5. Digigit Nyamuk

Lima hari berlalu, setelah tubuhnya pulih, Arum bisa kembali masuk bekerja di sebuah pabrik roti. Saat gadis muda itu keluar dari rumah, Bu RT yang sedang jalan pagi-pagi bersama tetangga, ia tidak sengaja melihat Arum yang telah bersiap untuk pergi, ia pun mendatangi gadis itu bersama tetangga.

"Pagi, Arum," sapa Bu RT dengan ramah.

Arum dengan gugup pun balas tersenyum.

"Pagi juga, Bu." Arum menghampiri mereka.

"Ehhh... sudah mau bekerja lagi ya, Rum?" tanya salah satu Ibu-ibu.

Arum pun dengan ramah menjawab, "Ya Bu, aku hari ini sudah bisa masuk kerja."

"Bagaimana kabar pengobatan adikmu?" tanya Bu RT yang dari kemarin penasaran.

"Pengobatan adikku masih berlanjut, Bu." Arum menjawab ragu-ragu.

"Dapat pinjaman dari mana, Rum?" tanya mereka terlihat kaget, maklum mereka tahu Arum seminggu lalu bersusah payah mencari pinjaman dan kini Arum tiba-tiba bicara jika pengobatan adiknya kembali berlanjut.

"Da-dari---" Arum terbata-bata sedang berpikir mencari alasan.

"Dari Rentenir?" sahut Ibu-ibu.

"Bu-bukan, aku dapat pinjaman dari Bank sebelah, Bu." Kebohongan Arum sedikit mengejutkan bagi mereka, tapi tidak untuk Bu RT yang tersenyum mendengarnya.

"Baguslah kau tidak pinjam ke Rentenir," hela Bu RT memang mencemaskan Arum.

"Untung kau pintar bisa pergi ke Desa sebelah minjam uang ke Bank. Kalau tidak, kau pasti akan jadi istri Rentenir tua itu," kata Ibu-Ibu menepuk bahu Arum.

Arum mundur sedikit dan menaikkan syall yang menutup lehernya. Arum was-was, ia takut bekas cu pang Rayden dilihat oleh mereka.

"Terima kasih sudah khawatir pada ku, Bu." Arum tersenyum manis pada mereka. Ibu-Ibu dan Bu RT mengangguk melihat gadis cantik itu kembali bersemangat.

"Sama-sama, kau hati-hati di jalan, nanti kalau ada waktu, kami akan mengunjungi adikmu," kata Bu RT memegang lengan Arum.

"Baik, Bu. Sekali lagi terima kasih, aku pergi dulu, permisi." Arum pun bergegas pergi meninggalkan mereka. Ibu-ibu pun juga kembali berjalan untuk menuju ke tukang sayur yang tak jauh dari mereka.

"Huftt, selamat. Untung saja mereka tidak ada yang curiga padaku." Arum membuang nafas lega, ia pun menaiki angkot menuju ke pabriknya.

Setelah sampai, seperti biasa Arum bekerja sebagai pemanggang roti. Suhu panas yang dikeluarkan dari lima oven besar di dekatnya sedikit terasa membakar kulitnya. Meski begitu, Arum tetap berusaha menyelesaikan tugasnya. Sesekali ia jatuh dan mengusap keringatnya yang bercucuran.

"Kau kenapa, Rum?" tanya teman kerjanya.

Arum berdiri sempoyongan lalu tersenyum. "Tidak apa-apa, aku baik-baik saja kok." Arum berbalik ingin ke oven keempat. Tetapi teman Arum menahan tangannya.

"Kalau kau capek, kau istirahat saja di luar. Biar aku yang lanjutkan tugasmu sebentar di sini,"

Arum menggelengkan kepala, dia tidak terlalu lemah seperti yang dipikirkan temannya. Dia gadis yang kuat demi memenuhi kebutuhannya dan menabung uang demi pengobatan adiknya nanti.

"Aku tidak capek kok, aku cuma sedikit gerah, di sini panas banget," ucap Arum mengibas-ibaskan tangannya.

"Pufftt, ya sudah, kau duduk saja sebentar di sudut sana," kata temannya menunjuk sudut ruangan yang jauh dari kelima oven. Arum pun mengangguk saja. Namun ketika ia mau berjalan ke sana, tiba-tiba temannya kembali menahan.

"Bentar Rum,"

"Hem, ada apa?" Arum cemas ditahan.

Kedua mata milik teman Arum tidak sengaja melihat bekas kecupan di leher gadis itu.

"Lehermu kenapa, Rum?" Tunjuk temannya kebingungan. Arum tersentak kaget lalu memperbaiki syall biru di lehernya.

