Bertemu Elin

Setelah selesai makan, Rindi kembali naik keatas tempat tidur dengan dipapah oleh Arfan. Rindi tak tahu apakah dia salah jika mengambil kesempatan itu untuk mendapat sedikit kasih sayang dari Pria yang berstatus sebagai suaminya juga.

"Istirahatlah, aku akan pulang sekarang."

Kembali hati Rindi merasa sedih harus berpisah dengan Arsen. Tapi segera ia tepis perasaan tak tahu diri itu.

Rindi hanya mengangguk melepaskan kepergian sang suami. Arfan terlebih dahulu membantu Rindi untuk berbaring dan memperbaiki letak bantalnya, dan menyelimuti tubuh yang tampak kurus itu.

"Aku pulang dulu, kalau ada apa-apa segera hubungi aku melalui pesan di nomor yang biasa, jangan pernah me nelpon ke nomor pribadiku!" Pesan Pria itu dengan tegas.

"Maaf, tapi ponselku berserta tas pakaianku tertinggal di tempat itu." Ujar Rindi yang juga baru ingat jika barang bawaannya tinggal di rumah terkutuk itu.

Arfan mengeluarkan sebuah kartu kredit dari dompetnya. "Pegang kartu ini, PINnya Nama dan tahun lahir aku. Jika kakimu sudah membaik pergilah beli ponsel segera invite nomor aku. dan jangan kemana-mana tetaplah di hotel ini, aku akan menjemputmu jika Elin sudah pulang."

Rindi menerima kartu yang diberikan Arfan, dan mengangguk patuh dengan segala peringatan dari suaminya itu. Arfan segera beranjak menuju pintu keluar.

"Tuan?" Panggil Rindi, membuat Arfan menghentikan langkahnya dan kembali menghadap kepadanya.

"Terimakasih, untuk pertolongannya, dan juga segala kebaikan,Tuan."

Arfan mengangguk dan tersenyum tipis. "Jaga diri baik-baik." Pria itu segera keluar dari kamar Hotel.

Pagi ini Rindi terbangun lebih siang, ia berusaha berdiri dengan perlahan untuk membuka gorden jendela kamar itu, setelahnya ia segera meraih handuk yang tersampir dan masuk kedalam kamar mandi.

Selesai mandi ia baru ingat bahwa pakaiannya tidak ada. Rindi hanya menggunakan bathrob, saat ia baru keluar dari kamar mandi, terdengar ketukan pintu.

Rindi segera membuka pintu, karena mendengar suara pelayan hotel dari luar.

"Selamat pagi, Bu, kami diminta untuk mengantarkan titipan untuk Bu Rindi." Pelayan itu menyerahkan beberapa paper bag pada Rindi.

"Tapi saya tidak pesan, Mbak," ujar Rindi masih bingung.

"Tapi ini titipan dari suami Ibu, Dokter Arfan." Pelayan itu memberi tahu siapa pengirimnya.

Seketika hati Rindi bersorak kegirangan. Tanpa ia sadari senyum merekah dibibirnya.

"Ah, terimakasih ya, Mbak."

"Sama-sama, Bu, kalau begitu kami permisi dulu." Rindi mengangguk ramah.

Rindi segera membuka paper bag kiriman dari Arfan, ia tersenyum ternyata pakaian ganti. "Ternyata kamu peduli juga sama aku, Mas. Ah, aku panggil, Mas? Nggak, nggak. Itu kan, panggilan Mbak Elin. Aku nggak boleh ikutan memanggil itu, aduh kenapa aku ini semakin ngelunjak begini."

Rindi bergumam, kesal dengan perasaannya sendiri. Ia berjanji dalam hati tidak akan pernah jadi perusak rumah tangga mereka. Rindi hanya mencintai Arfan, tapi tidak berniat ingin mengambil Pria itu dari pemiliknya.

Tanpa terasa sudah tiga hari Rindi berada di hotel itu, dan selama itu pula ia tak bertemu Arfan. Karena merasa kakinya sudah sembuh, maka ia memutuskan keluar dari hotel untuk membeli ponsel seperti yang di perintahkan oleh Arfan malam itu.

Siang ini dengan menggunakan jasa taksi, Rindi sampai di sebuah pusat perbelanjaan, Rindi sengaja pergi ke mall, ia ingin menyegarkan otak, karena merasa bosan berada di dalam kamar hotel setiap hari tanpa ada kegiatan.

Rindi berjalan santai sembari mengamati sekitar gedung cukup ramai. Tujuan utamanya adalah konter Handphone.

Brukk!

Seseorang menabrak Rindi sehingga barang bawaan orang itu berserakan.

"Aduh, aku minta maaf, nggak lihat karena buru-buru," ujar wanita itu.

"Ah iya, nggak papa, Mbak." Rindi ikut berjongkok untuk membantu wanita itu merapikan barang belanjaannya.

"Sekali lagi minta maaf ya," ujar wanita cantik dan begitu ramah itu.

"Iya, tidak apa-apa, Mbak." balas Rindi membalas senyumannya.

"Kamu sama siapa? Oya, kenalkan nama aku Lina."

