"Wira!" Seseorang berlari menghampiri Wira yang sedang bekerja mengangkat beberapa karung terigu ke gudang. Pria berambut ikal itu menghentikan pekerjaannya, menuju ke temannya yang tampak panik.
"Mengapa memanggilku?" tanya Wira sambil menyapu pakaiannya yang bertaburan tepung terigu.
Teman Wira menunjukkan ponselnya. "Kau tonton nih berita," ucapnya menyalakan sebuah video dari tangkapan seseorang.
"Ini Video berita tentang apa?"
"Kau tonton saja videonya, Wir!"
Wira pun mengamati dari awal hingga akhir. Kedua manik hitamnya itu melebar setelah mendengarnya.
"Pembunuhan? Barusan ada pembunuhan di Desa kita?" Wira memegang dadanya.
"Ya Wir, korbannya ada enam, dan salah satu dari mereka adalah Bos Rentenir yang suka pajak-pajak warga sini,"
"Astaga, apa ini karmanya?" kaget Wira lagi.
"Dan lebih parahnya, mereka dibunuh di rumah Arum!"
"Apa?!" Mulut Wira terbuka lebar dan dua bola matanya ingin copot.
"Kau tidak bercanda, kan?" tambah Wira merebut dan memperhatikan rumah di dalam video itu lagi.
"Aku tidak bercandalah, Wir! Dan kau harus tau ini,"
"Tau apa?"
"Arum hilang,"
"Apa, Arum hilang?" Sekali lagi Wira terkejut.
"Parah banget, polisi nyatakan ada yang telah menculiknya,"
"Kau yakin?" Wira belum percaya. Ini terlalu besar dan heboh untuknya.
"Yaiyalah, polisi menemukan ada baju lelaki yang berada di dalam kamar Arum. Aku jadi khawatir, jangan-jangan Arum telah diperkossa dan dibunuh, hingga pelaku membawa tubuh Arum."
Deg!
Jantung Wira berdetak sangat kencang, ia berlari keluar.
"Tidak-tidak, Arum pasti baik-baik saja. Dia tidak boleh terluka."
Wira panik hingga tanpa sadar menyenggol beberapa karyawan. Karyawan lainnya terkejut dengan Wira yang membuat mereka saling berbisik. Terlihat laki-laki itu mengepal tangan, ia tidak terima dengan berita yang sedang viral itu.
"Duh, kasihan Mas Wira, pasti dia sedih banget Arum diculik." Karyawan merasa iba dengan Wira, mereka tahu Wira sudah naksir Arum dari dulu.
Tiba-tiba saja, dua security menghampirinya dan mencegat tujuan Wira.
"Maaf Mas, anda dilarang keluar dari pabrik sebelum pekerjaan selesai,"
"Tapi Pak, saya sedang mencemaskan Arum, saya ingin ke rumahnya untuk melihat dengan dua mata saya sendiri, saya yakin berita yang lagi viral itu pasti Hoax!"
Namun, dua security tetap menahannya.
"Maaf Mas, ini perintah dari atasan. Silahkan masuk kembali," titah Security menyuruh Wira kembali bekerja.
"Tidak Pak! Saya tidak bisa, tolong bapak memahami kecemasan saya, tolong kalian berdua katakan pada Bos kalau hari ini saya izin!"
"Tetap tidak bisa, Mas!" Security menolak tegas. Wira makin marah, namun saat ingin menerobos menggunakan motornya yang sudah siap melaju, tiba-tiba saja suara lantang menghentikannya.
"Hentikan! Kalian berdua pergilah, biar saya yang mengurusnya," ucap Bos Wanita cantik itu menghampiri Wira. Kini Wira turun dari motor dan berhadapan dengan Bosnya.
"Apa kau ingin melanggar aturan yang telah saya tetapkan?"
"Ma-maaf, Bos. Saya hanya khawatir pada Arum," ucap Wira sedikit menunduk. Ia juga agak takut bila berurusan dengan Wanita itu. Karena, Bosnya bukan sembarangan orang, ia wanita yang memegang kekuasaan beberapa pabrik di Desa.
"Masuk kembali!" titah Wanita itu memerintah.
"Tap-tapi, Bos---"
"Saya katakan sekali lagi, masuk kembali!" perintahnya dengan tegas. Wira makin menguatkan kepalan tangannya dan mendesis tak karuan dibentak.
'Argghh, dasar Bos sialan, apa dia tidak peduli pada karyawannya, Arum?' batin Wira pun terpaksa masuk kembali dan diikuti oleh Bosnya. Lelaki itu pun dengan perasaan kesal kembali bekerja.
Sementara Arum, gadis itu sedang berdiri di tepi jalan sambil menunggu sesuatu dan nampak gelisah, karena dalam sekejap saja ia dicari oleh polisi, seakan-akan juga ikutan jadi buronan. 'Duh, kemana Tuan Ray? Kenapa dia lama sekali? Apa jangan-jangan tertangkap?' pikir Arum tambah khawatir. Gadis itu takut bila nantinya mereka berdua akan diseret oleh hukum.
Beruntung sekali, sebelum orang yang berlalu lalang mengenalinya, sebuah mobil berhenti di depan Arum. Gadis itu sontak perlahan mundur ketika kaca jendela mobil spot merah itu mulai turun dan menampakkan seseorang berkaca mata hitam.
"Come on, Baby!"
"Tu-tuan Ray?" Arum melongo hebat. 'Oh my god! Ternyata dugaan ku benar, Tuan Rayden bukan sembarangan orang!' batin Arum bergegas masuk lalu duduk di sampingnya. Ia pun menunduk memasang sabuk pengaman. Seketika, Rayden memanggil.
