Rea!

PLAK!

Aku terkejut, apa yang baru saja terjadi?! Hebohku penasaran dalam hati. Perlukah aku keluar dari sini lalu mendatangi kedua orang tersebut yang terlihat seperti tengah berdebat?

Wanita itu kembali mengangkat tangannya, apa dia ingin melayangkan tamparan lagi ke-pipi kekasih ku?

Sial! Hal tersebut menyentil kecil hatiku. Rasanya kesal, juga marah. Aku mendesis, menggapai kenop pintu lalu membukanya lebar. Berjalan dengan pede mendatangi kedua orang itu.

Ku yakin manik mata ini berkilat, Liam tidak bersuara—seakan malas berlagak. Wajahnya jenuh, ada kekesalan yang coba lelaki itu tahan. Beberapa detik sebelum wanita asing dihadapan Liam tersebut melayangkan tamparan kedua aku sudah lebih dulu menyambar tangan kecil berjari lentik itu.

Tanpa sadar aku mendesis, menantap nyalang sosoknya.

Wanita itu terkejut, bola matanya membulat. Seakan tidak menduga dengan kedatangan diriku ditengah-tengah situasi, kuberikan senyuman remeh. Rasakan itu! Aku cukup senang saat melihat betapa tidak percayanya dia atas kehadiran sosok ku meski begitu ada satu hal yang membuatku janggal.

Ku lirik heran, ada apa dengan lelaki ini. Liam. Dia seolah panik mengetahui diriku keluar dari mobil. Tanpa persetujuan dan mungkin lebih kearah tindakan impulsif, Liam menyambar tubuhku lalu menenggelamkannya didalam pelukan besar lelaki itu.

Menyembunyikan wajahku dari arah pandang wanita itu.

Apa yang terjadi?

Respon ini, terasa sedikit janggal.

Sungguh! |

..._____________________...

...R e a - !...

..._____________________...

...__________...

..._____...

..._...

"Rea? Kamu Rea 'kan?!"

Belum sempat rasanya diriku memberi jawaban, Liam sudah membungkam mulutku dengan tangan besarnya. Aku melirik tak percaya dari balik ekor mataku, apa yang tengah lelaki ini lakukan?

Seakan melindungi tapi sebenarnya malah memenjarakan.

Kenapa kau menatap panik Liam, dimana wajah tenangmu barusan? Ketika menghadapi sosok ini. Lalu, bagaimana bisa dia mengetahui siapa namaku?

Lagi-lagi pertanyaan yang sama mencuat dalam benak.

Apa aku mengenalmu?

Seperti tidak diberi kesempatan, Liam menarik kasar—dia berharap aku tidak bicara dengan wajah takutnya. Sial ini membuatku kesal. Tiba-tiba dia ingin menyeretku pergi. Beranjak dari sana.

Apa yang harusku lakukan?

Diam saja atau bertanya pada sosok yang sepertinya mengenali siapa diriku sebenarnya.

"REA! TUNGGU!"

Dia berteriak, menahan langkahku dengan genggaman tangannya. Terdengar Liam mendesis, raut muka lelaki itu benar-benar jengkel. Belum sempat mengetahui siapa wanita asing yang menampar keras wajah kekasihku aku malah dirundung dengan pertanyaan lainnya; situasi apa ini? Sebenarnya apa yang terjadi?!

Mencoba menjawab tapi tertahan lagi oleh tangan Liam, dia menarikku dalam rangkulan kasar. Ibarat bermain tarik tambang; menekan tubuhku dengan bobot badannya, sial. Apa yang harus ku lakukan, menuruti kehendak lelaki ini atau menumpaskan rasa penasaranku?

Pilihan sulit.

"Ayo kita pergi sayang!" tegasnya tiba-tiba. Sungguh, demi Tuhan dia benar-benar ingin membawaku pergi. Kembali kedalam mobil sewaan milik kami, bimbang. Aku bimbang.

Baiklah, dengan wajah dungu aku mengangguk. Biar saja menuruti keinginan dari satu-satunya kekasih hatiku.

Plas!

Ku empaskan genggaman tangannya, maafkan aku nona.

"REA!" lagi-lagi dia memanggil mencoba menahanku tapi Liam sepertinya berada dititik puncak kekesalan.

Ku indahkan panggilan itu, menjadi buta dan tuli sepenuhnya sampai satu teriakan janggal membuat diriku kepikiran.

"REA! JANGAN PERGI BERSAMANYA!"

Aku menilik. Liam berbisik.

"Jangan dengarkan!"

"LELAKI ITU! DIA BERBAHAYA!"

Apa maksudnya?

...***...

Bugh!

Aku terkejut, sedikit tidak percaya. Saat sosok Liam menyeret serta mengempaskan diriku diatas lantai hotel yang kami tempati. Setelah kejadian dijalan tadi ku lihat Liam seperti orang kesetanan. Membawa mobil dengan marah kembali menuju hotel tempat kami tinggal.

