15. Mati Sendiri

Arum membuka pintu, begitu terkejut yang datang bukan cuma Bos Rentenir. Ada lima bawahannya yang ikut. Seperti biasa, tatapan Bos Rentenir selalu memberinya lirikan mesum.

"Maaf, mengapa Om datang kemari? Aku kan tidak punya hutang pada kalian," ucap Arum berdiri di depan mereka, belum memberi izin untuk masuk.

Bos Renter tersenyum dan merayu Arum. "Gadis manis, aku ke sini ingin bicara sesuatu padamu," ucapnya mengedipkan mata ke Arum.

"Maaf, aku sudah pernah menolak usulan bapak, aku tidak minat jadi istri ke empat," tutur Arum terus terang tahu alasan mereka datang.

"Jangan begitulah Arum, aku ini hanya ingin datang mengunjungimu, aku rindu ingin melihatmu," rayunya ingin menarik tubuh Arum, tetapi gadis itu dengan gesit menghindar, membuat Bos Rentenir jengkel.

"Tapi aku tidak merindukan anda maupun mengenal dekat tua bangka seperti kalian semua!" cecar Arum menunjuk mereka. Rayden yang mengintip dari balik pintu tersenyum tipis melihat gadisnya tegas dan mencela mereka.

'Pilihan ku memang tidak salah, tha't good!' batin Rayden lalu melakukan sesuatu entah apa yang dia pegang.

"Arum! Aku ke sini punya niat baik, kau harusnya memikirkan sekali lagi ajakan ku, jika kau menikah dengan ku, hidupmu akan kutanggungkan!" ujar Bos Rentenir kini berhasil mencengkeram lengan Arum. Rayden yang melihatnya berang di dalam kamar, darahnya mendidih tidak rela Arum disentuh.

Plaaak! Arum menggampar tangan itu hingga lepas. Lima Preman yang melihatnya shock dengan keberanian Arum pada Bosnya.

"Gadis sialan! Beraninya kau melukai Bos kami!" kelakar Preman itu.

"Tahan! Jangan kau bentak dia!" balas Bos Rentenir memarahi anak buahnya.

"Sekali lagi aku menolak, anda semua silahkan angkat kaki dari sini!"

Braaak! Arum menutup keras pintu rumahnya. Bos Rentenir geram diabaikan lagi. Padahal ia sudah jauh-jauh hanya ingin melihat Arum.

"Lihat! Ini gara-gara kau, aku jadi diabaikan!" marah Bos Rentenir.

"Ma-maaf, Bos. Dia keterlaluan sekali pada anda, kami jadi tidak bisa diam melihatnya," tunduk Preman itu mengaku salah.

"Bos, masuk saja, mumpung di rumah ini cuma ada gadis itu. Bos bisa melakukan apa saja padanya, biarkan kami yang berjaga-jaga di sini," usul Preman lain. Bos pun menyeringai, ide yang sangat bagus.

Arum dibalik pintu rumah segera berlari ke kamar, ia terkejut setelah masuk, tiba-tiba Rayden menariknya dan menutup pintu kamar.

"Tuan, me-mereka ingin melecehkan ku, lebih baik kita pergi dari sini, mereka ada banyak di luar sana," cemas Arum meminta Rayden pergi.

"Masuklah ke kamar mandi," ucap Rayden menunjuk.

"Tuan, mau ngapain suruh aku masuk ke sana?" tanya Arum menelan ludah.

"Biarkan aku sendiri yang mengurusnya," jawab Rayden memperlihatkan pistolnya. Arum melongo dan membisu. 'Oh my god! Ternyata Tuan Ray punya dua pistol' batin Arum terkejut karena bukan cuma phyton Rayden saja yang ada, tetapi pistol tembakan sungguhan ada juga pada pria itu. 🤣🤣[Otak Arum Dah ngeres Mak]

"Tidak Tuan, jangan menembak mereka, kau jangan membunuh mereka," mohon Arum tidak mau itu terjadi. Tapi karena Bos Rentenir telah mendobrak pintu, Rayden pun memberikan pistol itu ke Arum.

"Kalau begitu, kau yang ambil pistol ini,"

"Tunggu, kenapa kasih ke aku?" Tangan Arum bergetar memegang pistol itu. Baru kali ini dia pegang senjata sungguhan itu, sebelumnya cuma phyton Rayden yang sering dia pegang. 🤭Wkwk

"Bukannya kau yang minta jangan membunuh mereka? Jadi aku berikan itu padamu untuk berjaga-jaga," ucap Rayden tampak siap-siap ingin melawan mereka.

"Kenapa kau memelukku?" tambah Rayden kaget.

