Andrew adalah pria yang sangat matang, dia begitu menginginkan sentuhan penuh gairaah seperti ini. Semuanya sentuhannya terasa kasar namun nyaman. Ayara manis sekali, sampai membuatnya mabuk.
Dengan cinta semuanya jadi terasa sangat berbeda.
Sesuatu hal yang tak pernah bisa Andrew dapatkan dari mantan istrinya. Namun dia dapatkan dari Ayara.
Gadis yang masih begitu ranum.
Tapi Andrew sadar, hal begini pasti masih sangat tabu bagi Ayara. Mengingat status mereka sebelumnya yang sebagai ayah dan anak.
Andrew harus pelan-pelan untuk membuat Ayara mengerti.
Setelah berhasil membuat bibis anaknya kebas dan hausnya akan bibir itu menghilang, Andrew melepaskan pagutannya. Ganti memeluk Ayara dengan sangat erat, menyembunyikan wajah sang anak di daddanya.
"Daddy sangat menyayangi kamu Yara, sangat."
Ayara tergugu, jantungnya berdegup. Ada juga rasa bersalah yang menyelimuti hatinya.
Namun dia pun mendengar dengan jelas detak jantung sang ayah yang tidak biasa.
Detaknya sama seperti apa yang dia rasa.
"Ini sudah sore, mandilah lebih dulu, nanti kita cari makan diluar saja."
"Dad."
"Hem."
"Daddy tidak marah lagi padaku?"
"Daddy tidak pernah marah padamu sayang."
"Tapi Daddy selalu menghindari aku!"
"Bukan menghindar, tapi kan Yara yang tidak mau dekat-dekat Daddy."
"Habisnya Daddy seperti ini, membuatku takut."
"Yara, kamu sekarang sudah dewasa, pasti mengerti apa yang Daddy rasakan."
"Tapi bagaimana bisa Dad?"
"Karena sejak kamu kecil, Daddy tahu kamu bukan anaknya Daddy."
Ayara terdiam, sejak tadi Andrew masih memeluk. dalam keadaan seperti ini mereka berdua malah bisa saling bicara. Ayara bahkan tidak sadar saat kedua tangannya pun membalas pelukan ayahnya itu.
"Tapi sejak kecil Daddy adalah ayahku."
"Hem, Daddy tahu itu, karena itulah Daddy tidak akan pernah memaksakan kamu."
"Memaksa apa? memangnya Daddy mau apa?"
"Menikahi kamu."
Deg!
"DAD!!!" pekik Ayara, entahlah apa yang dia rasakan saat ini. Ayara pun memukul punggung sang ayah.
"Jika tidak dengan Yara biar Daddy tua sendirian."
"Apa Daddy mengancam ku?"
"Tidak, Daddy membuat 2 pilihan untuk mu. Bersama Daddy atau kita berpisah." Andrew bicara dengan suaranya yang sendu.
Sengaja mempermainkan hati gadis kecilnya.
"Tapi ini aneh buat ku Dad."
"Sekarang katakan, mau bersama Daddy atau tidak?"
Dengan ragu-ragu, Ayara mengangguk. Pergerakan kepalanya itu terasa jelas di dadda Andrew.
2 bulan ini mereka berdua selalu berselisih tentang hal ini, tentang status mereka yang sudah berubah. Bukan lagi anak dan ayah.
Tapi sebagai seorang pria dan wanita.
2 bulan ini Ayara sudah memikirkan ini banyak hal, berulang kali membayangkan bagaimana hidupnya jika tanpa Andrew, berpikir bagaimana jika nanti Andrew bersama wanita lain, dan ternyata Ayara merasa tidak rela.
Dia baru ingat bahwa selama ini tiap malam dalam doanya, Ayara selalu berkata bahwa andai dia jadi istri Daddy, maka dia akan mencintai ayahnya itu dengan sepenuh hati. Tidak seperti mommy Savana yang selalu meninggalkan sang ayah.
Dan ternyata kini semua doanya itu seolah didengar oleh Tuhan.
"Kita coba pelan-pelan ya?" bisik Andrew, suaranya pelan sekali, namun mampu di dengar oleh Ayara.
Lagi-lagi wanita itu mengangguk pelan.
"Dad, tidak usah beli makanan di luar, aku akan memasak pasta untuk makan malam kita."
"Baiklah, sekarang mandilah dulu."
Andrew mulai melerai pelukan mereka. Dan saat pelukan itu terlepas dia melihat wajah Ayara yang tersenyum. Andrew menahan diri kuat-kuat, jangan sampai dia menarik Ayara ke atas ranjang.
Jam 6 sore, Ayara sudah berlari menuruni anak tangga menuju dapur.
Dia ceria sekali karena malam ini akan memasak makan malam untuk sang Daddy.
