16. Sebuah Video

"Wira!" Seseorang berlari menghampiri Wira yang sedang bekerja mengangkat beberapa karung terigu ke gudang. Pria berambut ikal itu menghentikan pekerjaannya, menuju ke temannya yang tampak panik.

"Mengapa memanggilku?" tanya Wira sambil menyapu pakaiannya yang bertaburan tepung terigu.

Teman Wira menunjukkan ponselnya. "Kau tonton nih berita," ucapnya menyalakan sebuah video dari tangkapan seseorang.

"Ini Video berita tentang apa?"

"Kau tonton saja videonya, Wir!"

Wira pun mengamati dari awal hingga akhir. Kedua manik hitamnya itu melebar setelah mendengarnya.

"Pembunuhan? Barusan ada pembunuhan di Desa kita?" Wira memegang dadanya.

"Ya Wir, korbannya ada enam, dan salah satu dari mereka adalah Bos Rentenir yang suka pajak-pajak warga sini,"

"Astaga, apa ini karmanya?" kaget Wira lagi.

"Dan lebih parahnya, mereka dibunuh di rumah Arum!"

"Apa?!" Mulut Wira terbuka lebar dan dua bola matanya ingin copot.

"Kau tidak bercanda, kan?" tambah Wira merebut dan memperhatikan rumah di dalam video itu lagi.

"Aku tidak bercandalah, Wir! Dan kau harus tau ini,"

"Tau apa?"

"Arum hilang,"

"Apa, Arum hilang?" Sekali lagi Wira terkejut.

"Parah banget, polisi nyatakan ada yang telah menculiknya,"

"Kau yakin?" Wira belum percaya. Ini terlalu besar dan heboh untuknya.

"Yaiyalah, polisi menemukan ada baju lelaki yang berada di dalam kamar Arum. Aku jadi khawatir, jangan-jangan Arum telah diperkossa dan dibunuh, hingga pelaku membawa tubuh Arum."

Deg!

Jantung Wira berdetak sangat kencang, ia berlari keluar.

"Tidak-tidak, Arum pasti baik-baik saja. Dia tidak boleh terluka."

Wira panik hingga tanpa sadar menyenggol beberapa karyawan. Karyawan lainnya terkejut dengan Wira yang membuat mereka saling berbisik. Terlihat laki-laki itu mengepal tangan, ia tidak terima dengan berita yang sedang viral itu.

"Duh, kasihan Mas Wira, pasti dia sedih banget Arum diculik." Karyawan merasa iba dengan Wira, mereka tahu Wira sudah naksir Arum dari dulu.

Tiba-tiba saja, dua security menghampirinya dan mencegat tujuan Wira.

"Maaf Mas, anda dilarang keluar dari pabrik sebelum pekerjaan selesai,"

"Tapi Pak, saya sedang mencemaskan Arum, saya ingin ke rumahnya untuk melihat dengan dua mata saya sendiri, saya yakin berita yang lagi viral itu pasti Hoax!"

Namun, dua security tetap menahannya.

"Maaf Mas, ini perintah dari atasan. Silahkan masuk kembali," titah Security menyuruh Wira kembali bekerja.

"Tidak Pak! Saya tidak bisa, tolong bapak memahami kecemasan saya, tolong kalian berdua katakan pada Bos kalau hari ini saya izin!"

"Tetap tidak bisa, Mas!" Security menolak tegas. Wira makin marah, namun saat ingin menerobos menggunakan motornya yang sudah siap melaju, tiba-tiba saja suara lantang menghentikannya.

"Hentikan! Kalian berdua pergilah, biar saya yang mengurusnya," ucap Bos Wanita cantik itu menghampiri Wira. Kini Wira turun dari motor dan berhadapan dengan Bosnya.

"Apa kau ingin melanggar aturan yang telah saya tetapkan?"

"Ma-maaf, Bos. Saya hanya khawatir pada Arum," ucap Wira sedikit menunduk. Ia juga agak takut bila berurusan dengan Wanita itu. Karena, Bosnya bukan sembarangan orang, ia wanita yang memegang kekuasaan beberapa pabrik di Desa.

"Masuk kembali!" titah Wanita itu memerintah.

"Tap-tapi, Bos---"

"Saya katakan sekali lagi, masuk kembali!" perintahnya dengan tegas. Wira makin menguatkan kepalan tangannya dan mendesis tak karuan dibentak.

'Argghh, dasar Bos sialan, apa dia tidak peduli pada karyawannya, Arum?' batin Wira pun terpaksa masuk kembali dan diikuti oleh Bosnya. Lelaki itu pun dengan perasaan kesal kembali bekerja.