Aku sedikit shock, dia tidak peduli meski langkah kaki milikku terbata-bata. Sampai dimuara pintu lelaki itu membuka lalu mendorongku masuk, membiarkan tubuh bagian belakang dariku menghantam keras ubin lantai.

Bugh!

Apa yang sebenarnya terjadi?! SAMPAI AKU PANTAS MENDAPAT PERLAKUAN SEMACAM INI!

"Kenapa kau keluar Rea! Aku menyuruhmu tetap diam didalam mobil!" teriaknya.

HAH!

Apa salahku? Aku hanya ingin membantu kekasihku lepas dari wanita asing yang terlihat menekannya.

Seperti tidak bisa bicara, kata-kata itu tertahan ditenggorokan. Sial! Aku tidak mau bicara karena takut akan terjadi perkelahian. Itu tidak berarti. Cara apa yang harus aku pikirkan untuk menenangkan kembali lelaki marah ini?

Berhenti kesal pada kekasih mu!

"Maaf..." sahutku, memilih dari sekian banyak kosa kata didalam kepala. Dia tersentak, menantap kaget kearah diriku yang masih terduduk diatas ubin lantai. Reaksi apa lagi itu?

Huh—!

Tidak! Lebih baik ku teruskan saja, mengutarakan apa yang ingin aku utarakan.

"Aku hanya tidak senang melihat tangan seseorang mendarat diwajah kekasihku..." ku beri sedikit tekanan nada diakhir kalimat. Dia spontan terduduk; berjongkok tepat didepan mataku. Ku lihat kedua tangannya terangkat, melayang lembut menuju arahku. Dalam hitungan detik sudah kurasakan pelukan hangat yang lelaki itu berikan.

Pluk~

"Maafkan aku sayang~ telah kasar padamu..." bisiknya tepat diarea ceruk leherku. Aku mengangguk, membalas pelukan hangat miliknya sambil berbisik.

"Iya..."

Masalah selesai begitu saja. Tidak menjawab satupun pertanyaan-pertanyaan yang masih bersarang manja didalam otakku.

Sial, ini mengesalkan.

Haruskah aku mencari tahu sendiri?

Tentang wanita asing tersebut, serta sedikit kebenaran yang sepertinya lelaki ini tengah tutupi.

"Mari kita makan..." ucapnya. Berdiri, lelaki itu mengulurkan tangan—menunggu-ku menyambutnya. Sudut bibir yang ditarik keatas, aku tersenyum; simpul.

"Aku ingin makan buah..." sahutku mendapati anggukan manis dari lelaki itu.

.

.

.

.

.

Kutatap pemandangan area luar sana dari balik kaca jendela, rintik hujan menerpa pedas kaca tersebut. Perlahan-lahan semakin lebat, padahal hari ini adalah hari keberangkatan kami. Sudah lewat 3 hari tapi sayang setelah pertengkaran terakhir Liam berubah menjadi benar-benar sibuk. Dia lebih banyak keluar mengurus pekerjaan misterius miliknya, sedangkan aku?

Dibiarkan terkurung didalam kamar hotel.

Mencoba berjalan keluarpun percuma, tak ada satu tempat yang dapat ku kunjungi. Ini berkat ketidak tahuan miliku. Diam dikamar jauh lebih baik. Liam juga tidak memberi kabar dari kemarin malam, bahkan sosoknya sampai sekarang tampak tidak berminat memunculkan batang hidungnya.

Sial. Kemana lelaki itu?

"Aku khawatir..." monologku.

Tok! Tok!

Spontan aku berbalik, tidak salah dengarkan aku? Baru saja—apa merasa seperti mendengar suara ketukan diantara ributnya suara hujan. Ragu-ragu aku berlenggang. Tapi tidak terdengar lagi suara setelah itu. Gurat bingungku muncul, sepertinya memang salah dengar.

TOK! TOK!

Cukup membuat tersentak, bergegas aku menuju arah daun pintu. Sumber suara berasal tepat dari disana, tanpa ragu—kubuka-kan daun pintu tersebut dengan sekali ayunan tangan.

Kalimat tanya muncul didalam benakku, siapa gerangan sosok yang mendatangi diriku diluar jam kerja pekerja hotel. Kalau semisal Liam pasti tidak mungkin dia mengetuk.

"Siapa—?!" tanyaku terputus. Sosok diluar pintu menyela.

"REA!" panggilnya sambil mencengkeram kuat lenganku.

Siapa ini?

Wanita asing semalam.

Apa yang dia inginkan dengan ku?

...***...

...T b c...

...Cerita bersifat fiksi atau karangan saja, jika terdapat kesamaan dalam bentuk apapun—mungkin karena ketidak sengajaan semata....

...Jangan lupa klik like, vote, dan comments diakhir cerita sebagai wujud apresiasi terhadap karya penulis....

...Terima kasih,...

...ketemu lagi nanti...

...Bye...

...:3...

Terpopuler

Comments

usi susi

usi susi

👍

2023-09-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!