"Hikss... Tuan Ray jangan sampai mati," isak Arum ketakutan. Ia tidak mau pria itu mati di rumahnya, apalagi tidak mau nanti anaknya lahir sia-sia.

"Heh, jangan meremehkan ku, mereka secuil debu bagi ku. Sekarang masuklah ke dalam!"

"Ta-tapi---"

"Just take a bath now!"

"Hiks...baik." Arum sebenarnya tidak mau tapi apa boleh buat ia sudah mau pipis di celananya sendiri. Setelah Arum masuk, kini Rayden siap mengeluarkan semua tenaganya untuk berkelahi.

Braaak! Arum! Rentenir itu menendang pintu kamar, seketika itupun seseorang memberinya satu pukul di wajah.

Duaaak!

"Aaachhh..!" Rentenir itu memekik kesakitan dihantam oleh Rayden. Pria tua berumur 40 tahun itu terkejut ada orang lain di kamar Arum.

"Brengseek! Siapa kau, ha! Beraninya kau ada di sini!"

Duaaak! Aaaachh! Arum terguncang mendengar jeritan di kamar itu, apalagi lima Preman di luar rumah langsung melompat kaget melihat Rentenir itu terlempar dari dalam kamar.

"Boosss!" teriak mereka panik melihat pria tua itu babak belur dan tersungkur di lantai. Ia tak sadarkan diri. Sontak, kedua mata mereka melongo setelah Rayden keluar dan tersenyum miris.

"Cih, hanya segitu kehebatan orang yang ditakutkan gadis ku? Hahaha... kalian sangat memalukan," tawa Rayden menghina.

"Kepaaaraat! Kau cari mati ya sama kita!" kelakar mereka menunjuk Rayden.

"Cari mati? Hahaha ... mungkin kalian yang akan mati di sini," tawa Rayden melipat tangannya di dada dan menyombangkan diri. "Kalian tidak ada apa-apanya bagi ku."

"Arggghhh! Ayo kita habisi dia!" Mereka menyerang duluan, dan dengan ancang-ancang mereka membabi buta. Arum kembali terkaget-kaget mendengar banyak pukulan dan jeritan di luar sana. Ia menutup mata dan mulutnya, dan bergetar ketakutan.

Duakkkk! Duaaakk!

Pertarungan di ruang tamu semakin sengit, satu persatu mereka ambruk dengan keahlian Rayden dalam menyerang dan menghindar. Berkali-kali hentakan dan tendangan ia berikan pada mereka, membuat dua di antaranya ambruk menghantam jendela dan meja kaca hingga tak sadarkan diri. Kini tinggal tiga Preman yang masih bertahan.

"Arghhhhh, kau bajingaaan!" pekiknya mengambil kursi dan ingin menghantam ke arah Rayden, dan satu Preman mengeluarkan pisau untuk menikam Rayden dari arah lain.

Rayden pun hampir lengah dan hampir ditusuk. Kini ia sudah cukup bermain-main dengan mereka dan kini dengan amarah, ia melayangankan satu tendengan ke wajah mereka, perut, kaki, tangan, semuanya ia jangkau dengan mudah.

Ketiganya kewalahan, dan akhirnya bersamaan menyerang ke arah yang sama dengan pisau masing-masing di tangan mereka. Berharap Rayden tidak akan berkutik lagi, namun harapan mereka sebaliknya, mereka saling menusuk ketika Rayden menghindar dengan gesit. Gerakannya hampir tidak terbaca sama sekali.

Jleeb! Jleee! Jleeb!

Ketiganya ambruk dengan bersimbah darah. Rayden ngos-ngosan, ini sedikit sulit untuk membereskan tikus-tikus menjengkelkan, tidak seperti ketujuh Preman lalu yang mati bersamaan.

Ruang tamu sangat berantakan, seolah-olah telah dibom nuklir. Membuat Bos Rentenir yang baru sadar langsung melompat terkejut melihat anak buahnya mati mengenaskan.

"Kau! Bedebbah! Beraninya kau membunuh semua anak buah ku!" Murkanya langsung mengeluarkan pistol ingin menembak jantung Rayden, namun lagi-lagi Rayden dengan gerakan tak dapat terbaca oleh mata, ia langsung menyiku perut Bos Rentenir dan kemudian--

Doaaar!!!

Arum memekik ketakutan di dalam kamar mandi mendengar tembakan keras di luar sana, jantungnya memompa tak beraturan sehingga nafas mulai tersengal-sengal. Arum bangkit lalu menerobos keluar, ia tidak mau diam saja dan membiarkan Rayden mati.

Braaak!

"Tuaaan!" Arum terkejut Rayden berdiri di antara banyak mayat.