Sementara Arum, gadis itu sedang berdiri di tepi jalan sambil menunggu sesuatu dan nampak gelisah, karena dalam sekejap saja ia dicari oleh polisi, seakan-akan juga ikutan jadi buronan. 'Duh, kemana Tuan Ray? Kenapa dia lama sekali? Apa jangan-jangan tertangkap?' pikir Arum tambah khawatir. Gadis itu takut bila nantinya mereka berdua akan diseret oleh hukum.

Beruntung sekali, sebelum orang yang berlalu lalang mengenalinya, sebuah mobil berhenti di depan Arum. Gadis itu sontak perlahan mundur ketika kaca jendela mobil spot merah itu mulai turun dan menampakkan seseorang berkaca mata hitam.

"Come on, Baby!"

"Tu-tuan Ray?" Arum melongo hebat. 'Oh my god! Ternyata dugaan ku benar, Tuan Rayden bukan sembarangan orang!' batin Arum bergegas masuk lalu duduk di sampingnya. Ia pun menunduk memasang sabuk pengaman. Seketika, Rayden memanggil.

"Baby,"

"Ya Tuan Ray---"

Chupp

Rayden mengecup bibir gadisnya, pipi Arum pun merah merona. Tindakan cepat Rayden benar-benar tidak dapat dibaca oleh mata.

"Sorry, kau pasti lama menunggu di sini kan?" tanya Rayden kini melaju pergi. Arum dengan malu-malu hanya menggeleng saja. Ia masih tersipu telah diperlakukan lembut barusan.

'Sebenarnya, siapa kau ini Tuan?' batin Arum curi-curi pandang. Dari samping, Rayden terlihat makin keren. Pria itu bahkan sangat tenang mengendarai mobilnya.

'Oh Tuhan, bisakah kau berikan aku suami seperti dia nanti?' batin Arum jadi kepengen nikah betulan.

[Eaahhh anak ABG dan pengen nikah tuh🤭]

.

.

.

Sekali lagi, Arum melongo di depan sebuah rumah mewah. Ia dan Rayden sudah meninggalkan Desa tempat tinggal Arum. Walau begitu, keduanya masih perlu berhati-hati karena bisa saja Detektif Profesional milik Negara bergerak menemukan mereka. Terutama Rayden telah menarik rasa penasaran para ketua kepolisian.

"Tuan, rumah ini milik anda?" tanya Arum menunjuk.

'Accchhh....'

Arum memekik dirangkul dengan erat.

"Yess Baby, ini tempat istirahat sementara buat kita," jawab Rayden mengecup leher Arum membuat gadis itu menggeliat geli.

"Ja-jadi nanti kita akan pergi dari sini lagi?" tanya Arum sekali lagi.

"Benar, kita akan pergi setelah Dokter datang memeriksa dirimu,"

"Sekarang, kemarilah... kita masuk sayang."

'Accchhh....' Lagi-lagi Arum memekik kaget diangkat dan dibawa masuk ke dalam rumah. Arum semakin deg-degan berada di sisi Rayden.

"Tuan, sebenarnya anda siapa?" tanya Arum akhirnya melontarkan itu. Rayden berhenti dan menatap Arum lalu berbisik.

"Kau akan tahu setelah aku membawamu ke istana, sayang."

Arum mendesis diberi jawaban yang malah bikin tambah penasaran.

'Seberapa hebat sih Tuan Ray sampai punya Istana segala?' pikir Arum cemberut.

.

.

.

Dua jam berlalu, kini Arum sedang diperiksa oleh Dokter pilihan Rayden. Memang barusan ia ingin membawa Arum ke Rumah sakit, tetapi karena gara-gara Bos Rentenir, ia harus jauh-jauh memanggil Dokternya sendiri.

"Bagaimana hasilnya?" tanya Rayden sudah tidak sabar.

Dokter lelaki yang duduk di sebalahnya pun dengan santai menjawab, "Kita tunggu dia keluar dari toilet." Rayden mendesis sudah sangat-sangat ingin tahu.

Tiba-tiba keduanya langsung berdiri ketika Arum keluar dan menghampiri mereka sambil memegang sebuah benda kecil.

"Tu-tuan, ini maksudnya apa?" tanya Arum menunjukkan dua gatis merah. Ia yang masih polos belum mengetahui soal kehamilan.

Mata Dokter melebar, ia segera mengambil benda itu dan menunjukkan ke Rayden.

"Sungguh tidak dapat dipercaya, kau berhasil menghamilinya!"

Senyum Rayden pun melebar, ia samat happy mendengarnya.