Rindi menerima uluran tangan wanita ramah itu. "Nama aku, Rindi."

"Sama siapa kesini? Sendiri?" Tanya wanita yang bernama Lina itu.

"Iya, Mbaknya sama siapa sendiri juga?" Tanya Rindi.

"Iya, aku lagi gabut dirumah. Bagaimana kalau kita duduk di Cafe sambil pesan minum." Ajak Lina

Rindi yang merasa dapat teman baru maka ia menerima tawaran dari Lina. "Baiklah, mari Mbak."

Setelah memesan makanan dan minum, mereka kembali mengobrol, Rindi sangat senang bisa bertemu orang baik dan ramah.

"Kamu asli orang sini ya?" Tanya Lina memutus lamunan Rindi.

"Iya, Mbak, aku asli disini. Mbak asal mana?"

"Nggak usah panggil Mbak, emang umur kamu berapa?"

"Aku 22 Mbak."

"Oh, iya masih muda banget. Aku sudah 26. Ya, nggak apa-apa jugalah panggil Mbak."

"Aku asal Medan, aku kesini lagi cuti, jadi aku liburan ke kota ini karena suamiku tugas disini." Wanita itu menjelaskan.

"Oh, suami Mbak kerja dimana?"

"Suami aku bekerja..." Ucapan wanita itu menggantung karena ponselnya berdering. "Sebentar ya, aku angkat telepon dari suamiku."

"Ya, Mas. Iya aku sudah nunggu didalam. Iya kamu kesini aja, aku lagi mau makan bareng teman. Oke, aku pesan buat kamu sekalian."

"Siapa Mbak?" Tanya Rindi tanpa sengaja mendengar percakapan Lina yang minta suaminya gabung bareng mereka.

"Suami aku, dia sudah diluar sekalian aku suruh gabung, bentar ya aku pesan makanan untuk dia dulu."

Rindi hanya mengangguk, ia merasa sungkan untuk bergabung dengan pasangan suami-istri itu, tapi ia sudah kadung pesan makanan juga.

Tak berapa lama terdengar suara seseorang menyapa Rindi, seketika wanita itu terlonjak kaget.

"Rindi!" Arfan menatap Rindi dengan curiga.

"Tu-tuan!"

"Hai, Mas. Kamu udah datang, sebentar ya, makanannya sudah aku pesankan. Oya, Mas. Kenalin ini teman baru aku, namanya Rindi."

Arfan dan Rindi saling bertatapan, Pria itu berusaha bersikap tenang. "Hai, apa kabar?" Tanya Pria itu mengulurkan tangan.

Dengan gugup Rindi menerima uluran tangan Arfan. "Baik." Jawab wanita itu sedikit bergetar.

Arfan duduk disamping Erlina. Rindi tak berani menatap pasangan itu. Ada perih di sudut qalbu melihat Pria yang juga berstatus sebagai suaminya merangkul wanita yang memang lebih berhak atas diri sang suami.

Rindi berusaha untuk tetap tenang dan tegar, meskipun hal itu tidak mudah, namun kembali lagi ia menguatkan hati yang hampir saja melow.

Karena merasa tidak mampu, Rindi mencari alasan agar bisa pergi dari hadapan mereka. Wanita itu pamit untuk ke toilet.

"Permisi, Mbak. Aku mau ke toilet sebentar," pamit Rindi segera berdiri.

"Ah, ya. Jangan lama, bentar lagi makanan nya datang," ujar Elin mengingatkan. Rindi hanya mengangguk dan segera berlalu.

Rindi masuk kedalam toilet, ia menghapus cairan asin yang sudah jatuh berderai. "Nggak, aku nggak boleh sedih! Aku bukan siapa-siapa, aku harus tahu diri."

Wanita itu segera mencuci wajahnya, setelah merasa cukup tenang dan rileks, ia keluar berniat untuk segera pergi dari mall itu.

"Sudah selesai?" Tanya Arfan ketus

Rindi terkejut saat melihat sang suami telah berdiri dihadapannya. "Tuan!"

"Untuk apa kamu mendekati istriku? Apakah kamu sengaja ingin memberitahukan semuanya?" Tuding Arfan dengan keji.

"Bu-bukan, aku tidak bermaksud seperti itu, Tuan!"

"Sudah, cukup! Sekarang serahkan kartu yang aku berikan kemaren! Aku tidak percaya padamu. Sepertinya kamu mempunyai maksud tertentu!"

Seketika air mata wanita itu jatuh kembali, ia sudah berusaha untuk tidak menangis lagi tapi nyatanya kata-kata lelaki yang dicintainya sungguh menghujam jantung.

Rindi segera mengembalikan kartu kredit dan berlari meninggalkan Pria itu yang masih berdiri disana.

Bersambung....

Happy reading 🥰

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

mereka berjumpa bukan dengan sengaja....Arfan terlalu buruk sangka... kasian Rindi

2024-02-20

0

Melly 38258

Melly 38258

arfan bukan arsen....

2023-07-07

1

Livyana 171

Livyana 171

Sumpah thor x ini ucapan arfan bnr2 bikn nyesel pisan🥺😔

2023-05-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!