Rapat Tim Pertambangan

Meski aku tau, jika cara yang digunakan oleh Zidane banyak berunsur kekerasan. Tetapi semua itu bukan urusanku, satu-satunya urusanku adalah tujuanku sendiri.

"Apa Tim Pertambangan sudah datang?" tanya Zidane.

Lift mengurung kami bertiga, rasa di dadaku masih saja aneh. Kenapa aku bisa segugup ini, padahal hal ini adalah sebuah moment yang paling kunantikan selama lima tahun aku bekerja keras untuk Arkana Grup.

"Saya akan memeriksa lobi sesegera mungkin!" jawabku.

Aku memgambil ponselku, aku mencoba menghubungi meja resepsionis lobi. Untuk memastikan, apa Tim Pertambangan dari Kalimantan, Sumatra dan Papua sudah berkumpul semua.

"Kelihatannya masih ada beberapa yang belom sampai sini, Pak!" kataku setelah bicara dengan resepsionis di lobi gedung ini tentunya.

"Aku ingin mulai metingnya sekarang!" ucap Zidane tanpa berpikir.

Pastinya lelaki Mafia itu tak berpikir apa-apa. Pertemuan ini melibatkan cukup banyak orang. Tim Sekertaris Arkana Grup pasti kelimpungan menyiapkan segala hal. Mana ada beberapa anggota penting yang belum datang.

Tempat dan kelengkapanya, konsumsi, dokumen serta masih banyak lagi. Semua harus tertata rapi, sedangkan pertemuan ini harusnya dilaksanakan sejam lagi.

Namun aku tak ingin, di hari pertamaku sebagai sekertaris pribadi dari Zidane Arkana menjadi bencana. Maka aku harus berusaha sebisa mungkin, menyiapkan segalanya yang mendadak ini.

"Saya akan berusaha, agar pertemuan ini bisa di adakan secepat mungkin," kataku.

"Lakukan, aku tak suka membuang waktu!" ucap Zidane acuh.

Aku segera merogoh ponsel di saku jasku lagi. Pertama yang kuhubungi adalah tim asisten yang menyiapkan segala macam keperluan, pertemuan penting itu. Lalu mengkonfirmasi siapa saja anggota Staf Pertambangan yang belum hadir.

Meski pekerjaanku sangat banyak pagi ini, aku masih sempat mengantar Zidane menuju kantornya.

"Brian sangat membanggakanmu setiap bertemu denganku, kita lihat apa kau sehebat itu!" ucap Zidane dengan santai.

Aku sempat terpaku ketika tirani itu mengatakan hal barusan. Seketika ada dua hal yang berkecamuk di hatiku. Pertama Kak Brian sengaja menaruhku di samping Zidane dan kedua pria di depanku ini menyadari hal itu, sehingga aku hanya akan menjadi mainannya di sini.

Bukan main..., ternyata aku terjebak juga di situasi semacam ini. Ini adalah ambisiku, tapi mungkin bisa menjadi ambisi orang lain.

"Karena hanya orang-orang hebat saja, yang bisa hidup disekitarku! Makanya aku memintamu dari Brian!" lelaki gagah itu menatap mataku dengan sangat mengintimidasi.

"Saya akan membuktikan pada anda, jika saya layak berada di sini!" jawabku begitu yakin.

Menjadi bawahan Zidane adalah tujuanku, dan aku tak akan melewatkan kesempatan emas ini.

Tanpa babibu lagi aku segera keluar dari kantor Zidane dan pergi ke lobi gedung di lantai satu.

"Siapa saja yang belum datang?" tanyaku dengan nada tegas pada resepsionis.

"Tiga orang nona!" jawab resepsionis itu, hampir semua staf di pusat Arkana Grup ini mengenalku.

"Dua orang masih di penerbangan dan satu lainnya berada di sebuah hotel tak jauh dari sini, nona!" resepsionis itu kembali menjelaskan detailnya.

"Hotel?" aku begitu sangat kaget, bukankah seharusnya mereka segera ke Arkana Grup secepat mungkin setelah sampai di bandara. Kenapa ada satu orang yang berada di hotel.

Para pimpinan pekerja tambang yang harusnya menghadiri rapat dadakan ini, diterbangkan langsung dari pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua. Mereka diterbangkan langsung pagi ini, jadi mereka tak akan punya waktu untuk sekedar istirahat, apa lagi istirahat di hotel.

"Kirimkan nama dan alamat Hotelnya!" kataku pada si resepsionis, aku harus segera bergerak jika tidak maka Zidane akan meremehkanku kedepannya.

Baru juga aku berjalan beberapa langkah, aku sudah menemukan staf pertambangan yang dikabarkan di hotel barusan. Lelaki dengan name tag Arkana Tambang muncul, berjalan beriringan dengan seorang pria yang amat kukenal.

"Nona Jane!" pria paruh baya itu menghampiriku dengan senyum mesum yang menjijikan.

