadap pada Tuhan dan membuat Janji Suci.
Di dalam tempat ibadah itu tidak ada siapapun, hanya ada Andrew dan Ayara gang menggunakan gaun putih. Di bawah kitab suci mereka menyuarakan janji suci itu.
Berucap secara bergilir dan saling menatap dengan dalam.
Ayara menangis.
Sementara Andrew tersenyum, coba menguatkan Ayara yang kini telah jadi istrinya.
Entah apa yang akan terjadi di depan nanti, tapi akan Andrew hadapi.
Di akhir janji suci mereka, Andrew mencium bibir Ayara dengan sangat lembut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Ini nikah cara agama dan adat mereka,Udah Sah akhirnya,Setelah ini bersiap-siap lah menghadapi kegilaan Savana yg gila talak..
2024-09-24
0
Qaisaa Nazarudin
Memiliki itu bukannya dengan cara begini dad,Tapi langsung di Nikahin bukan di polosin..🤣🤣
2024-09-24
0
Qaisaa Nazarudin
Nah gitu dong Ayara, Coba lah bersikap tegas,jangan jadi lemah..
2024-09-24
0