"Baby,"
"Ya Tuan Ray---"
Chupp
Rayden mengecup bibir gadisnya, pipi Arum pun merah merona. Tindakan cepat Rayden benar-benar tidak dapat dibaca oleh mata.
"Sorry, kau pasti lama menunggu di sini kan?" tanya Rayden kini melaju pergi. Arum dengan malu-malu hanya menggeleng saja. Ia masih tersipu telah diperlakukan lembut barusan.
'Sebenarnya, siapa kau ini Tuan?' batin Arum curi-curi pandang. Dari samping, Rayden terlihat makin keren. Pria itu bahkan sangat tenang mengendarai mobilnya.
'Oh Tuhan, bisakah kau berikan aku suami seperti dia nanti?' batin Arum jadi kepengen nikah betulan.
[Eaahhh anak ABG dan pengen nikah tuh🤭]
.
.
.
Sekali lagi, Arum melongo di depan sebuah rumah mewah. Ia dan Rayden sudah meninggalkan Desa tempat tinggal Arum. Walau begitu, keduanya masih perlu berhati-hati karena bisa saja Detektif Profesional milik Negara bergerak menemukan mereka. Terutama Rayden telah menarik rasa penasaran para ketua kepolisian.
"Tuan, rumah ini milik anda?" tanya Arum menunjuk.
'Accchhh....'
Arum memekik dirangkul dengan erat.
"Yess Baby, ini tempat istirahat sementara buat kita," jawab Rayden mengecup leher Arum membuat gadis itu menggeliat geli.
"Ja-jadi nanti kita akan pergi dari sini lagi?" tanya Arum sekali lagi.
"Benar, kita akan pergi setelah Dokter datang memeriksa dirimu,"
"Sekarang, kemarilah... kita masuk sayang."
'Accchhh....' Lagi-lagi Arum memekik kaget diangkat dan dibawa masuk ke dalam rumah. Arum semakin deg-degan berada di sisi Rayden.
"Tuan, sebenarnya anda siapa?" tanya Arum akhirnya melontarkan itu. Rayden berhenti dan menatap Arum lalu berbisik.
"Kau akan tahu setelah aku membawamu ke istana, sayang."
Arum mendesis diberi jawaban yang malah bikin tambah penasaran.
'Seberapa hebat sih Tuan Ray sampai punya Istana segala?' pikir Arum cemberut.
.
.
.
Dua jam berlalu, kini Arum sedang diperiksa oleh Dokter pilihan Rayden. Memang barusan ia ingin membawa Arum ke Rumah sakit, tetapi karena gara-gara Bos Rentenir, ia harus jauh-jauh memanggil Dokternya sendiri.
"Bagaimana hasilnya?" tanya Rayden sudah tidak sabar.
Dokter lelaki yang duduk di sebalahnya pun dengan santai menjawab, "Kita tunggu dia keluar dari toilet." Rayden mendesis sudah sangat-sangat ingin tahu.
Tiba-tiba keduanya langsung berdiri ketika Arum keluar dan menghampiri mereka sambil memegang sebuah benda kecil.
"Tu-tuan, ini maksudnya apa?" tanya Arum menunjukkan dua gatis merah. Ia yang masih polos belum mengetahui soal kehamilan.
Mata Dokter melebar, ia segera mengambil benda itu dan menunjukkan ke Rayden.
"Sungguh tidak dapat dipercaya, kau berhasil menghamilinya!"
Senyum Rayden pun melebar, ia samat happy mendengarnya.
"Yess, yeaaahh...akhirnya gue berhasil! Yeaaah!" riang Rayden kegirangan. Arum menggaruk lehernya merasa bingung melihat Rayden yang senang sudah menghamili orang. Padahal di luar sana masih banyak lelaki yang malah marah bila pasangannya hamil.
Namun kebahagiaannya pun seketika hilang ketika ponselnya berdering. Rayden terkejut menerima panggilan dari bawahannya jika lokasinya bocor dan sekarang musuhnya sedang menuju kemari.
Rayden pun sadar jika mereka berhasil melacak jejak Dokternya.
"Ck, sialan! Baru juga happy, saya harus meladeni mereka!"
Rayden pun menarik Arum dan keluar dari belakang rumah, diikuti oleh Dokter itu. Arum hanya menurut saja dituntun ke dalam mobil lalu mereka pun mulai meninggalkan rumah mewah itu. Seketika Arum terlonjat kaget setelah mendengar suara ledakan hebat. Rupa-rupanya Rayden meledakkan rumahnya sendiri menggunakan alat otomatis yang dia pegang. Jantung Arum memompa naik turun melihat api menjulang tinggi menghanguskan rumah itu.
"Oh my god! Apa Tuan Rayden seorang terror*s atau mafia?" Arum hanya bisa bertanya-tanya dalam hatinya. Kelakuan Tuan Rayden sama sekali tidak bisa ditebak.
...........
...MAU SAYA CRAXY UP? YUK LIKE, KOMEN DAN VOTE!!...
...~ TERIMA KASIH ~...
.......
.......
...😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Jeankoeh Tuuk
koq asal usulnya tuan rayden ...tidak di bahas
2023-01-01
1
Siti Saadah Khodijah
seruuuuuuuuuu bingit banget sekali Thor 😎🥰😘😍😍😍😍🤩
2022-12-16
0
adekku
saya mau dukung klo mau crazy up klo bisa tiap hari xixixi........boleh dunk
2022-12-04
1