"Aku tak menyangka akan bertemu denganmu secepat ini!" lelaki itu sudah berdiri di depanku.

"Maaf Sekertaris Presdir, saya sedang sibuk! Kalau boleh tau?! Apa yang membawa anda ke sini?" tanyaku dengan senyum yang sombong.

Presiden Direktur sedang menjalani sidang khasus pembunuhan di rumah pribadinya, untuk sementara Jendral Arkana harus menghendaki aktifitasnya di gedung ini. Sebuah kejanggalan jika Sekertaris pribadi seorang Presiden Direktur, mengantar pegawai biasa untuk sekedar menghadiri rapat.

"Aku hanya ingin mengantar seorang pegawai Arkana berangkat miting! Apa tidak boleh?" tanya lelaki Sekertaris Presdir boneka Arkana Grup itu.

"Tentu saja boleh...!" jawabku dengan gelak mengejek. "Aku merasa bersyukur karena menolak menjadi Sekertaris Presdir!" ucapku dengan kebanggaan.

Pria tua berwajah licik itu sangat kesal, hingga sumpah serapahnya terdengar begitu nyaring saat aku berjalan menjauhinya.

Karena tugas yang diberikan Zidane padaku, aku tak punya banyak waktu untuk bersenda gurau dengan pegawai lain. Jadi aku memutuskan pergi dari hadapan Sekertaris Presdir yang amat sombong dan mesum itu.

Lima tahun bekerja di sebuah perusahaan, membuatmu mengenal hampir semua pegawai. Dan entah kenapa aku juga selalu tau rahasia-rahasia mereka.

Mungkin karena aku dulu berada di Tim Alpha jadi aku tau semua hal tentang Arkana.

Tim Alpha adalah sebuah kelompok yang dibuat untuk melindungi anggota keluarga Arkana dan bisnisnya.

Aku tak seharusnya memikirkan Sekertaris Jendral Arkana itu, karena tugasku amat berat saat ini.

Aku kembali berkomunikasi dengan seseorang yang mempunyai tanggung jawab untuk penjemputan karyawan tambang di bandara. Untung saja semua terkendali.

15 menit adalah waktu yang kubutuhkan untuk menyiapkan semuanya. Meski harus menurunkan sebuah helikopter di bandara untuk menjemput dua karyawan tambang yang baru datang, untuk menghindari kemacetan ibu kota. Serta sedikit memaki beberapa staf sekertaris yang ternyata kerjaannya amat lelet, tetapi aku bisa menyelesaikan tantangan pertama dari Zidane.

"Semua sudah siap, Pak!" kataku pada Zidane dengan sangat bangga.

Zidane yang duduk di kursi kebesarannya sebagai Wakil Presiden Arkana Grup, hanya memandangku dengan tatapan datar tanpa berkata apapun.

Apa yang kukerjakan pagi ini memang bukanlah hal besar, meski tirani itu tak memujiku aku juga tak tersinggung.

..............

Zidane memasuki ruangan rapat dengan aku dibelakangnya. Semua orang di dalam ruangan itu seketika berdiri memberi sambutan hormat pada Wakil Presiden Direktur Arkana Grup itu.

Seketika suasana hening, setelah Zidane duduk di kursi kebesarannya sebagai pemimpin rapat. Lelaki itu tak memberi intruksi apa pun padaku, hingga aku sedikit binggung. Tirani itu hanya memandangi semua orang, satu persatu dengan begitu jeli.

Cukup lama Zidane melakukan hal itu, sampai dia memberiku isyarat agar rapat segera dimulai, dengan mengacungkan tangan kanannya dengan santai.

Aku segera menyalakan monitor yang berada di tengah ruangan bermeja bundar besar itu.

"Saudara-saudara pasti bisa menebak kenapa hari ini Wakil Pimpinan memanggil anda semua kesini?!

"Benar, Kasus kecelakaan warga sipil di bekas galian tambang dan kontroversi tentang ganti rugi lahan!" kataku memulai rapat.

Di layar monitor sedang memutar tentang potongan cuplikan berita di televisi.

"Kasus pertama lima tahun lalu... Seorang anak kecil berusia delapan tahun meninggal karena tenggelam di bekas galian PT Arkana Tambang di daerah H. Beberapa bulan kemudian hal yang sama terjadi lagi.

"Tetapi... Kenapa hal itu terjadi lagi baru-baru ini?!" aku cukup emosional saat ini.

Tetapi sebuah kejadian yang tak ku prediksi terjadi.

Zidane berdiri dengan cepat, lelaki itu berjalan cepat ke arah seorang Staf pertambangan. Lelaki itu dengan coolnya melepas dasi yang ia kenakan lalu menggulungnya di tangan kanannya.

Apa yang akan dilakukan Mafia gila itu?

Terpopuler

Comments

༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐

༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐

mau gantung diri pake dasinya kali 🤣

2022-12-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!