Penutup

"Berhenti menggodanya Fian—" Suara daun pintu terdengar berbarengan dengan rangkaian kata tersebut. Fian maupun Rea terkejut, Liam baru saja menjejakkan kakinya masuk kedalam ruangan.

"Hei! Kau tidak boleh melihat wajah mempelai wanita dulu?!" Fian menggerutu, dia mencoba menutupi wajah Rea yang bahkan nyaris tidak peduli.

Hal ini membuat Liam merotasi matanya jenuh. Selain masuk tanpa izin lelaki itu juga memotong percakapan intens antara Fian dan Rea, huh! Menyebalkan.

Fian kembali memeluk Rea, menyandarkan kepala pada bahu terbuka wanita itu.

"Apapun yang kau katakan, dia tak akan pernah bisa mengingatnya. Kau hanya membuat dia semakin kebingungan—sepupuku..." sambung Liam yang faktanya memang begitu. Semakin Rea mendengar cerita, semakin dia bingung bagaimana merangkai cerita itu secara keseluruhan. Bukan berarti sia-sia tapi suatu saat nanti, Rea berjanji—jika dia mendapatkan jawaban dari seluruh tanda tanya ini, saat itulah dia akan membunuh mu Liam.

"Sudah waktunya..." ucap lelaki itu berhasil menyentakan pikiran. Fian kemudian melepaskan pelukan dengan wajah yang berseri-seri. Dasar gila. Rea lihat Liam mengulurkan tangan padanya, menunggu wanita tersebut untuk menyambut uluran tangan itu.

Pelan dan ragu—Rea meletakkan telapak tangan tepat diatas sana. Dia enggan melirik, hanya merasakan tangannya digenggam kuat oleh lelaki bernama Liam ini.

Suara lonceng atau apapun, terserah! Mulai menggema diluar sana. Sebelum benar-benar beranjak pergi dari bilik ini—Liam mendekatkan bibirnya menuju daun telinga milik Rea.

Suara bisikan terdengar.

"Jangan berpikir untuk melakukan sesuatu, karena tidak ada siapapun yang akan memihak mu Rea."

Hah~

Apa ini menjadi akhir hidupnya?

Rea rasa dia ingin tertawa hambar, menertawakan takdir konyol yang telah menimpanya.

Ini tak adil, sungguh. |

...Bagian pertama 'selesai'....

...***...

...Cerita hanya bersifat fiksi atau karangan saja, jika terdapat kesamaan dalam bentuk apapun mungkin karena ketidaksengajaan semata....

...Imbauan! Cerita mungkin bisa memberi efek trauma bagi sebagian pembaca, diharapkan menjadi pembaca yang bijaksana. Keseluruhan cerita ini dibuat semata-mata untuk hiburan, tidak mewajarkan atau membenarkan suatu tindakan—sekali lagi diharapkan menjadi pembaca yang bijak....

...Jangan lupa klik like, vote, dan comments pada akhir cerita sebagai wujud apresiasi terhadap karya penulis....

...Terima kasih....

...Selamat membaca....

...___________________...

...M u n a f i k...

...___________________...

..._________...

...____...

..._...

Tap—!

Rea menghentikan langkah kakinya secara tiba-tiba, Vioner yang berjalan tepat dibelakang punggung gadis itu terkejut—lantas hal ini membuatnya ikut berhenti. Gerangan apa yang terjadi? Batin Vioner bertanya-tanya, mengikuti arah pandang dari teman masa kecilnya.

Seseorang tergeletak disana, mengenakan seragam sekolah yang sama dengan mereka. Biar Vioner tebak, pasti dia adalah Liam—lelaki dungu yang akhir-akhir ini menjadi target bully dari teman-teman sekelas. Padahal mereka baru seminggu menjejakkan kaki dibangku sekolah menengah atas.

"Ada apa Rea?" Vioner berinisiatif bertanya. Wanita binal yang tak lain adalah temannya ini menggeleng; sama sekali tidak memberikan jawaban.

Dia malah meninggalkan Vioner lalu berjalan mendekati Liam yang sekarang wajahnya bahkan benar-benar terlihat babak belur.

"Huh!" Vioner mendengus, apa lagi yang akan Rea lakukan? Area sekolah sudah terlalu sepi, jika mereka terlambat—penjaga gerbang akan menutup seluruh akses pintu keluar. Mereka akan berakhir menghabiskan malam di sekolah. Tidak lucu bukan?

"Hei!" Tiba-tiba terdengar sapaan dari arah mulut Rea, gadis dengan rambut dikuncir asal tersebut berjongkok—memberikan sesuatu semacam satu tangan.

Liam bergeming, dia enggan mendongak. Wajahnya bengkak; melihat hal tersebut—Rea malah tergerak. Dia lantas meletakkan sapu tangan kearah pipi yang sedikit terkoyak.

"Kau baik-baik saja?" Pertanyaan bodoh macam apa itu? Vioner yang mendengar ingin tertawa. Berbanding terbalik dengan Liam yang bahkan tidak tahu harus merespon seperti apa.

Dia terdiam, merasakan permukaan sapu tangan yang sejujurnya sakit sekali tengah menyapu pelan pipi bengkaknya.

Yang ada semakin memperparah.

Hal ini membuat Liam risih, tangannya terangkat; gemetar—menahan pergerakan Rea agar dia tidak semakin memperlebar luka yang ada pipi.

Sudut bibir Rea tertarik, dia salah menduga situasi. Gadis tersebut terlihat senang ketika mengetahui Liam menyambut baik sapu tangan pemberian miliknya.

Gadis itu lalu berkata.

"Kalau kau tidak cepat-cepat pulang kau akan terkunci disini..." ucapnya sambil berdiri. Vioner berjalan mendekat, dia tidak terlalu peduli dengan Liam—hanya saja gadis itu menginginkan Rea tidak bertingkah lagi supaya mereka bisa angkat kaki dengan cepat dari sini.

Tanpa mengucapkan salam perpisahan, kedua gadis tersebut berpaling; pergi dari sana. Liam menantap dari kejauhan punggung Rea yang bergandeng tangan dengan Vioner. Samar-samar terdengar percakapan antara dua gadis tersebut.

"Kenapa kau menolong pecundang itu?!" Vioner bertanya, bukan karena tidak suka—hanya saja dia sedikit penasaran.

Rea yang mendengar terkekeh. Hal ini membuat Vioner kembali merotasi kedua matanya.

Menunggu jawaban apa yang akan teman masa kecilnya ini lontarkan.

"Dia terlihat lucu," sahut Rea gamblang, mengejutkan para pendengar.

Vioner bergidik—ngeri, apa-apaan itu? Sambil mendorong canda dan menggeleng tak percaya.

"Aneh," komentarnya tak habis pikir. Berbanding terbalik dengan Liam. Dia tampak tertegun mendengar satu kalimat sederhana yang meluncur mulus dari arah mulut Rea.

Liam merasakan wajahnya perlahan memanas. Apa yang terjadi? Tanpa sadar tangan lelaki itu terangkat; bergerak menuju dada.

Deg!

Sebuah kejanggalan terjadi pada jantungnya.

Kenapa benda ini berdetak dengan kencang?

...***...

...T b c...

...Jangan lupa like, vote, dan comments jika kalian suka...

...Terima kasih...

...Ketemu lagi nanti...

...Bye...

...:3...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!