"Aaaaaaaaaaaccchhhh!" teriak Arum histeris dan bergetar hebat melihat tangan Rayden memegang pistol milik Bos Rentenir.

"Baby, mengapa kau keluar?" tanya Rayden tersenyum manis.

"Aah kenapa-kenapa kau membunuh mereka!" pekik Arum mundur ketakutan.

"Oh, no. Aku tidak membunuh mereka, tapi mereka lah yang mati sendiri."

"Tidak-tidak, ini aku pasti sedang bermimpi." Arum shock di rumahnya banyak mayat. Rayden segera memegang erat tangan Arum, tetapi gadis itu memberontak ketakutan.

"Tenanglah, Baby."

Chupp uhhh....

Arum melongo bibirnya dicium oleh Rayden. 'Apa ini? Apa ini caranya dia menenangkanku? Oh lembut sekali, kenapa dia selalu membuat aku nyaman begini' batin Arum tahu tindakan Rayden agar ia berhenti ketakutan. Arum pun mendorong Rayden ketika sekilas beberapa orang berjalan ke arah rumahnya. Rayden yang melihatnya juga terkejut, ia segera membawa Arum kabur dari rumah itu dari belakang.

Dan benar saja, orang itu adalah Bu RT bersama tetangga ingin mengunjungi Arum untuk melihat Kamelia di rumah sakit. Mereka langsung mematung dan seketika berteriak histeris.

"Ach, mayat!"

Tak lama kemudian, rumah Arum pun didatangkan polisi. Semua orang mencari Arum yang hilang dan sontak saja, polisi menyatakan bahwa seseorang telah menculik Arum. Rayden pun menjadi buronan polisi, meski mereka belum tahu wajah dan identitas Rayden. Bu RT pun mulai ketakutan karena masalah di Desanya akhirnya datang akibat Arum.

"Ya Tuhan, siapa yang telah menculik anak itu?"

.......

.......

.......

.......

Terpopuler

Comments

Rumah Aman

Rumah Aman

aduii ini memang gilak..lanjut thor 🤣

2025-02-19

0

Devi Handayani

Devi Handayani

lanjoott thor😍😍😍

2023-01-23

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sukses

2022-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Diburu Preman
2 2. Melahirkan Satu Anak
3 3. Kau Ingin Menikah?
4 4. Menggoda
5 5. Digigit Nyamuk
6 6. Berkilah
7 7. Ke Rumah Sakit
8 8. Makin Lengket
9 9. Mual - Mual
10 10. Berdebar - Debar
11 11. Demi Kamelia
12 12. Gelisah
13 13. Hukuman
14 14. Anda Yang Jahat
15 15. Mati Sendiri
16 16. Sebuah Video
17 17. Bikin Susu
18 18. Rayden
19 19. Mancing Berdua
20 20. Menggemaskan
21 21. Mual Kembali
22 22. Pengen Mangga
23 23. Terpesona
24 24. Memeluk Rayden
25 25. My Baby!
26 26. Biarkan Aku Bebas!
27 27. Tidurlah Sayang
28 28. Sangat Mencintainya!
29 29. Saling Cinta
30 30. Surat Cinta Joan
31 31. Pura - pura Polos
32 32. Memikat Rayden
33 33. Dua Wanita
34 34. Ibu Angkat Arum
35 35. Berada Di Hotel
36 36. Istri Tercinta
37 37. Ngidam
38 38. Mau Susumu
39 39. Ayo Dibuka, Mas.
40 40. Aku Lagi Hamil, Mas
41 41. Sudah Meninggal
42 42. Serahkan Istriku!
43 43. Cucu Pertama
44 44. Anak Satu - Satunya
45 45. Gerombolan Preman
46 46. Menangis Terharu
47 47. Jangan Bertengkar
48 48. I'm Sorry Baby
49 49. Sangat Kecewa
50 50. Tertidur Selamanya
51 51. Mamaaaa!
52 52. Ibu Kandungmu
53 53. Maafkan Mama
54 54. Melahirkan (1)
55 55. Melahirkan (2)
56 56. Pengen Kamu
57 57. Namanya Siapa?
58 58. Aku Tidak Mau
59 59. Masa Depan Si Kembar
60 60. Ini Sungguh Kau?
61 61. Maaf Sayang
62 62. Kedinginan
63 63. Tidak Akan Setuju
64 64. Jangan Nakal
65 65. Ke Kamar Sebelah
66 66. Bukan Suamimu
67 67. Anak Laki - Laki
68 68. Menafkahi Wanita Lain
69 69. Tidak Berguna
70 70. Bukan Pelakor
71 71. Kasar Sekali
72 72. Papa Keduamu
73 73. Kamu Siapa?
74 74. Dia Lagi Hamil
75 75. Bumbu-Bumbu Cinta
76 76. Cuma Bercanda
77 77. Mau Susu, Om?
78 78. Kinan Capek!
79 79. Ayo Dobrak!
80 80. Gara - Gara Mas!
81 81. Bawa Selingkuhan
82 82. Jangan Lukai Dia
83 83. Sedang Sekarat
84 84. Melamar Kinan
85 85. Jual Padaku
86 86. Sebuah Harapan
87 87. Kembalilah Pada Suamimu
88 88. Apa Salahku
89 89. Cukup Mempesona
90 90. Stadium Akhir
91 91. Bunglon Tua
92 92. Tergores Sedikit
93 93. Dalam Bahaya!
94 94. Terlanjur Benci
95 95. Mabuk Cinta
96 96. Surat Pernikahan
97 97. Mati Tanpa Pewaris
98 98. Penyakit Paranoid
99 99. Tampak Sombong
100 100. Kamu Anakku
101 101. [Ayah Mertua Rayden] Tamat
Episodes

