Penyesalan Balas Dendam

Penyesalan Balas Dendam

Pembukaan Bab 1

"Apa kamu sudah melakukan apa yang aku perintahkan?" tanya Erlan kepada Aldo.

"Tuan, bukan saya tidak mau menuruti perintah Anda tapi saya takut Tuan Kenzo akan tahu, dan jika itu sampai terjadi maka saya pasti diusir dari sisi Anda." Aldo menunduk sedu setelah menjawab Erlan.

"Daddy tidak akan tahu Aldo!" bentak Erlan. "Jika kamu tidak memberitahunya," sambungnya.

"Tapi Tuan, bukankah Anda sudah tahu." Aldo menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya pelan melalui hidungnya. "Kalau Tuan Kenzo akan selalu saja tahu tentang apa yang akan kita lakukan."

"Aldo, Daddy belakangan ini sangat sibuk mana sempat dia memantau gerak-gerik kita." Suara Erlan mulai sedikit merendah. "Lakukan tugasmu atau aku sendiri yang akan turun tangan." Erlan menaikkan kedua kakinya ke atas meja. "Waktu terus berjalan Aldo, berpikirlah dengan ce—"

"Baik Tuan, saya akan melakukan tugas yang telah Anda perintahkan untuk saya," potong Aldo cepat. "Tapi, saya harus mulai dari mana?"

Erlan mengambil sebatang rokok, tak lupa juga ia mengambil botol minuman yang memiliki kadar alkohol yang begitu tinggi. Meletakkannya di atas meja sebelah kakinya. "Apa kamu mau minum ini Aldo, supaya ingatan pada otak mu yang kecil itu pulih?"

Aldo tercengang melihatnya, karena ia tahu Erlan yang dulu anti namanya rokok serta minuman yang mengandung alkohol tapi kini ia melihat dengan mata kepalanya sendiri kalau Erlan akan merokok sekaligus meminum minuman yang beralkohol itu. "Tu-tuan, sejak kapan Anda menyukai rokok dan minuman ker—"

"Kenapa kamu bertanya begitu? Dan pertanyaanku yang tadi kenapa malah kamu abaikan?" Erlan kemudian melempar pemetik ke Aldo. "Nyalakan untukku Aldo!"

Aldo dengan sigap menangkap pemetik itu, tangannya langsung saja bergetar hebat saat menyalakan pemantik sesuai yang Erlan minta. "Apa Anda yakin Tuan?"

Erlan yang kesal merebut pemetik itu lagi dari tangan Aldo dengan cepat. "Kelamaan, sini aku tidak pernah ragu dalam hal apapun Aldo." Erlan menyalakan pemetik itu sambil menghisap sebatang rokok. "Nikmat mana lagi yang aku dustakan." Erlan lalu menghembuskan kepulan asap putih itu ke arah Aldo. "Bawa wanita itu ke hadapanku sekarang!"

Aldo lupa memberitahu Erlan kalau Alena tidak masuk bekerja. "Maaf Tuan, hari ini Nona Alena tidak masuk bekerja karena Ibunya mengalami kecelakaan saat akan membeli obat untuk Tuan Mor—"

"Jangan bicara panjang lebar Aldo, dan jangan pernah menyebut nama laki-laki brengsek itu!" Entah mengapa Erlan sangat marah saat mendengar nama Morgan di sebut. "Sekarang, lakukan tugasmu!"

Aldo membungkuk sebagai tanda hormatnya kepada Erlan sebelum ia keluar dari ruangan itu. Ia merasa takut Erlan akan semakin marah jika saja ia berdiam diri di sana. "Kalau begitu saya permisi Tuan."

"Jika kerjamu tidak becus, maka aku sendiri yang akan menendangmu dari sisiku Aldo!" seru Erlan.

*

*

Di tempat lain.

Alena terdiam setelah mendengar ucapan Morgan. Ia tidak menyangka kalau keadaan Alisa akan separah ini.