"Yess, yeaaahh...akhirnya gue berhasil! Yeaaah!" riang Rayden kegirangan. Arum menggaruk lehernya merasa bingung melihat Rayden yang senang sudah menghamili orang. Padahal di luar sana masih banyak lelaki yang malah marah bila pasangannya hamil.

Namun kebahagiaannya pun seketika hilang ketika ponselnya berdering. Rayden terkejut menerima panggilan dari bawahannya jika lokasinya bocor dan sekarang musuhnya sedang menuju kemari.

Rayden pun sadar jika mereka berhasil melacak jejak Dokternya.

"Ck, sialan! Baru juga happy, saya harus meladeni mereka!"

Rayden pun menarik Arum dan keluar dari belakang rumah, diikuti oleh Dokter itu. Arum hanya menurut saja dituntun ke dalam mobil lalu mereka pun mulai meninggalkan rumah mewah itu. Seketika Arum terlonjat kaget setelah mendengar suara ledakan hebat. Rupa-rupanya Rayden meledakkan rumahnya sendiri menggunakan alat otomatis yang dia pegang. Jantung Arum memompa naik turun melihat api menjulang tinggi menghanguskan rumah itu.

"Oh my god! Apa Tuan Rayden seorang terror*s atau mafia?" Arum hanya bisa bertanya-tanya dalam hatinya. Kelakuan Tuan Rayden sama sekali tidak bisa ditebak.

...........

...MAU SAYA CRAXY UP? YUK LIKE, KOMEN DAN VOTE!!...

...~ TERIMA KASIH ~...

.......

.......

...😘...

Terpopuler

Comments

Jeankoeh Tuuk

Jeankoeh Tuuk

koq asal usulnya tuan rayden ...tidak di bahas

2023-01-01

1

Siti Saadah Khodijah

Siti Saadah Khodijah

seruuuuuuuuuu bingit banget sekali Thor 😎🥰😘😍😍😍😍🤩

2022-12-16

0

adekku

adekku

saya mau dukung klo mau crazy up klo bisa tiap hari xixixi........boleh dunk

2022-12-04

1

lihat semua
Episodes
1 1. Diburu Preman
2 2. Melahirkan Satu Anak
3 3. Kau Ingin Menikah?
4 4. Menggoda
5 5. Digigit Nyamuk
6 6. Berkilah
7 7. Ke Rumah Sakit
8 8. Makin Lengket
9 9. Mual - Mual
10 10. Berdebar - Debar
11 11. Demi Kamelia
12 12. Gelisah
13 13. Hukuman
14 14. Anda Yang Jahat
15 15. Mati Sendiri
16 16. Sebuah Video
17 17. Bikin Susu
18 18. Rayden
19 19. Mancing Berdua
20 20. Menggemaskan
21 21. Mual Kembali
22 22. Pengen Mangga
23 23. Terpesona
24 24. Memeluk Rayden
25 25. My Baby!
26 26. Biarkan Aku Bebas!
27 27. Tidurlah Sayang
28 28. Sangat Mencintainya!
29 29. Saling Cinta
30 30. Surat Cinta Joan
31 31. Pura - pura Polos
32 32. Memikat Rayden
33 33. Dua Wanita
34 34. Ibu Angkat Arum
35 35. Berada Di Hotel
36 36. Istri Tercinta
37 37. Ngidam
38 38. Mau Susumu
39 39. Ayo Dibuka, Mas.
40 40. Aku Lagi Hamil, Mas
41 41. Sudah Meninggal
42 42. Serahkan Istriku!
43 43. Cucu Pertama
44 44. Anak Satu - Satunya
45 45. Gerombolan Preman
46 46. Menangis Terharu
47 47. Jangan Bertengkar
48 48. I'm Sorry Baby
49 49. Sangat Kecewa
50 50. Tertidur Selamanya
51 51. Mamaaaa!
52 52. Ibu Kandungmu
53 53. Maafkan Mama
54 54. Melahirkan (1)
55 55. Melahirkan (2)
56 56. Pengen Kamu
57 57. Namanya Siapa?
58 58. Aku Tidak Mau
59 59. Masa Depan Si Kembar
60 60. Ini Sungguh Kau?
61 61. Maaf Sayang
62 62. Kedinginan
63 63. Tidak Akan Setuju
64 64. Jangan Nakal
65 65. Ke Kamar Sebelah
66 66. Bukan Suamimu
67 67. Anak Laki - Laki
68 68. Menafkahi Wanita Lain
69 69. Tidak Berguna
70 70. Bukan Pelakor
71 71. Kasar Sekali
72 72. Papa Keduamu
73 73. Kamu Siapa?
74 74. Dia Lagi Hamil
75 75. Bumbu-Bumbu Cinta
76 76. Cuma Bercanda
77 77. Mau Susu, Om?
78 78. Kinan Capek!
79 79. Ayo Dobrak!
80 80. Gara - Gara Mas!
81 81. Bawa Selingkuhan
82 82. Jangan Lukai Dia
83 83. Sedang Sekarat
84 84. Melamar Kinan
85 85. Jual Padaku
86 86. Sebuah Harapan
87 87. Kembalilah Pada Suamimu
88 88. Apa Salahku
89 89. Cukup Mempesona
90 90. Stadium Akhir
91 91. Bunglon Tua
92 92. Tergores Sedikit
93 93. Dalam Bahaya!
94 94. Terlanjur Benci
95 95. Mabuk Cinta
96 96. Surat Pernikahan
97 97. Mati Tanpa Pewaris
98 98. Penyakit Paranoid
99 99. Tampak Sombong
100 100. Kamu Anakku
101 101. [Ayah Mertua Rayden] Tamat
Episodes

