Aldo menggigil karena ia saat ini sangat kedinginan akibat terlalu lama di dalam kolam dan ternyata ia terlah berhasil membawa Alena naik ke atas pinggir kolam. "Nona ayolah buka mata Anda," katanya kemudian ia tidak henti-hentinya menggosok telapak tangan Alena bermaksud memberikan kehangatan. "Nona Alena, kali ini saja tolong buka mata Anda." Tapi sayang meskipun sampai mulutnya berbusa untuk menyuruh Alena membuka mata itu sangat tidak ada gunanya. Mengingat Alena sudah terlalu banyak menelan air yang ada di kolam karena saking lamanya tenggelam. "Apa yang harus saya lakukan." Ia kini masih terus saja berusaha supaya Alena sadar.
Erlan dan Bela bergegas menghampiri Aldo yang saat ini terlihat sangat sedih, namun siapa sangka mereka berdua ternyata larut dalam pikirannya masing-masing dimana Erlan melihat wajah Alena seperti melihat Aurora yang sedang tertidur pulas.
Sedangkan Bela merasa kalau Aldo sama sekali tidak memikirkan perasaannya, padahal dua jam yang lalu ia dan Aldo sempat mengungkapkan isi hati mereka masing-masing.
"Ada apa dengan mataku? Kenapa aku melihat wanita itu sangat mirip dengan Aurora?" Erlan bertanya-tanya di dalam benaknya. Sambil terus mengucek matanya berharap penglihatannya akan kembali normal. Akan tetapi, semakin ia mengucek matanya semakin jelas penglihatannya di mana yang saat ini berbaring di pinggir kolam itu Aurora bukan Alena. "Aurora, Tuan apa yang telah aku lakukan?" lirihnya. Dan dalam hitungan detik ia berlari ke arah Alena yang kini bibirnya sudah berwarna kebiruan.
Bela yang mendengar Erlan menyebut nama Aurora juga ikut-ikutan mengucek kedua matanya. "Tidak, itu bukan almarhum nyonya Aurora melainkan Nona Alena," kata Bela pelan karena ia takut Erlan akan mendengarnya. "Apa penglihatan tuan Erlan saat ini sedang bermasalah?" Bela bertanya pada dirinya sendiri. Ia kemudian mengikuti Erlan yang berlari namun ia begitu terkejut saat melihat Erlan tanpa aba-aba langsung memberikan Alena nafas buatan. "Apa yang saat ini aku lihat tidak salah, kan?" Matanya melotot sempurna.
Sedangkan Aldo tercengang saat menyaksikan itu semua ia tidak percaya Erlan melakukan itu kepada Alena. Padahal mereka semua tahu bagaimana Erlan ingin sekali melenyapkan Alena. Tapi kali ini Erlan malah menolong Alena sehingga membuat semua yang ada di sana shock bukan main bukan hanya Aldo dan Bela.
"Tuan, apa yang ada laku—"
"Diam Aldo, apa-apaan kamu! Kenapa malah membiarkan nyonya Aurora kalian tergeletak disini?" Erlan terdengar sangat marah sekali ketika memotong perkataan Aldo tadi. "Bisa-bisanya kamu diam saja melihat keadaannya begini!" lanjutnya lagi sambil terus memberikan Alena nafas buatan.
"Tuan ini Nona Alena," ucap Bela menepuk bahu Erlan. "Coba Anda perhatikan lagi dengan teli—" ucapan Bela terputus di saat ia tidak sengaja melihat Aldo menggeleng.
"Minggir kamu!" Erlan yang ternyata masih mengira Alena adalah Aurora dengan gerakan cepat menggendongnya. Ia saat ini benar-benar merasa panik juga, karena ternyata nafas buatan yang ia berikan tidak mempan. "****!! Rumah sakit sangat jauh dari sini sekarang apa yang harus aku lakukan?"
"Anda belum menekan-nekan d*da Nona Alena tuan, coba lakukan itu supaya airnya bisa keluar!" seru Aldo mengingatkan Erlan setelah tadi lama terdiam. "Ayo tuan lakukan saja sebelum semuanya terlambat," sambungnya lagi di saat melihat Erlan hanya diam saja sambil menggendong tubuh lemas Alena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Marsiana Lodovika
lanjut kak
2023-01-06
1
Sumarni Al Fa
terlambat ya erlan,
2023-01-06
1