"Bagaimana ini Pa, uang Vanno dan juga uang kak Alena belum cukup buat biaya operasi Mama," kata Vanno yang duduk di sebelah Morgan.

"Tenangkan diri kamu Vanno, kita pasti memiliki jalan keluar," balas Morgan menepuk-nepuk pundak putranya. "Lebih baik kamu istirahat saja. Giliran Alena dan Papa yang akan menjaga Mama." Morgan tidak bisa melakukan apa-apa ia merasa semakin tidak berguna di depan anak-anaknya. "Papa akan mencari jalan keluar secepatnya, kalian berdua tidak perlu khawatir."

Alena melirik Morgan. "Pa, jangan keras kepala biarkan saja Alena yang mencari uang," sergah Alena cepat. "Keadaan Papa juga begini bagaimana bisa per—"

"Kak Alena, cukup!" Vanno tidak mau membuat kesehatan Morgan menurun. Maka dari itu ia memotong ucapan Alena. "Lagi pula tujuan Papa baik, ingin membantu mencari biaya operasi Mama."

"Jangan aneh-aneh Vanno, apa kamu lupa Mama sudah terbaring lemah tidak berdaya di rumah sakit sekarang kamu malah mau mendukung Papa untuk mencari biaya berobat Mama." Alena membuang nafas kasar. "Kamu tidak ingat sedikitpun kejadian beberapa tahun yang lalu saat Papa mencoba mencari nafkah buat kita, Papa malah mengalami kecelakaan dan membuat kedua kakinya menjadi lumpuh permanen." Alena terpaksa mengatakan itu supaya Morgan mengurungkan niatnya.

"Kak, siapa tahu Papa mau mencari pinjaman ke teman-teman dekatnya yang dulu." Vanno menimpali.

"Vanno, apa yang dikatakan kakakmu benar." Morgan memilih jadi penengah supaya anak-anaknya tidak berdebat. "Alena kita pergi saja sekarang ke rumah sakit, biarkan Vanno istirahat," ajak Morgan.

"Sebentar, Alena mau ambil tas dulu kedalam kamar. Papa bisa tunggu di depan," ujar Alena yang masuk kedalam kamarnya.

*

*

"Jika tidak melakukan operasi secepatnya, maka nyawa Nyonya Alisa dalam bahaya. Karena bekas benturan pada bagian kepalanya cukup parah dan beberapa saraf otaknya juga mulai tidak berfungsi lagi," kata-kata dokter itu terngiang-ngiang di kepala Morgan.

"Kemana aku harus mencari biaya operasi Alisa, apakah ini balasan Tuhan atas apa yang telah aku lakukan dulu?" Morgan bertanya-tanya di dalam benaknya. Saat memandangi wajah Alisa yang begitu pucat terbaring diatas bad.

Sedangkan Alena yang melihat Morgan dari balik kaca beberapa kali mengusap air matanya. "Mama, Alena akan berusaha mencari uang bagaimanapun caranya. Dan untuk Papa bersabarlah badai ini pasti berlalu." Alena berkata begitu supaya dirinya tidak ikut down mengingat ialah anak satu-satunya yang diharapkan oleh Morgan. Karena mengharapkan Vanno itu terdengar mustahil dikarenakan sebentar lagi Vanno akan melakukan semester akhir. Maka dari itu Alena tidak ingin membuat Vanno berpikir terlalu keras karena yang kutakutkan pikiran sang adik menjadi kacau di saat keinginan Vanno dari dulu untuk menyelesaikan kuliahnya sudah ada di depan mata.

"Alena, apa kamu mau masuk?" tanya Morgan yang tiba-tiba saja sudah ada di belakang Alena.

Alena yang mendengar suara Morgan dengan cepat mengusap air matanya. Ia berharap Morgan tidak mengetahui kalau dirinya sedang menangis. "Papa, sejak kapan ada di sini?" tanya Alena yang langsung berbalik setelah merasa lelehan air matanya sudah tidak ada lagi.

"Baru saja, Papa mau ke toilet sebentar. Kamu tolong temenin Mama di dalam dulu," pinta Morgan.