"Ini-ini digigit nyamuk," jawab Arum deg-degan.

"Ohh..." Teman Arum mangut-mangut mendengarnya. Arum pun bergegas pergi ke sudut ruangan. Ia beristirahat sejenak di sana lalu memandangi temannya yang sibuk mengurus oven.

'Kira-kira, kapan aku hamil ya?' Arum mengelus-elus perutnya yang datar dan seketika memikirkan Tuan Rayden.

"Ngomong-ngomong, apa yang dilakukan Tuan Rayden sekarang?" gumam Arum sambil menggaruk kepalanya yang gatal. Tiba-tiba temannya tadi ikut duduk di sebelah Arum.

"Lagi mikir apa nih, Rum?" tanyanya menatap Arum.

Arum pun sedikit bergeser dari teman lelakinya itu.

"Ini cuma mikir adikku, Mas." Arum menjawab sambil tersenyum. Seketika teman lelakinya memegang tangan Arum dan menatap nakal tubuh Arum.

"Kau cantik banget hari ini, Rum," pujinya menyanjung Arum.

"Ah Mas, bisa saja. Aku tidak ada apa-apanya dibanding sama kecantikan artis di luar sana," kilah Arum menarik tangannya lepas dari temannya. Mendengar suara Arum yang lemah itu, teman lelakinya mendorong Arum jatuh ke lantai. Arum membola kaget ditindih olehnya.

"Apa yang kau lakukan, Mas? Menyikirlah dariku!" ronta Arum mendorong dada temannya.

"Tidak Arum, aku sudah lama menaksir mu," ungkap lelaki itu melirik nakal dua buah dada Arum. "Jangan kurang ajar kau, Mas!" ujar Arum marah.

..........

...Maaf kalau tulisannya masih amburadul🙏...

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

semanggat thor nulisnya ...santai thor aku mah nga masalah yang penting enak du baca dan seru

2022-12-31

0

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

lanjut lagi bacanya

2022-12-29

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus berusaha

2022-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Diburu Preman
2 2. Melahirkan Satu Anak
3 3. Kau Ingin Menikah?
4 4. Menggoda
5 5. Digigit Nyamuk
6 6. Berkilah
7 7. Ke Rumah Sakit
8 8. Makin Lengket
9 9. Mual - Mual
10 10. Berdebar - Debar
11 11. Demi Kamelia
12 12. Gelisah
13 13. Hukuman
14 14. Anda Yang Jahat
15 15. Mati Sendiri
16 16. Sebuah Video
17 17. Bikin Susu
18 18. Rayden
19 19. Mancing Berdua
20 20. Menggemaskan
21 21. Mual Kembali
22 22. Pengen Mangga
23 23. Terpesona
24 24. Memeluk Rayden
25 25. My Baby!
26 26. Biarkan Aku Bebas!
27 27. Tidurlah Sayang
28 28. Sangat Mencintainya!
29 29. Saling Cinta
30 30. Surat Cinta Joan
31 31. Pura - pura Polos
32 32. Memikat Rayden
33 33. Dua Wanita
34 34. Ibu Angkat Arum
35 35. Berada Di Hotel
36 36. Istri Tercinta
37 37. Ngidam
38 38. Mau Susumu
39 39. Ayo Dibuka, Mas.
40 40. Aku Lagi Hamil, Mas
41 41. Sudah Meninggal
42 42. Serahkan Istriku!
43 43. Cucu Pertama
44 44. Anak Satu - Satunya
45 45. Gerombolan Preman
46 46. Menangis Terharu
47 47. Jangan Bertengkar
48 48. I'm Sorry Baby
49 49. Sangat Kecewa
50 50. Tertidur Selamanya
51 51. Mamaaaa!
52 52. Ibu Kandungmu
53 53. Maafkan Mama
54 54. Melahirkan (1)
55 55. Melahirkan (2)
56 56. Pengen Kamu
57 57. Namanya Siapa?
58 58. Aku Tidak Mau
59 59. Masa Depan Si Kembar
60 60. Ini Sungguh Kau?
61 61. Maaf Sayang
62 62. Kedinginan
63 63. Tidak Akan Setuju
64 64. Jangan Nakal
65 65. Ke Kamar Sebelah
66 66. Bukan Suamimu
67 67. Anak Laki - Laki
68 68. Menafkahi Wanita Lain
69 69. Tidak Berguna
70 70. Bukan Pelakor
71 71. Kasar Sekali
72 72. Papa Keduamu
73 73. Kamu Siapa?
74 74. Dia Lagi Hamil
75 75. Bumbu-Bumbu Cinta
76 76. Cuma Bercanda
77 77. Mau Susu, Om?
78 78. Kinan Capek!
79 79. Ayo Dobrak!
80 80. Gara - Gara Mas!
81 81. Bawa Selingkuhan
82 82. Jangan Lukai Dia
83 83. Sedang Sekarat
84 84. Melamar Kinan
85 85. Jual Padaku
86 86. Sebuah Harapan
87 87. Kembalilah Pada Suamimu
88 88. Apa Salahku
89 89. Cukup Mempesona
90 90. Stadium Akhir
91 91. Bunglon Tua
92 92. Tergores Sedikit
93 93. Dalam Bahaya!
94 94. Terlanjur Benci
95 95. Mabuk Cinta
96 96. Surat Pernikahan
97 97. Mati Tanpa Pewaris
98 98. Penyakit Paranoid
99 99. Tampak Sombong
100 100. Kamu Anakku
101 101. [Ayah Mertua Rayden] Tamat
Episodes

