Bukannya menolong keduanya Erlan malah berteriak memerintahkan para penjaga maupun pelayan untuk membuka tutup kolam itu supaya airnya bisa terkuras sampai habis. "Buka menutup pada kolam itu, supaya airnya habis bila perlu kolamnya juga kering!" serunya, ia lalu mendekat ke arah kolam sambil berdecak pinggang. "Lakukan dengan cepat kalau kalian tidak mau mendapat hukuman dariku!" desisnya.
Semua yang ada di sana berhamburan berlari setelah mendengar perintah Erlan, mereka semua langsung menyebur kedalam kolam hanya untuk membuka penutup yang ada di bagian paling bawah supaya airnya cepat berkurang. Mereka juga tidak ada yang berani bersuara ataupun mengucapkan kalimat sepatah kata.
Bela yang merasa Alena maupun Aldo tidak akan selamat bergegas menghampiri Erlan. "Tuan, maaf jika saya lancang." Alena menunduk saat mengatakan itu. "Kenapa tidak langsung saja menyelamatkan Aldo dan juga Nona Alena, tidak perlu menunggu sampai air kolam habis terkuras mungkin mereka berdua bisa saja kehabisan oksigen lalu mereka akan ma—"
"Lebih baik kamu diam saja Bela, aku membiarkanmu tetap bekerja disini hanya karena Mommy," potong Erlan cepat. "Menyingkir dari hadapanku, karena aku mau melihat kedua manusia yang sama-sama b*doh itu. Apakah masih bernafas atau sudah beda alam?" Erlan semakin membuat pikiran Bela menerawang jauh ke depan. "Kamu cukup menghubungi dokter dan juga kamu perlu menyiapkan dua kain kafan, bila perlu juga suruh beberapa anak buah Aldo untuk menggali dua kuburan untuk bos mereka juga wanita s*alan itu." Saat ini Erlan cuma mau ngetes bagaimana perasaan Bela terhadap Aldo. Karena dua bulan belakangan ini ia selalu saja melihat Bela diam-diam memperhatikan Aldo dari kejauhan.
Bela langsung saja berlutut di depan Erlan karena sungguh saat ini ia benar-benar sangat takut mendengar ucapan Erlan yang terdengar mengerikan di telinganya. "Tuan, bukankah Aldo tangan kanan Anda? Tapi kenapa Anda malah berkata begitu?" Bela saat ini sekuat tenaga menahan air matanya supaya tidak jatuh menetes. "Tuan ayolah, biarkan para pelayan dan beberapa penjaga saja yang menyelamatkan mereka." Kini posisi Bela yang tadi berlutut malah menjadi bersujud di bawah kaki Erlan. "Tuan saya mohon …," lirihnya.
"Jika aku menyuruhmu memilih salah satu dari mereka, maka siapa yang akan kamu selamatkan?" tanya Erlan yang tahu pasti jawaban Bela adalah Aldo. "Jawab sebelum semuanya terlambat!"
"Aldo tuan, saya akan menyelamatkan Aldo terlebih dahu—" Bela yang baru sadar kalau dirinya saat ini keceplosan langsung saja menutup mulutnya. "Ma-maksud sa-saya, Nona Alena yang tadi saya salah sebut nama tuan." Bela dengan cepat mengelak supaya Erlan tidak curiga.
Erlan tertawa renyah. "Sejak kapan kamu mulai menaruh rasa pada Aldo? Sepertinya aku ketinggalan informasi." Setelah mengatakan itu ia berjalan mengelilingi tubuh Bela. "Bela … Bela, andai kamu tahu cintamu itu bertepuk sebelah tangan. Karena Aldo ternyata menaruh rasa pada wanita itu." Erlan menunjuk ke arah kolam yang airnya sudah hampir habis. "Iya, dia wanita yang aku benci. Sekarang buka mata kamu lebar-lebar Bela." Ternyata Erlan saat ini sedang salah paham.
Bela yang mendengar itu kesulitan untuk membalas ucapan Erlan karena ia juga merasa begitu, karena melihat Aldo sepertinya memang benar-benar menyukai Alena.
"Apa kamu tidak percaya padaku? Lihat lagi posisi mereka saat ini." Erlan kembali menunjuk kolam dimana Aldo terlihat sedang berusaha terus membawa Alena ke pinggir kolam.
(Usahankan komen ya kakak-kakak, supaya Author tahu kalian menunggu cerita ini😊😊).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Marsiana Lodovika
lanjut kak
2023-01-05
1