Selama ini daddy-nya itu sangat menyebalkan, tidak pernah menyentuh makanannya.
Mengambil pasta di dalam lemari pendingin, juga daging dan beberapa sayuran. Ayara meletakkan semua itu di meja dapur.
Deg! terkejut saat melihat sang Daddy ternyata sudah berdiri di belakangnya.
"Astaga Dad, bersuara dong, jangan mengejutkan aku!"
"Di rumah ini hanya ada kita berdua, memang kamu kira Daddy siapa? hantu?"
Bibir Ayara mengerucut kesal.
"Mau masak apa?" Andrew memeluk Ayara dari belakang.
"Dad." Ayara takut dalam posisi seperti ini.
"Kalau masak rambut mu harus diikat Yara."
Andrew menarik ikat rambut di pergelangan tangan Ayara dan merapikan rambut panjang sang anak, menyusunnya tinggi lalu diikat seperti ekor kuda. Tengkuk leher Ayara yang terlihat jelas dia kecup sedikit.
Membuat Ayara merinding.
"DAD!! Jangan mengganggu ku, lebih baik Daddy duduk di sana!" Yara menunjuk kursi meja makan.
Tapi Andrew menggeleng.
"Masak lah, Daddy tidak akan mengganggu."
"Tangannya diam saja, kenapa membelai bokong ku!"
"Kamu semakin tumbuh besar saja sayang, dulu ini semua masih kecil."
"DAD!!"
Andrew tertawa.
Dan meski Ayara kesal, entah kenapa dia senang sekali mendengar tawa ayahnya itu. Kecupan Daddy Drew di pipinya membuat Ayara merasakan sesuatu yang entah.
Memasak pasta bersama. Karena sesekali tangan Andrew pun ikut mencincang daging.
Inilah kenapa Andrew memecat semua pelayan di rumah ini. Jika Ayara kembali mereka butuh tempat hanya berdua seperti ini.
Tidak terganggu dengan yang lain.
Ketika pasta itu sudah matang, Andrew mengangkat Yara hingga duduk di meja pantry.
Membuat wajah mereka saling berhadapan. Untuk pertama kalinya Ayara mencoba melihat pria ini bukan sebagai daddy-nya.
Dia hanya diam saat Andrew mengarahkan kedua tangannya untuk menggantung di leher sang ayah.
"Dad, bagaimana jika mommy Savana tahu tentang hal ini?" tanya Ayara.
"Kenapa? mommy Savana sudah punya hidupnya sendiri, kami tidak punya hak untuk ikut campur tentang hidup masing-masing."
Ayara terdiam.
"Yara, coba sentuh wajah Daddy dengan kedua matamu yang tertutup."
"Tidak, aku akan terus membuka mata dan menatap Daddy."
Andrew mengikis jarak, jantung Ayara berdegup dengan sangat kencang.
Biasanya sang ayah akan menciumnya tiba-tiba.
Tapi malam ini Andrew melakukanya perlahan, bahkan sangat pelan sampai nafas hangatnya mampu menerpa wajah Ayara.
Nyaris bibir itu menyatu, Ayara pun memejamkan kedua matanya erat. Lalu merasakan bibirnya yang dilumaat.
Berulang kali di dalam hatinya Ayara coba berdamai dengan keadaan ini.
Tentang dia dan sang Daddy.
Ayara tidak pernah mengenal cinta, semua yang dia lalui bersama Daddy adalah yang pertama untuknya.
Sentuhan perttama, ciuman perttama, jantung yang berdebar untuk pertama kalinya.
Daddy Drew bukan Daddy ku, Daddy Drew lebih dari itu.
Ayara kini bukan anak-anak lagi, dia sudah tumbuh dewasa. Dan sentuhan yang selalu dia dapatkan tentu mempengaruhi hatinya.
Terbiasa dan tak bisa lupa, bahkan menginginkan juga.
Pelan sekali, Ayara coba menggerakkan bibir. Tahu selama ini sang Daddy disia-siakan oleh mommy Savana, kini Yara akan coba memberikan yang terbaik.
Kasih sayang tulus dan patuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Aluna 『ᴷᴍ』
Mungkin terasa aneh bagi Ayara,, tapi selama tinggal bersama Ayara malah mendapatkan kasih sayang hanya dari sang ayah angkat. mungkin ini yang dinamakan cinta pertama seorang anak adalah ayahnya😅 Hanya waktu yang bisa merubah segalanya.
2024-12-31
0
andi hastutty
Waow
2024-09-03
0
Aidah Djafar
ya doamu terkabul Yara 😁😍
duuh sih Daddy tegas dlm bicara ngk neko neko 👌
belajar membuka hati Yara sebagai wanita untuk Andrew sebagai pria bukan daddymu lagi 🤔😁😍
2024-01-31
1