Updated 101 Episodes

1
1. Diburu Preman
2
2. Melahirkan Satu Anak
3
3. Kau Ingin Menikah?
4
4. Menggoda
5
5. Digigit Nyamuk
6
6. Berkilah
7
7. Ke Rumah Sakit
8
8. Makin Lengket
9
9. Mual - Mual
10
10. Berdebar - Debar
11
11. Demi Kamelia
12
12. Gelisah
13
13. Hukuman
14
14. Anda Yang Jahat
15
15. Mati Sendiri
16
16. Sebuah Video
17
17. Bikin Susu
18
18. Rayden
19
19. Mancing Berdua
20
20. Menggemaskan
21
21. Mual Kembali
22
22. Pengen Mangga
23
23. Terpesona
24
24. Memeluk Rayden
25
25. My Baby!
26
26. Biarkan Aku Bebas!
27
27. Tidurlah Sayang
28
28. Sangat Mencintainya!
29
29. Saling Cinta
30
30. Surat Cinta Joan
31
31. Pura - pura Polos
32
32. Memikat Rayden
33
33. Dua Wanita
34
34. Ibu Angkat Arum
35
35. Berada Di Hotel
36
36. Istri Tercinta
37
37. Ngidam
38
38. Mau Susumu
39
39. Ayo Dibuka, Mas.
40
40. Aku Lagi Hamil, Mas
41
41. Sudah Meninggal
42
42. Serahkan Istriku!
43
43. Cucu Pertama
44
44. Anak Satu - Satunya
45
45. Gerombolan Preman
46
46. Menangis Terharu
47
47. Jangan Bertengkar
48
48. I'm Sorry Baby
49
49. Sangat Kecewa
50
50. Tertidur Selamanya
51
51. Mamaaaa!
52
52. Ibu Kandungmu
53
53. Maafkan Mama
54
54. Melahirkan (1)
55
55. Melahirkan (2)
56
56. Pengen Kamu
57
57. Namanya Siapa?
58
58. Aku Tidak Mau
59
59. Masa Depan Si Kembar
60
60. Ini Sungguh Kau?
61
61. Maaf Sayang
62
62. Kedinginan
63
63. Tidak Akan Setuju
64
64. Jangan Nakal
65
65. Ke Kamar Sebelah
66
66. Bukan Suamimu
67
67. Anak Laki - Laki
68
68. Menafkahi Wanita Lain
69
69. Tidak Berguna
70
70. Bukan Pelakor
71
71. Kasar Sekali
72
72. Papa Keduamu
73
73. Kamu Siapa?
74
74. Dia Lagi Hamil
75
75. Bumbu-Bumbu Cinta
76
76. Cuma Bercanda
77
77. Mau Susu, Om?
78
78. Kinan Capek!
79
79. Ayo Dobrak!
80
80. Gara - Gara Mas!
81
81. Bawa Selingkuhan
82
82. Jangan Lukai Dia
83
83. Sedang Sekarat
84
84. Melamar Kinan
85
85. Jual Padaku
86
86. Sebuah Harapan
87
87. Kembalilah Pada Suamimu
88
88. Apa Salahku
89
89. Cukup Mempesona
90
90. Stadium Akhir
91
91. Bunglon Tua
92
92. Tergores Sedikit
93
93. Dalam Bahaya!
94
94. Terlanjur Benci
95
95. Mabuk Cinta
96
96. Surat Pernikahan
97
97. Mati Tanpa Pewaris
98
98. Penyakit Paranoid
99
99. Tampak Sombong
100
100. Kamu Anakku
101
101. [Ayah Mertua Rayden] Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!