Updated 101 Episodes

1
1. Diburu Preman
2
2. Melahirkan Satu Anak
3
3. Kau Ingin Menikah?
4
4. Menggoda
5
5. Digigit Nyamuk
6
6. Berkilah
7
7. Ke Rumah Sakit
8
8. Makin Lengket
9
9. Mual - Mual
10
10. Berdebar - Debar
11
11. Demi Kamelia
12
12. Gelisah
13
13. Hukuman
14
14. Anda Yang Jahat
15
15. Mati Sendiri
16
16. Sebuah Video
17
17. Bikin Susu
18
18. Rayden
19
19. Mancing Berdua
20
20. Menggemaskan
21
21. Mual Kembali
22
22. Pengen Mangga
23
23. Terpesona
24
24. Memeluk Rayden
25
25. My Baby!
26
26. Biarkan Aku Bebas!
27
27. Tidurlah Sayang
28
28. Sangat Mencintainya!
29
29. Saling Cinta
30
30. Surat Cinta Joan
31
31. Pura - pura Polos
32
32. Memikat Rayden
33
33. Dua Wanita
34
34. Ibu Angkat Arum
35
35. Berada Di Hotel
36
36. Istri Tercinta
37
37. Ngidam
38
38. Mau Susumu
39
39. Ayo Dibuka, Mas.
40
40. Aku Lagi Hamil, Mas
41
41. Sudah Meninggal
42
42. Serahkan Istriku!
43
43. Cucu Pertama
44
44. Anak Satu - Satunya
45
45. Gerombolan Preman
46
46. Menangis Terharu
47
47. Jangan Bertengkar
48
48. I'm Sorry Baby
49
49. Sangat Kecewa
50
50. Tertidur Selamanya
51
51. Mamaaaa!
52
52. Ibu Kandungmu
53
53. Maafkan Mama
54
54. Melahirkan (1)
55
55. Melahirkan (2)
56
56. Pengen Kamu
57
57. Namanya Siapa?
58
58. Aku Tidak Mau
59
59. Masa Depan Si Kembar
60
60. Ini Sungguh Kau?
61
61. Maaf Sayang
62
62. Kedinginan
63
63. Tidak Akan Setuju
64
64. Jangan Nakal
65
65. Ke Kamar Sebelah
66
66. Bukan Suamimu
67
67. Anak Laki - Laki
68
68. Menafkahi Wanita Lain
69
69. Tidak Berguna
70
70. Bukan Pelakor
71
71. Kasar Sekali
72
72. Papa Keduamu
73
73. Kamu Siapa?
74
74. Dia Lagi Hamil
75
75. Bumbu-Bumbu Cinta
76
76. Cuma Bercanda
77
77. Mau Susu, Om?
78
78. Kinan Capek!
79
79. Ayo Dobrak!
80
80. Gara - Gara Mas!
81
81. Bawa Selingkuhan
82
82. Jangan Lukai Dia
83
83. Sedang Sekarat
84
84. Melamar Kinan
85
85. Jual Padaku
86
86. Sebuah Harapan
87
87. Kembalilah Pada Suamimu
88
88. Apa Salahku
89
89. Cukup Mempesona
90
90. Stadium Akhir
91
91. Bunglon Tua
92
92. Tergores Sedikit
93
93. Dalam Bahaya!
94
94. Terlanjur Benci
95
95. Mabuk Cinta
96
96. Surat Pernikahan
97
97. Mati Tanpa Pewaris
98
98. Penyakit Paranoid
99
99. Tampak Sombong
100
100. Kamu Anakku
101
101. [Ayah Mertua Rayden] Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!