"Papa jangan lama-lama karena Alena mau kekantor, soalnya ada beberapa berkas yang ketinggalan di sana," kata Alena berbohong.

Morgan mengiyakan Alena dengan cara menagngguk sambil menjauh.

Beberapa detik kemudain saat Morgan akan berbelok dan sudah cukup jauh dari ruangan Alisa tiba-tiba saja ada yang menabraknya dari arah samping sehingga ia langsung oleng dan terjaruh dari kursi rodanya. Membuatnya meringgis karena kursi roda itu tepat berada di atas tubuhnya.

Terpopuler

Comments

Tri Ulidar

Tri Ulidar

lanjut thor

2024-02-19

3

Susi Susiyati

Susi Susiyati

sku hadir kak....ttp semangat dan jg kesehatan q disini akn sllu mendukung karya kak😁👍

2023-06-06

1

Bisikan_H@ti

Bisikan_H@ti

like n subscribe kak

2023-02-06

2

lihat semua
Episodes
1 Pembukaan Bab 1
2 Bab 2 Alena Terpaksa Melakukannya
3 Bab 3 Laki-laki Itu Ternyata Erlan
4 Bab 4 Rencana Erlan Akan Berhasil
5 Bab 5 Alena dan Vanno
6 Bab 6 menikah
7 Alena Berdarah
8 Kedatangan Kenzo
9 Erlan Menemui Alena
10 M@buk
11 Berhalusinasi
12 Gara-gara Mie
13 Kenzo Marah
14 Di Balik Kegelapan
15 Itu Erlan
16 Di Kamar Aldo
17 Tenggelam
18 Salah Paham
19 Kenzo Khawatir
20 Terlalu Banyak Menelan Air Kolam
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 Promo Novel Baru
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 BAB 109
110 BAB 110
111 BAB 111
112 Promosi
113 Promosi
114 Promosi
115 SEASON 2 JUDUL: SALAHKAH JIKA KAMI SALING MENCINTAI?
116 Sebuah Cincin Berlian
117 Liona dan Danesh
118 Sangat Mencintai
119 Menolak Untuk Bekerja Sama
120 Berbicara Dengan Liona
121 Pada Akhirnya Liona Setuju
122 Ingin Memberi Kejutan, tapi Dirinya yang Malah Terkejut.
123 Liona dan Leon
124 Undangan Makan Malam
125 Tidak Mau Ikut
126 Membahas Masalah Pertunangan
127 Hari Pertama Berangkat Kerja
128 Di Perusahaan
129 Di Ajak Bertemu
130 Datangnya Ryder
131 Danesh Datang ke Rumah Utama
132 Terungkap
133 Tidak Bisa Tidur
134 Bangun Kesiangan
135 Obrolan Saat Sedang Sarapan Bersama
136 Terlambat
137 Melamar
138 Bab 138
139 Mengajak Liona Menikah
140 Liona dan Alena
141 Ingin Menikah
142 Bog em Mentah
143 Sangat Shock
144 Gaun Pengantin Untuk Liona
145 Di Kurung
146 Bab 146
147 Ruang Bawah Tanah
148 Hari H
149 Sah
150 Masih Belum Percaya
151 Berpura-Pura Patuh
152 Datangnya Calon Istri Danesh
153 Liona dan Ryder
154 Lima Bulan
155 Mau Menginap
156 Membantu Liona Memasak
157 Tidur Sekamar
158 Demam
159 Mengurus Sang Suami Semalaman
160 Anak Mama
161 Datangnya Sang Kakak Setelah Lima Bulan
162 Sepertinya Mulai Memihak Kepada Ryder
163 Satu Minggu
164 Setuju
165 Masih Saling Menghubungi
166 Meminta Haknya yang Sebagai Suami
167 Ternoda
168 Sangat Membenci
169 Tidak Mau Bicara
170 Pingsan
171 Hamil
172 Pergi
173 Menemui Danesh
174 Desa Terpencil
175 Munt4h
176 Menemukan Petunjuk
177 Di Perusahaan Danesh
178 Sudah Satu Minggu
179 Bab 179
180 Berencana Ingin Menggugurkan
181 Makan Nanas Muda
182 Merahasiakan Kehamilannya
183 Akan Pergi Mencari
184 Tidak Ada Tanda-Tanda Mereka di Sana
185 Datangn di Dini Hari
186 Dua Bulan
187 Tahu Kebenaran
188 Di Operasi
Episodes