Updated 101 Episodes

1
1. Diburu Preman
2
2. Melahirkan Satu Anak
3
3. Kau Ingin Menikah?
4
4. Menggoda
5
5. Digigit Nyamuk
6
6. Berkilah
7
7. Ke Rumah Sakit
8
8. Makin Lengket
9
9. Mual - Mual
10
10. Berdebar - Debar
11
11. Demi Kamelia
12
12. Gelisah
13
13. Hukuman
14
14. Anda Yang Jahat
15
15. Mati Sendiri
16
16. Sebuah Video
17
17. Bikin Susu
18
18. Rayden
19
19. Mancing Berdua
20
20. Menggemaskan
21
21. Mual Kembali
22
22. Pengen Mangga
23
23. Terpesona
24
24. Memeluk Rayden
25
25. My Baby!
26
26. Biarkan Aku Bebas!
27
27. Tidurlah Sayang
28
28. Sangat Mencintainya!
29
29. Saling Cinta
30
30. Surat Cinta Joan
31
31. Pura - pura Polos
32
32. Memikat Rayden
33
33. Dua Wanita
34
34. Ibu Angkat Arum
35
35. Berada Di Hotel
36
36. Istri Tercinta
37
37. Ngidam
38
38. Mau Susumu
39
39. Ayo Dibuka, Mas.
40
40. Aku Lagi Hamil, Mas
41
41. Sudah Meninggal
42
42. Serahkan Istriku!
43
43. Cucu Pertama
44
44. Anak Satu - Satunya
45
45. Gerombolan Preman
46
46. Menangis Terharu
47
47. Jangan Bertengkar
48
48. I'm Sorry Baby
49
49. Sangat Kecewa
50
50. Tertidur Selamanya
51
51. Mamaaaa!
52
52. Ibu Kandungmu
53
53. Maafkan Mama
54
54. Melahirkan (1)
55
55. Melahirkan (2)
56
56. Pengen Kamu
57
57. Namanya Siapa?
58
58. Aku Tidak Mau
59
59. Masa Depan Si Kembar
60
60. Ini Sungguh Kau?
61
61. Maaf Sayang
62
62. Kedinginan
63
63. Tidak Akan Setuju
64
64. Jangan Nakal
65
65. Ke Kamar Sebelah
66
66. Bukan Suamimu
67
67. Anak Laki - Laki
68
68. Menafkahi Wanita Lain
69
69. Tidak Berguna
70
70. Bukan Pelakor
71
71. Kasar Sekali
72
72. Papa Keduamu
73
73. Kamu Siapa?
74
74. Dia Lagi Hamil
75
75. Bumbu-Bumbu Cinta
76
76. Cuma Bercanda
77
77. Mau Susu, Om?
78
78. Kinan Capek!
79
79. Ayo Dobrak!
80
80. Gara - Gara Mas!
81
81. Bawa Selingkuhan
82
82. Jangan Lukai Dia
83
83. Sedang Sekarat
84
84. Melamar Kinan
85
85. Jual Padaku
86
86. Sebuah Harapan
87
87. Kembalilah Pada Suamimu
88
88. Apa Salahku
89
89. Cukup Mempesona
90
90. Stadium Akhir
91
91. Bunglon Tua
92
92. Tergores Sedikit
93
93. Dalam Bahaya!
94
94. Terlanjur Benci
95
95. Mabuk Cinta
96
96. Surat Pernikahan
97
97. Mati Tanpa Pewaris
98
98. Penyakit Paranoid
99
99. Tampak Sombong
100
100. Kamu Anakku
101
101. [Ayah Mertua Rayden] Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!