Updated 188 Episodes

1
Pembukaan Bab 1
2
Bab 2 Alena Terpaksa Melakukannya
3
Bab 3 Laki-laki Itu Ternyata Erlan
4
Bab 4 Rencana Erlan Akan Berhasil
5
Bab 5 Alena dan Vanno
6
Bab 6 menikah
7
Alena Berdarah
8
Kedatangan Kenzo
9
Erlan Menemui Alena
10
M@buk
11
Berhalusinasi
12
Gara-gara Mie
13
Kenzo Marah
14
Di Balik Kegelapan
15
Itu Erlan
16
Di Kamar Aldo
17
Tenggelam
18
Salah Paham
19
Kenzo Khawatir
20
Terlalu Banyak Menelan Air Kolam
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
Promo Novel Baru
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
BAB 109
110
BAB 110
111
BAB 111
112
Promosi
113
Promosi
114
Promosi
115
SEASON 2 JUDUL: SALAHKAH JIKA KAMI SALING MENCINTAI?
116
Sebuah Cincin Berlian
117
Liona dan Danesh
118
Sangat Mencintai
119
Menolak Untuk Bekerja Sama
120
Berbicara Dengan Liona
121
Pada Akhirnya Liona Setuju
122
Ingin Memberi Kejutan, tapi Dirinya yang Malah Terkejut.
123
Liona dan Leon
124
Undangan Makan Malam
125
Tidak Mau Ikut
126
Membahas Masalah Pertunangan
127
Hari Pertama Berangkat Kerja
128
Di Perusahaan
129
Di Ajak Bertemu
130
Datangnya Ryder
131
Danesh Datang ke Rumah Utama
132
Terungkap
133
Tidak Bisa Tidur
134
Bangun Kesiangan
135
Obrolan Saat Sedang Sarapan Bersama
136
Terlambat
137
Melamar
138
Bab 138
139
Mengajak Liona Menikah
140
Liona dan Alena
141
Ingin Menikah
142
Bog em Mentah
143
Sangat Shock
144
Gaun Pengantin Untuk Liona
145
Di Kurung
146
Bab 146
147
Ruang Bawah Tanah
148
Hari H
149
Sah
150
Masih Belum Percaya
151
Berpura-Pura Patuh
152
Datangnya Calon Istri Danesh
153
Liona dan Ryder
154
Lima Bulan
155
Mau Menginap
156
Membantu Liona Memasak
157
Tidur Sekamar
158
Demam
159
Mengurus Sang Suami Semalaman
160
Anak Mama
161
Datangnya Sang Kakak Setelah Lima Bulan
162
Sepertinya Mulai Memihak Kepada Ryder
163
Satu Minggu
164
Setuju
165
Masih Saling Menghubungi
166
Meminta Haknya yang Sebagai Suami
167
Ternoda
168
Sangat Membenci
169
Tidak Mau Bicara
170
Pingsan
171
Hamil
172
Pergi
173
Menemui Danesh
174
Desa Terpencil
175
Munt4h
176
Menemukan Petunjuk
177
Di Perusahaan Danesh
178
Sudah Satu Minggu
179
Bab 179
180
Berencana Ingin Menggugurkan
181
Makan Nanas Muda
182
Merahasiakan Kehamilannya
183
Akan Pergi Mencari
184
Tidak Ada Tanda-Tanda Mereka di Sana
185
Datangn di Dini Hari
186
Dua Bulan
187
Tahu Kebenaran
188
Di Operasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!